• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

Pada sub bab ini, peneliti akan menguraikan data berupa informasi yang diperoleh dari hasil wawancara. Informasi – informasi tersebut berasal dari jawaban atas pertanyaan yang diajukan kepada informan.

Deskripsi hasil penelitian berisikan mengenai penjelasan deskriptif tentang pertanyaan mengenai Semiotika Sosial M.A.K Halliday, Konstruksi Realitas Sosial dan Teori Ideologi. Dalam berbahasa, Halliday mempunyai pandangan tersendiri. Salah satu akar pandangan Halliday

adalah bahasa sebagai semiotika sosial. Ia berpendapat bahwa bentuk – bentuk bahasa adalah suatu kode representasi yang dikonstruksikan secara sosial. Bahasa sebagai semiotika sosial mencakup beberapa pendekatan, namun didalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan Konteks Situasi untuk menganalisa makna yang terkandung didalam lirik lagu Iwan Fals, Bongkar dan Bento.

Untuk lebih jelasnya, penulis menyajikan hasil penelitian kedalam penjelasan deskriptif beserta analisis berdasarkan hasil wawancara dengan para informan.

4.2.1 Semiotika Sosial M.A.K Halliday

Menurut Halliday, situasi adalah lingkungan tempat dimana teks beroperasi. Konteks situasi adalah keseluruhan lingkungan. Untuk memahami teks dengan sebaik – baiknya, diperlukan pemahaman terhadap konteks situasi dan budayanya. Baik lingkungan verbal, maupun lingkungan tempat teks itu diproduksi (diucapkan atau ditulis. Dalam pandangan Halliday, konteks Situasi terbagi menjadi 3 komponen yaitu, Medan Wacana, Pelibat Wacana, dan Modus Wacana. Tetapi didalam penelitian ini, Peneliti hanya menggunakan Medan Wacana dan Pelibat Wacana. Menurut peneliti, kedua pendekatan tersebut sudah cukup untuk mengungkap makna yang terkandung didalam lirik lagu Iwan Fals, Bongkar dan Bento.

4.2.1.1 Medan Wacana (Field of Discourse)

Menurut Halliday, Medan Wacana merujuk kepada aktivitas sosial yang terjadi serta latar belakang dari bahasa itu muncul. Berdasarkan dengan Ranah pengalaman yaitu dengan melihat kepada proses, masyarakat, serta keadaan. Lirik lagu Iwan Fals Bongkar dan Bento tidak seperti kebanyakan lagu biasa pada umumnya. Lagu tersebut merupakan kiritisi iwan Fals sebagai musisi kepada para pemerintah pada rezim orde baru. Bongkar dan Bento menjadi salah satu sarana perlawanan terhadap aktivitas – aktivitas sosial yang tidak manusiawi pada saat itu melalui musik. Peneliti akan membagi pembahasan mengenai lirik lagu Bongkar dan Bento menjadi 2 sub bab.

4.2.1.2. Lirik Lagu Bongkar

Kalau cinta sudah dibuang Jangan harap keadilan akan datang

Kesedihan hanya tontonan Bagi mereka yang diperbudak jabatan

Oh oh ya oh ya oh ya bongkar Oh oh ya oh ya oh ya bongkar Sabar sabar sabar dan tunggu Itu jawaban yang kami terima

Ternyata kita harus kejalan

Robohkan setan yang berdiri mengangkang Oh oh ya oh ya oh ya bongkar

Oh oh ya oh ya oh ya bongkar Penindasan serta kesewenang wenangan Banyak lagi teramat banyak untuk disebutkan

Hoi hentikan hentikan jangan diteruskan Kami muak dengan ketidakpastian dan keserahakan

Dijalanan kami sandarkan cita – cita Sebab dirumah tak ada lagi yang bisa dipercaya

Orang tua pandanglah kami sebagai manusia Kami bertanya tolong kau jawab dengan cinta

Menurut M.A.K Halliday, Medan Wacana berlandaskan kepada ranah pengalaman, masyarakat, serta keadaan. Peneliti akan memaparkan makna sosial politik yang terkandung didalam lirik lagu Iwan Fals, Bongkar merujuk kepada ketiga landasan tersebut.

A. Proses

Lagu Bongkar milik Iwan Fals menjadi lagu yang sangat fenomenal pada masanya. Liriknya yang tajam membuat lagu ini menjadi salah satu lagu kontroversial pada rezim orde baru. Proses terbentuknya lagu ini pun terlihat sangat alamiah. Dengan mengadopsi bagaimana keadaan sebuah proses sosial yang terjadi di masyarakat. Banyak kalangan yang mengatakan bahwa lagu Bongkar merupakan sebuah representasi Iwan Fals terhadap kasus Kendung Omboh, Kaca Piring, serta Way Jepara pada saat itu. Hal itu tercermin kepada lirik didalam lagu Bongkar yang terkesan nyentrik dengan paduan kata – kata yang tajam menyindir pemerintah. Melalui media seni, Iwan Fals

mengutarakan aspirasi berupa lirik untuk mengkritik yang menurutnya merupakan suatu ketimpangan sosial.

B. Masyarakat

Didalam lagu Bongkar, Iwan Fals juga melihat bagaimana kondisi sosial pada saat itu. Terjadi sebuah ketimpangan didalam masyarakat, dan pada saat itu memang tidak ada yang berani melakukan suatu pembelaan terhadap aksi semena – mena yang dilakukan oleh pemerintah. Iwan Fals menjadikan masyarakat sebagai sumber inspirasi baginya untuk menuangkan isi liriknya kedalam sebuah media musik untuk kemudian kembali disalurkan kepada khalayak. Ini merupakan suatu bukti bahwa Iwan berperan sebagai wakil masyarakat dalam menyampaikan aspirasi mereka lewat musik. Hal tersebut tercermin dari satu kutipan lirik lagu Iwan Fals Bongkar sebagai berikut :

Sabar sabar sabar dan tunggu Itu jawaban yang kami terima

Ternyata kita harus kejalan

Robohkan setan yang berdiri mengangkang

Dalam kutipan salah satu dari lirik lagu Iwan Fals tersebut, ia menceritakan bagaimana kesabaran masyarakat dalam menunggu sebuah ketidak pastian. Pemerintah pada saat itu dipandangan Iwan layaknya pemain sandiwara yang berpentas dipanggung. Apa yang diucapkan petinggi – petinggi saat itu

hanyalah sebuah omong kosong belaka. Tidak hanya janji yang mereka berikan, tetapi juga harapan terhadap masyarakat. Lalu,

“ternyata kita harus kejalan, robohkan setan yang berdiri

mengangkang”. Makna „setan‟ didalam lirik lagu Iwan Fals adalah

seorang „petinggi‟. Hal ini merupakan sebuah fakta yang terjadi sampai sekarang. Secara tidak langsung, Iwan Fals mengganggap para petinggi saat itu adalah „setan‟. Ini merupakan fakta yang menarik karena memang aspirasi masyarakat tidak dapat didengar apabila masyarakat tidak turun kejalan untuk melakukan aksi protes terhadap kekuasaan pemerintah saat itu.

C. Keadaan

Iwan Fals adalah seorang manusia biasa. Ia melakukan apa yang menurut keyakinannya harus ia lakukan. Lirik lagu Bongkar tidak begitu saja ditulis tanpa alasan. Mengapa lagu tersebut dikatakan mengandung kritik sosial terhadap pemerintahan? Disini peneliti akan mencoba menganalisis makna yang terkandung didalam lirik lagu Iwan Fals, Bongkar melalui suatu proses keadaan yang terjadi menurut M.A.K Halliday.

Kalau cinta sudah dibuang Jangan harap keadilan akan datang

Kesedihan hanya tontonan Bagi mereka yang diperbudak jabatan

Didalam kutipan lirik lagu diatas, Iwan Fals beranggapan bahwa para petinggi saat itu sudah tidak menemukan arti cinta terhadap tanah air. Pemerintah pada saat itu memang terlihat sedemikian rupa. Mereka mengabdi kepada negara tetapi tidak menunjukan sikap negarawan yang bertanggung jawab. Seperti kasus Kaca Piring dan Kendung Omboh. Mereka menghancurkan lahan pertanian dan desa – desa setempat untuk membangun sebuah waduk pada rezim Soeharto pada saat itu. Iwan Fals mengganggap hal ini tidaklah adil karena tidak ada kesepakatan bersama pada saat itu. “Kesedihan hanya

tontonan, bagi mereka yang diperbudak jabatan”, dalam kutipan

tersebut Iwan mengganggap bahwa apa yang terjadi adalah sebuah tontonan. Masyarakat menderita, sedangkan para petinggi tidak bisa berbuat apa – apa untuk itu.

Penindasan serta kesewenang wenangan Banyak lagi teramat banyak untuk disebutkan

Hoi hentikan hentikan jangan diteruskan Kami muak dengan ketidakpastian dan keserahakan

Kutipan dari salah satu penggalan lirik lagu Iwan Fals diatas mencerminkan bagaimana pada saat rezim Soeharto banyak sekali penindasan serta kesewenang – wenangan yang dilakukan pemerintah terhadap masyarakat sehingga sulit untuk

disebutkan satu persatu. pada periode tersebut, pemerintah bersikap represif dan memberlakukan sejumlah aturan otoriter. Media dibatasi sehingga tidak boleh ada pemberitaan miring soal pemerintah. Media yang kritis di breidel dan dilarang terbit. Hal ini merupakan suatu kesenjangan yang terjadi saat itu yang membuat Iwan Fals akhirnya menuangkan semua itu kedalam lirik lagu Bongkar.

“Hoi hentikan hentikan jangan diteruskan, kami muak

dengan ketidakpastian dan keserakahan”. Iwan Fals yang juga

seorang wakil masyarakat dalam menyampaikan aspirasi mereka mengungkapkan secara terang – terangan bahwa ia benci dengan semua keadaan yang terjadi. Pemerintah pada saat itu hanya menawarkan jani – janji palsu yang tidak pernah ditepati. Selain itu, polisi serta pejabat – pejabat tinggi pun turut serta meramaikan keadaan menjadi lebih buruk seperti korupsi, suap menyuap, serta adanya polisi ideal.

Dijalanan kami sandarkan cita – cita Sebab dirumah tak ada lagi yang bisa dipercaya

Orang tua pandanglah kami sebagai manusia Kami bertanya tolong kau jawab dengan cinta

Lirik Iwan Fals diatas menjelaskan bahwa banyak kalangan yang menggantung cita – citanya dijalan. Namun seakan tidak mendapat keadilan seadil – adilnya dari

pemerintah. “Orang tua pandanglah kami sebagai manusia, kami

bertanya tolong kau jawab dengan cinta”. Penggalan lirik

tersebut menjelaskan bahwa Iwan Fals memberikan pesan moril terhadap pemerintah. Ia menganggap pemerintah saat itu memperlakukan masyarakat sebagai kalangan yang rendah. Dan ia beranggapan bahwa mereka tidak pantas diperlakukan seperti itu. Pesan yang dilontarkan Iwan Fals melalui lirik tersebut bertujuan untuk memberikan „sentilan‟ kecil terhadap pemerintah. Agar pemerintah memperhatikan masyarakat yang merupakan bagian dari suatu negara dan harus diperlakukan secara adil dan manusiawi.

Oh oh ya oh ya oh ya bongkar Oh oh ya oh ya oh ya bongkar

Penggalan lirik diatas adalah reff dari lirik lagu Bongkar. Kata „Bongkar‟ pada reff lagu tersebut adalah penyelesaian akhir dari kisah lirik lagu tersebut. Bahwa ada sesuaru yang memang harus dibongkar. Iwan Fals berharap semua permasalahan dapat segera terselesaikan dan menemukan titik terang. Apa yang ditumpahkan oleh Iwan Fals didalam lirik lagu tersebut adalah sebuah fakta dan realita yang benar – benar ada. Iwan Fals ingin membongkar semua kebusukan yang terjadi semasa rezim orde baru melalui lirik lagunya yang menjelaskan semua keluhan dari masyarakat termasuk darinya.

4.1.2.1.2 Lirik Lagu Bento

Namaku Bento rumah real estate Mobilku banyak harta melimpah Orang memanggilku bos eksekutif Tokoh papan atas atas segalanya

Asik

Wajahku ganteng banyak simpanan Sekali lirik oke sajalah

Bisnis ku menjagal jagal apa saja Yang penting aku senang aku menang

Persetan orang susah karena aku Yang penting asik sekali lagi

Asik

Khotbah soal moral omong keadilan Sarapan bagiku

Aksi tipu – tipu, loobying dan upeti Oh jagonya

Maling kelas teri bandit kelas coro Itulah tong sampah

Siapa yang mau berguru datang padaku Sebut namaku tiga kali Bento, Bento, Bento

Asik

Selain lagu Bongkar, peneliti juga akan menganalisa makna yang terkandung didalam lirik lagu Iwan Fals, Bento dengan berlandaskan pada ranah pengalaman yang dikemukakan oleh M.A.K Halliday yaitu proses, masyarakat, serta keadaan.

A. Proses

Tidak hanya Bongkar yang menjadi satu – satunya lagu fenomenal milik Iwan Fals. Terdapat beberapa lagu yang memiliki jenis yang sama pada album Iwan Fals yang diluncurkan bersama SWAMI I pada saat itu Namun, yang menjadi perhatian masyarakat adalah lagu Bento yang akhirnya mencetak hits saat rezim orde baru milik Soeharto. Lirik yang ia ciptakan tersebut mengandung unsur kritik terhadap orang – orang aroganisme yang mempunyai kekuatan secara finansial. Meski tidak diakui secara gamblang oleh Iwan Fals sendiri tokoh tersebut, tetapi beberapa penggalan lirik lagu tersebut menceritakan bagaimana sosok Bento ini begitu kontroversial dalam semua hal. Dengan suara lantang dan penuh semangat, Iwan Fals menyanyikan setiap bait lirik lagu Bento diiringi dengan harmonisasi yang indah. Dapat kita simpulkan bahwa Bento memang tebentuk secara alamiah. Artinya lirik lagu yang tertulis didalamnya adalah sebuah fenomena sosial yang terjadi dimasyarakat. Lagu tersebut muncul karena adanya sebuah ketimpangaan yang terjadi pada saat itu.

B. Masyarakat

Didalam lirik lagu Bento, peran masyarakat sebagai sumber inspirasi sangatlah besar. Iwan Fals memotret

bagaimana kondisi sosial yang terjadi pada era pemerintahan Soeharto. Lagu ini jelas tertuju kepada seorang tokoh tertentu. Dalam hal ini, masyarakat maupun Iwan Fals sendiri sudah tentu mengetahui siapa orang yang dimaksud. Hal ini tercermin dari penggalan bait dari lirik lagu Bongkar :

Khotbah soal moral omong keadilan Sarapan bagiku

Aksi tipu – tipu, loobying dan upeti Oh jagonya

Penggalan bait diatas mencerminkan bahwa Iwan Fals secara tidak langsung menyindir tokoh tersebut pada saat itu. Ia menjelaskan bahwa tokoh tersebut hanya bisa berbicara saja mengenai soal moral dan keadilan. Namun, hal itu hanyalah sebuah omong kosong dan tidak terbukti karena pada saat itu tokoh Bento dikenal dengan sifat aroganisme didalamnya. Selain itu didalam lirik lagu Bento juga terdapat kata „tipu – tipu‟ yang mempunyai makna sensitif. Iwan Fals menganggap bahwa tokoh yang ia maksud adalah seorang penipu ulung. Dalam konteks ini, Iwan Fals pun meratap terhadap kondisi sosial masyarakat yang memang telah mengetahui siapakah tokoh yang dimaksud.

C. Keadaan

Bento merupakan sebuah sindrian terhadap seorang tokoh tertentu. Didalam lirik lagu tersebut, memang jelas terlihat

jelas bagaimana seorang Bento adalah seorang yang sangat kontroversial. Disini peneliti akan menganalisis apa makna yang terkandung didalam lirik lagu Iwan Fals, Bento dengan menggunakan proses keadaan yang terjadi menurut M.A.K Halliday.

Namaku Bento rumah real estate Mobilku banyak harta melimpah Orang memanggilku bos eksekutif Tokoh papan atas atas segalanya

Sosok Bento pada penggalan bait dari lirik lagu Iwan Fals adalah seseorang yang kuat secara finansial dan tinggal dirumah real estate dengan harta yang melimpah. Pada zaman itu, memang marak sekali berkembang perumahan – perumahan elit bagi orang – orang yang memiliki finansial yang lebih. Yang membuat ada jarak dengan kelompok elite dan tidak. Selain itu Iwan Fals juga menyindir bahwa sosok Bento ini adalah seorang tokoh papan atas. Yang artinya, sosok Bento ini bukanlah seorang pengusaha biasa ataupun bos eksekutif kelas rendah. Melainkan sosok orang yang punya pengaruh besar terhadap pembangunan yang diusung semasa rezim orde baru milik Soeharto.

Wajahku ganteng banyak simpanan Sekali lirik oke sajalah

Yang penting aku senang aku menang Persetan orang susah karena aku

Yang penting asik sekali lagi

Penggalan lirik diatas mencerminkan bagaimana kekuatan tokoh tersebut sangat besar. Ia harus mendapatkan apa yang ia inginkan walaupun dengan berbagai cara. Bersih atau tidak. Namun tidak hanya secaraa materi, tetapi juga manusia pun ikut masuk didalam genggaman sang Don Juan tersebut hanya dengan sekali lirik. Disini Iwan Fals memotret bagaimana sosok Bento ini adalah sosok orang yang egois, tidak pandang bulu dan lebih mementingkan keinginannya sendiri tanpa memikirkan orang lain.

Maling kelas teri bandit kelas coro Itulah tong sampah

Siapa yang mau berguru datang padaku Sebut namaku tiga kali Bento, Bento, Bento

Didalam lirik lagu Iwan Fals, „maling kelas teri, bandit

kelas coro‟ merupakan representasi kekesalan Iwan Fals pada

saat itu dimana maraknya maling dan bandit yang berkeliaran. Tanpa disengaja, lirik lagu ini justru cenderung terhadap tokoh yang Iwan sindir dalam lagu ini. Mereka layaknya sebuah sampah yang sulit untuk dibersihkan. Selain itu Iwan Fals kembali menyindir sosok Bento yang dikatakan dalam lirik

tersebut adalah orang yang mengetahui segalanya. Dalam hal ini, berbagai konteks mewarnai kutipan dari lirik lagu Iwan Fals tersebut. Persepsi positif dan negatif pun muncul mengatakan bahwa tokoh Bento ini adalah seorang yang berhati bijak dalam tanda kutip.

Dalam kedua analisis lirik lagu Bongkar dan Bento dapat kita simpulkan bahwa lagu tersebut merupakan bentuk kritik terhadap penguasa saat itu dan merupakan perlawanan bentuk perlawanan. Bongkar merepresetasikan sebuah ketidak adilan penguasa pada rezim orde baru serta kejadian – kejadian sosial yang terjadi dikalangan masyarakat. Sementara Bento merupakan sebuah sindiran terhadap tokoh arogan yang dapat melakukan segalanya sesuai dengan apa yang ia mau.

Hal itu pun dibenarkan oleh Denny Sakrie, selaku pengamat musik di Indonesia yang membenarkan bahwa Lirik lagu Iwan Fals Bongkar dan Bento merupakan salah satu lagu perlawanan terhadap pemerintah pada saat rezim orde baru.

“...Pada saat itu, kondisi sosial politik di Indonesia sangat represif. Tidak boleh ada pengkritik. Polisi sendiri adalah sosok yang ideal. Tidak boleh ada film mengenai polisi korup. Pada saat yang bersamaan pula, masyarakat juga banyak mengalami kejadian seperti salah tangkap, dan semacamnya. Dan ini menjadi hal yang terpendam di

benak masyarakat. Ketika muncul lagu – lagu yang

bertutur seperti Iwan Fals, mereka seperti menemukan kebijakan. Ada yang peduli terhadap mereka. Secara langsung, Iwan Fals dianggap sebagai pahlawan. Pahlawan yang menyuarakan suara kaum tertindas,

dalam hal ini adalah masyarakat kecil. Ini yang membuat masyarakat membuat Iwan Fals sebagai iconic. Banyak kasus saat itu yang merepresantikan kedua lyric dari lagu Iwan Fals seperti pembongkaran penghuni liar, pedagang kaki lima, kaca piring, kedung omboh, itu ada didalam lagu Bongkar. Sedangkan Bento adalah aroganisme dari orang – orang yang memiliki kekuatan secara finansial, dengan hidup sistem monopoly. Dan ini ada pada sosok Tommy Soeharto dan kawan – kawan.”

Namun tidak hanya Denny Sakrie saja yang mempunyai pernyataan yang sama, Mohamad Sobary juga mempunyai padangan yang tidak jauh berbeda dengan apa yang dinyatakan oleh Denny Sakrie mengenai lirik lagu Iwan Fals, Bongkar dan Bento.

“...Menyikapi kedua lagu tersebut, kita akan berbicara mengenai pertentangan pemerintah yang otoriter, anti kritik, dan menolak semua jenis kritik. Media dibatasi, dan tidak ada seorangpun yang berani melakukan perlawanan. Bongkar dan Bento merupakan salah satu dari lagu Iwan Fals yang liriknya mengandung pemberontakan melalui ruang lingkup seni. Dan pada saat itu, seni merupakan alternatif kritik terhadap pemerintah yang sangat efektif. Efektif artinya didengar orang banyak, dilihat orang banyak, mempengaruhi jalannya pikiran, serta membentuk sikap seseorang.”

4.1.2.2 Pelibat Wacana (Tenor of Discourse)

Merujuk terhadap hakikat relasi antarpartisipan termasuk pemahaman peran serta statusnya dalam konteks sosial. Bagaimana hubungan pelibat wacana terhadap masyarakat dan status sosial

Tidak banyak orang mengenal siapa sebenarnya Virgiawan Listianto. Seorang anak laki – laki yang menjelma menjadi seniman berbakat dan penuh keberanian dalam melantangkan setiap alunan musik yang ia mainkan. Ia mulai dikenal dengan nama bekennya hingga sekarang yaitu, Iwan Fals setelah pada saat itu mengikuti lomba menyanyi di Bandung. Masa – masa Iwan Fals sendiri dihabiskan di Bandung dengan mengamen dan sempat menjadi gitaris dalam paduan suara sekolah. Nama Iwan Fals sendiri diberikan oleh manager pertama Iwan sejak merintis karirnya di Bandung. Adalah Mang Engkus yang berprofesi sebagai montir yang memberikan nama fenomenal tersebut kepada Iwan.

Nama Iwan Fals semakin menanjak ketika memulai mengadu nasib di Jakarta. Ia banyak melakukan gebrakan kepada dunia musik pada saat itu dengan menjuarai festival musik Country. Akan tetapi, Iwan Fals tetap menjalani profesinya sebagai seorang pengamen. Ia mengamen dengan mendatangi dari rumah ke rumah, Blok M, hingga pasar kaget. Hal ini yang membuat Iwan dekat dengan masyarakat kelas bawah. Ia memotret bagaimana perasaan ketika dirinya bersama pengamen – pengamen lain dan masyarakat yang tidak mendapat keadilan dan hak seutuhnya.

Hubungan Iwan Fals dengan masayarakat terbukti sangat erat. Ia memulai karir dari jalanan, dan mengerti bagaimana situasi dan kondisi sosial masyarakat pada saat itu. Itu terbukti dari beberapa lagu yang ia ciptakan termasuk Bongkar dan Bento. Didalam lirik lagu tersebut mengandung makna yang sangat sensitif mengenai potret kondisi sosial masyarakat pada saat itu. Dapat dikatakan bahwa masyarakat menjadi sumber inspirasi tersendiri bagi Iwan Fals. Lagu – lagu Iwan yang bertema sarat kritik adalah sebuah lagu yang mewakilkan suara rakyat. Seperti Bongkar yang merupakan representasi dari kasus Kaca Piring, Kedung Omboh, serta Way Jepara. Lalu ada Bento yang mencerminkan seorang tokoh aroganisme yang sangat kontroversional. Bagaimana didalam lirik lagu tersebut Iwan menyindir bahwa sosok Bento bukanlah tokoh biasa, melainkan berkaitan dengan para penguasa rezim orde baru.

Ini merupakan suatu kesinambungan yang terjadi antara masyrakat dengan Iwan Fals. Mereka terkoneksi secara tidak langsung, dan mengalami hal yang sama yang menurut mereka harus diperjuangkan. Lirik Bongkar dan Bento adalah suatu bukti bahwa masyarakat mempunyai peranan khusus dalam segi penciptaan lagu tersebut. Semenjak saat itu, Iwan Fals layaknya seorang pahlawan yang diagung – agungkan. Masyarakat yang saat itu tidak bisa melakukan apa – apa karena banyak aturan

otoriter yang diberlakukan, mulai memandang Iwan Fals sebagai media penyampaian pesan untuk penguasa pada saat itu. Seakan aspirasi mereka tersampaikan lewat lantunan nada yang dimainkan oleh Iwan Fals.

Kita mengetahui bahwa Iwan Fals lahir dari Ayah seorang tentara yang mengabdi negara. Akan tetapi disini Iwan Fals justru menkritik rezim orde baru saat itu. Iwan yang besar dijalanan adalah sosok seniman yang sensiif yang peka terhadap

Dokumen terkait