Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh
Mentari Nun Rezky
Nim 1111011000015
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF
HIDAYATULLAH
iv
Skripsi ini mengkaji tentang kompetensi guru Pendidikan Agama Islam dalam penilaian sikap pada kurikulum 2013. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk mengetahui kompetensi guru Pendidikan Agama Islam yang berkaitan dengan penilaian sikap pada kurikulum 2013, serta untuk mengetahui pelaksanaan penilaian sikap pada kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam di Sekolah.
Kompetensi guru merupakan kemampuan, keahlian dan keterampilan yang harus dimiliki oleh guru dalam menjalankan proses pembelajaran yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran sampai kepada evaluasi. Dalam hal evaluasi, seorang guru dikatakan berkompeten apabila memahami teknik dan prosedur penilaian, serta mampu melaksanakan penilaian sehingga didapat hasil penilaian yang digunakan untuk memperbaiki proses belajar menagajar. Pelaksanaan penilaian tersebut dimulai dari perencanaan penilaian, pembuatan soal tes, mengolah dan menganalisis hasil tes hingga menginterpretasi dan menindaklanjuti hasil penilaian.
v
This thesis examines the competence of teachers of Islamic education in the assessment curriculum in 2013. This thesis is intended to determine the competence of teachers of Islamic education related to thecurriculumassessment in 2013, and to investigate the implementation of the curriculumassessment in 2013 on Islamic Education in Schools.
Teacher competency is the ability, expertise and skills that should be possessed by teachers in running the learning process that includes lesson planning, execution up to the evaluation of learning.In terms of evaluation, the teacher said to be competent if it understands the techniques and assessment procedures, and able to carry out the assessment in order to get the results of the assessment are used to improve the learning process. Implementation of the assessment starts from the planning assessment, test item construction, process and analyze the test results to interpret and follow up on the results of the assessment.
vi
Dengan mengucapkan Al-Hamdalah kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang, karena atas Rahmat, Reski dan HidayahNya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini, Shalawat serta Salam semoga ALLAH SWT selalau
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW serta para pengikutnya.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak sekali
kesulitan dan hambatan yang didapati baik dari segi moril maupun materil. Namun
berkat pertolongan ALLAH SWT berupa kesungguhan dan bantuan dari berbagai
pihak yang akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Abdul Majid Khon, MA., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Marhama Saleh, Lc. MA., Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Dra. Manerah, pembimbing skripsi yang dengan kesabaran dan keikhlasan
meluangkan waktu dan pikiran, perhatian serta arahan untuk membimbing
penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Yudi Munadi M,Ag, penasehat akademik yang telah membantu
penulis baik berupa motivasi dan arahan dalam konsultasi kelancaran
perkuliahan.
6. Seluruh Dosen, Staf dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan
7. Kepala SMP Negeri 3 Tangerang Selatan Bapak Maryono. SE M.Pd, Waka
kurikulum, Waka kesiswaan, Staf T.U, para dewan guru Pendidikan Agama
Islam yang telah membantu dalam penelitian skripsi ini (Bpk Soleh, Bpk
Anwar, Bpk Rendra, Bpk Nazir Rinun dan Ibu Khairunnisa).
8. Pimpinan dan seluruh staf administrasi Perpustakaan Utama, Perpustakaan
FITK yang telah memberikan layanan kepada penulis untuk peminjaman
buku-buku yang penulis butuhkan sebagai referensi yang berkaitan dengan
skripsi ini.
9. Ayah Abdul Hafid dan Ibu Nur Gama tercinta yang tak henti-hentinya
mendoakan, memberi limpahan kasih sayang sejak penulis lahir hingga
sekarang dan motivasi baik secara moril mapun materil, semoga ALLAH
SWT memberikan kebahagiaan dunia dan akhirat atas seluruh perjuangan
yang Ayah dan Ibu lakukan.
10.Kakak ku tercinta (Adil Rezky) dan Adik ku tersayang (Opit Heriansyah )
yang selalu memberikan semangat dan hari-hari yang bahagia.
11.Teman-teman seperjuangan PAI 2011 kelas A (Isnawati, Nila Siska Sari,
Yumna Hidayatin , Robiatul Adawiyah, Intan Zakiyah, Irfan Nurhamidah,
Sabrina, Dan Ulfa Qori Khairunnisa) dan teman-teman lainnya yang tidak bisa
disebutkan namanya satu persatu tanpa mengurangi rasa hormat penulis.
12.Bapak Tubagus Wahyudi, Pimpinan yayasan Kahfi Motifator School yang
senantiasa memberikan motivasi serta arahan dalam menempuh perkuliahan.
13.Teman-teman seperjuangan Kahfi Motivator School Angkatan 15 kelas B
yang tidak disebutkan namanya satu persatu tanpa mengurangi rasa hormat
penulis.
14.Teman-teman seperjuangan Mahasiswa Luwu Timur (Acy, Andini, Allink,
Ayu, Andri, Andis, Ayat, Safril, Kak Mujur, Dandi, Eko, Dayat dan Halim)
yang selalu memberikan motivasi serta rasa persaudaraan dalam menempuh
15.Serta semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini.
Semoga segala perhatian, partisipasi dibalas oleh ALLAH SWT dan
mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat dan sekaligus dapat menambah ilmu kita
semua.
Jakarta, 2 Mei 2015
ix
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ... iii
ABSTRAK BAHASA INDONESIA ... iv
ABSTRAK BAHASA INGGRIS ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN ... xii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 4
BAB II : KAJIAN TEORI A. Kajian Teori ... 6
1. Kompetensi Guru ... 6
a. Pengertian Kompetensi Guru ... 6
b. Jenis-Jenis Kompetensi Guru ... 8
c. Kompetensi Guru Dalam Melaksanakan Penilaian Pembelajaran .. 10
2. Penilaian Sikap Pada Kurikulum 2013 ... 10
a. Pengertian Penilaian Sikap ... 10
b. Tujuan Penilaian ... 11
c. Fungsi Penilaian ... 13
d. Prinsip Penialaian... 15
e. Teknik Penilaian ... 17
3. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP ... 19
a. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP ... 19
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 21
c. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ... 22
d. Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Pai di SMP ... 22
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 28
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30
B. Latar Penelitian (setting) ... 30
C. Metode Penelitian ... 30
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 31
E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ... 35
F. Analisis Data ... 36
BAB IV : HASIL PENELITIAN A.Profil Sekolah ... 38
1. Sejarah SMPN 3 Tangerang Selatan ... 39
2. Visi, Misi Dan Tujuan Smpn 3 Tangerang Selatan ... 41
3. Guru Dan Tenaga Kependidikan Smpn 3 Tangerang Selatan ... 42
4. Prestasi Smpn 3 Tangerang Selatan ... 44
5. Sarana Dan Prasarana Smpn 3 Tangerang Selatan... 45
6. Kurikulum Sistem Belajar Mengajar Smpn 3 Tangerang Selatan ... 46
B. Deskripsi Data ... 47
C. Pembahasan... 56
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 64
B. Implikasi ... 65
C. Saran ... 65
xi
2.3 Kompetensi Inti Dan Dasar Ranah Afektif Tingkat SMP/MTS Kelas IX ... 27
3.1 Kisi-Kisi Instrumen Observasi Untuk Guru Pendidikan Agama Islam ... 32
3.2 Kisi-Kisi Wawancara Observasi Untuk Guru Pendidikan Agama Islam... 33
4.1 Guru Dan Tenaga Kependidikan SMPN 3 Tangerang Selatan ... 42
4.2 Prestasi Akademik Siswa Lulusan (Output) ... 44
xii 3. Lampiran Hasil Wawancara
4. Lampiran Foto-foto Penelitian
5. Lampiran Surat Bimbingan Skripsi
6. Lampiran Surat Bukti Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan akan terus berkembang dan mengalami perbaikan dari
tahun ke tahun. Salah satunya yang juga ikut berubah adalah kurikulum.
Kurikulum sangat berperan aktif dalam peningkatan kualitas hasil belajar
siswa. Perubahan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menjadi
kurikulum 2013, sangat mendapat perhatian di kalangan praktisi
pendidikan. Terutama para pengajar dan para siswa, namun perubahan ini
tentu saja menginginkan adanya kemajuan ke arah yang lebih baik lagi.
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia
agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang
beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan aktif serta mampu berkontribusi
pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam
peradaban dunia.1
Tepat pada tanggal 6 Desember 2014 Mentri Pendidikan Anis
Baswedan mengumumkan bahwa kurikulum 2013 dihentikan. Hal tersebut
ditetapkan dengan berbagai pertimbangan. Sehubungan dengan keputusan
tersebut dikatakan pula bahwasannya sekolah yang baru menggunakan
kurikulum 2013 satu semester diberhentikan dan sekolah yang
menggunakan kurikulum 2013 sejak tahun ajaran 2013/2014 atau 3
semester akan tetap diberlakukan dengan alasan dijadikan sebagai sekolah
percontohan untuk pelaksanaan kurikulum 2013.
1
Dalam pembelajaran kurikulum 2013, otomatis bukan hanya
membahas mengenai proses pembelajaran yang mengalami perubahan
namun juga membahas terjadinya perubahan pada evaluasi pembelajaran.
Evaluasi adalah proses untuk menilai sesuatu, baik itu sebuah kegiatan
atau pencapaian aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif seseorang atau
kelompok yang bertujuan untuk peningkatan mutu kegiatan atau orang
dimasa mendatang.2
Standar penilaian pada Kurikulum 2013 menggunakan penilaian
autentik, penilaian autentik adalah penilaian yang mampu mengukur
perbuatan atau penampilan yang sebenarnya atas kompetensi pada suatu
mata pelajaran dan penilaian yang melibatkan peserta didik pada
tugas-tugas atau kegiatan yang bermanfaat, penting atau bermakna.3 Begitupun
dengan pernyataan Burton yang dikutip oleh Andra Setia Bakti
mengemukakan penilaian autentik adalah sekumpulan penilaian yang
menghubungkan pengetahuan dengan praktik langsung.4
Salah satu yang menjadi masalah diberbagai sekolah yakni penilaian
sikap yang didalamnya terdiri atas aspek spiritual dan sosial, dibuatlah
instrumen penilaian yang mencakup keduanya dan dibagi menjadi
beberapa penilaian yaitu penilaian spiritual, jujur, disiplin, tanggung
jawab, toleransi, gotong royong, percaya diri, dan santun. Hal ini tentu
memberikan waktu dan ketelitian guru dalam mengamati delapan
instrumen sikap yang dimiliki siswa untuk bisa mendeskripsikan
keseluruhan sikap siswa.
Dalam menilai atau mengevaluasi pembelajaran setiap guru
mempunyai cara yang bervariasi ntuk menggunakan instrumen penilaian
sikap yang telah dibuat. Begitupun guru pendidikan agama islam, dalam
menilai sikap siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam yakni
2
Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik, (Jakarta:Kencana Perdana Media Group,2011) , hal.91
3
Masnur Muslich, Authentic Assessment Penilaian Berbasis Kelas Dan Kompetensi, (Bandung: Refika Aditama, 2011), cet.1 hal. 2.
4
dengan mengobservasi siswa pada saat proses pembelajaran, hubungan
siswa dengan teman saat belajar, maupun sikap siswa ketika di luar kelas.
Dengan mengacu pada instumen penilaian yang sudah dibuat.
Ini tentu menjadi hal yang sangat menarik ketika melihat kompetensi
guru-guru di Sekolah dalam menerapkan hasil pelatihan kurikulum 2013,
karena meskipun guru-guru telah dibekali dengan pelatihan dan workshop
tentang kurikulum 2013, namun setelah kembali ke sekolah
masing-masing tetap saja masih ada yang belum menerapkan penilaian sikap
sebagaimana standar penilaian sikap pada kurikulum 2013 yang telah
ditentukan.
“Guru profesional adalah guru yang memenuhi persyaratan kompetensi untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Oleh
karena itu membicarakan aspek profesionalisme guru berarti mengkaji
kompetensi yang harus dimiliki guru. Kompetensi dapat diartikan kemampuan, kecakapan, dan wewenang”.5
Hal di atas juga dibahas dalam Undang-Undang No.14 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen pada bab IV pasal 10 ayat 91, yang menyatakan bahwa “kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional yang diperoleh dari pendidikan profesi”.6
Sehingga
guru memang harus dipersiapkan sebagai peranan yang berkompeten di
bidangnya dalam hal ini tentu saja mencakup kompetensi dalam penilaian
sikap dalam pembelajaranpendidikan agama islam.
Berdasarkan pelaksanaan penilaian sikap dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di Sekolah, para guru di SMPN 3 Tangerang
selatan masih ada yang belum menerapkan penilaian kurikulum 2013
sebagaimana mestinya, walaupun sudah mengikuti pelatihan kurikulum
2013, kenyataannya guru yang mengajar 9 kelas belum menerapkan
5
Fachruddin Saudagar, Ali Idrus, Pengembangan Profesionalitas Guru, (Jakarta:Persada Pers, 2011), hal.29
6
penilaian sikap berdasarkan standar yang telah ditentukan, melainkan
langsung memberi penilaian secara keseluruhan pada aspek sikap.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, penulis
tertarik untuk menganalisis kompetensi guru Pendidikan Agama Islam
dalam penilaian sikap pada kurikulum 2013yang akan ditulis melalui
skripsi dengan judul “KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DALAM PENILAIAN SIKAP PADA KURIKULUM 2013 DI
SMPN 3 TANGERANG SELATAN”
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka
identifikasi permasalahannya adalah sebagai berikut:
1. Belum terpenuhinya syarat kompetensi seorang Guru Pendidikan
Agama Islam dalam hal penilaian sikap pada kurikulum 2013.
2. GuruPendidikan Agama Islam belum menerapkan semua penilaian
sikap pada standar kurikulum 2013 walaupun sudah diberikan pelatihan
dan workshop.
C.
Pembatasan dan Perumusan Masalah
Untuk menghindari salah penafsiran terhadap laporan penelitian ini,
maka penulis membatasi fokus penelitian pada Kompetensi Guru
Pendidikan Agama Islam dalam penilaian sikappada Kurikulum 2013 di
SMPN 3 Tangerang Selatan.
Berdasarkan pembatasan masalah yang ada dapat di tuliskan Rumusan
Masalah Penelitian yaitu: Bagaimana Kompetensi Guru Pendidikan
Agama Islam dalam penilaian sikap pada Kurikulum 2013 di SMPN 3
Tangerang Selatan?
D.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Untuk mengetahui kompetensi guru pendidikan agama Islam dalam
penilaian sikap pada kurikulum 2013 di SMPN 3 Tangerang Selatan
2. Untuk mengetahui faktor dan latar belakang kompetensi guru
Pendiidkan Agama Islam dalam penilaian sikap pada kurikulum 2013
di SMPN 3 Tangerang Selatan
3. Untuk mengetahui dampak dari kompetensi guru Pendiidkan Agama
Islam dalam penilaian sikap pada kurikulum 2013 di SMPN 3
Tangerang Selatan.
Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi sekolah: sebagai bahan masukan untuk para pengelola sekolah
SMPN 3 Tangerang Selatan mengenai kompetensi guru dalam
penilaian sikap pada kurikulum 2013.
2. Bagi peneliti: sebagia bahan masukan dan penambahan wawasan
keilmuan dan wujud nyata dari kemampuan dalam
mengimplementasikan ilmu yang telah didapatkan.
3. Bagi pembaca: sebagai bahan pelengkap sumber belajar dalam
pendidikan terutama pada kompetensi guru Pendidikan Agama Islam
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Kajian Teori
1.
Kompetensi Guru
a.
Pengertian Kompetensi Guru
Seorang yang dinyatakan kompeten dibidang tertentu adalah seorang
yang menguasai kecakapan kerja atau keahlian selaras dengan
tuntutan bidang kerja yang bersangkutan dan mempunyai wewenang
dalam pelayanan sosial di masyarakat.7
“Kompetensi dalam bahasa indonesia merupakan serapan dari bahasa inggris, competence yang berarti kecakapan, mengetahui menguasai pekerjaan dan berwewenang berhak memutuskan
sesuatu”.8
Kompetensi adalah kumpulan pengetahuan, perilaku, dan
keterampilan yang harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi diperoleh melalui
pendidikan, pelatihan, dan belajar mandiri dengan memanfaatkan
sumber belajar.9
Selain pengertian di atas juga dijelaskan pengertian kompetensi
sebagai berikut:
7
Samana, Profesionalisme Keguruan, (Yogyakarta: Kanisius, 1994), hal. 44. 8
J.S. Badudu, Kamus Serapan Kata-Kata Asing dalam Bahasa Indonesia, (Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2003)
Di dalam bahasa inggris ada 3 peristilahan yang mengandung
makna apa yang dimaksudkan dengan perkataan kompetensi yaitu:
“1)Competence (noun) is being competent, ability (to do the work)
2)Competent (adjective) refers to (persons) having ability , power authority, skill, knowledge, etc. (to do what is needed)
3)Competency is rational performance which satisfactorily meets the
objectives for a desired condition”.10
Definisi pertama menunjukkan bahwa kompetensi itu pada
dasarnya menunjukkan kepada kecakapan atau kemampuan untuk
mengerjakan sesuatu pekerjaan. Sedangkan defenisi kedua
menunjukkan lebih lanjut bahwa kompetensi itu pada dasarnya
merupakan suatu sifat (karakteristik) orang-orang (kompeten) ialah
yang memiliki kecakapan, daya (kemampuan) otoritas (kewenangan)
kemahiran (keterampilan) pengetahuan dan sebagainya untuk
mengerjakan apa yang diperlukan. Kemudian defenisi ketiga lebih
jauh lagi ialah bahwa kompetensi itu menunjukkan kepada tindakan
(kinerja) rasional yang dapat mencapai tujuan-tujuannya secara
memuaskan berdasarkan kondisi (prasyarat) yang diharapkan.11
Kompetensi keguruan menunjuk kuantitas serta kualitas layanan
pendidikan yang dilaksanakan oleh guru yang bersangkutan secara
berstandar sehingga diberikan pengertian “Kompetensi guru
merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan,
teknologi, social dan spiritual yang secara kaffah memebentuk
kompetensi standar profesi guru yang mencakup penguasaan materi,
pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik,
pengembangan pribadi dan profesionalisme”.12
Dari pendapat lain dijelaskan Broke and Stone yang dikutip oleh Mulyasa bahwasannya “kompetensi guru merupakan gambaran
10
Mudlofir, op. Cit., h. 69. 11
Ibid. 12
kualitatif tentang hakikat perilaku guru yang penuh arti”.13
Dari
berbagai defenisi yang telah dijelaskan penulis menyimpulkan
bahwasannya kompetensi guru adalah segala kemampuan dan
kecakapan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam melaksanakan
tugasnya terkait peran seorang guru yakni dalam proses belajar dan
mengajar siswa.
.
b.
Jenis-Jenis Kompetensi Guru
Untuk menegetahui tercapainya standar menjadi seorang guru,
dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar dan pendidik
haruslah memiliki beberapa kompetensi sebagaimana yang telah
tercantum dalam penjelasan Peraturan Pemerintah No.16 tahun
2007 tentang Standar Pendidikan Nasional, adapun
kompetensi-kompetensi yang terkait adalah sebagai berikut:
1) Kompetensi Pedagogis
Tugas guru yang utama ialah “Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural,
emosional, dan intelektual, Menguasai teori belajar dan
prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, Mengembangkan
kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu,
dan menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.”14 2) Kompetensi kepribadian
Kompetensi kepribadian yaitu kemampuan kepribadian yang
mencakup hal diantaranya: berahlak mulia, mantap, stabil,
dewasa, arif dan bijaksana, menjadi teladan, mengevaluasi
kinerja sendiri, mengembangkan diri dan religius.15
Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia, Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi
13
Ibid., h. 26. 14
Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Dan Kompetensi Guru, hal. 16.
15
peserta didik dan masyarakat, Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri, Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.16
3) Kompetensi sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan pendidik sebagai
bagian dari masyarakat untuk : berkomunikasi lisan dan
tulisan, menggunakan tegnologi komunikasi dan informasi
secara fungsional, bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta
didik dan bergaul secara santun dengan masyarakat
sekitar.17“Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras,
kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.”18
4) Kompetensi profesional
“Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam.”19dimana kompetensi itu meliputi beberapa penguasaan yaitu “Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu, Menguasai
standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang
diampu, Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.”20
Secara teoritis keempat kompetensi di atas dipisahkan namun
secara praktisi sangatlah berhubungan dalam diri seorang guru,
karena seorang guru bukan hanya yang terampil mengajar namun
16
Ibid.,hal. 19. 17
Ibid., h.52 18
Peraturan Mentri Pendidikan Nasional, op., cit., h. 19. 19
Musfah, op., cit., h. 54. 20
harus pula memiliki pribadi yang baik. Baik itu untuk teman,
peserta didik maupun masyarakat sekitarnya.
c.
Kompetensi Guru dalam Melaksanakan Penilaian
Pembelajaran
Pelaksanaan penilaian proses dan hasil belajar merupakan
bagian dari kompetensi pedagogik yang harus dikuasai oleh setiap
guru. Untuk melaksanakan tugas ini dengan baik seorang guru
harus mempelajari peraturan perundang undangan tentang
penilaian pendidikan, salah satunya adalah Peraturan Mentri
Pendidikan Nasional Nomor 54 tahun 2013 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah dan nomor
66 tahun 2013 tentang Standart Penilaian Pendidikan.
Pentingnya pemahaman dan praktek yang baik tentang
evaluasi pembelajaran bagi guru adalah untuk memberikan
kepastian bagi peserta didik bahwa mereka telah dievaluasi sesuai
dengan tujuan atau kompetensi pembelajaran yang telah
disyaratkan dalam kurikulum.
Evaluasi yang benar dari para guru dapat memberikan jaminan
yang lebih baik kepada para peserta didik ketika mereka diuji
melalui ujian sekolah/madrasah maupun ujian nasional dan
tentunya akan memberikan dampak yang lebih baik terhadap
kondisi pendidikan di Indonesia.21
2.
Penilaian Sikap Pada Kurkulum 2013
a.
Pengertian Penilaian Sikap
Istilah penelian menurut ahli bahasa berasal dari istilah assesment, bukan dari istilah evaluation, dan adapun pengertian penilaian menurut Depdikbud yang dikutip oleh Zainal Arifin yakni
21
”penilaian adalah suatu kegiatan untuk memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil yang di capai siswa”22
“Penilaian adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang
proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat
keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan
tertentu”.23
SedangkanSikap merupakan suatu bentuk kesiapan untuk
bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu dan juga
sebagai bentuk evaluasi atau reaksi perasaan, kesiapan yang
dimaksudkan merupakan kecendrungan potensi untuk bereaksi
dengan cara tertentu apabila seorang dihadapkan pada suatu
stimulus yang mengehendaki adanya respons.24 Dan sikap yang
biasa disebut dengan penilaian afektif merupakan proses
pengetahuan dan pengembangan segala yang berhubungan dengan
perasaan dan emosi.25
Dari beberapa penegrtian yang telah disebutkan dapat penulis
simpulkan bahwasannya penilaian sikap adalah kegiatan yang
sudah diatur sebaik mungkin untuk mengukur pembelajaran dan
hasil belajar berupa tingkah laku siswa yang dipengaruhi oleh
emosi siswa.
b.
Tujuan Penilaian
Tujuan utama melakukan penilaian dalam proses pembelajaran
adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai
tingkat pencapaian pembelajaran pada siswa sehingga dapat
22
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran,(Bandung: Remaja rosdakarya, 2009)hal.4. 23
Ibid. 24
Kusairi dan Suprananto, Pengukuran Dan Penilaian Pendidikan, ( yogyakarta: Graha ilmu, 2012) hal.188.
25
diupayakan tindak lanjutnya. Dalam melakukan penilaian tentu
saja ada beberapa hal yang ingin dicapai, adapun tujuan tersebut
adalah sebagai berikut:
1) Untuk memberikan informasi tentang kemajuan belajar siswa
secara individual dalam mencapai tujuan belajar sesuai
dengan kegiatan belajar yang telah dilakukan.
2) Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk membina
kegiatan belajar lebih lanjut, baik terhadap masing-masing
siswa maupun terhadap seluruh siswa di kelas.26
3) Untuk mengetahui kecakapan, motivasi, bakat, minat, dan
sikap peserta didik terhadap program pembelajaran.
4) Untuk mengetahui tingkat kemajuan dan kesesuaian hasil
belajar peserta didik dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
5) Untuk mendiagnosis keunggulan dan kelemahan peserta
didik dalam mengikuti kegiatan pembelejaran
6) Untuk seleksi, yaitu memilih dan menentukan peserta didik
yang sesuai dengan jenis pendidikan tertentu.
7) Untuk menentukan kenaikan kelas
8) Untuk menempatkan peserta didik sesuai dengan potensi
yang dimilikinya.27
Selain beberapa tujuan yang telah disebutkan diatas tujuan utama
sutau kegiatan penilaian adalah untuk membuat keputusan
sebagaimana yang dikemukakan Tylor yang dikutip oleh
Sudaryono ialah mengembangkan suatu kebijakan yang
bertanggung jawab mengenai pendidikan.28
Selain itu desebutkan pula tujuan penilaian untuk mengumpulkan
informasi yang bisa dipergunakan sebagai dasar untuk
26
Sunarti dan Selly Rahmawati, Penilaian dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta:ANDI Yogyakarta, 2014), hal. 10
27
Arifin, op. cit., hal.15. 28
mengadakan pengecekan yang sistematis terhadap hasil-hasil
pembelajran yang dicapai untuk dibandingkan denagn
tujuan-tujuan yang telah ditetepkan terlebih dahulu, patokan-patokan
tersebut bisa berupa patokan yang ditentukan pemerintah maupun
patokan yang ditentukan kurikulum setiap sekolah.29
c.
Fungsi Penilaian
Tindak lanjut dari kegiatan evaluasi sebagai suatu aktivitas untuk
memperoleh informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian
tujuan pembelajaran pada siswa merupakan fungsi penilaian yang
masing-masing dapat dilakukan dengan fungsi-fungsi evaluasi yang
dijabarkan sebagai berikut:
1) Fungsi formatif, yaitu untuk memberikan umpan balik
(feedback) kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses
pembelajaran dan mengadakan program remedial bagi peserta
didik.
2) Fungsi sumatif, yaitu untuk menentukan nilai (angka)
kemajuan/hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran
tertentu, sebagai bahan untuk memberikan laporan kepada
berbagai pihak, penentuan kenaikan kelas dan penentuan lulus
tidaknya peserta didik.30
Nilai ini biasanya akan tertera pada ijazah tanda kelulusan siswa
ataupun nilai-nilai yang diperoleh siswa, dan akan di
cantumkan pada raport siswa pada saat kenaikan kelas atau
ketingkat selanjutnya, sehingga seorang guru pada fungsi
penilaian ini haruslah mampu melihat hubungan hasil belajar
siswa baik itu mungkin di awal akan rendah atau sudah
memenuhi standar, dan hasil belajar selanjutnya haruslah
memberikan peningkatan yang baik.
29
Raka Joni, Pengukuran dan Penilaian Pendidikan, (Malang:YP2LPM, 1984), hal. 4. 30
3) Fungsi diagnostik, yaitu untuk memahami latar belakang
psikologis, fisik dan lingkungan peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar
dalam memecahkan kesulitan-kesulitan tertentu.31
fungsi penilaian ini di Sekolah biasanya selain ada
pendekatan kepada peserta didik yang dilakukan oleh guru mata
pelajaran, dan terlebih lagi wali kelas akan membentu proses
interaksi yang baik dengan psikologi siswa, juga terdapat guru
bimbingan Konseling (BK) yang khusus menangani seorang
siswa yang memang membutuhkan bimbingan pada keadaan
dan situasi tertentu.
4) Fungsi penempatan, yaitu untuk menempatkan peserta didik
dalam situasi pembelajaran yang tepat (misalnya dalam
penentuan program spesialisasi) sesuai dengan tingkat
kemampuan peserta didik. 32
5) Fungsi selektif, dapat diterapkannya penyeleksian dan
penempatan siswa yang bertujuan untuk memilih siswa yang
dapat diterima di Sekolah tertentu, memilih siswa yang dapat
naik kelas atau tingkat berikutnya, memilih siswa yang bisa
mendapat beasiswa dan lain sebagainya.
6) Fungsi pengukur keberhasilan, dimaksudkan untuk mengetahui
sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. Sebagaimana
kita ketahui bahwa keberhasilan program ditentukan oleh
beberapa faktor yaitu faktor guru, metode pembelajaran,
kurikulum, sarana, dan sistem administrasi yang berlangsung
dalam proses pembelajaran.33
31
Ibid., h.37. 32
Ibid., h.36 33
d.
Prinsip Penilaian
Dalam menilai sebuah hasil belajar, dalam hal ini adalah sikap
seorang guru haruslah memperhatikan beberapa prinsip penilaian.
Sebaik-baiknya prosedur penilaian yang diikuti dan sesempurnanya
teknik penilaian yang diterapkan, apabila tidak dipadukan dengan
prinsip-prinsip penunjangnya, maka hasilnya akan kurang dari
yang diharapkan. Setidaknya ada 7 prinsip yang harus diperhatikan
seorang guru dan dijabarkan sebagai berikut:
1) Prinsip berkesinambungan (continuity)
Yang dimaksudkan dari prinsip ini yakni bahwa kegiatan
evaluasi hasil belajar yang baik adalah penilaian yang
dilakukan secara terus menerus (kontiniu). 2) Prinsip menyeluruh (comprehensive)
Yang dimaksudkan pada prinsip ini bahwa kegiatan evaluasi
hasil belajar dapat dikatakan terlaksana dengan baik apabila
penilaian tersebut dilaksanakan secara utuh dan menyeluruh,
mencangkup keseluruhan aspek tingkah laku siswa, baik aspek
kognitif, psikomotor dan afektif yang ada pada masing-masing
siswa.34“Dalam melakukan evaluasi terhadap suatu objek, guru mengambil seluruh objek itu sebagai bahan evaluasi. Misalnya
jika objek evaluasi itu adalah peserta didik, maka seluruh aspek
kepribadian peserta didik itu harus dievaluasi, baik yang menyangkut kognitif, efektif maupun psikomotor”.35
3) Prinsip objektivitas (objectivity)
Prinsip ini berhubungan dengan alat penilaian yang digunakan,
maksudnya alat penilaian yang digunakan hendaknya
mempunyai tingkat kebebasan dari subjektivitas atau bias
pribadi guru yang bisa mengganggu atau tidak ada faktor
34
Ibid., h. 55. 35
subjektif yang mempengaruhi.36 Atau penilaian yang
dipengaruhi oleh standar dan tidak dipengaruhi oleh faktor
subjektivitas penilai.37
4) Prinsip validitas dan Reliabilitas
Validitas merupakan ketepatan, misalnya untuk mengukur
besarnya partisipasi siswa dalam proses pembelajaran bukan
diukur melalui nilai saat ulangan, kehadiran, konsentrasi pada
saat belajar, ketepatan dalam menjawab pertanyaan guru.
Sedangkan reliabilitas menurut Sekaran yang dikutip oleh
Sudaryono adalah suatu pengukuran sejauh mana pengukuran
tersebut tanpa bias (bebas kesalahan- error free) dan karena itu menjamin pengukuran yang lintas waktu dan lintas beragam
item dalam instrument.38
5) Prinsip penggunaan kriteria
Penggunaan kriteria yang diperlukan dalam evaluasi adalah
pada saat memasuki tingkat pengukuran baik pengukuran
dengan menggunakan standar relatif (penilaian acuan patokan)
maupun pengukuran dengan standar mutlak (penilaian acuan
normal).
6) Prinsip Kegunaan
Prinsip kegunaan ini menyatakan bahwa evaluasi yang
dilakukan hendaklah merupakan sesuatu yang bermanfaat, baik
bagi siswa maupun pelaksana. Apabila pelaksanaan evaluasi ini
hanya akan menyusahkan siswa, tanpa ada manfaat bagi dirinya
secara pedagogis, maka sebaiknya evaluasi itu tidak dilakukan.
Kemanfaatan ini diukur dari aspek waktu, biaya dan fasilitas
yang tersedia maupun jumlah siswa yang akan mengikutinya.39
36
Sudaryono, op. cit., hal.55. 37
Sunarti dan Rahmawati, op. cit., h. 12. 38
Sudaryono, op. cit., hal.55. 39
e.
Teknik Penilaian Sikap
Untuk memperoleh data tentang proses dan hasil belajar
peserta didik, pendidik dapat menggunakan berbagai teknik
penilaian secara komplementer sesuai dengan kompetensi yang
dinilai. Teknik penilaian yang dapat digunakan dalam ranah sikap
di bagi menjadi 4 penilian.40
Dalam penilaian kompetensi sikap pada Kurikulum 2013 guru
dapat melakukan observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat
oleh peserta didik dan jurnal.Instrumen yang digunakan untuk
observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didikadalah
daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik penilaian, sedangkan pada jurnalberupa catatan dari pendidik.
Adapun teknik penilian yang digunakan dijelaskan sebagai berikut:
1) Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan denganmenggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakanpedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.
2) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untukmengemukakan kelebihan dan
kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian
kompetensi.Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
3) Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didikuntuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupalembar penilaian antarpeserta didik.
4) Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasilpengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.41
40
Arifin, op. Cit., h. 60. 41
f.
Kompetensi Sikapdi SMP
Dari penetapan kompetensi sikap seorang siswa pada jenjang
SMP dikatakan bahwasannya Kualifikasi kemampuan yang harus
dicapai yakni memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang
beriman, berahlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung
jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.42
Dalam penilaian kurikulum 2013 menggunakan standar
penilaian Autentik dimana menurut pernyataan Burton yang
dikutip oleh Andra Setia Baktimenjelaskan penilaian autentik
adalah sekumpulan penilaian yang menghubungkan pengetahuan
dengan praktik langsung. Pada penilian autentik terdapat beberapa
teknik penilaian yang dapat dilakukan diantaranya, penilaian
keterampilan, penilaian produk, penilaian proyek, penilaian
portofolio, penilaian diri, penilaian teman sejawat, ujian tertulis,
dan observasi.43
Penilaian autentik juga dikenal denganberbagai istilah seperti
performance assessment,alternative assessment, direct assessment,
dan realisticassessment.Penilaian autentik dinamakan penilaian kinerja atau penilaian berbasis kinerja, karena dalam penilaian ini secara langsung mengukur performance (kinerja) aktual (nyata) siswa dalam hal-hal tertentu, siswa dimintauntuk melakukan tugas-tugas yang bermaknadengan menggunakan dunia nyata atau autentiktugas atau konteks.Penilaian autentik dikatakan penilaian alternatif, karena dapat difungsikan sebagai alternatif untuk menggantikan penilaian berbasis kelas yang di gunakan pada kurikulum tingkat satuan pendidikan, dikatakan Penilaian autentik
42
Peraturan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendiidkan Dasar Dan Menengah, hal. 2.
43
karena memberikan lebih banyak bukti langsung dari aplikasi yang bermakna pengetahuan dan keterampilan.44
3.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP
a.
Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
SMP
Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi
spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan
moral sebagai perwujudan dari pendidikan Agama. Adapun
pengertian dari pendidikan agama islam itu sendiri yakni “Pendidikan Agama Islam yakni upaya pendidikan agama islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya, agar menjadi pandangan hidup
seseorang.”45Abdul Majid yang dikutip oleh Jauharul Alim menyatakan Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan
terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,
memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam,
dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama
lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama
hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.46
Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan, pemahaman,
dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai
tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif
kemasyarakatan, peningkatan potensi spritual tersebut pada
44Hartati Muchtar, “
Penerapan Penilaian Autentik dalam Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan” h. 73.
45
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hal. 7.
46
Jauharul Alim, ”Kompetensi Pedagogik Guru PAI di MTS Negeri Kecematan Winong Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2010/2011,” Skripsi pada Fakultas Tarbiyah Institut Agama
akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang
dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan, dengan demikian terlihatlah
pentingnya pembelajaran pendidikan agama islam.
Pendapat lain menjelaskan “Pembelajaran Pendidikan Agama Islam diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk
membentuk manusia agamis dengan menanamkan aqidah
keimanan, amaliah, dan budi pekerti atau ahlak yang terpuji untuk
menjadi manusia yang bertaqwa kepada Allah Swt.”47
Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan
bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk
mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan
berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang
jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin,
harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial.
Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia
yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak,
serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan,
khususnya dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat.
Manusia seperti itu diharapkan tangguh dalam menghadapi
tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam
pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional
maupun global.
Pendidik diharapkan dapat mengembangkan metode
pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Pencapaian seluruh kompetensi dasar perilaku terpuji dapat
dilakukan tidak beraturan. Peran semua unsur sekolah, orang tua
47
siswa dan masyarakat sangat penting dalam mendukung
keberhasilan pencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam.
b.
Tujuan Pendidikan Agama Islam
Dalam pendidikan yang diatur sedemikian rupa pastilah ada
hal yang ingin dicapai, begitu pula dengan Pendidikan Agama
Islam ada beberapa tujuan yang akan di capai, beberapa tujuan itu
adalah sebagai berikut:
1) Mewujudkan peserta didik yang taat beragama, berakhlak mulia, berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, santun, disiplin, toleran, dan mengembangkan budaya Islami dalam komunitas sekolah.
2) Membentuk peserta didik yang berkarakter melalui pengenalan, pemahaman, dan pembiasaan norma-norma dan aturan-aturan yang Islami dalam hubungannya dengan Tuhan, diri sendiri, sesama, dan lingkungan secara harmonis danMengembangkan nalar dan sikap moral yang selaras dengan nilai-nilai Islami dalam kehidupan sebagai warga masyarakat, warga negara, dan warga dunia.48
Tujuan pendidikan agama islam ialah mempelajari ilmu-ilmu
agama islam dan mengetahui ilmu-ilmu agama islam serta
mengamalkannya, seperti aqidah ahlak, sejarah kebudayaan islam,
dan fiqh.49
Adapun pendapat lain yang dikatakan oleh Abdul Majid yang dikutip oleh Jauharul Alim Pendidikan agama Islam di sekolah atau madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.50
48Allson, Pengantar Umum Silabus PAI 3 Mei 2013.hal. 1.
c.
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama islam di SMP dan MTS memiliki
perbedaan, di SMP Pelajaran pendidikan agama islam dan di MTS
pelajran pendidikan agama islam di bagi menjadi 4 mata pelajaran,
namun secara umum pelajaran pendidikan agama Islam berisi
tentang pelajaran yang dibagi sebagai berikut:
1) Al Qur’an dan Hadits
2) Aqidah
3) Akhlak
4) Fiqih
5) Sejarah peradaban Islam.
Pendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan,
keselarasan, dan keserasian antara hubungan manusia dengan
Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia,
hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia
dengan alam sekitarnya.51
d.
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar PAI di SMP
Dalam mencapai tujuan pembelajaran, pelajaran PendiidkanAgama Islam haruslah dilandasi pada kompetensi inti dan
kompetensi dasar yang telah ditetapkan berdasarkan kurikulum,
adapun kompetensinya adalah sebagai berikut:
1) Kompetensi Inti
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi Standar
kompetensi lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki
mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan
pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu,gambaran
mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek
sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan
psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik di jenjang sekolah,
kelas dan mata pelajaran.52 Kompetensi inti jika dihubungkan
dengan kompetensi seorang guru tidak hanya dituntut mengajar
(transfer of knowledge) namun juga mendidik (transfer of value),
proses mendidik tidak hanya berlangsung di kelas sedangkan
mengajar hanya berlangsung di kelas, sehingga dapat dipastikan
mengajar hanyalah bagian dari proses mendidik guru saja.53
2) Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran
untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti.
Kompetensi Dasar adalah kompetensi yang terdiri atas sikap,
pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti
yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut
dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik,
kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata
pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi
bersifat terbuka dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin
ilmu yang sangat berorientasi hanya pada filosofi esensialisme dan
perenialisme.54
Adapun kompetensi inti dan kompetensi dasar dalam ranah sikap
atau afektif yang ada pada tingkat SMP/MTS adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
a) Kelas Tujuh (VII)55
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
1.1 Menghayati Al-Quran
sebagai implementasi dari
pemahaman rukun iman.
52
Kemendigbud, Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Atas (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTS), 2013, hal. 5.
53
Moqowim, Modul Pengembangan Soft Skill Guru PAI(Jakarta: bumi Aksara, 2006), cet.4, hal. 7.
54
Ibid., h. 7. 55
[image:36.595.124.517.103.716.2]1.2 Beriman kepada Allah SWT 1.3 Beriman kepada malaikat Allah SWT
1.4 Menerapkan ketentuan
bersuci dari hadats kecil dan hadats besar berdasarkan syariat Islam
1.5 Menunaikan shalat wajib berjamaah sebagai implementasi dari pemahaman rukun Islam 1.6 Menunaikan shalat Jumat
sebagai implementasi dari
pemahaman Q.S. Al-Jumu„ah
(62): 9
1.7 Menunaikan shalat jamak qasar ketika bepergian jauh (musafir) sebagai implementasi
dari pemahaman ketaatan
beribadah
2. Menghargai dan menghayati
perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya
2.1 Menghargai perilaku jujur
sebagai implementasi dari
pemahaman Q.S. Al-Baqarah (2): 42 dan hadits terkait
2.2 Menghargai perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru sebagai implementasi dari Q.S. Al-Baqarah (2): 83 dan hadits terkait
2.3 Menghargai perilaku empati
terhadap sesama sebagai
implementasi dari Q.S. An-Nisa (4): 8 dan hadits terkait
2.4 Menghargai perilaku ikhlas, sabar, dan pemaaf sebagai implementasi dari pemahaman Q.S.An-Nisa (4):146, Q.S. Al Baqarah (2):153, dan Q.S. Ali Imran (3):134, dan hadits terkait 2.5 Menghargai perilaku amanah sebagai implementasi dari Q.S. Al-Anfal (8): 27 dan hadits terkait
2.6 Menghargai perilaku
2.7 Menghargai perilaku semangat menuntut ilmu sebagai implementasi dari pemahaman
sifat Allah (Al-‟ Alim,
al-Khabir, as-Sami‟ , dan
al-Bashir) dan Q.S.Al-Mujadilah (58):11 dan Q.S. Ar-Rahman (55):33 serta hadits terkait 2.8 Meneladani perjuangan Nabi Muhammad SAW
Tabel 2.2
b) Kelas Delapan (VIII)56
Kompetensi Inti Kopetensi Dasar
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
1.1 Menghayati Al-Quran sebagai implementasi dari pemahaman rukun iman.
1.2 Meyakini Kitab suci Al-Quran sebagai pedoman hidup sehari-hari 1.3 Meyakini Nabi Muhammad SAW sebagai nabi akhir zaman 1.4 Menunaikan shalat sunnah 1.5 Menerapkan ketentuan sujud syukur, sujud tilawah dan sujud syahwi berdasarkan syariat Islam 1.6 Menunaikan puasa Ramadhan
dan puasa sunnah sebagai
implementasi dari pemahaman
rukun Islam
1.7 Menerapkan ketentuan syariat
Islam dalam mengonsumsi
makanan yang halal dan bergizi
2. Menghargai dan menghayati
perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan
2.1 Menghargai perilaku jujur
sebagai implementasi dari
pemahaman Q.S. Al-Maidah (5): 8 dan hadits terkait
2.2 Menghargai perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru sebagai implementasi dari
56
[image:38.595.140.516.109.747.2]alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
pemahaman Q.S. An-Nisa (4): 36 dan hadits terkait
2.3 Menghargai perilaku gemar beramal saleh dan berbaik sangka
kepada sesama sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S. Ashr (103):2-3, Q.S. Al-Hujurat (49):12 dan hadits terkait 2.4 Menghargai perilaku rendah hati, hemat, dan hidup sederhana
sebagai implementasi dari
pemahaman Q.S. Al Furqan (25):
63, Q.S. Al Isra‟ (17):27 dan
hadits terkait
2.5 Menghargai perilaku
mengonsumsi makanan dan
minuman yang halal dan bergizi
dalam kehidupan sehari-hari
sebagai implementasi dari
pemahaman Q.S. An-Nahl
(16):114 dan hadits terkait
2.6 Menghargai perilaku
menghindari minuman keras, judi,
dan pertengkaran sebagai
implementasi dari pemahaman
Q.S. Al-Maidah (5): 90–91 dan 32
serta hadits terkait.
2.7 Menghargai perilaku semangat
menumbuh kembangkan ilmu
pengetahuan sebagai implementasi dari pemahaman sifat Allah
(Al-‟ Alim, al-Khabir, as-Sami‟ , dan
al-Bashir) dan Q.S.Al- Mujadilah (58):11 dan Ar-Rahman (55): 33 serta hadits terkait
2.8 Meneladani semangat ilmuwan
muslim dalam
menumbuhkembangkan ilmu
pengetahuan dalam kehidupan
Tabel 2.3
c) Kelas Sembilan (IX)57
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
1.1. Menghayati Al-Quran
sebagai implementasi dari
pemahaman rukun iman
1.2. Beriman kepada Hari Akhir 1.3. Beriman kepada Qadha dan Qadar
1.4. Menerapkan ketentuan
syariat Islam dalam pelaksanaan penyembelihan hewan
1.5. Menunaikan ibadah qurban dan aqiqah sebagai implementasi dari surah al-Kautsar
2. Menghargai dan menghayati
perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya
2.1 Menghargai perilaku jujur
dalam kehidupan sehai-hari
sebagai implementasi dari
pemahaman Q.S. Ali Imran (3): 77; Q.S. Al-Ahzab (33): 70 dan hadits terkait.
2.2 Menghargai perilaku hormat dan taat kepada orang tua da guru sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al- Isra (17): 23 dan Q.S. Luqman (31): 14 dan hadits terkait.
2.3 Menghargai perilaku yang
mencerminkan tata krama,
sopan-santun, dan rasa malu
sebagai implementasi dari
pemahaman Q.S. Al- Baqarah (2): 83 dan hadits terkait.
2.4 Menghargai sikap optimis, ikhtiar, dan tawakal sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Az-Zumar (39): 53; Q.S. An-Najm (53):39-42; Q.S. Ali Imran (3): 159dan hadits terkait. 2.5 Menghargai perilaku toleran
dan menghargai perbedaan
57
[image:40.595.135.515.114.737.2]dalam pergaulan di sekolah dan
masyarakat sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Hujurat (49): 13 dan hadits terkait.
2.6 Menghargai sikap empati, peduli, dan gemar menolong
kaum dhuafa sebagai
implementasi dari pemahaman makna ibadah qurban dan aqiqah 2.7 Menghargai sikap mawas diri sebagai implementasi dari pemahaman iman kepada Hari Akhir
2.8 Menghargai sikap tawakal
kepada Allah sebagai
implementasi dari pemahaman iman kepada Qadha dan Qadar
B.
Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang mempunyai relevansi dengan penelitian ini diantaranya:
1. Penelitian oleh Moh Arifin (3014054), dengan judul “Evaluasi Pembelajaran Mata Pelajaran PAI Siswa Kelas IX di SMP Islam Sultan Agung Sukolilo Pati”. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa evaluasi pembelajaran di SMP Islam Sultan Agung Sukolilo dapat dikatakan
tidak baik karena evaluasi tidak berjalan sesuai dengan program yang
direncanakan.58
2. Penelitian oleh Hanifah Lubis (104011000177), dengan judul “Studi Kompetensi Guru Agama Islam Dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran di SMA Negeri 88 Jakarta”. Kesimpulan dari hasil penelitiannya bahwa guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 88
58
Moh Arifin, Evaluasi Pembelajaran Mata Pelajaran PAI Siswa Kelas IX di SMP Islam Sultan Agung Sukolilo, 2015, hal. 86.
Jakarta memiliki kompetensi yang tinggi dalam pelaksanaan evaluasi
pembelajaran.59
3. Jurnal yang berjudul Aplikasi Konsep Evaluasi dalam Pembelajaran
PAI di Sekolah Dasar oleh Drs. Zainal Arifin, M.Pd. Secara umum hasil
penelitian ini disimpulkan bahwa pemahaman guru tentang evaluasi
dalam pembelajaran PAI di SD dapat dikategorikan masih kurang baik,
sekalipun dalam prosedur evaluasi dianggap cukup. Pemahaman guru
tentang evaluasi selalu dikaitkan dengan pengalaman praktis mereka
diSekolah yang cenderung lebih banyakmenggunakan pendekatan
secara tradisional.60
59
Hanifah Lubis, Studi Kompetensi Guru Agama Islam Dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran di SMA Negeri 88 Jakarta, 2015, hal. 74.
(http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/89/jtptiain-gdl-moharifin3-4423-1-sekripsi-p.pdf)
60
Zainal Arifin, Aplikasi Konsep Evaluasi dalam Pembelajaran PAI di Sekolah Dasar, 2015, hal. 23.
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di SMPN 3 Tangerang Selatan. Dan
Waktu penelitian dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015
dari Bulan Maret sampai dengan April 2015.
B.
Latar Penelitian (
Setting
)
Latar penelitian ini dilakukan di kelas dan menyesuaikan tempat guru
mata pelajaran Penidikan Agama Islam dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran, terdapat 4 guru Pendidikan Agama Islam sebagai informan,
baik itu untuk di observasi, wawancara dan pengumpulan dokumentasi.
Dan difokuskan pada kompetensi guru dalam melakukan penilaian Sikap
pada Kurikulum 2013 pada siswa di SMPN 3 Tangerang Selatan.
C.
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah penelitian
kualitatif, ada beberapa istilah yang digunakan untuk penelitian kualitatif
interaksionalis simbolik, perspektif kedalam, etnometodologi,
fenomenalogis, studi kasus, interpretatif, ekologis, dan deskriptif.61
Dari pendapat lain oleh Bogdan dan Tylor yang dikutip oleh Margono
menyatakan “penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.62
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah penelitian
deskripsi kualitatif. Deskripsi kualitatif adalah penelitian yang mencakup
masalah penelitian murni tentang program atau pengalaman yang ada di
lingkungan penelitian.63 Penelitian kualiatatif bersifat induktif, maksudnya
peneliti membiarkan permasalahan-permasalahan muncul dari data atau
dibiarkan terbuka untuk intrepetasi. Kemudian data dihimpun dengan
pengamatan yang seksama, melalui deskripsi yang mendetail disertai
catatan-catatan hasil wawancara yang mendalam serta hasil analisis
dokumen dan catatan-catatan di lapangan.64
D.
Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data
Dalam pengumpulan data penulis melakukan beberapa cara untuk
mengumpulkan data di lapangan terkait tujuan penelitian, adapun teknik
yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Observasi
“Observasi adalah proses pengamatan terhadap fenomena yang terjadi di lapangan, atau perhatian yang terfokus pada kejadian, gejala atau sesuatu yang berhubungan dengan data tujuan penelitian.”65
61
Nuraida, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Tangerang: Islamic Resarch Publishing, 2009), cet., 1 hal. 34
62
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), cet., 6 hal. 36 63
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif Dan Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), h. 174.
64
Nusa Putra, Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), cet.1 hal. 46
65
Dengan teknik ini maka peneliti melakukan observasi pada
lingkungan sekolah SMPN 3 Tangerang Selatan, dengan mengamati
keseharian guru-guru pendidikan agama islam melaksanakan penilaian
sikap pada kurikulum 2013. Adapun instrmen observasi yang digunakan
[image:45.595.150.495.266.661.2]adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kisi-kisi instrumen observasi untuk guru pendidikan Agama Islam
Dimensi Indikator
Perencanaan penilaian
sikap
- Pemilihan Teknik penilaian
- Penyusunan kisi-kisi
instrumen penilaian
Penyusunan instrumen
penilaian sikap
-Pembuatan instrumen
penilaian sikap
-Kesesuaian SKKD
pendidikan Agama Islam
Tindakan penilaian -penilaian observasi
-Penilaian diri sendiri
-penilaian anatar teman
-Penilaian jurnal
Pengolahan dan analisis -Pemberian skor atau angka
Interpretasi dan tindak
lanjut dari hasil penilaian
sikap
-Menentukan kualitas murid
-Pengamatan perubahan
2. Wawancara
Wawancara adalah proses tanya jawab antara pewawancara dengan
informan guna memperoleh informasi yang lebih terperinci dan sesuai
dengan tujuan penelitian.66
Penulis melakukan wawancara dengan narasumber yaitu guru
SMPN 3 Tangerang Selatan, tujuannya untuk mengetahui sejauh mana
kompetensi guru terhadap penilaian sikap pada kurikulum 2013 dengan
menggunakan pedoman wawancara oleh penulis. Adapun instrmen
[image:46.595.106.537.229.734.2]wawancara yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Kisi-kisi instrumen wawancara untuk Guru Pendidikan Agama Islam
66
Zainal Arifin, penelitian pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011) cet., 1 hal. 170.
Dimensi Indikator No. Item Jum. Item
1. Perencanaan penilaian sikap
1. Pemilihan Teknik
penilaian sikap
2. Penyusunan kisi-kisi
penilaian
3. Penentuan Kriteria
penilaian
4. Penyesuaian SK dan
KD pendidikan Agama
Islam
5. Penyesuaian materi
pembelajaran
Pendidikan Agama
Islam
1, 2, 3, 11, 18, 22dan 31
7
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data penelitian mengenai
hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat, notulen wawancara,
rekap penilaian, agenda, dan lain-lain.67
Dalam hal ini penulis mengumpulkan data dalam bentuk
catatan-catatan, dokumen-dokumen yang terkait dengan penilaian sikap siswa,
daftar hasil penilaian sikap siswa, serta instrumen yang digunakan
dalam proses menilai sikap siswa.
67
Jhoni Dimyati, Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Aplikasinya Pada Pendidikan Anak Usia Dini (Paud), (Jakarta: Kencana, 2013), cet. 1, hal. 99
sikap observasi
2.Penilaian sikap diri
sendiri
3.Penilaian sikap antar
teman
4.Penilaian jurnal
5.Waktu dan situasi
penilaian sikap
24,28, dan 32,
3. Pengolahan dan
analisis
1. Pemberian skor atau
angka
2. deskripsi hasil
penilaian
9, 10, 12, 13,
14, 15, 21, dan
27
8
4. Interpretasi dan tindak
lanjut dari hasil penilaian
sikap
1. Menentukan kualitas
murid
2. Pengimputan nilai
siswa ke komputer
3. Pengamatan
perubahan sikap
16, 17, 19, 20,
23, 25, 26, 29,
30, 33, 34, dan
35
12
Setelah semua data terkumpul atau kegiatan pengumpulan data di
lapangan dinyatakan selesai, barulah dilakukan pengolahan data.
E.
Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data
Ketika data sudah terkumpul itu berarti modal awal yang sangat
berharga dalam penelitian, data yang sudah terkumpul akan diadakan
analisis yang digunakan sebagai bahan masukan untuk penarikan
kesimpulan. Melihat begitu besarnya data yang terkumpul menjadi sangat
penting. Data yang salah akan menghasilkan penarikan kesimpulan yang
salah demikian pula sebaliknya data yang benar akan menghasilkan
kesimpulan yang benar. peneliti dalam penelitian haruslah berusaha
mendapatkan data yang valid, untuk itu dalam pengumpulan data peneliti
perlu dilakukan teknik pemeriksaan. Untuk menetapkan keabsahan data
diperlukan sejumlah kriteria tertentu.
Dalam penelitian kualitatif, instrumen utamanya adalah manusia,
karena itu yang diperiksa adalah keabsahan datanya. Setelah mendapatkan
data yang jenuh yaitu keterangan yang didapatkan dari sumber-sumber
data telah sama maka data yang didapatkan lebih kredibel. Menurut
Sugiyono yang dikutip oleh Imam Gunawan membedakan empat macam
triangulasi diantaranya dengan memanfaatkan penggunaan sumber,
metode, peneliti dan teori.68 Dalam penelitian ini menggunakan
Triangulasi sumber, dimana triangulasi sumber artinya membandingkan
dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang di peroleh
melalui waktu dan alat penelitian yang telah digunakan.
Ketika data sudah terkumpul itu berarti modal awal yang sangat
berharga dalam penelitian, data yang sudah terkumpul akan diadakan
analisis yang digunakan sebagai bahan masukan untuk penarikan
kesimpulan. Melihat begitu besarnya data yang terkumpul menjadi sangat
vital. Data yang salah akan menghasilkan penarikan kesimpulan yang
68
salah demikian pula sebaliknya data yang benar akan menghasilkan
kesimpulan yang benar.
Jadi setelah penulis melakukan penelitian dengan menggunakanmetode
observasi,wawancara,dan dokumentasi kemudian data hasil daripenelitian
itu digabungkan sehingga saling melengkapi sehingga dapat dilanjutkan ke
tahap analisis data penelitian.
Untuk memperoleh data yang falid maka digunakan teknik triangulasi
data yang memeriksa kebenaran hipotesis. Adapun tindakan yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara
2. Membandingkan apa yang dikatakan di muka umum dengan yang
dikatakan secara pribadi.
3. Membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada.
F.
Analisis Data
Menurut Bogdan yang dikutip oleh Sudaryono Analisis data adalah
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang di peroleh dari
hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan cara
mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana ynag akan
dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
sendiri dan orang lain.69
Dalam pendapat lain Spradley yang dikutip oleh Imam Gunawan
mengatakan analisis data kulitatif adalah pengujian sistematik dari suatu
untuk menetapkan bagian-bagiannya, hubungan antar kajian, dan
hubungannya terhadap keseluruhannya.70
69
Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R& D , (Bandung: Alfabeta, 2009), cet.8, hal. 244.
70
Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
dilakukan secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah
jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu : data reduction, data display,
dan conclution drawing/ verification.71
1. Reduksi data (data reduction)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal y