• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

Secara umum inflasi dapat diartikan sebagai kenaikkan tingkat harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus selama waktu tertentu. Berikut ini merupakan data inflasi Indonesia berdasarkan perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006 sampai 2009 yang diproleh dari website resmi BPS (www.bps.go.id) :

Tabel 4.1. : Data Inflasi Indonesia Tahun 2006 sampai 2009 Tingkat Inflasi No. Tahun (%) 1 2006 6,60 2 2007 6,59 3 2008 11,06 4 2009 2,78 Sumber : Lampiran 2

Bersdasarkan tabel 4.1. diketahui bahwa tingkat inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar 11,06%. Sedangkan inflasi terendah terjadi

pada tahun 2009, yakni sebesar 2,78%. Tingkat inflasi menunjukkan adanya kenaikkan tingkat harga umum ketika nilai uang sebagai refleksi tingkat harga umum tidak stabil. Karena adanya inflasi, kemampuan daya beli masyarakat menjadi rendah. Kebijakan pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada tahun 2008 merupakan salah satu faktor penyebab penurunan daya beli masyarakat Indonesia (www.hariansb.com).

4.2.2. Rasio Leverage (X2)

Rasio leverage adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. Yang dimaksud dengan hutang adalah semua hutang yang dimiliki oleh perusahaan baik yang berjangka pendek maupun berjangka panjang. Dalam penelitian ini, rasio leverage diukur menggunakan Debt Ratio. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai rasio leverage pada perusahaan food and beverage yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) diperoleh data pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. : Data Rasio Leverage Perusahaan Food and Beverage yang Go Public di BEI Tahun 2006-2009

Rasio Leverage (%)

No. Nama Perusahaan

2006 2007 2008 2009 Mean

1. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 65.01 63.26 66.76 61.63 64.17

2. PT. Mayora Indah Tbk. 36.21 41.47 56.32 49.99 46.00

3. PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. 59.96 61.16 52.55 50.86 56.13

4. PT. Sekar Laut Tbk. 44.00 47.24 49.92 42.16 45.83

5. PT. Sierad Produce Tbk. 11.58 22.30 25.37 28.18 21.86

6. PT. Sinar Mas Agro Resources and

Technology Tbk. 51.48 56.24 52.34 51.52 52.90

7. PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk. 73.81 78.46 61.55 68.16 70.50

8. PT. Ultrajaya Milk Tbk. 34.68 38.93 35.14 31.06 34.95

Mean 47.09 51.13 49.99 47.95 49.04

Sumber : Lampiran 3A

Berdasarkan tabel 4.2. diketahui bahwa rata-rata rasio leverage

delapan perusahaan Food and Beverages yang go public di Bursa Efek Indonesia tertinggi terjadi pada tahun 2007, yakni sebesar 51,13% dan yang terendah pada tahun 2006 sebesar 47,09%. Sepanjang periode 2006-2009, dari delapan perusahaan yang ada, PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk

merupakan perusahaan yang memiliki rata-rata rasio leverage tertinggi sebesar 70,50%. Hal ini berarti PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk adalah

perusahaan yang memiliki jumlah hutang yang paling tinggi dibandingkan perusahaan food and beverage lainnya. Sedangkan perusahaan dengan rata-rata rasio leverage terendah sepanjang periode 2006-2009 adalah PT. Sierad Produce Tbk yang memiliki rata-rata rasio leverage sebesar 21,86%.

Semakin besar tingkat leverage perusahaan menunjukkan semakin besar jumlah hutang yang digunakan dan semakin besar pula resiko bisnis yang dihadapi oleh perusahaan terutama apabila kondisi perekonomian

memburuk. PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk merupakan perusahaan yang memiliki rata-rata rasio leverage tertinggi sedangkan PT. Sierad Produce Tbk memiliki rata-rata rasio leverage terendah. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk memiliki jumlah hutang yang lebih tinggi dengan resiko bisnis yang tinggi pula bila dibandingkan dengan PT. Sierad Produce Tbk.

4.2.3. Rasio Profitabilitas (X3)

Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan guna memperoleh keuntungan. Dalam penelitian ini, rasio profitabilitas diukur menggunakan ROA. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai rasio profitabilitas pada perusahaan food and beverage yang go public di Bursa Efek Indonesia diperoleh data pada tabel 4.3.

Tabel 4.3. : Data Rasio Profitabilitas Perusahaan Food and Beverage yang Go Public di BEI Tahun 2006-2009

Rasio Profitabilitas (%)

No. Nama Perusahaan

2006 2007 2008 2009 Mean

1. PT. Indofood Sukses Makmur

Tbk. 7.51 6.99 6.57 10.06 7.78

2. PT. Mayora Indah Tbk. 9.12 11.08 9.38 15.52 11.28

3. PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. 8.17 3.19 14.65 16.56 10.64

4. PT. Sekar Laut Tbk. 2.93 1.13 3.67 6.33 3.52

5. PT. Sierad Produce Tbk. 6.28 3.62 3.18 3.73 4.20

6. PT. Sinar Mas Agro Resources

and Technology Tbk. 11.87 18.76 14.75 9.72 13.78

7. PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk. 0.33 3.66 5.21 3.89 3.27

8. PT. Ultrajaya Milk Tbk. 2.07 2.87 15.64 5.67 6.56

Mean 6.04 6.41 9.13 8.94 7.63

Berdasarkan Tabel 4.3. diketahui bahwa rata-rata rasio profitabilitas delapan perusahaan Food and Beverages yang go public di Bursa Efek Indonesia yang tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar 9,13% dan yang terendah pada tahun 2006 sebesar 6,04%. Sepanjang periode 2006-2009, dari delapan perusahaan yang ada, PT. Sinar Mas Agro

Resources and Technology Tbk. merupakan perusahaan yang memiliki

rata-rata rasio profitabilitas tertinggi sebesar 13,78%. Sedangkan PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk memiliki rata-ratarasio profitabilitas terendah sebesar 3,27%.

Perusahaan yang mendapatkan keuntungan lebih (profitable) akan mempunyai struktur modal yang rendah daripada perusahaan yang kurang menghasilkan keuntungan (less profitable), karena perusahaan yang menghasilkan keuntungan lebih, mampu mendanai investasinya dengan laba ditahan. Hal ini berarti PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. adalah perusahaan yang memiliki kemampuan yang tinggi dalam memperoleh keuntungan (laba) dibandingkan dengan PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. Sehingga PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk memiliki struktur modal yang lebih rendah daripada PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, karena PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk lebih mampu mendanai investasinya dengan laba ditahan.

4.2.4. Struktur Modal (Y)

Struktur modal adalah pembelanjaan permanen yang mencerminkan perimbangan atau perbandingan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Cara pengukurannya adalah dengan membandingkan antara hutang jangka panjang dengan ekuitas (modal sendiri) dan dinyatakan dalam persen (%). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai struktur modal pada perusahaan food and beverage yang go public diperoleh data pada tabel 4.4. sebagai berikut : Tabel 4.4. : Data Struktur Modal Perusahaan Food and Beverage yang

Go Public di BEI Tahun 2006-2009

Struktur Modal (%)

No. Nama Perusahaan

2006 2007 2008 2009 Mean

1. PT. Indofood Sukses Makmur

Tbk. 61.10 51.25 84.01 103.96 75.08

2. PT. Mayora Indah Tbk. 26.71 29.09 60.03 44.13 39.99

3. PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. 92.61 100.20 79.19 19.79 72.95

4. PT. Sekar Laut Tbk. 114.33 25.62 31.37 21.71 48.26

5. PT. Sierad Produce Tbk. 0.04 0.25 0.21 1.09 0.40

6. PT. Sinar Mas Agro Resources

and Technology Tbk. 20.71 8.61 9.38 24.19 15.72

7. PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk. 108.24 85.10 64.08 124.64 95.52

8. PT. Ultrajaya Milk Tbk. 8.62 32.98 12.61 11.57 16.45

Mean 54.05 41.64 42.61 43.89 45.55

Sumber : Lampiran 3C

Berdasarkan Tabel 4.4. diketahui bahwa rata-rata struktur modal delapan perusahaan Food and Beverages yang go public di Bursa Efek Indonesia yang tertinggi terjadi pada tahun 2006 sebesar 54,05% dan yang terendah pada tahun 2007 sebesar 41,64%. Sepanjang periode 2006-2009, dari delapan perusahaan yang ada, PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk merupakan

95,52%. Sedangkan perusahaan dengan struktur modal terendah yaitu PT.

Sierad Produce Tbk dengan rata-rata struktur modal sebesar 0,40%.

Semakin besar angka rasio struktur modal berarti semakin banyak jumlah pinjaman jangka panjang, sehingga semakin banyak bagian dari laba operasi yang digunakan untuk membayar beban bunga tetap, dan semakin banyak aliran kas yang digunakan untuk membayar angsuran pinjaman, akibatnya semakin sedikit jumlah laba bersih sesudah pajak yang akan diterima oleh perusahaan. PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk adalah perusahaan yang memiliki struktur modal yang lebih tinggi daripada PT. Sierad Produce Tbk. Hal ini berarti PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk memiliki jumlah hutang jangka panjang yang besar sehingga akan memperoleh laba yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan PT. Sierad Produce Tbk.

4.3. Uji Kualitas Data

Dokumen terkait