• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Nyamplung Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman Tahun Pelajaran 2010/2011. Tempat penelitian ini berlokasi di pemukiman penduduk. Staf yang ada di SD ini terdiri dari: 6 guru kelas, 1 guru agama islam, 1 guru agama katholik, 1 guru bahasa inggris,1 guru SBK, 1 kepala sekolah, dan 1 penjaga sekolah.

Siswa-siswa yang bersekolah di SDN Nyamplung sebagian besar dari keluarga yang mempunyai latar belakang ekonomi menengah ke bawah. Orang tua siswa sebagian besar bekerja sebagai petani dan bekerja di luar kota sehingga mereka kurang perhatian terhadap perkembangan belajar anaknya, akibatnya masih banyak anak yang mengalami kesulitan belajar. Pada kelas IV yang jumlah siswanya 12, masih banyak siswa yang kurang memahami konsep dari materi-materi yang dipelajari khususnya dalam pelajaran matematika. Peneliti mencoba memberikan tes awal dalam materi pengukuran sudut untuk mengetahui keadaan awal siswa terhadap materi pengukuran sudut. Ternyata hasilnya menunjukkan bahwa hanya 3 orang siswa yang mencapai KKM (70). Hal ini yang menjadikan alasan peneliti untuk mengadakan penelitian pada siswa kelas IV tentang pemahaman konsep pengukuran sudut pada pelajaran Matematika.

Dalam hal ini peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas yaitu dengan siklus berulang. Masing-masing siklus terdiri dari empat kali pertemuan. Pada siklus I, pertemuan pertama membahas tentang pengenalan sudut, membandingkan besar dua sudut yang berbeda. Guru mengarahkan siswa untuk menemukan unsur-unsur sudut yaitu titik sudut, kaki sudut dan sudut. Kemudian guru menggambar sebuah sudut dan mencontohkan memberi nama sudut. Setelah itu guru memerintahkan siswa untuk menemukan macam- macam sudut yang ada di kelas dan menggambarnya di buku. Kemudian siswa di arahkan untuk

commit to user

ϰϬ

membandingkan besar dua sudut dengan cara membuat dua buah sudut yang kemudian dipotong dan sudut yang satu direkatkan dengan sudut yang lain. Pada pertemuan kedua, materi yang dibahas adalah mengenai pengukuran sudut dengan satuan tidak baku dan mengukur sudut dengan satuan yang baku. Siswa diperintahkan untuk menggambar lingkaran pada kertas kemudian dibagi menjadi delapan bagian yang sama besar dan memotong masing- masing bagian dan guru menjelaskan bahwa tiap 1 potong bagian adalah 1 sudut satuan. Kemudian guru mendemonstrasikan cara mengukur sudut dengan satuan yang tidak baku. Setelah dirasa cukup kemudian guru mengajak siswa untuk menggunakan satuan baku dalam mengukur sudut yaitu dengan menggunakan busur. Pada pertemuan ke tiga siswa diajak untuk mempelajari sudut siku- siku. Siswa diajak untuk membuat sudut siku- siku kemudian menemukan sudut siku- siku yang ada di dalam kelas. Setelah itu guru menjelaskan sudut siku- siku yang ada pada arah mata angin. Pada pertemuan ke empat, materi yang di pelajari adalah tentang besar sudut satu putaran, setengah putaran dan seperempat putaran. Untuk menjelaskan sudut satu putaran guru menggunakan kursi guru di depan kelas dan menyuruh salah satu siswa untuk berjalan mengitari kursi dari satu titik dan kembali ke titik tersebut kemudian guru menjelaskan tentang sudut satu putaran. Kemudian guru mengajak siswa ke lapangan dan menyuruh salah satu siswa mengitari tiang bendera setengah putaran dan seper empat putaran. Pada akhir pertemuan ke empat, diadakan evaluasi.

Hasil yang dicapai siswa pada siklus I, meskipun telah mengalami peningkatan namun hasilnya masih kurang memuaskan dan belum memenuhi target yang telah ditetapkan oleh peneliti. Jumlah siswa yang tuntas atau nilai mencapai KKM kurang dari 90%, yaitu hanya 66,67%,maka dilanjutkan dengan siklus II.

Pada siklus II juga terdiri dari 4 kali pertemuan. Pada pertemuan pertama guru menambahkan motode kerja kelompok untuk mengidentifikasikan titik sudut. Pada pertemuan kedua guru menyuruh siswa berpasangan kemudian melakukan sebuah permainan yaitu membuat beberapa sudut yang berbeda secara bersembunyi atau tidak boleh diketahui oleh pasangannya, kemudian masing-

ϰϭ

masing siswa saling membandingkan besar sudut yang di buat. Pada pertemuan ketiga guru membagi siswa dalam 3 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa kemudian menyuruh siswa untuk berdiskusi dalam mengukur sudut menggunakan busur. Pada pertemuan ke empat guru menambahkan metode kerja kelompok.

1. Deskripsi Kondisi Awal

Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu melakukan kegiatan survey awal dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Proses ini dilakukan melalui observasi dan tes awal pelajaran Matematika pokok bahasan pengukuran sudut di kelas IV SD Negeri NyamplungKecamatan Gamping Kabupaten Sleman, dengan hasil awal antara lain: guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan materi pelajaran, kegiatan pembelajaran kurang hidup, guru tidak menyiapkan media yang bervariasi dalam menjelaskan materi pelajaran, guru kurang sigap dalam merespon jawaban siswa, guru kurang banyak memberikan contoh soal, guru kurang aktif dalam mengelola kelas.

Sedangkan permasalahan yang ditemui pada diri siswa yaitu: siswa kurang termotivasi untuk mengikuti pelajaran, siswa kurang memperhatikan penjelasan dan tugas dari guru, siswa masih banyak yang takut untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Dari hasil evaluasi awal sebelum diterapkan model pembelajaran kontekstual pada pelajaran Matematika materi pengukuran sudut menunjukan pemahaman konsep siswa masih rendah yaitu dari 12 siswa hanya 25% atau 3 siswa yang mendapatkan nilai diatas batas KKM ( nilai 70 ), sedangkan ada 9 anak yang nilainya di bawah KKM.

Fakta hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar siswa mendapatkan nilai rendah. Dengan demikian dapat dikatakan pemahaman konsep siswa tentang pengukuran sudut masih kurang, maka perlu ditingkatkan. Berdasarkan data nilai yang diperoleh pada tes awal dapat dibuat tabel frekuensi, pada table 3 di bawah ini:

commit to user

ϰϮ

Tabel 3 Data Frekuensi Nilai Tes Awal Sebelum Tindakan

No Nilai Frekuensi Prosentase

1 0-20 1 8,3% 2 21-40 4 33,3% 3 41-60 4 33,3% 4 61-80 2 16,7% 5 81-100 1 8,3% JUMLAH 12 100%

Berdasarkan tabel 3 tentang frekuensi nilai awal siswa tentang pemahaman konsep awal siswa tentang pengukuran sudut dapat digambarkan:

Gambar 3. Grafik Nilai Awal Siswa Sebelum Tindakan Tabel 4. Hasil Tes Awal

Keterangan Ujian Awal

Nilai terendah 10

Nilai tertinggi 80

Rata-rata nilai 55

ϰϯ

Analisis hasil evaluasi dari tes awal siswa diperoleh nilai rata-rata kemampuan awal siswa kelas IV tentang pengukuran sudut yaitu 55. Dari hasil rata-rata nilai siswa tersebut masih dibawah nilai rata-rata yang diinginkan dari pihak guru, peneliti dan sekolah adalah 70. Sedangkan besarnya prosentase siswa tuntas belajar yaitu 25%, dari pihak sekolah ketuntasan siswa diharapkan mencapai lebih dari 90%. Dari hasil analisis tes awal tersebut, maka dilakukan tindak lanjut untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa, proses kegiatan belajar mengajar khususnya pada materi pengukuran sudut.

Dokumen terkait