• Tidak ada hasil yang ditemukan

Statistik deskriptif dilakukan untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran tentang subjek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya (Sugiyono, 2011). Berdasarkan data penelitian yang telah diperoleh, dapat diketahui hasil statistik data empiris yang disajikan pada tabel-tabel berikut. Berikut ini hasil deskripsi data penelitian.

Tabel 13. Deskripsi data penelitian

Variabel N Minimum Maksimum Mean SD Hip Emp Hip Emp Hip Emp

Gaya Kelekatan Aman 65 44 115 176 151 110 132,52 7,824 Gaya Kelekatan Terpreokupasi 5 44 107 176 118 110 112,60 4,506 Gaya Kelekatan Menolak 11 44 111 176 125 110 118,36 5,316 Konsep Diri 82 51 125 204 199 127 174,30 14,83

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa skor mean empirik yang diperoleh dari 65 subjek pada skala gaya kelekatan aman adalah 132,52 dengan standar deviasi sebesar 7,824. Sedangkan skor mean hipotetiknya adalah 110. Sedangkan skor mean empirik yang diperoleh dari 5 subjek pada skala gaya kelekatan terpreokupasi adalah 112,60 dengan standar deviasi sebesar 4,506. Sedangkan skor mean hipotetiknya adalah 110. Kemudian skor mean empirik yang diperoleh dari 11 subjek pada skala gaya kelekatan menolak adalah 118,36 dengan standar deviasi sebesar 5,316. Sedangkan skor mean hipotetiknya adalah 110. Selain itu, dari tabel di atas juga dapat dilihat bahwa skor mean empirik yang diperoleh dari 82 subjek pada skala konsep diri adalah 174,30 dengan standar deviasi sebesar 14,83. Sedangkan skor mean hipotetiknya adalah 127. Hal ini berarti subjek memiliki gaya kelekatan aman, gaya kelekatan terpreokupasi, gaya kelekatan menolak, dan konsep diri yang lebih tinggi.

Namun, pada skala gaya kelekatan takut-menghindar karena jumlah subjeknya hanya satu maka sata yang ada tidak dapat diproses oleh SPSS.

Kemudian dilakukan uji t untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan pada mean empirik dan mean hipotetik pada variabel gaya kelekatan aman, terpreokupasi, menolak, dan konsep diri. Jika hasil uji t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada mean empirik dan hipotetik yang signifikan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa subjek penelitian memiliki gaya kelekatan dan konsep diri yang tergolong tinggi. Sebaliknya, jika hasil uji t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada mean empirik dan hipotetik yang tidak signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian tidak memiliki gaya kelekatan dan konsep diri yang tergolong tinggi.

1. Uji t Variabel Gaya Kelekatan Aman

Pada tabel 14 disajikan hasil uji t pada mean empirik dan hipotetik dari variabel gaya kelekatan aman.

Tabel 14.Uji mean empirik dan mean hipotetik variabel gaya kelekatan aman

One-Sample Test

Test Value = 110

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

aman 23.208 64 .000 22.523 20.58 24.46

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai t sebesar 23,208 dan

nilai signifikansi 0,000.Jika Sig > α, maka Ho diterima. Namun

sebaliknya, jika Sig < α, maka Ho ditolak. Nilai α sebesar 0,05. Hal ini

berarti Sig < 0,05 sehingga Ho ditolak. Jadi, ada perbedaan yang signifikan antara mean empirik dan hipotetik pada variabel gaya kelekatan aman. Mean empirik dari gaya kelekatan aman lebih besar daripada mean hipotetiknya sehingga dapat dikatakan bahwa subjek memiliki gaya kelekatan aman yang tergolong tinggi.

2. Uji t Variabel Gaya Kelekatan Terpreokupasi

Pada tabel 15 disajikan hasil uji t pada mean empirik dan hipotetik dari variabel gaya kelekatan terpreokupasi.

Tabel 15.Uji mean empirik dan mean hipotetik variabel gaya kelekatan terpreokupasi One-Sample Test Test Value = 110 t df Sig. (2- tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

terpreokupasi 1.290 4 .266 2.600 -2.99 8.19

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai t sebesar 1,290 dan nilai signifikansi 0,266. Jika Sig > α, maka Ho diterima. Namun sebaliknya, jika Sig < α, maka Ho ditolak. Nilai α sebesar 0,05. Hal ini berarti Sig > 0,05 sehingga Ho diterima. Jadi, ada perbedaan yang tidak signifikan antara mean empirik dan hipotetik pada variabel gaya kelekatan terpreokupasi sehingga dapat dikatakan bahwa subjek memiliki gaya kelekatan terpreokupasi yang tergolong sedang.

3. Uji t Variabel Gaya Kelekatan Menolak

Pada tabel 16 disajikan hasil uji t pada mean empiric dan hipotetik dari variabel gaya kelekatan menolak.

Tabel 16.Uji mean empirik dan mean hipotetik variabel gaya kelekatan menolak One-Sample Test Test Value = 110 t df Sig. (2- tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Menolak 5.219 10 .000 8.364 4.79 11.93

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai t sebesar 5,219 dan

nilai signifikansi 0,000.Jika Sig > α, maka Ho diterima. Namun

sebaliknya, jika Sig < α, maka Ho ditolak. Nilai α sebesar 0,05. Hal ini

berarti Sig < 0,05 sehingga Ho ditolak. Jadi, ada perbedaan yang signifikan antara mean empirik dan hipotetik pada variabel gaya kelekatan menolak. Mean empirik dari gaya kelekatan menolak lebih besar daripada mean hipotetiknya sehingga dapat dikatakan bahwa subjek memiliki gaya kelekatan menolak yang tergolong tinggi.

4. Uji t Variabel Konsep Diri

Pada tabel 17 disajikan hasil uji t pada mean empirik dan hipotetik dari variabel konsep diri.

Tabel 17.Uji mean empirik dan mean hipotetik variabel konsep diri One-Sample Test Test Value = 127 t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

konsepdiri 28.886 81 .000 47.305 44.05 50.56

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai t sebesar 28,886 dan nilai signifikansi 0,000. Jika Sig > α, maka Ho diterim. Namun, jika Sig <

α maka Ho ditolak. Nilai α sebesar 0,05. Hal ini berarti Sig < 0,05 maka

Ho ditolak. Jadi, ada perbedaan yang signifikan antara mean empirik dan hipotetik pada variabel konsep diri. Mean empirik dari konsep diri lebih besar daripada mean hipotetiknya sehingga dapat dikatakan bahwa subjek memiliki konsep diri yang tergolong tinggi.

Kemudian konsep diri positif dan negatif subjek dapat diperoleh dari kategorisasi berdasarkan norma kategorisasi dua jenjang (Azwar, 2007).

Rumus Kategori

X ≥ µ Positif

X < µ Negatif

Tabel 18. Kategorisasi Konsep Diri Kategori Jumlah Subjek Persentase X ≥ 174 (positif) 51 62,2% X < 174 (negatif) 31 37,8% Total 82 100%

Dari hasil kategorisasi di atas, dapat diketahui bahwa 62,2% subjek memiliki konsep diri dalam kategori positif. Selain itu, 37,8% subjek memiliki konsep diri dalam kategori negatif.

E. Analisis Data Penelitian 1. Uji Asumsi

Uji asumsi dilakukan untuk membuktikan bahwa data yang kita peroleh sudah memenuhi syarat untuk melakukan analisis. Uji asumsi meliputi uji normalitas dan uji linearitas. Sebelum melakukan uji hipotesis maka dilakukan uji normalitas data terlebih dahulu (Soegiyono, 2012). Uji asumsi dilakukan untuk membuktikan apakah sebaran data yang dimiliki mengikuti kurva normal atau tidak (Santoso, 2010).

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian berasal dari populasi yang sebarannya normal atau tidak (Santoso, 2010). Teknik yang digunakan untuk uji normalitas dalam penelitian ini adalah One Sample

Kolmogorov-Smirnov Test dalam program SPSS for Windows 16.0.

Jika nilai signifikansi atau probabilitas yang diperoleh lebih besar dari 0,05 (p > 0,05) maka dapat dikatakan bahwa sebaran data yang dimiliki tidak berbeda secara signifikan dengan data normal atau dengan kata lain data yang digunakan memiliki sebaran yang normal. Berikut ini hasil dari penghitungan uji normalitas:

Tabel 19.Uji Normalitas

Variabel P Keterangan

Gaya Kelekatan 0,716 Normal Konsep Diri 0,018 Tidak normal

Berdasarkan hasil uji normalitas, dapat diketahui bahwa sebaran data variabel gaya kelekatan memiliki nilai signifikansi atau probabilitas (p) yang lebih besar dari 0,05 (p > 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa data tidak berbeda secara signifikan dengan data virtual yang normal atau dengan kata lain sebaran data normal. Sedangkan variabel konsep diri memiliki nilai signifikansi atau probabilitas (p) yang lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa sebaran data berbeda secara signifikan dengan data virtual yang normal atau dengan kata lain sebaran data tidak normal.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk menguji apakah hubungan antara variabel bebas dan tergantung mengikuti garis lurus atau tidak (Santoso, 2010). Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan pengujian Test for Linearity dalam program SPSS

for Windows 16.0. Jika nilai signifikansi atau probabilitas yang

diperoleh lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) maka dapat dikatakan bahwa hubungan antar variabel dalam penelitian ini mengikuti garis lurus. Berikut ini hasil penghitungan uji lineritas :

Tabel 20. Uji Linearitas

F p

Konsep Diri* Linearity 37,283 0,000 Gaya Kelekatan

Dari hasil uji linearitas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi dari gaya kelekatan dan konsep diri adalah 0,000. Hal ini berarti p lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) sehingga dapat dikatakan bahwa hubungan antara variabel gaya kelekatan dan konsep diri mengikuti garis lurus. Jadi, peningkatan atau penurunan kuantitas di satu variabel akan diikuti secara linear oleh peningkatan atau penurunan kuantitas variabel lainnya (Santoso, 2010). Hal tersebut dapat dilihat pada lampiran.

2. Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis korelasi.Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui kecenderungan pola satu variabel terhadap variabel lainnya (Santoso, 2010). Penelitian ini menggunakan teknik korelasi Spearman Rho dalam program SPSS

for Windows 16.0. Hal tersebut dikarenakan ada salah satu variabel

yang memiliki sebaran data tidak normal, yaitu konsep diri. Dalam uji hipotesis ini, jika nilai signifikansi atau probabilitas yang diperoleh lebih besar dari 0,05 (p > 0,05) maka hipotesis ditolak. Namun sebaliknya, jika nilai signifikansi atau probabilitas yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) maka hipotesis diterima. Berikut hasil uji hipotesis dalam penelitian ini :

Tabel 21.Hasil uji hipotesis variabel gaya kelekatan aman dengan konsep diri

Correlations

KonsepDiri GKaman

Spearman's rho KonsepDiri Correlation Coefficient 1.000 .215

Sig. (2-tailed) . .052

N 82 82

GKaman Correlation Coefficient .215 1.000

Sig. (2-tailed) .052 .

Berdasarkan hasil uji hipotesis, dapat dikatakan bahwa hipotesis yang diuji dalam penelitian ditolak. Hal ini terbukti dari koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,215 dengan nilai signifikansi atau probabilitas 0,052 yang berarti lebih besar dari 0,05 (p < 0,05). Nilai 0,215 menunjukkan besarnya koefisien korelasi. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa hubungan tersebut termasuk dalam kategori rendah karena berada pada rentang 0,20 – 0,399. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif yang rendah atau lemah namun tidak signifikan. Dengan kata lain, gaya kelekatan aman dan konsep diri pada remaja di panti asuhan tidak berkorelasi.

Tabel 22. Hasil uji hipotesis variabel gaya kelekatan takut – menghindar dengan konsep diri

Berdasarkan hasil uji hipotesis, dapat dikatakan bahwa hipotesis yang diuji dalam penelitian ini diterima. Hal ini terbukti dari koefisien korelasi yang diperoleh sebesar -0,309 dengan nilai signifikansi atau probabilitas 0,005 yang berarti lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05). Nilai 0,309 menunjukkan besarnya koefisien korelasi. Oleh karena itu, dapat

Correlations

KonsepDiri

GKtakutmeng

hindar

Spearman's rho KonsepDiri Correlation

Coefficient 1.000 -.309** Sig. (2-tailed) . .005 N 82 82 GKtakutmenghinda r Correlation Coefficient -.309** 1.000 Sig. (2-tailed) .005 . N 82 82

dikatakan bahwa hubungan tersebut termasuk dalam kategori rendah atau lemah karena berada pada rentang 0,20 – 0,399. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan negatif yang rendah atau lemah dan signifikan antara gaya kelekatan takut – menghindar dan konsep diri pada remaja di panti asuhan.

Tabel 23. Uji hipotesis variabel gaya kelekatan terpreokupasi dengan konsep diri

Correlations

KonsepDiri

GKterpreokup

asi

Spearman's rho KonsepDiri Correlation

Coefficient 1.000 -.595** Sig. (2-tailed) . .000 N 82 82 GKterpreokupas i Correlation Coefficient -.595** 1.000 Sig. (2-tailed) .000 . N 82 82

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil uji hipotesis, dapat dikatakan bahwa hipotesis yang diuji dalam penelitian ini diterima. Hal ini terbukti dari koefisien korelasi yang diperoleh sebesar -0,595 dengan nilai signifikansi atau probabilitas 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05). Nilai

0,595 menunjukkan besarnya koefisien korelasi. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa hubungan tersebut termasuk dalam kategori sedang karena berada pada rentang 0,40 – 0,599. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan dan negatif antara gaya kelekatan terpreokupasi dan konsep diri pada remaja di panti asuhan.

Tabel 24. Uji hipotesis variabel gaya kelekatan menolak dengan konsep diri

Correlations

KonsepDiri GKmenolak

Spearman's rho KonsepDiri Correlation Coefficient 1.000 -.217*

Sig. (2-tailed) . .050

N 82 82

GKmenolak Correlation Coefficient -.217* 1.000

Sig. (2-tailed) .050 .

N 82 82

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil uji hipotesis, dapat dikatakan bahwa hipotesis yang diuji dalam penelitian ini diterima. Hal ini terbukti dari koefisien korelasi yang diperoleh sebesar -0,217 dengan nilai signifikansi atau probabilitas 0,050 yang berarti sama dengan 0,05 (p = 0,05). Nilai 0,217 menunjukkan besarnya koefisien korelasi. Oleh karena itu, dapat

dikatakan bahwa hubungan tersebut termasuk dalam kategori rendah atau lemah karena berada pada rentang 0,20 – 0,399. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan negatif yang rendah atau lemah dan signifikan antara gaya kelekatan menolak dan konsep diri pada remaja di panti asuhan.

Dokumen terkait