• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

2. Deskripsi Hasil Penelitian

2. Deskripsi Hasil Penelitian a. Deskripsi Pra-Siklus

Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan survey awal dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Berdasarkan observasi yang dilakukan di SD Negeri Kliwonan 2 ternyata masih banyak siswa yang mendapatkan nilai matematika rendah. Kenyataan tersebut dilihat dari daftar nilai matematika yang diperoleh dari guru matematika kelas V. Setelah melakukan tes awal juga dapat dilihat nilai matematika siswa kelas V masih rendah. Hasil tes awal siswa dapat dilihat pada lampiran 22. Untuk lebih jelasnya, perolehan hasil tes awal siswa dapat dilihat pada Tabel 1.

commit to user

Tabel 1. Perolehan Hasil Belajar Siswa Menggambar Jaring-jaring Bangun Ruang Pra Siklus

No. Interval Nilai Tengah (x) Frekuensi (f) fx Prosentase 1 1 – 9 5 1 5 3,85 % 2 10 – 18 14 2 28 7,69 % 3 19 – 27 23 1 23 3,85 % 4 28 – 36 32 2 64 7,69 % 5 37 – 45 41 3 123 11,54 % 6 46 – 54 50 2 100 7,69 % 7 55 – 63 59 2 118 7,69 % 8 64 – 72 68 4 272 15,38 % 9 73 – 81 77 6 462 23,08 % 10 82 – 90 86 3 258 11,54 % Jumlah 455 26 1.453 100 % Rata-rata Nilai 57

Dari Tabel 1 di atas hasil perolehan hasil belajar pra siklus siswa kelas V SD Negeri Kliwonan 2 dapat disajikan dalam bentuk grafik :

commit to user 0 1 2 3 4 5 6 7 1 –9 10 –18 19 –27 28 –36 37 –45 46 –54 55 –63 64 –72 73-81 82-90 F R E K U E N S I INTERVAL NILAI

Gambar 4. Grafik Perolehan Hasil Belajar Menggambar Jaring-jaring Bangun Ruang Siswa Pra Siklus

Analisis hasil evaluasi dari tes awal siswa diperoleh nilai rata-rata kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal menggambar jaring-jaring bangun ruang adalah 57. Hasil tersebut masih di bawah rata-rata nilai yang diinginkan yaitu 65. Jumlah siswa yang tuntas ada 13 siswa atau 50 %. Dari hasil analisis tes awal tersebut, maka perlu dilakukan tindakan lanjutan untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada materi menggambar jaring-jaring bangun ruang.

b. Deskripsi Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan pada tanggal 18 April dan 21 April 2011. Adapun tahapan yang dilakukan meliputi :

1) Tahap Perencanaan

Langkah-langkah peneliti pada tahap ini antara lain :

a) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) matematika pada pokok bahasan menggambar jaring-jaring bangun ruang menggunakan

commit to user

metode penemuan (discovery) yang disusun 2x pertemuan masing masing dengan alokasi waktu 3 x 35 menit atau 3 jam pelajaran, dengan : Standar Kompetensi :

Memahami sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang serta hubungan antar bangun.

Kompetensi Dasar :

Menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana. Indikator :

Kognitif :

1) Menentukan berbagai bentuk jaring-jaring kubus dan balok. 2) Menentukan jaring-jaring tabung, kerucut dan limas

Afektif :

1) Menunjukkan berbagai bentuk jaring-jaring kubus dan balok. 2) Menunjukkan jaring-jaring tabung, kerucut dan limas.

Psikomotorik :

1) Menggambar berbagai bentuk jaring/jaring kubus dan balok. 2) Menggambar jaring-jaring tabung, kerucut dan limas.

b) Mendesain alat evaluasi untuk evaluasi kelompok dan evaluasi individu.

c) Menyiapkan media pembelajaran yang mendukung yaitu membuat

macam-macam bangun ruang dari kertas karton. d) Membuat lembar observasi kegiatan guru dan siswa. 2) Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini guru menerapkan metode penemuan (discovery) sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun yaitu 2x pertemuan. adapun pelaksanaan tindakan pada siklus I ini adalah sebagai berikut:

a) Pertemuan Pertama

Pembelajaran pertemuan pertama pada siklus I ini dilaksanakan pada tanggal 18 April 2011. Pada pertemuan pertama materi yang diajarkan adalah menggambar jaring-jaring kubus dan balok dengan 3 indikator yaitu menentukan berbagai bentuk jaring-jaring kubus dan

commit to user

balok, menunjukkan berbagai bentuk jaring-jaring kubus dan balok, dan menggambar berbagai bentuk jaring-jaring kubus dan balok.. Kegiatan

diawali dengan berdo’a bersama-sama kemudian dilanjutkan presensi

kehadiran siswa. Sebagai kegiatan awal, guru melakukan apersepsi dengan mengingat materi pelajaran yang lalu tentang bangun ruang. Guru kemudian menyampaikan tujuan pembalajaran pada siswa.

Pada kegiatan inti, guru menyampaikan metode pembelajaran

yang akan digunakan yaitu menggunakan metode penemuan (discovery).

Guru menunjukkan pada siswa bangun kubus dan balok. Guru mengajukan pertanyaan pada siswa manakah yang termasuk kubus dan manakah yang termasuk balok. Siswa secara antusias menjawab pertanyaan guru dengan benar. Guru kemudian meminta siswa untuk menemukan jaring-jaring kubus dan balok menggunakan metode penemuan. Siswa dibentuk menjadi 5 kelompok dan duduk sesuai dengan kelompoknya. Masing-masing kelompok diberi bangun kubus dan balok yang telah disiapkan oleh guru dan lembar kerja untuk kelompok. Siswa disuruh menemukan sendiri jaring-jaring kubus dan balok sesuai dengan keinginan mereka. Siswa bersama kelompoknya masing-masing berdiskusi tentang cara menemukan jaring-jaring kubus dan balok. Siswa berdiskusi dan bekerja sama sehingga ditemukan jaring-jaring kubus dan

balok kemudian menggambarnya. Guru berkeliling memantau

perkembangan siswa dalam kegiatan penemuan dan membantu jika ada yang mengalami kesulitan. Setelah kegiatan penemuan selesai, perwakilan kelompok ke depan kelas untuk menggambarkan jaring-jaring kubus dan balok yang telah mereka temukan. Siswa bersama guru kemudian berdiskusi menentukan jaring-jaring kubus dan balok yang benar. Kelompok yang paling aktif diberi penghargaan.

Pada kegiatan akhir, siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang pokok bahasan yang telah dipelajari yaitu tentang jaring-jaring kubus dan balok. guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan yang belum dipahami. Pada kegiatan akhir ini guru

commit to user

memberikan soal individu pada masing-masing siswa untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan materi yang telah dipelajarinya. Guru memberikan penguatan dan meminta pekerjaan siswa kemudian menutup pelajaran.

b) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 21 April 2011. Pada pertemuan ini materi yang diajarkan adalah menggambar jaring-jaring tabung, kerucut dan limas. Indikatornya yaitu menentukan jaring-jaring tabung, kerucut dan limas, menunjukkan jaring-jaring tabung, kerucut dan limas, dan menggambar jaring-jaring

tabung, kerucut dan limas. Kegiatan diawali dengan berdo’a bersama

kemudian dilanjutkan presensi kehadiran siswa. Untuk menuju materi pelajaran yang akan dipelajari, siswa diajak untuk mengingat kembali materi pelajaran yang lalu yaitu tentang jaring-jaring kubus dan balok. guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Pada kegiatan inti guru menyampaikan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu menggunakan metode penemuan

(discovery). Guru menunjukkan pada siswa bangun ruang yang telah

disiapkan yaitu tabung, kerucut dan limas kemudian menanyakan pada siswa bangun apa yang dibawanya. Guru menanyakan benda-benda apa saja yang bentuknya seperti tabung, kerucut dan limas. Siswa secara antusias menjawab pertanyaan dari guru dengan benar. Siswa diminta untuk menemukan sendiri jaring-jaring tabung, kerucut dan limas. Siswa dibentuk menjadi 5 kelompok dan duduk berdasarkan kelompoknya. Setiap kelompok diberikan bangun tabung, kerucut dan limas serta lembar kerja untuk kegiatan kelompok. Masing-masing kelompok disuruh untuk membuka tabung, kerucut dan limas sesuai dengan keinginan mereka. Siswa bersama kelompoknya kemudian berdiskusi tentang cara menemukan jaring-jaring tabung, kerucut dan limas sesuai dengan keinginan mereka. Setelah melaksanakan kegiatan penemuan dan jaring-jaring tabung, kerucut, limas sudah ditemukan setiap siswa

commit to user

kemudian menggambarnya. Guru berkeliling memantau siswa dalam kegiatan penemuan dan memebantu siswa yang keulitan. Perwakilan kelompok ke depan kelas menyampaikan hasil diskusi. Siswa bersama guru membahas hasil diskusi kelompok dan menetukan jaring-jaring tabung, kerucut dan limas yang benar. Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang aktif.

Pada kegiatan akhir guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang jaring-jaring tabung, kerucut dan limas. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang telah dipelajari. Kemudian guru memberikan soal individu pada masing-masing siswa untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan materi yang telah dipelajarinya. Guru memberikan penguatan dan meminta pekerjaan siswa kemudian menutup pelajaran.

3) Tahap Observasi

Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Guru terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Dalam tahap ini dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan

(discovery), yaitu kegiatan yang dilakukan guru dan siswa selama proses

pembelajaran berlangsung. Dan dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi kinerja guru, lembar observasi kegiatan siswa serta dokumentasi dengan foto dan video. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pembelajaran menggunakan metode penemuan (discovery) menghasilkan perubahan pada kemampuan siswa dalam menggambar jaring-jaring bangun ruang.

a) Hasil Observasi Terhadap Guru

Dari data observasi kinerja guru dalam siklus I selama 2 kali pertemuan (lampiran 5 dan lampiran 7) diperoleh hasil observasi terhadap guru sebagai berikut: persiapan guru dalam memulai kegiatan pembelajaran sudah cukup baik, media dan sumber belajar yang disiapkan sudah sesuai dengan materi yang diajarkan, kemampuan guru

commit to user

dalam mengelola kelas masih kurang, kemampuan guru dalam mengelola waktu pelajaran juga masih kurang, kemampuan dalam memantau kemajuan belajar siswa selama proses pembelajaran sudah cukup baik, guru melibatkan siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran dengan baik, guru menunjukkan respon yang baik terhadap siswa, perhatian guru terhadap siswa masih kurang, kemampuan guru dalam mengadakan penilaian akhir sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran, dan kemampuan guru dalam menutup pelajaran sudah baik.

Hasil observasi guru pada siklus I selama 2 kali pertemuan (lampiran 5 dan lampiran 7) dapat dilihat pada Tabel 2 :

Tabel 2. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I

No. Siklus I Skor

1 Pertemuan 1 31

2 Pertemuan 2 34

Rata-rata 32,5

Pada pertemuan pertama skor hasil observasi guru sebesar 31 dan pada pertemuan kedua sebesar 34. Rata-rata skor hasil observasi guru dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua sebesar 32,5. Yang berarti berdasarkan kriteria penilaian pada lembar observasi kinerja guru, kegiatan guru dalam pembelajaran matematika dengan metode penemuan

(discovery) pada siklus I sudah baik. Sehingga dengan aktifitas guru yang

sudah baik akan mempengaruhi aktifitas siswa dalam proses pembelajaran dan hasil belajar siswa dalam menggambar jaring-jaring bangun ruang meningkat.

commit to user

Gambar 5. Grafik Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I

b) Hasil Observasi Terhadap Siswa

Dari data observasi dalam siklus I selama 2 kali pertemuan (lampiran 6 dan lampiran 8) diperoleh hasil observasi terhadap siswa sebagai berikut: pada pertemuan I dan 2 lebih dari 50 % siswa antusias saat pembelajaran berlangsung, siswa juga memperhatikan penjelasan guru mengenai materi pembelajaran dengan baik, keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapat masih kurang, banyak siswa yang ingin terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, kurang lebih 50 % siswa menjawab pertanyaan guru dengan benar, penggunaan metode penemuan

(discovery) dalam pembelajaran menggambar jaring-jaring bangun ruang

sudah sangat efektif, kerja sama antar siswa dan kesungguhan dalam mengerjakan tugas kelompok masih kurang, serta kesungguhan siswa dalam mengerjakan evaluasi individu sudah baik.

Hasil observasi kegiatan siswa pada siklus I selama 2 kali pertemuan (lampiran 6 dan 8) dapat dilihat pada Tabel 3 :

Tabel 3. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I

No. Siklus I Skor

1 Pertemuan 1 27 2 Pertemuan 2 28 Rata-rata Skor 27,5 40 30 20 10 0 S K O R Pertemuan 1 Pertemuan 2

commit to user

Pada pertemuan pertama skor hasil observasi kegiatan siswa sebesar 27 dan pada pertemuan kedua sebesar 28. Rata-rata hasil observasi kegiatan siswa pada siklus I sebesar 27,5 yang berarti berdasarkan kriteria penilaian pada lembar observasi, kegiatan siswa dalam pembelajaran matematika dengan metode penemuan (discovery) pada siklus pertama masih kurang. Tetapi nilai siswa menggambar jaring-jaring bangun ruang pada siklus I sudah meningkat dibandingkan dengan nilai pra siklus.

Berdasarkan Tabel 3 dapat disajikan dalam bentuk grafik :

Gambar 6. Grafik Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I

c) Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menggambar

Jaring-jaring Bangun Ruang.

Selama dua kali pertemuan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I diperoleh data nilai hasil belajar siswa (lampiran 23) kemudian dianalisis, sehingga peneliti memperoleh data yang dapat dilihat pada Tabel 4 : S K O R 40 30 20 10 0 Pertemuan 1 Pertemuan 2

commit to user

Tabel 4. Perolehan Hasil Belajar Siswa Menggambar Jaring-jaring

Bangun Ruang Menggunakan Metode Penemuan (Discovery) Siklus I

No. Interval Nilai

Tengah (x) Frekuensi Fx Prosentase

1 35 – 45 40 2 80 7,69 % 2 46 – 56 51 5 255 19,23 % 3 57 – 67 62 3 186 11,54 % 4 68 – 78 73 9 657 34,62 % 5 79 – 89 84 4 336 15,38 % 6 90 – 100 95 3 285 11,54 % Jumlah 405 26 1799 100 % Rata-rata Nilai 68,27

Berdasarkan Tabel 4 di atas, dapat disajikan dalam bentuk grafik :

Gambar 7. Grafik Perolehan Hasil Belajar Siswa Menggambar

Jaring-jaring Bangun Ruang Menggunakan Metode Penemuan (Discovery)

Siklus I

Dari hasil analisis data pada siklus I, dapat dilihat nilai terendah siswa yaitu 35 dan nilai tertinggi siswa yaitu 95. Pada siklus 1 ini F R E K U E N S I 35-45 46-56 57-67 68-78 79-89 90-100 INTERVAL NILAI 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0

commit to user

terdapat 9 siswa yang belum tuntas atau 34,62 % dan yang tuntas sebanyak 17 siswa atau 65,38 % dengan batas tuntas 65.

4) Refleksi

Data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan kemudian dianalisis. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam proses pembelajaran siklus I. Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Yang dievaluasi antara lain : aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung serta hasil pekerjaan siswa.

Pada siklus I pembelajaran berjalan dengan lancar sesuai dengan perencanaan guru. Dalam kegiatan kelompok siswa saling bekerja sama dengan baik untuk menemukan jaring-jaring bangun ruang. Perwakilan kelompok ke depan kelas untuk menyampaikan hasil diskusi. Setelah selesai pembelajaran dilaksanakan evaluasi individu. Siswa yang tuntas sebanyak 17 siswa dari 26 siswa atau 65,38 %. Ini sudah mengalami peningkatan dari tes pra siklus yang dilaksanakan yaitu hanya 13 siswa yang tuntas atau 50%. Data hasil perkembangan nilai siswa pada tes pra siklus dan siklus I dapat dilihat pada Tabel 5 :

Tabel 5. Perkembangan Hasil Tes Pra Siklus dan Tes Siklus I. Keterangan Pra Siklus Siklus I

Nilai Terendah 5 35

Nilai Tertinggi 90 95

Rata-rata Nilai Klasikal 57 68,27

Ketuntasan Klasikal 50 % 65,38 %

Dari hasil perkembangan tes pra siklus dan evaluasi siklus I pada Tabel 5 di atas dapat disajikan dalam grafik :

commit to user

Gambar 8. Grafik Perkembangan Hasil Tes Pra Siklus dan Siklus I Dari hasil analisa data perkembangan evaluasi siswa pada tes pra siklus dengan tes siklus I pada Tabel 5 di atas dapat disimpulkan bahwa persentasi hasil tes siswa yang tuntas naik 15,38 % dengan nilai batas tuntas 65 ke atas, siswa yang tuntas belajar di siklus I sebesar 65,38 %, yang semula pada tes pra siklus hanya terdapat 50 % siswa mencapai batas tuntas. Besarnya nilai terendah yang diperoleh siswa pada saat tes awal sebesar 5 dan pada siklus I menjadi 35. Untuk nilai tertinggi terdapat kenaikan dari 90 naik menjadi 95 dan nilai rata-rata kelas yang pada tes awal sebesar 57 naik pada tes siklus I menjadi 68,27. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan menggambar jaring-jaring bangun ruang. tetapi masih ada 9 siswa yang belum tuntas.

Berdasarkan siklus I yang telah selesai dilaksanakan kemudian dianalisis untuk mengetahui kekurangannya. Kekurangannya pada siklus I antara lain : siswa yang pandai lebih aktif, dalam kegiatan kelompok kerja sama siswa masih kurang, serta dalam mengerjakan soal yang ukuran bangun ruangnya ditentukan siswa masih mengalami kesulitan. Setelah diketahui kekurangan pada siklus 1, maka dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap rencana selanjutnya pada siklus II.

commit to user c. Deskripsi Siklus II

Tindakan siklus I dilaksanakan pada tanggal 25 April dan 28 April 2011. Adapun tahapan yang dilakukan meliputi :

1) Tahap Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakan siklus I dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menggambar jaring-jaring

bangun ruang menggunakan metode penemuan (discovery) sudah

mengalami peningkatan. Tetapi masih ada 9 siswa yang belum tuntas. Oleh karena itu, untuk meningkatkan lagi jumlah siswa yang tuntas peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran kembali menggunakan metode penemuan (discovery) dengan indikator yang sama pada siklus I.

Hal-hal yang perlu diperbaiki guru dalam pembelajaran matematika

menggunakan metode penemuan (discovery) sebagai upaya perbaikan

mengatasi kekurangan pada siklus I antara lain :

a) Guru berusaha untuk meningkatkan kerja sama kelompok agar semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan penemuan.

b) Meningkatkan kerja sama kelompok dengan cara memberikan

penghargaan dan pujian baik secara individu maupun kelompok.

c) Pada siklus I dalam mengerjakan soal yang ukuran bangun ruangnya ditentukan siswa masih mengalami kesulitan sehingga pada siklus II pada lembar evaluasi kelompok maupun individu, guru menyediakan lembar jawab berpetak untuk memudahkan siswa.

Dilihat dari analisis siklus I, sebagian besar kemampuan siswa dalam menggambar jaring-jaring bangun ruang sudah cukup bagus. Meskipun demikian pembelajaran matematika pada siklus I belum dikatakan berhasil, karena belum mencapai target yang diinginkan. Langkah-langkah untuk meningkatkan kemampuan siswa menggambar jaring-jaring bangun ruang pada siklus II adalah sebagai berikut :

a) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) matematika pada pokok bahasan menggambar jaring-jaring bangun ruang menggunakan

commit to user

metode penemuan (discovery) yang disusun 2x pertemuan masing masing dengan alokasi waktu 3 x 35 menit atau 3 jam pelajaran, dengan : Standar Kompetensi :

Memahami sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang serta hubungan antar bangun.

Kompetensi Dasar :

Menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana. Indikator :

Kognitif :

1) Menentukan berbagai bentuk jaring-jaring kubus dan balok. 2) Menentukan jaring-jaring tabung, kerucut dan limas

Afektif :

1) Menunjukkan berbagai bentuk jaring-jaring kubus dan balok. 2) Menunjukkan jaring-jaring tabung, kerucut dan limas.

Psikomotorik :

1) Menggambar berbagai bentuk jaring/jaring kubus dan balok. 2) Menggambar jaring-jaring tabung, kerucut dan limas.

b) Menyusun serta mengembangkan format evaluasi pembelajaran.

c) Menyiapkan media pembelajaran yaitu berbagai bentuk jaring-jaring bangun ruang.

d) Membuat lembar observasi aktivitas guru dan siswa. 2) Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini guru menerapkan metode penemuan (discovery) sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun yaitu 2x pertemuan. adapun pelaksanaan tindakan pada siklus I ini adalah sebagai berikut:

a) Pertemuan Pertama

Pembelajaran pertemuan pertama pada siklus II ini dilaksanakan pada tanggal 25 April 2011. Pada pertemuan pertama materi yang diajarkan adalah menggambar jaring-jaring kubus dan balok dengan 3 indikator yaitu menentukan berbagai bentuk jaring-jaring kubus dan

commit to user

balok, menunjukkan berbagai bentuk jaring-jaring kubus dan balok, dan menggambar berbagai bentuk jaring-jaring kubus dan balok. Kegiatan

diawali dengan berdo’a bersama-sama kemudian dilanjutkan presensi

kehadiran siswa. Sebagai kegiatan awal, guru melakukan apersepsi dengan mengingat materi pelajaran yang lalu tentang bangun ruang. Guru kemudian menyampaikan tujuan pembalajaran pada siswa.

Pada kegiatan inti, guru menanyakan pada siswa masih ingatkah nama bangun ruang yang dibawa oleh guru. Siswa antusias menjawab pertanyaan guru dengan benar. Guru menyampaikan pada siswa metode pembelajaran yang akan digunakan yaitu menggunakan metode penemuan (discovery), kemudian guru bersama siswa berdiskusi tentang cara menemukan jaring-jaring kubus dan balok yang balok yang benar. Siswa dibentuk menjadi 5 kelompok dan duduk sesuai dengan kelompok masing-masing. Guru menyediakan berbagai jaring-jaring kubus dan balok dan dari berbagai jaring tersebut hanya ada beberapa jaring-jaring yang benar. Setiap kelompok dibagikan lembar kerja kelompok dan berbagai jaring-jaring kubus dan balok yang telah dipersiapkan oleh guru serta satu lembar kertas karton. Siswa diminta membaca perintah yang ada di lembar kerja dengan cermat. Setiap kelompok harus bekerja sama dengan baik untuk menemukan jaring-jaring kubus dan balok yang benar. Jaring-jaring kubus dan balok yang telah ditemukan digambar pada pada kertas karton yang telah disiapkan kemudian dibentuk menjadi bangun kubus dan balok. Guru berkeliling memantau perkembangan siswa dan membantu kelompok yang mengalami kesulitan. Dalam kegiatan ini siswa sangat antusias dan mengerjakan tugas masing-masing dengan baik, sehingga kerja sama antar siswa dalam kelompok meningkat. Setelah kegiatan penemuan selesai, guru bersama siswa membahas hasil diskusi kelompok. Guru memberikan pujian dan penghargaan bagi siswa yang aktif baik secara individu maupun kelompok.

commit to user

Pada kegiatan akhir, siswa bersama guru membuat kesimpulan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan yang belum dipahami. Guru memberikan soal individu pada tiap siswa untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan materi menggambar jaring-jaring kubus dan balok. Guru memberikan penguatan pada siswa dan meminta pekerjaan siswa kemudian menutup pelajaran.

b) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 28 April 2011. Pada pertemuan ini materi yang diajarkan adalah menggambar jaring-jaring tabung, kerucut dan limas. Indikatornya yaitu menentukan jaring-jaring tabung, kerucut dan limas, menunjukkan jaring-jaring tabung, kerucut dan limas, dan menggambar jaring-jaring

tabung, kerucut dan limas. Kegiatan diawali dengan berdo’a bersama

kemudian dilanjutkan presensi kehadiran siswa. Untuk menuju materi pelajaran yang akan dipelajari, siswa diajak untuk mengingat kembali materi pelajaran yang lalu yaitu tentang jaring-jaring kubus dan balok. guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Pada kegiatan inti, guru menanyakan pada siswa masih ingatkah nama bangun ruang yang dibawa oleh guru. Siswa antusias menjawab pertanyaan guru dengan benar. Guru menyampaikan pada siswa metode pembelajaran yang akan digunakan yaitu menggunakan metode penemuan (discovery), kemudian guru bersama siswa berdiskusi tentang cara menemukan jaring-jaring tabung, kerucut dan limas yang benar. Siswa dibentuk menjadi 5 kelompok dan duduk sesuai dengan kelompok masing-masing. Guru menyediakan berbagai jaring-jaring tabung, kerucut dan limas. Dari berbagai jaring-jaring tersebut hanya ada beberapa jaring-jaring yang benar. Setiap kelompok dibagikan lembar kerja kelompok dan berbagai jaring-jaring tabung, kerucut dan limas yang telah dipersiapkan oleh guru serta satu lembar kertas karton. Siswa diminta membaca perintah yang ada di lembar kerja dengan cermat.

Dokumen terkait