• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

Capital Adequancy Ratio adalah rasio yang digunakan untuk

tertimbang menurut risiko. Rasio ini memperlihatkan seberapa besar aktiva bank yang mengandung unsur risiko yang ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank. Berikut ini data Capital Adequancy Ratio pada Bank Rakyat Indonesia, bank Negara Indonesia, Bank Tabungan Negara, Bank Mandiri :

Tabel 4.1 : Data Capital Adequancy Ratio Pada Bank Rakyat Indonesia, Bank Negara Indonesia, Bank Tabungan Negara, Bank Mandiri.

No Nama Bank Tahun (%)

Rata-rata (%) 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1. Bank Rakyat Indonesia 15,84 13,18 13,2 13,76 14,96 16,95 14,65 2. Bank Negara Indonesia 15,7 13,5 13,8 18,6 17,6 16,7 15,98 3. Bank Tabungan Negara 22,13 16,4 21,54 16,74 15,03 17,69 18,26 4. Bank Mandiri 21,1 15,7 15,7 13,4 15 15,3 16,03 Sumber : Lampiran 1

Nilai rata-rata CAR pada periode 2007-2012 tertinggi diperoleh oleh Bank Tabungan Negara yaitu sebesar 18,26% dan selanjutnya di ikuti oleh Bank Mandiri dan Bank Bank Negara Indonesia, yaitu sebesar 16,03% dan 15,98%. Sedangkan, nilai rata-rata CAR terendah dari ketiga bank diatas adalah pada Bank Rakyat Indonesia yaitu sebesar 14,65%. Hal ini menunjukkan nilai CAR tinggi yang dimiliki oleh Bank Tabungan Negara, Bank Mandiri dan Bank Negara Indonesia mengandung kecukupan modal untuk menunjang aktiva yang menghasilkan risiko lebih tinggi dibandingkan Bank Rakyat Indonesia.

Pada tahun Tahun 2007 Nilai CAR tertinggi dimiliki Bank Tabungan Negara yaitu sebesar 22,13% diikuti oleh Bank Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia sebesar 21,1% dan 15,84% serta CAR terendah dimiliki Bank Negara Indonesia dengan Rasio CAR 15,84%. CAR tertinggi tahun 2008 dimiliki oleh Bank Tabungan Negara sebesar 16,40% diikuti oleh Bank Mandiri dan Bank Negara Indonesia sebesar 15,7% dan 13,5% sedangkan terendah dimiliki oleh Bank Rakyat Indonesia yaitu sebesar 13,18%. Tahun 2009, CAR tertinggi dimiliki oleh Bank Tabungan Negara sebesar 21,54% dengan tertinggi kemudian diikuti Bank Mandiri dan Bank Negara Indonesia sebesar 15,7% dan 13,8% sedangkan CAR terendah dimiliki oleh Bank Rakyat Indonesia yaitu sebesar 13,2%. Pada tahun 2010 Nilai CAR Bank Negara Indonesia mengalami peningkatan yang sangat drastis sehingga menjadi Bank yang memiliki CAR tertinggi sebesar 18,6% diikuti Bank Tabungan Negara dan Bank Rakyat Indonesia sebesar 16,74% dan 13,76% Nilai CAR terendah 2010 pada Bank Mandiri sebesar 13,4%. Tahun 2011 Bank Negara Indonesia tetap menjadi bank yang memiliki nilai CAR tertinggi yaitu sebesar 17,6% disusul dengan Bank Tabungan Negara, Bank Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia. Tahun 2012 Bank Tabungan Negara kembali memiliki nilai CAR tertinggi sebesar 17,69% disusul dengan Bank Rakyat Indonesia dan Bank Negara Indonesia sebesar 16,95% dan 16,7% dan nilai CAR terendah tahun 2012 dimiliki oleh Bank Mandiri sebesar 15,3%.

4.2.2. NPL (Non Performing Loan)

NPL adalah rasio kredit bermasalah dengan total kredit.NPL yang baik adalah NPL yang memiliki nilai dibawah 5% (berdasarkan Peraturan Bank Indonesia). Penilaian ini dilakukan untuk mencerminkan risiko kredit, semakin kecil NPL semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung bank. Bank dengan NPL yang tinggi akan memperbesar biaya baik pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya,sehingga berpotensi terhadap kerugian bank. Berikut ini data Rasio Non Performing Loan (NPL) pada Bank Rakyat Indonesia, bank Negara Indonesia, Bank Tabungan Negara, Bank Mandiri :

Tabel 4.2 : Data Non Performing Loan Pada Bank Rakyat Indonesia, Bank Negara Indonesia, Bank Tabungan Negara dan Bank Mandiri.

No Nama Bank Tahun (%)

Rata-rata (%) 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1. Bank Rakyat Indonesia 3,44 2,8 3,52 2,78 2,3 1,78 2,77 2. Bank Negara Indonesia 8,2 4,9 4,7 4,3 3,6 2,8 4,75 3. Bank Tabungan Negara 4,05 3,2 3,36 3,26 2,75 4,09 3,45 4. Bank Mandiri 7,2 4,7 2,8 2,4 2,2 1,9 3,53 Sumber : Lampiran 1

Nilai rata-rata NPL pada periode 2007-2012 tertinggi diperoleh oleh Bank Negara Indonesia yaitu sebesar 4,75% dan selanjutnya di ikuti oleh Bank Mandiri dan Bank Tabungan Negara sebesar 3,53% dan 3,45%. Sedangkan, nilai rata-rata NPL terendah dari keempat bank diatas adalah

pada Bank Rakyat Indonesisa yaitu sebesar 2,77%. Hal ini menunjukkan Bank Negara Indonesia, Bank Mandiri dan Bank Tabungan negara akan memperbesar biaya baik pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya,sehingga berpotensi terhadap kerugian bank daripada Bank Rakyat Indonesia.

Pada tahun 2007 Bank Rakyat Indonesia memiliki nilai NPL terendah yaitu sebesar 3,44% dan diikuti oleh Bank Tabungan Negara dan Bank Mandiri sebesar 4,05% dan 7,2 serta NPL tertinggi dimiliki Bank Negara Indonesia dengan Rasio NPL 8,18%. NPL terendah tahun 2008 dimiliki oleh Bank Rakyat Indonesaia sebesar 2,8% diikuti oleh Bank Tabungan Negara dan Bank Mandiri sebesar 3,2% dan 4,7% sedangkan tertinggi dimiliki oleh Bank Negara Indonesia yaitu sebesar 4,9%. Tahun 2009, NPL terendah dimiliki oleh Bank Mandiri sebesar 2,8% dengan terendah kemudian diikuti Bank Tabungan Negara dan Bank Rakyat Indonesia sebesar 3,36% dan 3,52% sedangkan NPL tertinggi dimiliki oleh Bank Negara Indonesia yaitu sebesar 4,7%. Bank Mandiri di tahun 2010 tetap memiliki NPL terendah sebesar 2,4% jika dibandingkan Bank Rakyat Indonesia dan Bank Tabungan Negara dengan NPL sebesar 2,78% dan 3,26 sedangkan yang tertinggi adalah Bank Negara Indonesia sebesar 4,3%. Tahun 2011 Bank Mandiri tetap memiliki NPL terendah yaitu sebesar 2,2% kemudian diikuti oleh Bank Rakyat Indonesia dan Bank Tabungan Negara sebesar 2,3% dan 2,75% sedangkan yang tertinggi dimiliki oleh Bank Negara Indonesia dengan nilai NPL sebesar 3,6%. Pada tahun 2012 Bank Rakyat Indonesia

menjadi pemilik nilai NPL yang terendah yaitu sebesar 1,78% disusul dengan Bank Mandiri dan Bank Negara Indonesia sebesar 1,9% dan 2,8% sedangkan bank Tabungan Negara menjadi pimilik NPL tertinggi di tahun 2012 yaitu sebesar 4,09%

4.2.3. NIM (Net Interest Margin)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Semakin besar rasio ini maka meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Berikut ini data Net Interest Margin (NIM) pada Bank Rakyat Indonesia, bank Negara Indonesia, Bank Tabungan Negara, Bank Mandiri:

Tabel 4.3 : Data Net Interest Margin Pada Bank Rakyat Indonesia, Bank Negara Indonesia, Bank Tabungan Negara, Bank Mandiri.

No Nama Bank Tahun (%)

Rata-rata (%) 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1. Bank Rakyat Indonesia 10,86 10,18 9,14 10,77 9,58 8,42 9,82 2. Bank Negara Indonesia 5 6,3 6 5,8 6 5,9 5,83 3. Bank Tabungan Negara 5,47 5,08 4,6 5,99 5,76 5,83 5,46 4. Bank Mandiri 5,2 5,5 5 5,3 5,1 5,5 5,27 Sumber : Lampiran 1

Nilai rata-rata NIM pada periode 2007-2012 tertinggi diperoleh oleh Bank Rakyat Indonesia yaitu sebesar 54,46% dan selanjutnya di ikuti oleh Bank Negara Indonesia dan Bank Tabungan Negara sebesar 5,83% dan 5,46%. Sedangkan, nilai rata-rata NIM terendah dari ketiga bank diatas adalah pada Bank Mandiri yaitu sebesar 5,27%. Hal ini menunjukkan meningktnya pendapatan bunga atas aktiva produktifyang dikelola bank sehingga kemungkinan pada Bank Mandiri, Bank Bank rakyat Indonesia dan Bank Negara Indonesia dalam kondisi bermasalah semakin kecil serta cukup tinggi pada Bank Tabungan Negara.

Pada 2007 Bank Rakyat Indonesia memiliki nilai NIM tertinggi yaitu sebesar 10,86% dan diikuti oleh Bank Tabungan Negara dan Bank Mandiri sebesar 5,47% dan 5,20% serta terendah dimiliki Bank Negara Indonesia dengan Rasio NIM 5 %. NIM tertinggi tahun 2008 dimiliki oleh Bank Rakyat Indonesia sebesar 10,18% diikuti oleh Bank Negara Indonesia dan Bank Mandiri sebesar 6,30% dan 5,5% sedangkan terendah dimiliki oleh Bank Tabungan Negara yaitu sebesar 5,08%. Tahun 2009, NIM tertinggi dimiliki oleh Bank Rakyat Indonesia sebesar 9,14% dengan tertinggi kemudian diikuti Bank Negara Indonesia dan Bank Tabungan Negara sebesar 6% dan 5% sedangkan NIM terendah dimiliki oleh Bank Tabungan Negara yaitu sebesar 4,6%. Bank Rakyat Indonesia di tahun 2010 masih memiliki NIM tertinggi, yaitu sebesar 10,77% jika dibandingkan Bank Tabungan Negara dan Bank Negara Indonesia dengan NIM sebesar 5,99% dan 5,80% terendah pada Bank Mandiri sebesar 5,3%. Pada tahun 2011

Bank Rakyat Indonesia memiliki nilai NIM tertinggi yaitu sebesar 9,58% diikuti Bank Negara Indonesia dan Bank Tabungan Negara sebesar 6% dan 5,76% sedangkan yang terendah dimiliki oleh Bank Mandiri sebsear 5,1%. Pada tahun 2012 Bank Rakyat Indonesia tetap memiliki nilai NIM tertinggi diantara keempat bank yaitu sebesar 8,42% diikuti oleh Bank Negara Indonesia dan Bank Tabungan Negara sebesar 5,9% dan 5,83% sedangkan bank yang memiliki NIM terendah adalah Bank Mandiri sebsear 5,5%.

4.2.4. LDR (Loan to Deposit Ratio)

Rasio ini Loan Deposit Ratio (LDR) digunakan untuk menunjukkan kesehatan bank dalam memberikan pembiayaan. LDR juga menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Berikut ini data Loan Deposit Ratio pada Bank Rakyat Indonesia, bank Negara Indonesia, Bank Tabungan Negara, Bank Mandiri :

Tabel 4.4 : Data Loan Deposit Ratio Pada Bank Rakyat Indonesia, Bank Negara Indonesia, Bank Tabungan Negara, Bank Mandiri.

No Nama Bank Tahun (%)

Rata-rata (%) 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1. Bank Rakyat Indonesia 68,88 79,93 80,88 75,17 76,2 79,85 79,82 2. Bank Negara Indonesia 60,6 68,6 64,1 70,2 70,4 77,5 68,57 3. Bank Tabungan Negara 92,38 101,83 101,29 108,42 102,56 100,9 101,23 4. Bank Mandiri 56 60.36 62.06 67,97 74,45 80,52 46,49 Sumber : Lampiran1

Nilai rata-rata LDR pada periode 2007-2012 tertinggi diperoleh oleh Bank Tabungan Negara yaitu sebesar 101,23% dan selanjutnya di ikuti oleh Bank Rakyat Indonesia dan Bank Negara Indonesia sebesar 76,82% dan 68,57%. Sedangkan, nilai rata-rata LDR terendah dari keempat bank diatas adalah pada Bank Mandiri yaitu sebesar 46,49%. Menunjukkan bahwa Bank Tabungan Negara, Bank Rakyat Indonesia dan Bank Negara Indonesia memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas dibandingkan Bank Mandiri. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar.

Pada tahun 2007 Bank Tabungan Negara memiliki nilai LDR tertinggi yaitu sebesar 92,38% dan diikuti oleh Bank Rakyat Indonesia dan Bank Negara Indonesia sebesar 68,88% dan 60,6% serta terendah dimiliki Bank Mandiri dengan Rasio LDR 56%. LDR tertinggi tahun 2008 dimiliki oleh Bank Tabungan Negara sebesar 101,83% diikuti oleh Bank Rakyat

Indonesia dan Bank Negara Indonesia sebesar 79,93% dan 68,6% sedangkan terendah dimiliki oleh Bank Mandiri yaitu sebesar 60,36%. Tahun 2009, LDR tertinggi dimiliki oleh Bank Tabungan Negara sebesar 101,29% dengan tertinggi kemudian diikuti Bank Rakyat Indonesia dan Bank Negara Indonesia sebesar 80,88% dan 64,1% sedangkan LDR terendah dimiliki oleh Bank Mandiri yaitu sebesar 62,06%. Bank Rakyat Indonesia di tahun 2010 masih memiliki LDR tertinggi sebesar 108,42% jika dibandingkan dengan Bank Rakyat Indonesia, Bank Negara Indonesia dan Bank Tabungan Negara dengan LDR 75,17%, 70,2% dan 67,97%. Tahun 2011 Bank Tabungan Negara masih memiliki nilai LDR tertinggi yaitu sebesar 102,56% diikuti dengan Bank Rakyat Indonesia dan Bank Mandiri sebesar 76,2% dan 74,45% sedangkan Bank Negara Indonesia memiliki LDR terendah yaitu sebesar 70,4%. Di tahun 2012 Bank Tabungan Negara masih memiliki LDR tertinggi dari keempat bank BUMN yaitu sebesar 100,9% diikuti dengan Bank Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia sebesar 80,52% dan 79,85% sedangkan yang terendah dimiliki Bank Negara Indonesia sebesar 77,5%.

4.2.5. Profitabilitas ROA (Return On Asset)

Return On Asset adalah rasio yang menggambarkan kemampuan bank

dalam mengelola dana yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang menghasilkan keuntungan. Berikut ini data Return On Asset pada Bank

Rakyat Indonesia, bank Negara Indonesia, Bank Tabungan Negara, Bank Mandiri:

Tabel 4.5 : Data Return On Asset Pada Bank Rakyat Indonesia, bank Negara Indonesia, Bank Tabungan Negara, Bank Mandiri.

No Nama Bank Tahun (%)

Rata-rata (%) 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1. Bank Rakyat Indonesia 4,61 4,18 3,73 4,64 4,93 5,15 4,54 2. Bank Negara Indonesia 0,9 1,1 1,7 2,5 2,9 2,9 2 3. Bank Tabungan Negara 1,92 1,8 1,47 2,05 2,03 1,94 1,87 4. Bank Mandiri 2,3 2,5 3 3,4 3,4 3,5 3,02 Sumber : Lampiran 1

Nilai rata-rata ROA pada periode 2007-2012 tertinggi diperoleh oleh Bank Rakyat Indonesia yaitu sebesar 4,54% dan selanjutnya di ikuti oleh Bank Mandiri dan Bank Negara Indonesia sebesar 3,02% dan 2. Sedangkan, nilai rata-rata ROA terendah dari keempat bank BUMN diatas adalah Bank Tabungan Negara yaitu sebesar 1,87%. Hal ini menunjukkan kemampuan manajemen Bank Rakyat Indonesiam Bank Mandiri dan Bank Negara Indonesia dalam hal mengelola aktiva untuk menghasilkan keuntungan lebih baik daripada manajemen Bank Tabungan Negara.

Pada tahun 2007 Bank Rakyat Indonesia memiliki nilai ROA tertinggi yaitu sebesar 4,61% dan diikuti oleh Bank Mandiri dan Bank Tabungan Negara sebesar 2,3% dan 1,92% serta ROA terendah dimiliki Bank Negara Indonesia dengan rasio ROA 0,9%. ROA tertinggi tahun 2008 dimiliki oleh

Bank Rakyat Indonesia sebesar 4,18% diikuti oleh Bank Mandiri dan Bank Tabungan Negara sebesar 2,5% dan 1,8% sedangkan terendah dimiliki oleh Bank Negara Indonesia yaitu sebesar 1,1%. Tahun 2009, ROA tertinggi dimiliki oleh Bank Rakyat Indonesia sebesar 3,73% dengan tertinggi kemudian diikuti Bank Mandiri dan Bank Negara Indonesia sebesar 3% dan 1,7% sedangkan ROA terendah dimiliki oleh Bank Tabungan Negara yaitu sebesar 1,47%. Bank Rakyat Indonesia di tahun 2010 memiliki ROA tertinggi sebesar 4,64% jika dibandingkan Bank Mandiri dan Bank Negara Indonesia dengan ROA sebesar 3,4% dan 2,5% sedangkan yang terendah pada Bank Tabungan Negara sebesar 2,05%. Tahun 2011 Bank Rakyat Indonesia memiliki ROA tertinggi yaitu sebesar 5,15% diikuti dengan Bank Mandiri dan Bank Negara Indonesia yaitu sebesar 3,4% dan 2,9% sedangkan Bank Tabungan Negara memiliki nilai ROA terendah yaitu 1,94%. Pada tahun 2012 Bank Rakyat Indonesia masih sebagai bank BUMN yang memiliki nilai ROA tertinggi yaitu sebesar 5,15% dan diikuti Bank Mandiri dan Bank Negara Indonesia sebesar 3,5% dan 2,9% sedangkan Bank Tabungan Negara sebagai bank BUMN yang memiliki nilai ROA terendah di tahun 2012 yaitu sebesar 1,94%.

4.3. Analisis dan Pengujian Hipotesis

Dokumen terkait