• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Jenis-Jenis Bambu

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.7. Deskripsi Jenis-Jenis Bambu

1). Bambusa blumeana J. A. & J. H. Schult.

Rumpun jarang (< 30 buluh). Rebung mengerucut, hijau kekuningan, tertutup bulu hitam. Buluh tinggi mencapai 23 m, diameter 10-20 cm, panjang ruas 25-30 cm, tebal 10 mm – 3 cm. Buluh muda hijau, tertutup lapisan lilin putih. Buluh tua hijau mengkilap dan berduri. Percabangan heterogen, 1 m di atas permukaan tanah. Pelepah buluh panjang 10-15 cm, lebar 15 cm, mudah luruh, tertutup bulu coklat hingga hitam. Daun pelepah buluh tegak. Aurikel tinggi 5 mm - 1 cm, bulu kejur panjang mencapai 10 mm, seperti bingkai melebar. Ligula tinggi 2-7 mm, bulu kejur panjang 5-6 mm, berbentuk rata. Daun panjang 10-15 cm, lebar 2-5 cm, berwarna hijau, permukaan bawah berbulu, permukaan atas licin.

Spesimen : AS 024 dan AS 028 MEDA – USU

Nama daerah : Bambu Duri

Distribusi : Kabupaten Asahan, Kabupaten Simalungun dan

Kabupaten Deli Serdang

Habitat : Lahan terbuka dan pinggir sungai. Pada lokasi penelitian jenis ini ditemukan pada ketinggian 82 - 101 m dpl.

Gambar 4.3. Morfologi Bambusa blumeana. (a) Perawakan;

(b) Rebung (Buluh Muda); (c) Percabangan Heterogen; (d) Aurikel.

a

b c

2). Bambusa glaucescens (Willd.) Sieb. ex Munro.

Rumpun sangat rapat (> 30 buluh). Rebung ramping, hijau, tertutup bulu hitam. Buluh tinggi hingga 3 m, panjang ruas 10-20 cm, diameter 4-7 cm, tebalnya 6,7-10 mm. Buluh muda hijau kekuningan, tertutup lapisan lilin putih. Buluh tua hijau tua, licin. Percabangan heterogen, 0,5 m di atas permukaan tanah. Pelepah buluh panjang 5 cm, lebar 2, mudah luruh, pangkal berbulu jarang berwarna coklat. Daun pelepah buluh tegak. Aurikel tinggi 0,5 mm, membulat dan sangat kecil, gundul. Ligula tinggi 0,5 mm, rata, gundul. Daun panjang 6-8 cm, lebar 2 cm, hijau, permukaan bawah berbulu, permukaan atas licin.

Spesimen : AS 016, 17 Desember 2012 MEDA – USU

Nama daerah : Bambu Pagar

Distribusi : Kabupaten Deli Serdang

Habitat : Pekarangan masyarakat. Pada lokasi penelitian jenis ini

ditemukan pada ketinggian 90 m dpl.

Gambar 4.4. Morfologi Bambusa glaucescens. (a) Perawakan;

(b) Percabangan Heterogen; (c) Rebung (Buluh Muda); (d) Pelepah Buluh

3). Bambusa glaucophylla Widjaja.

Rumpun jarang (< 30 buluh). Rebung mengerucut, hijau, tertutup bulu hitam tersebar. Buluh tinggi mencapai 1-1,5 m, panjang ruas 15-25 cm, diameter 4-7 cm, tebal 5-8 mm. Buluh muda hijau, tertutup lapisan lilin putih. Buluh tua hijau, tertutup bulu coklat hingga hitam, tersebar. Percabangan heterogen, 1 m diatas permukaan tanah. Pelepah buluh panjang 5-6 cm, lebar 2 cm, mudah luruh, tertutup bulu coklat hingga hitam. Daun pelepah buluh tegak. Aurikel tinggi 2 mm, membulat dengan ujung sedikit melengkung keluar, gundul. Ligula tinggi 1-2 mm, rata, gundul. Daun panjang 6-9 cm, lebar 2 cm, hijau dengan garis- garis putih sejajar tulang daun, permukaan bawah berbulu, permukaan atas licin.

Spesimen : AS 023, 17 Desember 2012 MEDA – USU

Nama daerah : Bambu Putih

Distribusi : Kabupaten Batu Bara

Habitat : Pekarangan masyarakat. Pada lokasi penelitian jenis ini

ditemukan pada ketinggian 11 m dpl.

Gambar 4.5. Morfologi Bambusa glaucophylla. (a) Rebung (Buluh Muda); (b) Daun; (c) Aurikel.

b

c a

4). Bambusa multiplex (Lour) Raeusch. Ex Schult.

Rumpun rapat (> 30 buluh). Rebung ramping, hijau sampai hijau kekuningan, tertutup bulu coklat. Buluh tinggi 4-8 m, panjang ruas 15 cm - 1,5 m,

diameter 2 cm, tebal 5 mm, Buluh muda hijau, tertutup lapisan lilin. Buluh tua hijau, tertutup bulu coklat hingga hitam tersebar. Percabangan heterogen,

0,5 m di atas permukaan tanah. Pelepah buluh panjang 5 cm, mudah luruh dan gundul. Daun pelepah buluh tegak. Aurikel tinggi 2 mm, bulu kejur panjang 2-3 mm, seperti bingkai. Ligula panjang 1-2, bergerigi dan tidak teratur, gundul. Daun panjang 4-5 cm, lebar 1-2 cm, hijau bercak kuning, permukaan bawah berbulu jarang, permukaan atas licin.

Spesimen : AS 021 dan AS 025, 21 Desember 2012 MEDA – USU

Nama daerah : Bambu Cina

Distribusi : Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Deli Serdang

Habitat : Lahan terbuka, pinggir sungai dan pekarangan masyarakat. Pada lokasi penelitian jenis ini ditemukan pada ketinggian 42 - 92 m dpl.

Gambar 4.6. Morfologi Bambusa multiplex. (a) Perawakan; (b) Rebung (Buluh Muda); (c) Daun; (d) Aurikel.

a b

c

5). Bambusa vulgaris Schrad.

Rumpun jarang (< 30 buluh). Rebung mengerucut, kuning dengan garis

hijau atau hijau dengan garis oranye, tertutup bulu coklat sampai hitam. Buluh tinggi hingga 20 m, panjang ruas 20-45 cm, diameter 5-10 cm, tebal 7-15

mm, tegak. Buluh muda tertutup bulu coklat, tersebar. Buluh tua hijau dengan garis kuning atau kuning dengan garis hijau, berbuku-buku, licin. Percabangan heterogen, 0,5 m di atas permukaan tanah. Pelepah buluh panjang 10-20 cm, lebar 15 cm, mudah luruh, tertutup bulu hitam hingga coklat tua. Daun pelepah buluh tegak. Aurikel tinggi 1-15 cm, bulu kejur 7 mm, seperti bingkai melebar. Ligula tingginya 2-3 mm, bulu kejur 2 mm, rata. Daun panjang 10-15 cm, lebar 2-5 cm, hijau, permukaan bawah berbulu, permukaan atas licin.

Spesimen : AS 019 dan AS 020, 27 Desember 2012 MEDA – USU

Nama daerah : Bambu kuning

Distribusi : Kota Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, Kabupaten

Simalungun, Kabupaten Batu Bara, Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Langkat, Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Labuhan Batu Utara.

Habitat : Hutan sekunder, lahan terbuka, pinggir sungai dan

pekarangan masyarakat. Pada lokasi penelitian jenis ini ditemukan pada ketinggian 82 - 104 m dpl.

Gambar 4.7. Morfologi Bambusa vulgaris (a) Perawakan; (b) Rebung (Buluh Muda); (c) Aurikel.

a

b

6). Dendrocalamus asper (Schult.f.) Backer ex Heyne.

Rumpun jarang (> 30 buluh). Rebung mengerucut, hijau kekuningan tertutup bulu hitam lebat seperti beludru. Buluh tinggi hingga 25 m, panjang ruas 30-40 cm, diameter mencapai 25 cm, tebal 6,7-10 mm, sangat keras. Buluh muda hijau, bagian bawah tertutup bulu coklat lebat seperti beludru. Buluh tua hijau, licin. Buku-buku dengan bulu rapat berwarna hitam. Percabangan heterogen, 2 m di atas permukaan tanah. Pelepah buluh panjang 18 cm, lebar 2 cm, mudah luruh, berbulu rapat berwarna hitam. Daun pelepah buluh terkeluk balik. Aurikel tinggi 10- 15 mm, bulu kejur panjangnya 5-10 mm, seperti membingkai. Ligula tinggi 20 mm, bulu panjang 1 mm, rapat berwarna coklat, terkoyak. Daun panjang 12 cm, lebar 4 cm, hijau, permukaan atas dan bawah kasar, berbulu halus berwarna hitam.

Spesimen : AS 002, AS 004 dan AS 022,

27 Desember 2012

MEDA – USU

Nama daerah : Bambu betung

Distribusi : Kota Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, Kabupaten

Simalungun, Kabupaten Batu Bara, Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Langkat, Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Labuhan Batu Utara

Habitat : Hutan sekunder, lahan terbuka, pinggir sungai dan kebun

masyarakat. Pada lokasi penelitian jenis ini ditemukan pada ketinggian 19 - 104 m dpl.

Gambar 4.8. Morfologi Dendrocalamus asper. (a) Perawakan ; (b) Rebung (Buluh Muda) ; (c) Aurikel.

a

b

7). Gigantochloa achmadii Widjaja.

Rumpun rapat (> 30 buluh). Rebung mengerucut, hijau kecoklatan, berbulu coklat hingga hitam. Buluh tinggi mencapai 10 m, panjang ruas 20 cm, diameter 30-35 cm, tebal 1-3 mm. Buluh muda hijau, tertutup bulu hitam tersebar. Buluh tua hijau tua, licin. Percabangan heterogen, 0,5-1 m diatas permukaan tanah. Pelepah buluh panjang 10 cm, lebar 15 cm, tidak mudah luruh atau kadang terlambat luruh, berbulu rapat berwarna coklat. Daun pelepah buluh terkeluk balik, bulu rapat berwarna putih. Aurikel tinggi 0,3 mm, bulu kejur tinggi 4-6 mm, sangat halus, coklat, membulat. Ligula tinggi 1 mm, berbulu rapat berwarna hitam, rata. Daun panjang 5-8 cm, lebar 3 cm, hijau, permukaan atas dan bawah kasar berbulu halus berwarna putih. Tangkai bunga panjang 30-45 cm, berbentuk bulir. Setiap cabang terdapat 3-4 tangkai bunga.

Spesimen : AS 001, 009 dan 010, 23 Desember 2012 MEDA – USU

Nama daerah : -

Distribusi : Kabupaten Langkat, Kabupaten Deli Serdang dan

Kabupaten Labuhan Batu Utara.

Habitat : Lahan terbuka, pinggir sungai, lereng dan kebun

masyarakat. Pada lokasi penelitian jenis ini ditemukan pada ketinggian 48 – 96 mdpl.

Gambar 4.9. Morfologi Gigantochloa achmadii. (a) Perbungaan; (b) Rebung (Buluh Muda); (c) Aurikel.

a

b

8). Gigantochloa atroviolacea Widj.

Rumpun jarang (> 30 buluh). Rebung mengerucut, hijau kekuningan tertutup bulu hitam dan beludru. Buluh tinggi mencapai 20 m, panjang ruas 30- 40 cm, diameter 8-15 cm, tebal 6-10 mm, sangat keras. Buluh muda hijau, bagian bawah tertutup bulu coklat tersebar. Buluh tua unggu hingga hitam, licin. Percabangan heterogen, 2-3 m di atas permukaan tanah. Pelepah buluh panjang 18 cm, lebar 2 cm, mudah luruh, tertutup bulu berwarna hitam. Daun pelepah buluh terkeluk balik, berbulu tebal, hitam. Aurikel tinggi 10-15 mm, bulu kejur panjang 5-10 mm, membulat. Ligula tinggi 20 mm, berbulu rapat, panjang 7- 10 mm, terkoyak, coklat. Daun panjang 12 cm, lebar 4 cm, hijau, permukaan atas dan bawah kasar berbulu halus berwarna hitam.

Spesimen : AS 030, 27 Januari 2013 MEDA – USU

Nama daerah : Bambu hitam

Distribusi : Kabupaten Deli Serdang

Habitat : Hutan sekunder dan lahan terbuka. Pada lokasi penelitian jenis ini ditemukan pada ketinggian 102 m dpl.

Gambar 4.10. Morfologi Gigantochloa atroviolacea, (a) Buluh; (b) Rebung (Buluh Muda); (c) Aurikel.

a

b

9). Gigantochloa atter (Hassk) Kurz.

Rumpun jarang (> 30 buluh). Rebung mengerucut, hijau hingga hijau gelap, bulu hitam tersebar merata. Buluh tinggi mencapai 30 m, panjang ruas 15-25 cm, diameter 5-8 cm, tebal 2-2,5 mm. Buluh muda hijau, tertutup bulu coklat sampai hitam. Buluh tua hijau, licin. Pada buku-buku bagian bawah terdapat akar udara. Percabangan heterogen, 1 m diatas permukaan tanah. Pelepah buluh panjang 20-25 cm, lebar 10 cm, mudah luruh, tertutup bulu hitam. Daun pelepah buluh terkeluk balik. Aurikel tinggi 3 cm, bulu kejur tinggi 6-7 mm, seperti bingkai. Ligula tinggi 3-6 mm, bulu kejur tinggi 1 mm, bergerigi tidak beratutan. Daun panjang 5-8 cm, lebar 2 cm, hijau, permukaan atas dan bawah kasar berbulu halus berwarna putih.

Spesimen : AS 007, 28 Januari 2013 MEDA – USU

Nama daerah : Bambu atter

Distribusi : Kota Tanjung Balai, Kabupaten Serdang Bedagai,

Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang.

Habitat : Pinggir sungai. Pada lokasi penelitian jenis ini ditemukan pada ketinggian 82 - 101 m dpl.

Gambar 4.11 Morfologi Gigantochloa atter (a) Perawakan (b) Rebung (Buluh Muda); (c) Aurikel.

a

b

10). Gigantochloa pruriens Widjaja.

Rumpun jarang (> 30 buluh). Rebung mengerucut, hijau dengan bulu rapat berwarna merah. Buluh tinggi mencapai 8 m, panjang ruas 25-35 cm, diameter 20 cm, tebal 2-2,5 mm. Buluh muda hijau, tertutup bulu coklat. Buluh tua hijau, tertutup bulu coklat. Percabangan heterogen, 1 m diatas permukaan tanah. Pelepah buluh panjang 15–20 cm, lebar 10 cm, mudah luruh, ditutupi bulu berwarna merah. Pada bagian pangkal berbulu coklat namun tidak merata. Daun pelepah buluh terkeluk balik. Aurikel tinggi 0,5 mm, membulat, gundul. Ligula tinggi 0,5 mm, bulu kejur tinggi 0,3 mm, rata. Daun panjang 5-8 cm, lebar 2 cm, hijau, permukaan atas dan bawah kasar berbulu halus berwarna putih.

Spesimen : AS 012 dan AS 027, 29 Desember 2012 MEDA - USU

Nama daerah : Bambu regen

Distribusi : Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang

Habitat : Hutan sekunder, lahan terbuka, pinggir sungai dan kebun

masyarakat. Pada lokasi penelitian jenis ini ditemukan pada ketinggian 82 - 101 m dpl.

Gambar 4.12. Morfologi Gigantochloa pruriens. (a) Perawakan;

(b) Rebung (Buluh Muda); (c) Aurikel. a

b

11). Gigantochloa robusta Kurz.

Rumpun jarang (> 30 buluh). Rebung mengerucut, hijau, berbulu hitam

tersebar. Buluh tingginya mencapai 20 m, panjang ruas 15 – 25 cm, diameter 18-22 cm, dinding tebalnya 2,5 mm, hijau. Buluh muda hijau, tertutup bulu putih.

Buluh tua hijau bercak putih, licin. Buku-buku bagian bawah terdapat akar udara. Percabangan heterogen, 2-3 m diatas permukaan tanah. Pelepah buluh panjang 26 cm, lebar 22 cm, mudah luruh atau terlambat luruh, berbulu rapat berwarna hitam. Daun pelepah buluh terkeluk balik. Aurikel tinggi 6 mm, membulat, gundul. Ligula tinggi 3 mm, bulu kejur panjang 7-10 mm, mengerigi, berwarna hitam. Daun panjang 7-8 cm dan lebar 3-4 cm, hijau, permukaan atas dan bawah kasar, berbulu halus berwarna putih. Bunga dengan panjang tangkai 30-45 cm berbentuk bulir, merah muda terang. Setiap cabang terdapat 3-4 tangkai bunga.

Spesimen : AS 029, 27 Desember 2012 MEDA – USU

Nama daerah : Bambu mayan

Distribusi : Kota Tanjung Balai, Kabupaten Serdang Bedagai,

Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang.

Habitat : Lahan terbuka, pinggir sungai dan kebun masyarakat. Pada lokasi penelitian jenis ini ditemukan pada ketinggian 20 - 101 m dpl.

Gambar 4.13. Gigantochloa robusta. (a) Perawakan; (b) Rebung

(Buluh Muda); (c) Aurikel; (d) Bunga.

a b

c

12). Schizostachyum bracycladum Kurz.

Rumpun rapat (< 30 buluh). Rebung mengerucut, hijau kekuningan, tertutup bulu coklat. Buluh tinggi mencapai 10-15 m, panjang ruas 30-35 cm, diameter 8-10 cm, tebal 2-4 mm, hijau dan kuning. Percabangan homogen, 1,5 m diatas permukaan tanah. Buluh muda hijau atau kuning, dengan garis hijau tertutup bulu putih tersebar, ketika tua akan luruh dan gundul. Buluh tua berwarna hijau atau kuning, licin. Pelepah buluh panjang 10, lebar 7 cm, tidak mudah luruh, tertutup bulu coklat. Daun pelepah buluh tegak. Aurikel tinggi 2,5-6 mm, bulu kejur 4-8 mm, seperti bingkai dengan ujung sedikit melekuk keluar. Ligula tinggi 2 mm, bulu kejur tinggi 0,5 mm, rata. Daun panjang 20-25 cm lebar 4-5 cm, permukaan atas dan bawah licin.

Spesimen : AS 026, 27 Desember 2012 MEDA – USU

Nama daerah : Bambu Lemang

Distribusi : Kota Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, Kabupaten Batu

Bara, Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Langkat, Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Labuhan Batu Utara.

Habitat : Lahan terbuka, pinggir sungai dan kebun masyarakat. Pada lokasi penelitian jenis ini ditemukan pada ketinggian 19 - 101 m dpl.

Gambar 4.14 Morfologi Schizostachyum bracycladum. (a) Perawakan; (b) Rebung (Buluh Muda); (c) Aurikel.

a

b

13). Schizostachyum zollingeri Steud.

Rumpun jarang (> 30 buluh). Rebung mengerucut, kuning kemerahan, tertutup bulu hitam lebat seperti beludru pada bagian tengah sampai pangkal. Buluh tingginya mencapai 10 m, panjang ruas 25-35 cm, diameter 10-15 cm, dinding tebalnya 0,5-2 mm, hijau kilat, tegak, ujung melengkung. Buluh muda tertutup bulu putih tersebar, ketika tua akan luruh dan gundul berwarna hijau Pada buku terdapat garis kuning terang. Percabangan homogen, 2 - 2,5 m diatas permukaan tanah. Pelepah buluh panjang 4-5 cm, lebar 7 cm, tidak mudah luruh, berbulu rapat berwarna coklat kemerahan. Daun pelepah buluh, tinggi 3 cm, tegak, berbulu tebal berwarna coklat ke merahan. Aurikel tinggi 2 mm, bulu kejur panjang 7 mm, seperti bingkai. Ligula tinggi 0,5 – 1 mm, rata, gundul. Daun panjang 12 cm, lebar 4 cm, hijau, permukaan atas dan bawah licin.

Spesimen : AS 005, AS 008 dan 017, 28 Januari 2013 MEDA – USU

Nama daerah : Bambu nipis

Distribusi : Kota Tanjung Balai, Kabupaten Batu Bara, Kabupaten

Serdang Bedagai dan Kabupaten Deli Serdang.

Habitat : Lahan terbuka dan pinggir sungai. Pada lokasi penelitian jenis ini ditemukan pada ketinggian 82 - 101 m dpl.

Gambar 4.15. Morfologi Schizostachyum zollingeri (a) Buluh; (b) Pelepah buluh; (c) Rebung (Buluh Muda); (c) Aurikel

b

c

d a

14). Schizostachyum sp.

Rumpun jarang (> 30 buluh). Rebung mengerucut, hijau, pada bagian pangkal berwarna kekuningan berbentuk seperti kepang, dengan bulu tersebar berwarna hitam. Buluh tingginya mencapai 5 m, panjang ruas 7-15 cm, diameter 15 cm, tebal 2,5 mm, hijau. Buluh muda hijau, tertutup bulu hitam tersebar. Buluh tua, licin. Percabangan homogen, 0,5-1 m diatas permukaan tanah, cabang muncul pada setiap buku berselang seling. Pelepah buluh panjang 4-7 cm, lebar 5-6 cm, tidak mudah luruh, ditutupi bulu berwarna coklat hingga hitam. Daun pelepah buluh tegak. Aurikel tinggi 6 mm, bulu kejur tinggi 3 mm, berbentuk seperti bingkai, berwarna coklat tua. Ligula tinggi 1 mm, bulu kejur tinggi 0,5 mm, berbentuk rata. Daun panjang 15-20 cm dan lebar 3-4 cm berwarna hijau, permukaan atas dan bawah licin.

Spesimen : AS 009, 27 Desember 2012 MEDA – USU

Nama daerah : -

Distribusi : Kabupaten Simalungun

Habitat : Lahan terbuka dan pinggir sungai. Pada lokasi penelitian jenis ini ditemukan pada ketinggian 52 m dpl.

Gambar 4.16 Morfologi Schizostachyum sp. (a) Buluh ; (b) Rebung (Buluh Muda); (c) Aurikel

a

b

15). Thyrsostachys siamensis Gamble.

Rumpun rapat (> 30 buluh). Rebung berbentuk mengerucut, berwarna keungguan sedikit corak merah muda, berbulu rapat berwarna putih. Buluh

tingginya mencapai 8 m, panjang ruas 25-35 cm, diameter 5-8 cm, tebal 0,5-1 mm. Buluh muda tertutup bulu putih tersebar. Buluh tua hijau, licin.

Percabangan heterogen, 1 m di atas permukaan tanah. Buluh muda hijau pucat, dilapisi lilin putih. Buluh tua berwarna hijau pucat. Pelepah buluh panjang 5 cm, lebar 3 cm, terdapat duri pada bagian ujung, tidak mudah luruh, tertutup bulu putih rapat. Aurikel inggi 0,3 mm, berbentuk membulat, gundul. Ligula tinggi 1 mm, berbentuk rata, gundul. Daun pelepah buluh tegak. Daun panjang 5 cm, lebar 1- 2 cm, berwarna hijau, permukaan atas dan bawah kasar berbulu halus berwarna putih.

Spesimen : AS 033, 19 Januari 2013 MEDA – USU

Nama daerah : Bambu jepang

Distribusi : Kabupaten Simalungun, Kabupaten Batu Bara dan

Kabupaten Deli Serdang.

Gambar 4.17

Morfologi Thyrsostachys siamensis. (a) Perawakan;

(b) Rebung (Buluh Muda); (c) Duri pada Pelepah Rebung. a

b

BAB V

Dokumen terkait