• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : HASIL PENELITIAN

B. Deskripsi Data

Data penelitian tentang kompetensi guru Pendidikan Agama Islam dalampelaksanaan penilaian sikap pada kurikulum 2013 di SMP Negeri 3 Tangerang Selatanyang peneliti dapatkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi yang dilakukan kepada guru Pendidikan Agama Islam selama kurang lebih satu bulan, dimana penulis melakukan penelitian pada 4 orang guru.Berdasarkan teknik pengumpulan data yang digunakan, peneliti mendapatkan data yang berkaitan dengan pelaksanaan penilaian sikap pada kurikulum 2013 oleh guru Pendidikan agama Islam dan juga data mengenai instrument penilaian sikap pada kurikulum 2013, serta arsip hasil penilaian sikap siswa dan profil sekolah yang diteliti.

Adapun deskripsi datanya secara keseluruhan baik dari observasi, wawancara dan dokumentasi akan dijelaskan sebagai berikut:

Dalam penilaian kurikulum 2013 pada ranah sikap memfokuskan pada prosedur penilaian yang dilakukan oleh guru pendidikan agama islam, untuk dapat mengetahui apakah kompetensi guru dalam proses penilaian sudah tercapai atau belum.

Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi yang telah penulis lakukan di SMPN 3 Tangerang Selatan, dapat diuraikan beberapa hasil kompetensi guru dalam penilaian sikap pada kurikulum 2013. Pada penelitian ini antara hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi mengalami perbedaan.

1. Perencanaan penilaian

Dalam pelaksanaan kegiatan akan lebih baik apabila melalui perencanaan, untuk membuat sebuah kegiatan lebih terarah dan jelas. Dalam perencanaan penilaian ini ada beberapa yang perlu dilakukan yaitu:

a. Menentukan tujuan penilaian

Dalam penilaian sangat penting menentukan tujuan penilaian, karena dengan adanya tujuan penilaian akan memberikan kemudahan untuk melakukan penyusunan atau menentukan jenis penilaian yang akan digunakan. Pada hasil wawancara yang dilakukan kepada empat guru, hasilnya semua guru memaparkan bahwa dalam menentukan tujuan penilaian sikap pada kurikulum 2013 semuanya mengacu pada SK/KD, indikator, dan standart penilaian sikap yang harus dicapai peserta didik. Namun ketika melihat hasil observasi dan dokumentasi, para guru tidak membuat tujuan penilaian sikap dengan alasan sudah mempunyai instrumen penilaian dari pusat.

b. Mengidentifikasi proses dan hasil belajar

Pada dasarnya proses identifikasi, proses belajar, dan hasil belajar ini telah ditentukan dalam bentuk domain afektif yang khusus membahas mengenai sikap peserta didik. Diantaranya meliputi penerimaan, respon, organization, dan penilaian. Berdasarkan hasil wawancara, masing-masing guru belum terlalu mengerti mengenai identifikasi proses dan hasil belajar. Sehingga masing-masing guru hanya mengatakan identifikasi yang mengacu pada 7 aspek penilaian sikap dan mengacu pada materi pendidikan agama islam, dari sini guru terlihat proses penilaian hanya menjalankan secara umum saja. Dalam hal ini harus mengetahui apa saja yang dilakukan terkait domain penilaian sikap, Seperti melakukan penilaian dan adanya proses penerimaan peserta didik. Sedangkan hasil observasi dan dokumentasi, menunjukkan setiap

guru tidak melakukan identifikasi proses dan hasil belajar dan tidak adanya dokumen yang bisa membuktikan.

c. Menyusun kisi-kisi

Penyusunan kisi-kisi dimaksudkan agar materi penilaian betul-betul relevan dengan materi pelajaran yang sudah diberikan guru kepada peserta didik. Pada hasil wawancara, salah satu guru mengatakan membuat kisi-kisi berdasarkan pada SK/KD dan materi pembelajaran. Serta 3 guru yang lainnya mengatakan tidak membuat kisi-kisi penilaian sikap baik itu untuk keperluan observasi, penilaian diri sendiri, penilaian antar teman dan penilaian jurnal. Melainkan langsung menggunakan instrumen yang ada karena sudah mendapatkan buku penilaian sikap yang sudah tersusun dengan baik sehingga langsung diberikan kepada peserta didik. Berdasakan observasi dan dokumentasi yang dilakukakn penulis, bahwasannya memang setiap guru tidak membuat kisi-kisi dalam pembuatan instrumen penilaian sikap. d. Mengembangkan draf instrument

Setelah membuat kisi-kisi langkah selanjutnya membuat instrumen yang akan digunakan oleh anak untuk keperluan penilaian yang dibuat secara deskriptif berupa pertanyaan yang berhubungan dengan kompetensi yang harus di capai peserta didik. Dari hasil wawancara, ada guru yang mengatakan tidak membuat karena keterbatasan waktu dan guru lainnya mengatakan tidak membuat instrumen penilaian karena lagi-lagi buku penilaian sikap sudah disediakan sehingga langsung digunakan.Dan hal ini juga sesuai dengan hasil observasi dan dokumentasi, dimana memang guru-guru pendidikan agama islam tidak membuat dan tidak memiliki dokumen terkait pengembangan draf instrumen penilaian sikap siswa.

e. Uji coba dan analisis soal

Uji coba dilakukan untuk mengetahuai hasil awal dari instrumen penilaian yang sudah dibuat, sehingga kalau ada kekurang ataupun kesalahan bisa diperbaiki demi ketercapaian penilaian yang benar.Berdasarkan hasil wawancara, semua guru hanya mengatakan melihat kelebihan dan kekurang dari hasil instrument awal yang digunakan tapi belum pernah melakukan uji coba tersebut.Sedangkan dari hasil observasi dan dokumentasi semua guru tidak ada yang terlihat memiliki bukti dokumen yang mendukung proses kegiatan uji coba dan analisis soal terkait pada penilaian sikap siswa.

f. Revisi dan merakit instrument baru.

Setelah diuji cobakan, barulah kemudian dilakukan revisi pada soal-soal yang memang tidak sesuai sehingga menghasilkan instrumen baru yang siap digunakan.

Pada hasil wawancara, semua guru mengatakan tidak melakukan perakitan instrumen baru. Dan hal ini sama dengan hasil observasi dan dokumentasi karena guru-guru tidak melakukan uji coba otomatis tidak melakukan revisi instrumen pula, sehingga tidak ada proses revisi yang dilakukan semua guru.

2. Pelaksanaan penilaian

Dalam pelaksanaan tes pada penilaian sikap kurikulum 2013 menggunakan 4 macam penilaian yakni, penilaian observasi, penilaian diri sendiri, penilaian anatar peserta didik, dan penilaian jurnal.

a. Penilaian observasi

Untuk penilaian observasi, setiap guru akan mengamati masing-masing siswa dari 7 aspek penilaian sikap yang sudah ditentukan, baik itu di dalam kelas maupun di luar kelas. Dari hasil wawancara, semua jawaban guru hampir sama, yakni masing-masing guru melakukan pengamatan baik itu di dalam kelas

maupun di luar kelas. Berdasarkan hasil observasi semua guru terlihat sudah melakukan observasi penilaian sebagai mana mestinya dimana guru sudah mengamati siswa baik di dalam maupun di luar kelas, namun hasil dokumentasi tidak sejalan, dimana guru-guru tidak membuat instrumen penilaian sikap tersendiri. Sedangkan pada contoh buku penilaian sikap yang digunakan tidak ada instrumen observasi, melainkan langsung menilai secara umum tanpa adanya panduan instrumen.

b. Penilaian diri sendiri

Penilaian diri sendiri ditujukan pada masing-masing siswa menilai atau mengukur penguasaan materi yang berpengaruh pada sikap yang dirasakannya. Pada hasil wawancara, semua guru mengatakan melakukan penilaian diri sendiri dengan menggunakan buku penilaian sikap yang sudah ada. Dan dari hasil observasi semua guru dalam penilaian ini sama, dengan memberikan pengarahan terkait penilaian diri sendiri terhadap aspek yang sudah ditentukan pada buku penilaian sikap, untuk kemudian dikumpulkan pada guru berupa kertas selembar. Para guru menghimbau agar peserta didik menilai dengan sejujur-jujurnya. Dan hasil dokumentasi yang penulis dapatkan dari buku penilaian sikap siswa yang sudah terisi oleh masing-masing siswa.

c. Penilaian antar peserta didik

Penilaian antar peserta didik adalah penilaian yang dilakukan oleh setiap siswa, masing-masing dari siswa akan memberikan penilaian pada temannya terkait sikap yang telah tertera pada instrumen penilaian sikap. Pada hasil wawancara, semua guru melakukan penilaian dengan menggunakan instrumen yang sudah tersedia di buku penilaian sikap. Dan dari hasil observasi penilaian antar peserta didik dilakukan dengan cara mengukar buku penilaian sikap satu sama lain pada setiap kelompok belajar yang sudah ditentukan di dalam kelas. Sama halnya dengan penilaian diri sendiri, guru

awalnya menjelaskan bahwa penilaian antar peserta didik juga harus dilakukan secara objektif. Sedangkan hasil pengumpulan dokumen yang penulis kumpulkan dari buku penilaian sikap siswa yang sudah diisi oleh teman masing-masing.

d. Penilaian jurnal

Penilaian jurnal merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang berisi informasi hasil pengamatan terhadap kekuatan dan kelemahan peserta didik, yang dipaparkan secara deskriptif. Dari hasil wawancara, masing-masing guru menjelaskan penilaian ini dengan mengumpulkan keseluruhan hasil penilain siswa, dan ada juga yang menjelaskan penilaian tersebut diambil dari pengamatan masing-masing siswa. Namun dari hasil observasi penulis melihat atau mengamati setiap guru tidak melakukan penilaian jurnal, hal tersebut juga di dukung oleh bukti dokumen dimana tidak adanya dokumen hasil penilaian junal masing-masing guru, melainkan penilaian ini secara tertulis digabungkan dengan observasi sehingga tidak ada arsip guru terkait penilaian jurnal ini, namun pada raport tetap dicantumkan nilai/penilaian jurnal peserta didik.

3. Pengolahan data

Setelah mendapatkan hasil penilaian, dari data-data yang telah dikumpulkan. Selanjutnya data tersebut akan dilakukan penskoran dan analisis soal yang telah digunakan dalam penilaian. Dalam pengolahan data ini juga dilakukan penafsiran terkait hasil penilaian.Pengolahan data dilakukan dengan cara penskoran. Dari hasil wawancara pernyataan dari semua guru hampir sama, menjelaskan penskoran yang dilakukan sudah tertera pada buku penilaian sikap, jadi siswalah yang masing-masing menghitung, yang hasil nilaianya berupa skor 1 sampai dengan 4. Dari hasil observasi yang dilakukan, siswa hanya memberi penskoran pada penilaian diri sendiri dan antar teman,

sedangkan untuk penilaian observasi sama sekali tidak ada penskoran yang dilakukan guru tapi langsung memberikan angka saja. Hal ini sesuai dengan bukti dokumentasi, untuk penilaian diri sendiri dan penilaian antar teman sudah ditentukan cara penskoraangnya masing-masing pada buku penilaian sikap yang sudah disediakan. Penilaian observasi dan jurnal tidak ada penskoran yang dilakukan oleh masing-masing guru.

Selain penskoran, dari hasil wawancara guru juga melakukan analisis serta penafsiran untuk mengetahui kekurangan ataupun pencapaian peserta didik berdasarkan hasil penskoran yang sudah dilakukan. Sehingga dapat ditafsirkan hasilnya berupa uraian singkat yang disebutkan pada raport siswa. Berdasarkan pada pengamatan dan dokumentasi guru menginput nilai siswa tersebut kedalam penilaian raport.

4. Pelaporan hasil penilaian

Dalam pelaporan penilaian ini akan terkait pada orang tua siswa dan pemerintah atau segenap jajaran yang berhubungan dengan kependidikan dan siswa sendiri. Yang terdiri dari:

a. Laporan prestasi mata pelajaran

Laporan prestasi pada mata pelajaran yang berkaiatan dengan sikap dilihat pada hasil siswa adalah mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar sikap yang sudah ditentukan pada pelajaran pendidikan agama islam. Berdasarkan hasil wawancara, guru menjelaskan kalau secara nyata jika anak tersebut kelakuannya baik pasti prestasinya juga baik. Sedangkan dari hasil observasi dan dokumentasi keempat guru pendidikan agama islam pada saat melakukan penilaian sikap untuk laporan prestasi mata pelajaran siswa yang diperlihatkan dalam bentuk huruf yaitu (A,B, C dan D) dan memberikan deskripsi atas aspek penilaian sikap siswa yang telah ditentukan.

b. Laporan pencapaian

Dalam penilaian sikap, menilai prestasi dilihat dari sejauh mana perubahan sikap yang telah dilakukan siswa dan aplikasi mengenai dampak positif apa yang sudah mengalami kemajuan dari setiap siswa, dan melihat bagaimana sikap siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dalam kurun waktu tertentu.

Pada hasil wawancara, ke empat guru menjelaskan kalau peserta didik benar-benar membuat suatu perubahan sikap maka penilaiannyapun akan bagus. Sedangkan dari hasil observasi dan dokumentasi setiap guru melakukan penilaian sikap dengan baik pada penilaian pencapain hasil belajar pada ranah sikap. Berarti dengan memperhatikan apakah terjadi perubahan tingkah laku pada peserta didik atau tidak.

5. Penggunaan hasil penilaian

Setelah melakukan penilaian dan mendapatkan hasilnya, tentu bukan hanya sampai di situ saja, karena hasil dari penilaian itu sangat penting untuk keperluan siswa ke tingkat selanjutnya. Adapun keperluan tersebut antara lain:

a. Keperluan laporan pertanggungjawaban

Setiap pesrta didik akan sangat membutuhkankan pertanggung jawaban berupa arsip nilai yang harus dibuat oleh setiap guru baik itu untuk siswa, orang tua, maupun untuk kepentingan sekolah. Dari hasil wawancara, setiap guru menuturkan bahwa hasil dari penilaian yang dilakukannya di simpan dan dicantumkan di dalam raport dan di buku penilaian. Dan dari hasil observasi dan dokumentasi setiap guru memiliki dokumen pertanggungjawaban yang memang seharusnyaa dimiliki guru untuk kepentingan siswa maupun sekolah, dalam bentuk file maupun yang ditulis di lembar penilaian jika sewaktu-waktu dibutuhkan.

b. Keperluan seleksi

Seleksi siswa pasti akan terus ada baik itu pada saat mendaftar awal sekolah maupun yang akan menamatkan sekolah, disinilah penilaian untuk keperluan seleksi sangat penting ada. Berdasarkan hasil wawancara, guru menjelaskan hasil penilaian disimpan untuk keperluan siswa naik ke tingkat selanjutnya. Dari hasil observasi yang penulis lakukan memang benar setiap guru menyimpan hasil dari penilaian sikap siswa dan digunakan untuk seleksi siswa naik pada tingkat selanjutnya. Namun dari dokumen tidak memperlihatkan secara khusus adanya lembar penilaian yang dibuat tersendiri oleh guru, dalam bentuk dokumen yang berkaitan dengan nilai peserta didik.

c. Keperluan promosi

Untuk keperluan promosi digunakan pada saat siswa akan naik kelas atau lulus dari sekolah, dengan melihat pada standart penilaian kelulusan yang sudah ditentukan. Pada hasil wawancara, semua guru pendidikan agama islam menjelaskan nilai untuk keperluan promosi digunakan pada saat ingin naik kelas dan apabila ada lomba-lomba yang membutuhkan penilaian sikap. Dari hasil observasi penggunaan hasil penilaian sikap untuk keperluan promosi digunakan pada saat adanya permintaan terkait sikap siswa. Siswa yang dimaksudkan yaitu siswa yang mengikuti kegiatan. Namun dari temuan dokumentasi semua guru tidak menggunakan hasil penilaian sikap untuk keperluan promosi secara menyeluruh karena memang hanya digunakan pada waktu-waktu tertentu saja, dan guru tidak memiliki dokumen khusus untuk keperluan promosi. d. Keperluan diagnosis

Penggunaan hasil penilaian untuk keperluan diagnosis pada dasarnya untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan peserta didik mengalami kekurangan pada hasil belajar sehingga

dapat diberikan alternatif untuk memperbaikinya. Begitupun dengan siswa yang mampu menguasai kompetensi lebih cepat akan diberikan fasilitas untuk pengembangannya tersebut. Namun dari hasil wawancara yang dilakukan guru-guru megatakan diagnosis yang dilakukan terhadap siswa terbatas pada pemberian solusi ketika menemui kendala dalam hal sikap, dan membenarka sikap siswa yang kurang beretika. Dan dari hasil observasi penulis mengamati adanya teguran pribadi pada siswa ketika melakukan hal-hal yang tidak sepatutnya. Sedangkan hasil pengumpulan dokumentasi, semua guru tidak menggunakan hasil penilaian untuk keperluan diagnosis atau tidak ada data pendukung yang menyatakan adanya penggunaan nilai sikap siswa untuk keperluan diagnosis.

e. Predeksi masa depan peserta didik.

Secara umum tujuan dari penilaian ini untuk mengetahui sikap, bakat, minat dan aspek-aspek kepribadian peserta didik, sehingga dibutuhkan kerja sama oleh guru yang harus memberitahu bagaimanapun hasil belajar dari peserta didik kepada guru bimbingan dan penyuluhan (BP). Sehingga guru BP dapat mengarahkan siswa dengan baik. Dari wawancara yang dilakukan semua guru mengatakan melakukan pendekatan tersebut melalui pembicaraan santai dengan peserta didik di jam istirahat. Berdasarkan hasil observasi serta dokumentasi yang telah dilakukan peneliti, terlihat semua guru pendidikan agama islam tidak menggunakan penilaian sikap siswa untuk keperluan prediksi masa depan peserta didik. Karena memang tidak didukung dengan bukti nyata berupa dokumen yang diarsipkan.

Dokumen terkait