• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Hasil Penelitian

Dalam dokumen 3. BAB I V docx (Halaman 40-47)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

2. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan sebanyak dua kali putaran atau dua siklus. Putaran I di lakukan sebanyak tiga kali pertemuan, sedangkan pada putaran kedua sebanyak tiga kali pertemuan, dengan satu kali pertemuan terakhir tes ulangan harian. Sebelum peneliti melakukan penelitian, peneliti sudah membuat kelompok terlebih dahulu dimana pembentukan kelompok tersebut berdasarkan dari materi-materi sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mengevisienkan waktu yang ada.

Pertemuan pertama, terlebih dahulu siswa diarahkan pada model pembelajaran yang ingin di teliti yaitu model AIR dengan pendekatan pembelajaran ilmiah. Pertemuan kedua, merupakan lanjutan pertemuan pertama dimana siswa diharapkan dipertemuan kedua ini sudah terbentuk konsep matematikanya. Sedangkan dipertemuan ketiga, yaitu dilakukan pemberian tugas dan tes awal. Hasil tes awal digunakan sebagai skor dasar untuk menghitung skor peningkatan, kemudian di analisa untuk diketahui sejauh mana peningkatan hasil belajar matematika siswa persiklus. Karena permasalahan belum terselesaikan, artinya masih banyak siswa yang belum memahami konsep matematika dan memecahkan masalah, maka peneliti

melanjutkan pada putaran kedua atau siklus II. Berikut hasil dokumentasi pada kegiatan orientasi menemukan pola bilangan perkelompok.

Gambar 4.1. Orientasi Siswa Penemuan Pola Bilangan Dengan Alat Peraga Matematika Menara Hanoi

Adapun hasil penelitian dalam setiap putaran sebagai berikut: 1. Siklus I

a. Ide Utama

Ide utama dari penelitian ini terkait dengan banyaknya siswa yang kurang terampil dan kurang mampu memecahkan masalah matematika siswa. Hal ini tergambar melalui pengamatan dan penilaian kompetensi pengetahuan (KI-3) dan keterampilan (KI-4) siswa pada materi sebelumnya. Hasil pengamatan dan penilaian yang dilakukan menunjukkan bahwa sebelum di lakukan penelitian 44 siswa tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ≥ 68.

b. Peninjauan

Karena adanya gejala permasalahan kurang terampil dan kurang mampu memecahkan masalah matematika siswa, maka peneliti

mencoba menghubungkan dengan model pembelajaran yang ingin diteliti yaitu model auditory intelectually repetition (AIR) dengan pendekatan pembelajaran scientific appoach.

c. Perencanan

Alternatif pemecahan masalah yang ada di lakukan dengan menggunakan model pembelajaran AIR dengan pendekatan scientific appoach. Hal penting yang harus disiapkan oleh peneliti adalah membuat lembar observasi, skenario pembelajaran, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Masing-masing siklus, pertemuan di lakukan sebanyak tiga kali pertemuan, pada siklus I pertemuan ketiga dilakukan tes awal, dan pada siklus II pertemuan ketiga dilakukan tes akhir.

d. Tindakan I

Pada awal pertemuan, guru menjelaskan mengenai model dan strategi pembelajaran yang dilakukan, kemudian guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP, serta siswa duduk secara berkelompok. Sementara pada pertemua kedua, siswa masih diberikan pemahaman terkait dengan materi yang belum dikuasai oleh siswa. Pada pertemuan ketiga siklus I, guru melakukan tes awal untuk mengetahui keberhasilan siswa.

e. Monitor

1) Pertemuan I: sebagian siswa belum bisa mengikuti strategi pembelajaran yang diberikan oleh guru, masih ada beberapa siswa yang tidak berpartisipasi dalam diskusi kelompok, dan adanya anggota kelompok yang mendominasi.

2) Pertemuan II: siswa sudah mulai mengikuti strategi pembelajaran yang diberikan, indikatornya yaitu berkurangnya siswa yang tidak berpartisipasi dalam diskusi kelompok, meskipun masih ada anggota kelompok yang mendominasi.

3) Pertemuan III: guru melakukan tes awal, dimana hasil belajar diperoleh sebanyak 14 siswa yang sudah mencapai nilai KKM ≥ 68, sedangkan 30 diantaranya tidak memenuhi nilai KKM.

Berdasarkan hasil pada siklus I diatas, maka diketahui bahwa rata-rata keberhasilan siswa sudah mencapai 31,8%. Namun demikian, karena masih adanya beberapa anggota kelompok dan keberhasilan pembelajaran masih jauh dari target yang ada, maka perlu dilakukannya tindakan II.

2. Siklus II

a. Permasalahan

1) Masih terdapat siswa yang pasif dalam diskusi kelompok. 2) Masih terdapat dominasi anggota kelompok.

3) Terdapat beberapa siswa yang belum memahami dan terampil dalam memecahkan masalah matematika siswa yang diberikan. b. Perencanaan

1) Menyiapkan lembar observasi. 2) Menyiapkan skenario pembelajaran. 3) Melaksanakan RPP

4) Membuat LKS c. Tindakan II

Siklus II dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan. Pada pertemuan pertama, guru fokus kepada permasalahan yang menghambat keberhasilan pembelajaran, diantaranya perbaikan pembelajaran. Pertemuan kedua adanya perbaikan pembelajaran setelah peneliti memperoleh hasil pembelajaran siswa baik secara individu ataupun kelompok. Pertemuan ketiga, peneliti melakukan tes akhir atau tes formatif ulangan harian.

d. Monitor

Hasil monitoring pada siklus II ini, diperoleh data sebagai berikut: 1) Pertemuan I: guru fokus pada materi pembelajaran untuk mencapai

nilai KKM ≥ 68, akan tetapi masih ada beberapa siswa yang kurang paham terkait dengan materi dikarenakan siswa tersebut tidak hadir pada pertemuan sebelumnya.

2) Pertemuan II: sebanyak 81% siswa atau sebanyak 35 siswa diantaranya sudah menguasai kompetensi yang diberikan, hal ini ditunjukkan adanya dinamika kelompok yang baik, dan proses jalannya diskusi kelompok dengan maksimal.

3) Pertemuan III: guru melakukan tes formatif kepada siswa (ulangan harian), dan diperoleh tingkat keberhasilan belajar siswa sebesar 15,69 % dan sebanyak 22 siswa sudah mencapai KKM ≥ 68 atau sebesar 50% siswa sudah menguasai materi pembelajaran.

Secara keseluruhan, baik nilai tugas, nilai tes formatif (ulangan harian) siswa, maupun observasi, tugas projek siswa serta tugas portofolio siswa dapat dilihat pada tabel hasil belajar siswa tiap siklus.

Tabel 4.1. Nilai Hasil Belajar Siswa Persiklus

Siklus N. TRata-rata NilaiU. H. H. B Peningkatan (%)Prosentase Keterangan

Awal 79 28 45 - Sebelum penelitian

I 81 68 72 58,82 Penelitian

II 82 78.1 79,2 15,69 Penelitian

Sumber: (Hasil Penelitian, 2014) Keterangan:

N. T = nilai tugas U.H = ulangan harian H. B = hasil belajar Dari tabel 4.1 diatas, nilai tugas, ulangan harian, dan hasil belajar serta persentase peningkatan terlihat bahwa tiap siklus mengalami peningkatan hasil belajar matematika siswa.

Tabel 4.2. Poin Peningkatan Hasil Belajar Perkelompok

Siklus Poin Peningkatan Kelompok

Kel. A Kel. B Kel. C Kel. D Kel. E Kel. F

I 18 18 15 14 19 20

II 25 22 22 20 20 25

Sumber: (Hasil Penelitian, 2014)

Kel. A Kel. B Kel. C Kel. D Kel. E Kel. F

I Baik Baik Baik Cukup Baik Baik

II Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik

Baik Baik Sangat

Baik Rerata Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik

Baik Baik Sangat

Baik Sumber: (Hasil Penelitian, 2014)

Dari tabel 4.2 dan 4.3 mengenai peningkatan hasil belajar kelompok, pada siklus I kemampuan belajar kelompok siswa belum siap menerima pembelajaran dengan model diatas, karena ada satu kelompok belajar siswa yang mempunyai krtiteria cukup.

Gambar 4.2. Grafik Nilai Tugas, Nilai Ulangan Harian, dan Nilai Akhir

Awal Siklus I Siklus II

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Sumber: (Hasil Penelitian, 2014)

Gambar 4.2 mengartikan bahwa aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan yang baik, hal ini di tunjukkan dengan masing-masing siklus mengalami peningkatan.

Awal Siklus I Siklus II

0 20 40 60 80 100

Dalam dokumen 3. BAB I V docx (Halaman 40-47)

Dokumen terkait