• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V DESKRIPSI DAN ANALISIS SIKAP BAHASA

5.3 Deskripsi Frekuensi Angket Sikap Bahasa

Setelah disebarkan angket sikap bahasa diperoleh hasil frekuensi jawaban angket sebagai berikut.

1. Setujukah Anda bahasa asing lebih praktis dibandingkan bahasa Indonesia khususnya pada nama badan usaha?

Frekuensi Persen

Valid Persen

Kumulatif Persen

Valid sangat setuju 8 8 8 8

Setuju 35 35 35 43

kurang setuju 41 41 41 84

tidak setuju 16 16 16 100

Total 100 100 100

Berdasarkan hasil analisis frekuensi data tanggapan responden tentang bahasa asing lebih praktis dibandingkan bahasa Indonesia, yang memilih sangat setuju 8%, setuju 35 %, kurang setuju 41%, dan tidak setuju 16%. Dari analisis menunjukkan kurang setuju dan tidak setuju berjumlah 57 %. Hal ini membuktikan bahwa pemilihan bahasa asing bukan disebabkan oleh bahasa asing lebih praktis daripada bahasa Indonesia.

2. Menurut Anda bahasa asing yang digunakan pada nama badan usaha akan mempengaruhi nilai jual dibandingkan dengan bahasa Indonesia?

Tabel 5.3b: Frekuensi Jawaban Pertanyaan 2

Frekuensi Persen

Valid Persen

Kumulatif Persen

Valid tidak mempengaruhi 11 11 11 11

sedikit mempengaruhi 41 41 41 52

Mempengaruhi 39 39 39 91

sangat mempengaruhi 9 9 9 100

Total 100 100 100

Dari analisis tanggapan responden tentang penggunaan bahasa asing mempengaruhi nilai jual, yang memilih tidak mempengaruhi 11%, sedikit mempengaruhi 41 %, mempengaruhi 39 %, dan sangat mempengaruhi 9%. Hasil anaisis itu menunjukkan bahwa 52% pada posisi tidak mempengaruhi dan sedikit

mempengaruhi. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan bahasa asing lebih cenderung tidak mempengaruhi nilai jual walaupun perbedaannya sangat tipis.

3. Apakah Anda senang menggunakan bahasa asing daripada bahasa Indonesia dalam penulisan jenis nama usaha?

Tabel 5.3c: Frekuensi Jawaban Pertanyaan 3

Frekuensi Persen Valid Persen

Kumulatif Persen

Valid tidak senang 12 12 12 12

kurang senang 34 34 34 46

Senang 29 29 29 75

sangat senang 25 25 25 100

Total 100 100 100

Hasil analisis dari pertanyaaan responden senang menggunakan bahasa asing daripada bahasa Indonesia menunjukkan tidak senang 12%, kurang senang 34%, senang 29 %, dan sangat senang 25 %. Dari analisis ini menunjukkan responden yang senang dan sangat senang menggunakan bahasa asing berjumlah 54%. Dari jumlah tersebut dapat dikatakan bahwa ada kecenderungan masyarakat Kota Medan senang menggunakan bahasa asing daripada bahasa Indonesia dalam penulisan nama badan usaha swasta. Senangnya responden menggunakan bahasa asing daripada bahasa Indonesia dapat dilihat dari nama-nama jenis usaha swasta yang ada di plaza-plaza, misalnya di Carefour. Di sini, hanya ada beberapa badan usaha yang menggunakan bahasa Indonesia, misalnya Bakso Lapangan Tembak atau Es Teler 77.

Tabel 5.3d: Frekuensi Jawaban Pertanyaan 4

Frekuensi Persen Valid Persen

Kumulatif Persen

Valid tidak setuju 11 11 11 11

kurang setuju 34 34 34 45

Setuju 37 37 37 82

sangat setuju 18 18 18 100

Total 100 100 100

Hasil jawaban responden tentang bahasa asing yang digunakan pada jenis usaha disebabkan meniru bahasa jenis usaha orang lain adalah tidak setuju 11%, kurang setuju 34%, setuju 37 %, dan sangat setuju 18 %. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa yang menjawab setuju dan sangat setuju berjumlah 55% responden. Hal tesebut menunjukkan bahwa sebagian responden yang menggunakan kata untuk jenis usaha disebabkan meniru orang lain. Adapun kata-kata yang ditiru responden dalam penulisan jenis nama badan usaha, misalnya, computer dan brosing. 5. Setujukah Anda bahwa menggunakan bahasa asing pada nama badan usaha

karena mengikuti tren masa kini?

Tabel 5.3e: Frekuensi Jawaban Pertanyaan 5

Frekuensi Persen Valid Persen

Kumulatif Persen

Valid tidak setuju 12 12 12 12

kurang setuju 36 36 36 48

Setuju 38 38 38 86

sangat setuju 14 14 14 100

Total 100 100 100

Hasil jawaban responden tentang penggunaan bahasa asing pada nama badan usaha karena mengikuti tren masa kini yaitu tidak setuju 12 %, kurang setuju 36%, setuju 38%, dan sangat setuju 14%. Dari analisis tersebut yang menjawab sangat setuju dan setuju berjumlah 52%. Hal tersebut menujukkan bahwa banyaknya

penggunaan bahasa asing dalam penulisan nama badan usaha disebabkan mengikuti tren masa kini.

6. Setujukah Anda bahwa bahasa asing yang Anda gunakan untuk jenis usaha Anda disebabkan tidak mengetahui padanannya dalam bahasa Indonesia?

Tabel 5.3f: Frekuensi Jawaban Pertanyaan 6

Frekuensi Persen Valid Persen

Kumulatif Persen Valid tidak setuju

4 4 4 4 kurang setuju 37 37 37 41 Setuju 43 43 43 84 sangat setuju 16 16 16 100 Total 100 100 100

Hasil jawaban responden tentang bahasa asing yang digunakan pada jenis usaha disebabkan belum ada padanannya dalam bahasa Indonesia, yaitu tidak setuju 4%, kurang setuju 37%, setuju 43 %, dan sangat setuju 16 %. Dari hasil analisis menunjukkan yang menjawab setuju dan sangat setuju berjumlah 59% responden. Hal tesebut menunjukkan bahwa sebagian responden yang menggunakan kata untuk jenis usaha disebabkan belum ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Contohnya Laundry, spa, make up, dan rebonding.

7. Setujukah Anda penggunaan bahasa asing pada nama badan usaha agar masyarakat mudah mengingat nama usaha Anda?

Tabel 5.3g: Frekuensi Jawaban Pertanyaan 7

Frekuensi Persen Valid Persen

Kumulatif Persen

Valid kurang setuju 37 37 37 37

Setuju 42 42 42 79

sangat setuju 21 21 21 100

Hasil jawaban responden tentang bahasa asing yang digunakan pada nama usaha disebabkan agar masyarakat mudah mengingat nama usaha yaitu kurang setuju 37%, setuju 42 %, dan sangat setuju 21%. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa yang menjawab setuju dan sangat setuju berjumlah 63% responden. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang menggunakan bahasa asing karena alasan agar masyarakat mudah mengingat nama usaha.

8. Setujukah Anda bahwa pengunaan bahasa asing pada nama badan usaha dapat memperkaya bahasa Indonesia?

Tabel 5.3h: Frekuensi Jawaban Pertanyaan 8

Frekuensi Persen Valid Persen

Kumulatif Persen

Valid tidak setuju 6 6 6 6

kurang setuju 29 29 29 35

Setuju 43 43 43 78

sangat setuju 22 22 22 100

Total 100 100 100

Hasil jawaban responden tentang pengunaan bahasa asing pada nama badan usaha dapat memperkaya bahasa Indonesia, yaitu tidak setuju 6%, kurang setuju 29%, setuju 43 %, dan sangat setuju 22 %. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa yang menjawab setuju dan sangat setuju berjumlah 65% responden. Hal tesebut menunjukkan bahwa pengunaan bahasa asing pada nama badan usaha dapat memperkaya bahasa Indonesia. Banyak kosa kata asing yang digunakan dalam penulisan nama badan usaha yang sudah diindonesiakan walaupun masih banyak yang menggunakan ejaan dan struktur bahasa asing. Misalnya, kata Internet, Komputer, Plaza Hotel, Kafe, dan salon.

9. Setujukan Anda jika penggunakan bahasa asing pada nama badan usaha karena tuntutan zaman?

Tabel 5.3i: Frekuensi Jawaban Pertanyaan 9

Frekuensi Persen Valid Persen

Kumulatif Persen

Valid tidak setuju 7 7 7 7

kurang setuju 37 37 37 44

Setuju 31 31 31 75

sangat setuju 25 25 25 100

Total 100 100 100

Hasil jawaban responden tentang penggunakan bahasa asing pada nama badan usaha karena tuntutan zaman yaitu tidak setuju 7%, kurang setuju 37%, setuju 31 %, dan sangat setuju 25 %. Dari hasil analisis menunjukkan yang menjawab setuju dan sangat setuju berjumlah 56% responden. Hal tesebut menunjukkan bahwa sebagian responden setuju penggunakan bahasa asing pada nama badan usaha karena tuntutan zaman. Pendapat responden tersebut ditandai dengan perkembangan zaman dalam bidang bahasa. Contohnya, penggunaan kata internet yang baru dibakukan sebagai bahasa Indonesia. Dengan kata lain, masyarakat lebih senang menggunakan bahasa asing yang pertama kali muncul dibandingkan bahasa yang sudah ada padannnya dalam bahasa Indonesia.

Contohnya: laundry padanannya penatu website padanannya laman

e-mail padanannya pos-el mous padanannya tetikus

10. Setujukah Anda penggunaan bahasa asing pada nama badan usaha memiliki nilai prestise yang tinggi dalam masyarakat?

Frekuensi Persen Valid Persen

Kumulatif Persen

Valid tidak setuju 4 4 4 4

kurang setuju 34 34 34 38

Setuju 44 44 44 82

sangat setuju 18 18 18 100

Total 100 100 100

Hasil jawaban responden tentang penggunaan bahasa asing pada nama badan usaha memiliki nilai prestise yang tinggi dalam masyarakat, yaitu tidak setuju 4%, kurang setuju 34%, setuju 44 %, dan sangat setuju 18 %. Dari hasil analisis menunjukkan yang menjawab setuju dan sangat setuju berjumlah 63% responden. Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan bahasa asing pada nama badan usaha memiliki nilai prestise yang tinggi dalam masyarakat. Merebaknya kecenderungan masyarakat menggunakan bahasa asing dalam penggunaan nama usaha karena faktor memiliki nilai prestise.

11.Setujukah Anda menggunakan bahasa asing pada nama badan usaha dengan tujuan ketertarikan terhadap usaha Anda?

Tabel 5.3k: Frekuensi Jawaban Pertanyaan 11

Frekuensi Persen Valid Persen

Kumulatif Persen

Valid tidak setuju 5 5 5 5

kurang setuju 37 37 37 42

Setuju 38 38 38 80

sangat setuju 20 20 20 100

Total 100 100 100

Hasil jawaban responden tentang menggunakan bahasa asing pada nama badan usaha dengan tujuan ketertarikan terhadap usaha yang dipromosikan, yaitu tidak setuju 5%, kurang setuju 37%, setuju 38 %, dan sangat setuju 20 %. Dari hasil analisis menunjukkan yang menjawab setuju dan sangat setuju berjumlah 58%

responden. Hal tesebut menunjukkan bahwa responden yang menggunakan bahasa asing pada nama badan usaha bertujuan agar pelanggan tertarik terhadap usaha yang dipromosikan.

12.Setujukah Anda penggunaan bahasa asing pada nama badan usaha menunjukkan bangsa Indonesia makin maju?

Tabel 5.3l: Frekuensi Jawaban Pertanyaan 12

Frekuensi Persen Valid Persen

Kumulatif Persen Valid tidak setuju

12 12 12 12 kurang setuju 32 32 32 44 Setuju 28 28 28 72 sangat setuju 28 28 28 100 Total 100 100 100

Hasil jawaban responden tentang penggunaan bahasa asing pada nama badan usaha menunjukkan bangsa Indonesia makin maju, yaitu tidak setuju 12%, kurang setuju 32%, setuju 28 %, dan sangat setuju 28 %. Dari hasil analisis menunjukkan yang menjawab setuju dan sangat setuju berjumlah 56% responden. Dengan demikian, penggunaan bahasa asing pada nama badan usaha menunjukkan bangsa Indonesia makin maju. Responden beranggapan bahwa penggunaan bahasa asing pada nama badan usaha menunjukkan bangsa Indonesia memahami bahasa asing. Secara lebih lanjut, keterpahaman bangsa Indonesia pada identitas kebahasaan bangsa Indonesia membuktikan kemajuan bangsa Indonesia.

13.Sebagian besar masyarakat tidak memahami bahasa asing, apakah Anda tidak khawatir sebagian kecil masyarakat yang memahami jenis usaha Anda?

Tabel 5.3m: Frekuensi Jawaban Pertanyaan 13

Khawatir 32 32 32 40 sedikit khawatir 41 41 41 81 tidak khawatir 19 19 19 100 Total 100 100 100

Dari analisis tanggapan responden tentang kekhawatiran pengusaha dalam menggunaan bahasa asing untuk jenis usaha membuat masyarakat tidak memahami jenis usaha yang ditawarkan, yang memilih sangat khawatir 8%, khawatir 32 %, sedikit khawatir 41 %, dan tidak khawatir 19%. Hasil analisis menunjukkan bahwa 60% pada posisi sedikit khawatir dan tidak khawatir. Ketidakkhatiran pengusaha dalam menggunakan bahasa asing untuk jenis usaha karena setiap barang dipajang di depan toko. Untuk usaha bidang jasa sedikit mengalami kekhawatiran karena untuk produk bidang jasa hanya sebagian masyarakat yang memahaminya, contohnya, car windows, windous film, dan lether.

14.Apakah Anda kecewa jika mendapat peringatan dari pemerintah agar mengganti nama badan usaha yang menggunakan bahasa asing menjadi bahasa Indonesia?

Tabel 5.3n: Frekuensi Jawaban Pertanyaan 14

Frekuensi Persen Valid Persen

Kumulatif Persen Valid sangat kecewa

7 7 7 7 Kecewa 22 22 22 29 sedikit kecewa 45 45 45 74 tidak kecewa 26 26 26 100 Total 100 100 100

Dari analisis tanggapan responden tentang kekecewaan pengusahan jika mendapat peringatan dari pemerintah agar mengganti nama badan usaha yang menggunakan bahasa asing menjadi bahasa Indonesia memilih sangat kecewa 7%, kecewa 22 %, sedikit kecewa 45 %, dan tidak kecewa 26%. Hasil analisis menunjukkan bahwa jawaban pada posisi tidak kecewa berjumlah 26%. Tidak

kecewanya pengusaha mengganti nama usaha dengan alasan agar memudahkan pemerintah dalam pembuatan Surat Ijin Usaha dan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak). Tingginya rasa kecewa pengusaha dalam mengganti nama usaha disebabkan sulitnya mengurus Surat Izin Usaha dan NPWP serta khawatir pelanggan menganggap usahanya telah berpindah tangan sehingga berpindah ke usaha lainnya.

15.Setujukah Anda penggunaan bahasa asing pada nama badan usaha dapat menghilangnya ciri khas bahasa Indonesia?

Tabel 5.3o: Frekuensi Jawaban Pertanyaan 15

Frekuensi Persen Valid Persen

Kumulatif Persen

Valid sangat setuju 11 11 11 11

Setuju 27 27 27 38

kurang setuju 42 42 42 80

tidak setuju 20 20 20 100

Total 100 100 100

Hasil jawaban responden penggunaan bahasa asing pada nama badan usaha dapat menghilangnya ciri khas bahasa Indonesia, yaitu sangat setuju 11%, setuju 27%, kurang setuju 42 %, dan tidak setuju 20 %. Dari hasil analisis menunjukkan yang menjawab kurang setuju dan tidak setuju berjumlah 62% responden. Alasannya, penggunaan bahasa asing pada nama badan usaha tidak menghilangkan ciri khas bahasa Indonesia karena bahasa Indonesia memiliki ciri khas, yaitu ejaan sesuai dengan ucapan. Sebaliknya, jawaban sangat setuju 11 % responden dengan alasan menggunakan bahasa asing dapat membuat perubahan pada bahasa Indonesia.

Kebiasaan masyarakat menggunakan kosa kata bahasa asing dapat mengakibatkan seakan-akan kosa kata tersebut telah baku padahal belum baku.

16.Setujukah Anda penggunan bahasa asing pada nama badan usaha dapat menambah pengetahuan masyarakat pada bahasa asing?

Tabel 5.3p: Frekuensi Jawaban Pertanyaan 16

Frekuensi Persen Valid Persen

Kumulatif Persen

Valid tidak setuju 18 18 18 18

kurang setuju 35 35 35 53

Setuju 30 30 30 83

sangat setuju 17 17 17 100

Total 100 100 100

Hasil jawaban responden tentang penggunaan bahasa asing pada nama badan usaha menambah pengetahuan masyarakat tentang bahasa asing, yaitu tidak setuju 18%, kurang setuju 35%, setuju 30 %, dan sangat setuju 17%. Dari hasil analisis menunjukkan yang menjawab setuju dan sangat setuju berjumlah 47% responden. Hal tersebut membuktikan bahwa penggunaan bahasa asing pada nama usaha dapat menambah pengetahuan dan perbendaharaan bahasa asing masyarakat. Sebaliknya, persentase tidak setuju dan setuju berjumlah 53% beranggapan bahwa pengetahuan bahasa asing masyarakat diperoleh melalui belajar dan latihan.

17.Seringkah Anda menerapkan kosa kata asing dalam berkomunikasi?

Tabel 5.3q: Frekuensi Jawaban Pertanyaan 17

Frekuensi Persen Valid Persen Kumulatif Persen

Valid Tidak pernah 11 11 11 11

sekali-sekali 29 29 29 40

Sering 36 36 36 76

sangat sering 24 24 24 100

Hasil jawaban responden tentang penerapan bahasa asing dalam berkomunikasi, yaitu tidak pernah 11%, sekali-sekali 29%, sering 36 %, dan sangat sering 24%. Dari hasil analisis menunjukkan yang menjawab sering dan sangat sering berjumlah 60% responden. Hal tersebut membuktikan bahwa penggunaan kosa kata bahasa asing dalam berkomunikasi berpengaruh terhadap penggunaan bahasa asing dalam penulisan nama badan usaha. Bercampurnya bahasa asing dalam berkomunikasi dapat memungkinkan terjadinya interferensi bahasa, khususnya dalam penulisan nama badan usaha swasta. Contohnya, penggunaan kata oke, so, yes, dan thanks.

18.Senangkah Anda mengikuti pelajaran bahasa asing sehingga Anda menggunakan bahasa asing pada nama badan usaha?

Tabel 5.3r: Frekuensi Jawaban Pertanyaan 18

Frekuensi Persen Valid Persen

Kumulatif Persen Valid tidak senang

2 2 2 2 Kurang senang 30 30 30 32 Senang 40 40 40 72 sangat senang 28 28 28 100 Total 100 100 100

Hasil analisis tanggapan responden tentang sering mengikuti pelajaran bahasa asing yaitu tidak senang 2%, kurang senang 30%, senang 40%, dan sangat senang 28%. Dari hasil analisis tersebut tanggapan tidak senang responden melihat dalam mengikuti pelajaran bahasa asing 2% dan sangat senang 28 %. Hal ini menunjukkan bahwa minat responden cenderung sangat senang terhadap pelajaran bahasa asing

mendukung seseorang dalam menggunakan bahasa asing, khususnya pada nama usaha.

19.Jika Anda mendapat penyuluhan bahasa Indonesia tentang penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam penulisan nama badan usaha apakah Anda tertarik untuk mengikutinya?

Tabel 5.3s: Frekuensi Jawaban Pertanyaan 19

Frekuensi Persen Valid Persen

Kumulatif Persen

Valid sangat tertarik 14 14 14 14

Tertarik 39 39 39 53

kurang tertarik 32 32 32 85

tidak tertarik 15 15 15 100

Total 100 100 100

Hasil jawaban responden tentang ketertarikan dalam mengikuti penyuluhan bahasa Indonesia yang baik dan benar, yaitu sangat tertarik 14%, tertarik 39%, kurang tertarik 32%, dan tidak tertarik 15%. Dari hasil analisis menunjukkan yang menjawab sangat tertarik dan tertarik berjumlah 53 % responden. Perbedaan antara tertarik dengan tidak tertarik sangat tipis, yaitu 3%. Hal tersebut membuktikan bahwa untuk mengikuti penyuluhan bahasa Indonesia, hanya sebagian pengusaha yang berminat. Adapun alasan pengusaha yang tidak berminat mengikuti penyuluhan bahasa Indonesia adalah tidak ada waktu.

20.Jika usaha Anda menggunakan nama bahasa asing sudah menjadi sukses, apakah Anda bersedia membayar pajak dua kali lipat dibandingkan dengan Anda menggunakan bahasa Indonesia yang hanya satu kali lipat?

Tabel 5.3t: Frekuensi Jawaban Pertanyaan 20

Frekuensi Persen Valid Persen

Kumulatif Persen

kurang bersedia 30 30 30 39

Bersedia 38 38 38 77

sangat bersedia 23 23 23 100

Total 100 100 100

Dari analisis tanggapan responden tentang kesediaan pengusaha tentang bayar pajak dua kali lipat jika usaha sudah menjadi sukses dengan menggunakan bahasa asing dalam penulisan nama usaha dari pada mengganti nama dengan bahasa Indonesia, jawaban responden adalah tidak bersedia 9%, kurang bersedia 30%, bersedia 38%, dan sangat bersedia 23%. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengusaha tudak bersedia mengganti nama usaha dengan bahasa Indonesia sebanyak 62%. Pengusaha lebih baik membayar pajak dua kali lipat pajak dibandingkan dengan menganti nama usaha hal ini disebabkan oleh isi butir pertanyaan 14. Inti pertanyaan 14 adalah kecewa jika mendapat peringatan dari pemerintah agar mengganti nama badan usaha yang menggunakan bahasa asing menjadi bahasa Indonesia.

21.Kota Medan tidak pernah mendapatkan Adibahasa (Anugerah Bahasa) disebabkan salah satunya sangat banyak badan usaha yang menggunakan bahasa asing. Apakah Anda bersedia untuk mengganti nama usaha Anda dengan bahasa Indonesia agar Kota Medan memperoleh Adibahasa?

Tabel 5.3u: Frekuensi Jawaban Pertanyaan 21

Frekuensi Persen Valid Persen

Kumulatif Persen

Valid sangat bersedia 4 4 4 4

Bersedia 35 35 35 39

kurang bersedia 43 43 43 82

tidak bersedia 18 18 18 100

Dari analisis tanggapan responden tentang kesediaan pengusaha mengganti nama usaha dengan bahasa Indonesia agar Provinsi Sumatera Utara, khususnya Kota Medan, mendapatkan anugerah bahasa (adibahasa), jawaban responden adalah tidak bersedia 18%, kurang bersedia 43%, bersedia 35%, dan sangat bersedia 4%. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengusaha tidak bersedia dan kurang bersedia mengganti nama usaha dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar sebanyak 61%. Analisis tersebut membuktikan bahwa pengusaha sulit untuk mengganti nama usaha dengan bahasa Indonesia. Pertanyaan ini mendukung jawaban dari butir pertanyaan 14, yakni Apakah Anda kecewa jika mendapat peringatan dari pemerintah agar mengganti nama badan usaha yang menggunakan bahasa asing menjadi bahasa Indonesia?

22.Jika pemerintah mengeluarkan UU Kebahasaan tentang pengaturan penulisan nama badan usaha sesuia dengan bahasa Indonesia apakah bersedia mengganti nama usaha Anda?

Tabel 5.3v: Frekuensi Jawaban Pertanyaan 22

Frekuensi Persen Valid Persen

Kumulatif Persen

Valid Tidak bersedia 7 7 7 7

kurang bersedia 33 33 33 40

Bersedia 37 37 37 77

Sangat bersedia 23 23 23 100

Total 100 100 100

Dari analisis tanggapan responden tentang UU Kebahasaan yang mengatur penulisan nama badan usaha dengan menggunakan bahasa Indonesia, kesediaan pengusaha mengganti nama usaha dengan bahasa Indonesia yaitu tidak bersedia 7%, cukup bersedia 33%, bersedia 37%, dan sangat bersedia 23%. Hasil analisis

menunjukkan bahwa pengusaha sangat bersedia dan bersedia mengganti nama usaha dengan bahasa Indonesia sebanyak 60%. Sebaliknya, kurang bersedia 33% dengan alasan kalau sudah menjadi undang-undang dan seluruh badan usaha swasta sudah berganti nama baru akan berpikir menggantinya. Sementara yang 7% pengusaha tidak mau mengganti dengan alasan ingin melihat bentuk sanksi yang akan diberikan. Analisis tersebut membuktikan bahwa pengusaha bersedia mematuhi peraturan pemerintah tentang penggantian nama usaha dengan konsekuensi pemerintah memudahkan pembuatan SIUP dan NPWP. Di samping itu, mereka beralasan peraturan pemerintah sebaiknya dipatuhi oleh warga negaranya.

23.Apakah Anda setuju jika pemerintah mengatur bahasa pada penulisan nama badan usaha Anda?

Tabel 5.3w: Frekuensi Jawaban Pertanyaan 23

Frekuensi Persen Valid Persen

Kumulatif Persen Valid sangat setuju

11 11 11 11 Setuju 31 31 31 42 kurang setuju 37 37 37 79 tidak setuju 21 21 21 100 Total 100 100 100

Hasil jawaban responden tentang pemerintah mengatur bahasa pada penulisan nama usaha hasil yaitu sangat setuju 11%, setuju 31, kurang setuju 37 %, dan tidak setuju 21 %. Dari hasil analisis menunjukkan yang menjawab kurang setuju dan tidak setuju berjumlah 56% responden. Pada dasarnya, pengusaha tidak mau diatur pemerintah dalam penulisan nama badan usaha, tetapi jika sudah menjadi peraturan yang berbentuk undang-undang wajiblah untuk dipatuhi.

24.Setujukah Anda bahwa perkembangan zaman/teknologi lebih cepat dibandingkan dengan perkembangan bahasa Indonesia sehingga lebih banyak jenis usaha menggunakan bahasa asing?

Tabel 5.3x: Frekuensi Jawaban Pertanyaan 24

Frekuensi Persen Valid Persen

Kumulatif Persen

Valid tidak setuju 4 4 4 4

kurang setuju 41 41 41 45

Setuju 35 35 35 80

sangat setuju 20 20 20 100

Total 100 100 100

Hasil jawaban responden tentang penggunaan jenis usaha dengan bahasa asing disebabkan perkembangan zaman/teknologi lebih cepat dibandingkan perkembangan bahasa Indonesia yaitu tidak setuju 4%, kurang setuju 41%, setuju 35 %, dan sangat setuju 20 %. Dari hasil analisis menunjukkan yang menjawab setuju dan sangat setuju berjumlah 55% responden. Perbedaan antara setuju dengan tidak setuju sangatlah jauh yaitu 4 berbanding 20. Dengan kata lain, responden merasakan teknologi asing berpengaruh terhadap penggunaan bahasa asing, khusunya pada jenis usaha.

25.Senangkah Anda melihat jenis usaha yang menggunakan bahasa asing yang ada di kota Medan?

Tabel 5.3y: Frekuensi Jawaban Pertanyaan 25

Frekuensi Persen

Valid Persen

Kumulatif Persen

Valid tidak senang 12 12 12 12

kurang senang 33 33 33 45

Senang 33 33 33 78

sangat senang 22 22 22 100

Hasil analisis tanggapan responden tentang melihat jenis usaha yang menggunakan bahasa asing yaitu tidak senang 12%, kurang senang 33%, senang 33%, dan sangat senang 22%. Dari hasil analisis tersebut tanggapan tidak senang responden melihat jenis usaha lebih kecil dibandingkan sangat senang yaitu 12% berbanding 22%. Alasan responden memilih tidak senang yaitu penggunaan bahasa asing untuk jenis usaha membuat masyarakat tidak memahami jenis usaha yang ditawarkan, terutama bidang jasa. Alasan memilih sangat senang disebabkan adanya anggapan penggunaan bahasa asing untuk jenis usaha memperlihatkan masyarakat makin maju.

Dokumen terkait