DESKRIPSI PROYEK 2.1. PENGERTIAN JUDUL
3. Area pelayanan Lingkungan sekitar merupakan fungsi yang dapat saling mendukung dengan bangunan yang
2.3.4. Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi Proyek
2.4.2.2. Deskripsi Kegiatan
Dalam Art Studio “Forum For Music, Dance And Visual Art” kegiatan atau aktifitas dibagi berdasarkan fasilitas-fasilitas yang ada :
Musik
Dalam bermain musik memerlukan ruangan pada tiap-tiap kelasnya:
Kelas teori gitar
Yaitu kelas untuk mengajarkan teori-teori dasar permainan gitar yang baik.
Studio latihan gitar
Yaitu studio yang dipakai hanya untuk Praktek permainan gitar saja.
Kelas teori bass
Yaitu kelas untuk mengajarkan teori-teori dasar permainan gitar yang baik. Studio latihan bass
Studio yang dipakai hanya untuk praktek bermain bass saja.
Kelas teori drum
Yaitu kelas yang di pakai untuk mengajarkan cara permainan drum. Studio latihan drum
Gambar 2.9 Kelas teori gitar
S b h il l h d t i
Gambar 2.10. Studio gitar
Sumber : hasil olah data primer
Gambar 2.11. Studio bass
Studio yang dipakai untuk latihan drum Saja.
Kelas teori keyboard
Yaitu kelas yang di pakai untuk mengajarkan cara permainan keyboard. Studio latihan keyboard
Studio yang dipakai untuk latihan Keyboard saja.
Kelas teori biola
Yaitu kelas yang di pakai untuk mengajarkan cara permainan biola. Studio latihan biola
Studio yang dipakai untuk latihan biola saja.
Kelas teori vokal
Yaitu kelas yang di pakai untuk mengajarkan cara permainan vokal.
Gambar 2.14. Studio biola
Sumber :
httpwww_madcatsound_com_a u‐_images‐ mht. Diakses pada
10 februari 2009
Gambar 2.12. Studio drum
Sumber : hasil olah data primer
Gambar 2.13. Studio keyboard
Sumber : hasil olah data primer
Studio latihan vokal
Studio yang dipakai untuk latihan vokal saja.
Studio Studio latihan
Tempat untuk membuat musik untuk kemudian akan direkam, yang berisi alat-alat musik yang biasanya di mainkan dalam pertunjukan band. Sudio rental ini juga disewakan untuk publik dengan biaya tertentu dengan durasi biasanya perjam atau per 60 menit.
Studio Rekaman
Tempat untuk merekam musik yang sudah dibuat yang kemudian siap dikemas dan kemudian akan dijual. Studio ini berisikan alat musik yang hanya di pakai untuk kegiatan rekaman dengan tambahan ruangan untuk operator (orang yang mengawasi selama kegiatan rekaman berlangsung).
Studio rekaman memerlukan penanganan akustik yang berbeda karena ruangan ini harus dapat mendukung tiap frekwensi suara yang bermacam-macam dari alat-alat musik yang terlibat dalam proses rekaman. Oleh karena itu studio rekaman ini dibagi menjadi dua area: Live area dan dead area. Live area adlah suatu daersh pada studio musik yang cukup memantulkan suara, sementara deaad area adalah aarea yang menyerap suara dan cenderung memperkuat suara bass dengan resonasi dindingnya. Untuk alat
Gambar 2.16. Studio
Latihan
Sumber : hasil olah data
Gambar 2.17. Studio
Rekaman
Sumber : hasil olah data
primer
Gambar 2.15 Studio vokal
Sumber : httpwww_madcatsound_com_au‐
musik melodis seperti terompet, gitar listrik, biola dan harmonika dimana artikulasi bunyi menjadi amat penting, sebuah ruangan yang memantulkan bunyi dapat menjadi sebuah nilai tambah.
Tari
Dalam bermain musik memerlukan ruangan khusus pada tiap-tiap kelasnya:
Tari Tradisional
Tari tradisional adalah tari yang berasal dari daerah-daerah di Indonesia. Jenis tari ini sangat beraneka ragam, mengingat suku di Indonesia sangat banyak. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan zaman dan semakin pesatnya perkembangan tari kontemporer, tari tradisional hampir terlupakan.Kelas ini akan membahas dan mempelajari kembali tarian tradisonal yang hampir terlupakan, karena tari tradisional merupakan budaya yang tidak boleh terlupakan.
Tari Kontemporer
Adalah tari yang menunjukkan kondisi kreatif dari masa terakhir. Tari kontemporer terdiri dari : Modern dance
Kreasi
Hip-hop
Dll
Tari Luar (Dansa)
Adalah tari yang berasal dari daerah-daerah luar Indonesia. Tari luar terdiri dari:
Gambar 2.19. Tari kreasi dan hip‐hop
Sumber : www.google_imgres _tari_jpg.com
Gambar 2.18. Tari tradisional Sumber : www.google_imgres
_tari tradisional_jpg.com
Salsa
Salsa merupakan salah satu jenis tarian yang umumnya dilakukan berpasangan, memang sedang digandrungi oleh sebagian masyarakat Indonesia. Berasal dari bahasa Spanyol yang berarti saus, salsa bisa
disrtikan sebagai rasa atau gaya.
Waltz
Waltz adalah suatu jenis tarian ruangan dan tarian rakyat dalam ketukan ¾, yang dilakukan terutama dalam posisi tertutup. Gerakan dasar utama dari suatu waltz adalah suatu putaran penuh dengan dua tahap dengan tiga langkah setiap tahapnya.
Latin
Istilah tari latin terdapat dua pengertian, dalam konteks sosial dan tari ballroom. Yang pertama, tari ini berasal dari Amerika
Latin. Jenis-jenis tari ini antara lain cha cha, s amba, bolero dan juga mambo.
Sudio tari
Gambar 2.22. Tari Latin
Sumber : www.google_imgres _tari_jpg.com Gambar 2.20.Tari salsa
Sumber : www.google_imgres _tari_jpg.com
Gambar 2.21.Tari waltz
Tempat dimana para anggota akn melakukan praktek menarikan tarian sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Ada beberapa hal penting yang mempengaruhi perancangan studio tari, antara lain :
-
proporsi ruang-
akomodasi peralatan pendukung untuk pertunjukan-
ruang ganti yang fleksibel-
permukaan lantai dan persyaratannya-
ruang penyimpanan-
kualitas estetika ruang-
ruang yang terang-
sistem akustik yang baik dan kedap suara-
ventilasi-
pencahayaan yang fleksibel, mudah dikontrol, dan bebas silauStudio tari sebaiknya dirancang secara proporsional dengan pertimbangan area untuk menari yang proporsional adalah berbentuk persegi atau bujur sangkar dan bebas kolom, yang memungkinkan pergerakan ke segala arah di dalam ruangan. Ruang sisa di luar area utama dapat dimanfaatkan untuk pintu masuk, menyimpan peralatan, peralatan musikal, dan bahkan penonton.
Gambar 2.23. studio tari
Visual Art
Visual Art disni dibagi menjadi 2, yairtu:
Seni Lukis
Kelas Teori
Digunakan untuk menjelaskan dasar-dasar, sejarah melukis dan jenis-jenis lukisan.
Gambar 2.24. bentuk studio tari
Sumber : www.google_imgres _studio tari_jpg.com
Gambar 2.25. suasana kelas teori melukis
Studio Lukis
Digunakan untuk prektek melukis bersama dengan menggunakan model dan peraga.
Fotografi
Kelas Teori
Digunakan untuk mempelajari dan mengabdikan bentuk-bentuk serta peristiwa yang alami maupun buatan dengan menggunakan elemen-elemen dasar dalam teknik fotografi. Elemen-elemn tersebut berupa bentuk, tekstur, garis, serta pola yang sangat mempengaruhi imaji yang diabadikan. Bila elemen tersebut dikombinasikan dengan unsur komposisi, bingkai, sudut bidik serta pencahayaan yang tepat tentunya akan menghasilkan foto yang lebih bermakna. Kelas teori terbagi atas 2, yaitu kelas teori fotografi konvensional dan kelas fotografi digital.
o Kelas teori fotografi Konvensional
Fotografi yang masih menggunakan kamera konvensional memerlukan film, kamar gelap dan aneka jenis bahan kimia untuk mencuci film.
Gambar 2.26. suasana kelas teori melukis
Sumber : www.google_imgres _studio lukis_jpg.com
Gambar 2.27. suasana ruang gelap
o Kelas teori fotografi Digital
Berbeda dengan kamera konvensional, fotografi digital tidak lagi memerlukan film, kamar gelap dan aneka jenis bahan kimia untuk mencuci film. Sebagai pengganti film, di dalam kamera jenis ini dipakai alat berupa chip yang disebut charge couple device (CCD) untuk merekam gambar. fotografi digital telah tercipta melalui proses kreatif manusia dengan bantuan kamera. Hukum-hukum fotografi yang mencakup pencahayaan, bukaan diagfragma, kecepatan (speed), dan ruang tajam (depth of field), tidak mengalami
perubahan.
Studio Fotografi
Untuk pemotretan distudio banyak menggunakan jenis-jenis pencahayaan, sehingga para pemotret profesional menggunakan minimal 3 buah lampu studio. Hal ini membawa konsekuensi pemakaian listrik yang sangat tinggi. Oleh karena itu dalam perencanaan dibutuhkan generator khusus untuk memasok dan mengatur tegangan listriknya.
Jenis-jenis pencahayaan yang digunakan pada studio fotografi adalah : - Main Light ( pencahayaan utama )
- Fill in Light ( pencahayaan pengisi ) - Hair Light ( pencahayaan untuk rambut )
- Background Light ( pencahayaan sebagai latar belakang ) - Side Back Light ( pencahayaan samping )
- Back Light ( pencahayaan belakang )
Gambar 2.28. suasana ruang pencetakan
foto digital
Fasilitas Penunjang
Fasilitas Galeri/ruang pameran
Adalah suatu fasilitas berisi ruang pamer yang mengkomunikasikan karya-karya visual art atau seni visual. Salah satu faktor penting dalam fasilitas galeri adalah membangkitkan suasana dan ritme yang baik. Berdasarkan studi banding hal tersebut dapat dicapai melalui perbedaan luasan ruang.
Gambar 2.29. suasana kelas
teori foto digital
Faktor-faktor dalam mengkomunikasi karya-karya visual art yang berhubungan langsung dengan manusia harus memperhatikan:
a. Tinggi rata-rata manusia Indonesia sehingga pandangan mata dapat mencakup obyek yang dilihat dalam posisi nyaman.
Tinggi rata-rata Pandangan mata
Pria 165 cm 160 cm
Wanita 155 cm 150 cm
Anak-anak 115 cm 100 cm
Tabel 2.8. tinggi rata-rata manusia
Gambar 2.30. suasana galeri
Gambar 2.31. Jarak pandang mata terhadap ukisan
Sumber : olah data primer
Gambar 2.32. Sudut pandang lukisan
Kemampuan gerak anatomi leher pengujung manusia, yaitu sekitar 30º ke atas dan 40º ke bawah/ke samping sehingga dalam mengapresiasikan suatu karya selalu dalam posisi badan/leher yang nyaman.
b. Pencahayaan yang dapat membangkitka emosi pengunjung dan meningkatkan kualitas presentasi suatu karya visual arts yang diterima oleh pengunjung.
Faktor-faktor dalam mengkomunikasikan karya-karya visual art yang berhubungan langsung dengan karya itu sendiri harus memperhatikan environtment control (kontrol terhadap lingkungan galeri) yaitu dengan kunci-kunci komponen environment control sebagai berikut.
a. Climate Control
Adalah meliputi pemeliharaan atmosfir lingkungan yang stabil, yaitu dengan kontrol terhadap temperatur dan kelembapan ruang, kualitas udara dan vibrasi ruang. Implementasi climate control ini meminimalkan resiko kerusakan terhadap karya-karya seni yang ada dan meningkatkan kenyamanan pengunjung dan pengguna bangunan
b. Temperature And Relative Humidity
Fluktuasi dalam temperatur dan kelembapan dapat merusak karya-karya seni yang ada, dengan faktor yang paling kritis adalah kelembapan. Perubahan kelembapan ruang/lingkungan dapat
Gambar 2.33. kemampuan gerak anatomi manusia Sumber : olah data primer
mengakibatkan pengerutan dan penyusutan dimana kondisi ligkungan sangat kering, sedangkan dalam kondisi sebaliknya dapat mengakibatkan karya-karya seni yang ada mengembung dan menjamur.
Standart temperatur dan kelembapan pada daerah tropis adalah sebagai berikut: Temperatur 21ºC ± 1ºC, kelembapan 55% ± 5%
c. Air Filtration
Udara yang tidak terfilter mengandung polusi, berupa gas dan partikel dimana dapat merusak karya-karya seni dan yang paling penting adalah ketidaknyamanan pengunjung dan pengguna bangunan. Penyaringan udara kotor ini dapat dikontrol melalui suatu sistem ducting dan standart efisiensi penyaringan tersebut 80 % sampai 98%.
d. Light
Pencahayaan adalah faktor paling penting dalam sebuah galeri sebab sangat mempengaruhi pengalaman pengunjung dalam memapresiasikan karya-karya seni yang ada dan penciptaan suatu suasana/atmosfir ruang. Dengan kata lai melalui pencahayaan dapat mengakibatkan emosi pengunjung.
Cahaya buatan maupun alami dapat mengakibatkan kerusakan jika tidak diperhatikan intensitasnya. Untuk cahaya buatan, intensitas cahaya tergantung dari bahan/material dari karya-karya seni tersebut.
Karya dengan bahan kertas : 50 lux
Karya lukisan di atas kanvas 150-200 lux
Metal, keramik, glass dan batu : 300 lux
Tingkat intensitas cahaya diatas adalah berdasarkan survei galeri-galeri seni profesional di australia. Untuk cahaya alami, penyinaran tidak boleh langsung jatuh pada karya-karya seni yang ada. Caranya adalah dengan penggunaan cahaya alami dari atas (lighting from above) dan penggunaan cahaya alamidari samping (lateral lighting).
Dalam memamerkan karya-karya visual arts di Art Studio “Forum For usic, Dance And Visual Art”, yaitu:
a) Pameran Khusus
Pameran khusus adalah pameran yang penyelenggaranya dibiyai sepenuhnya oleh pengelola. Tema pameran dipilih berdasarkan pertimbangan dewan kurator. Koleksi yang dipamerkan adalah koleksi milik pengelola atau koleksi milik seniman atau kurator. Dalam satu tahun diprogramkan 2-3 kali pameran khusus.
Pameran khusus ini akan ditempatkan pada galeri tetap. b) Pameran Kerjasama
Pameran ini dilaksanakan berdasarkan kerja sama antara pengelola dengan pihak lain seperti lembaga/organisasi. Pihak lain menyewa ruang pamer kontemporer yang tersedia di Art Studio “Forum For Music, Dance And Visual Art” sebagai sarana komesil.Biaya penyelengaraan ditanggung bersama pihak Penyelenggara .Penyewaan gedung dilakukan dengan cara pemohon mengajukan proposal kepada pengelola dan selanjutnya akan diberikan pertimbangan oleh dewan kurator. Posisi pihak pengelola hanya membantu menyediakan fasilitas pameran berupa panel, lampu, bantuan teknis tata pameran dan keamanan. Dalam sutu tahun dapat dilaksanakan sekitar 15 kali pameran berlangsung antara 1 minggu sampai 3 minggu. Pameran ini akan dilaksanakan pada ruang pameran temporer. Alasannya ruang pamer ini dipisahkan adalah agar tidak mengganggu kegiatan yang dilakukan oleh para siswa yang belajar yang merupakan kegiatan utama digedung ini. Hal ini juga membedakan antara ruang komersil dan bukan ruang komersil. Semua pameran yang akan dilaksanakan harus terlebih dahulu disetujui oleh kurator.
Adapun tugas kuratorial adalah untuk:
Mengamati dan meneliti perkembangan visual art Indonesia dan dunia
Memberikan pertimbangan dan menentukan arah, jenis dan kualitas pameran.
Menentukan kebijakan dan kriteria pengadaan koleksi, siatem pendokumentasian dan perawatan koleksi.
Menentukan arah pengkajian, pendidikan pemahaman dan penyebaran apresiasi visual art. Dengan tim pengelola harian galeri bertugas melaksanakan pengelolaan program dan kegiatan serta administrasi berupa:
Pameran-pameran yang telah disetujui kurator.
Inventarisasi dan dokumentasi karya-karya visual arts.
Perawatan kegiatan koleksi visual art berupa konservasi dan restorasi
Kegiatan-kegiatan pengkajian, pendidikan dan pengembangan apresiasi.
Perawatan gedung dan lingkungan
Koordinasi keamanan
Dalam rangka memelihara dan merawat koleksi maka kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Penyimpanan
Koleksi disimpan di dalam sebuah fasilitas ruang penyimpanan disesuaikan semaksimal mungkin mengikuti persyaratan penyimpanan karya seni, anatara lain : AC, panel geser dan panel kayu, dan untuk pengamanan dibantu dengan alarm sistem.
b) Pendokumentasian
Disamping dicatat dan difoto, koleksi-koleksi tersebut juga didokumentasikan dalam bentuk katalog.
c) Konservasi dan Restorasi
Perawatan/konservasi yang dilaksanakan bersifat cepat/ringan yaitu pembersihan karya seni dari debu atau kotoran dengan peralatan sederhana sedangkan perbaikan yang dilaksanakan berupa perbaikan ringan yaitu perbaikan karya seni berupa penggantian pigura dan spanram lukisan. Kalau koleksi tersebut sudah tergolong tua maka diperlukan konservasi yang profesional oleh tenaga ahli konservator.
Fasilitas auditorium
Adalah suatu fasilitas untuk mengkomunikasikan segala jenis performing art. Komponen utama dari auditorium adalah:
Ruang publik
Backstage
Dari ketiga komponen tersebut yang paling berpengaruh terhadap keberlangsungan suatu performing arts adalah stage. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam auditorium/stage ini adalah:
a. Garis pandangan (sight lines)
Gambar 2.34. Auditorium
Sumber : www.Google_image_auditorium_jpg.com
Garis pandangan ini adalah untuk mendapatkan pemandangan penonoton yang jelas, bebas dari halangan dan terbuka
Keterangan :
P : titik pandang terendah dan berdekatan pada panggung yang dapat dilihat jelas oleh penonton. Jika panggung dapat dinaikan (600-1100 mm) dari lantai terendah auditorium maka P adalah setting line dari pertunjukan. Setting line pertunjukan tidak boleh lebih dari 600 mm dari lantai panggung. Jika terdapat orchestra pit maka P adalah kepala konduktor orkestra.
HD : jarak horizontal antar mata penonton tepat dibelakangnya, dimana berhubung dengan ruang antar baris kursi (760-1150).
EH : tinggi mata normal 1120 mm diatas lantai dibawahnya, titik mata ini akan tergantung pada dimensi kursi.
E : jarak antara pertengahan mata dengan kepala bagian atas, diambil 100 m. Untuk kepastian pemandangan yang jelas/ terbuka min 125 mm
D : jarak antara penonton di baris depan dengan P. Lebih dekatnya baris pertama dengan stage mengakibatkan rendahnya posisi lantai penonton.
b. Pengaturan kursi auditorium
Pengaturan kursi ini adalah untuk memberikan kenyamanan penonton pada suatu pertunjukan.
Dimensi kursi
o Lebar kursi dengan sandaran lengan minimal 525 mm
o Lebar kursi tanpa sandaran lengan minimal 450 mm
o Tinggi kursi dan kemiringan : 430-450 mm dan sudut horizontal 7-9º
o Tinggi sandaran punggung dan kemiringan 800-850 mm dari lantai (dapat ditinggikan untuk alasan akustik) dan sudut belakang 15-20º
o Kedalaman kursi : 600-720 mm untuk kedalaman kursi dan sandaran punggung, jika kursi dapat dilipat maka kedalaman : 425-500 mm.
o Sandaran lengan: lebar min. 50mm, tingggi 600 mm diatas lantai. Jumlah kursi dalam satu baris:
o Jika terdapat 2 gangways pada tiap sisi baris : 22 kursi.
o Jika hanya terdapat 1 gangways di dalam satu sisi baris : 11 kursi Ruang antar baris kursi:
o Ruang lewat (clearway) : min 300-500 mm
o Dimensi jarak antar baris : min 850 mm
o Lebar min 1100 mm
o Kemiringan 1:10 dan 1:12 jika digunakan oleh pemakai kursi roda. Gambar 2.36. Posisi kursi
Sumber : olah data primer
o Landasan yang lebih miring harus memilki anak tangga biasa. c. Akustik
Hasil akustik suatu pertunjukan meliputi kualitas suara, baik berupa musik maupun dialog, yang didengarkan oleh penonton dan juga para pelaku pentas diatas panggung. Akustik tidak terlepas dari penggunaan bahan dan konstruksi penyerap bunyi yang dipakai sebagai pengendali bunyi dalam ruang, diantaranya bahan berpori, penyerap panel/selaput, karpet dan kain. Selain itu dapat dibantu dengan penggunaan komputer atau alat seperti sound reflecting disk yang dapat mengatur waktu untuk merefleksikan suara berdasarkan jenis pertunjukan yang sedang berlangsung.
Fasilitas Pelengkap
Perpustakaan Seni
Fasilitas perpustakaan pada Art Studio “Forum For Music, Dance And Visual Art” terbuka untuk umum, baik dewasa maupun anak-anak. Untuk meminjam koleksi buku-buku perpustakaan ini pengunjung harus terdaftar sebagai anggota terlebih dahulu. Koleksi buku pada perpustakaan ini hanya meliputi bidang seni namun mencakup segala umur pembaca dewasa, remaja dan anak-anak sehingga masyarakat luas dapat
merasakan manfaatnya.
Gambar 2.38. Perpustakaan Sumber :
www.Google_image_perpus takaan_jpg.com Diakses pada 20 Januari
Cafe
- Ruang makan :
o Dilengkapi pencahayaan yang baik dan kebersihannya terjaga.
o Luas satu areal ruang duduk kurang lebih 2 m2 untuk empat kursi dan satu meja. - Dapur :
o Dapur hendaknya terhalang dari pandangan pengunjung yang sedang makan.
o Dilengkapi dengan pencahayaan yang cukup dan penghisap panas untuk mengurangi udara panas.
o Dapur dilengkapi dengan gudang-gudang penyimpanan makanan dan memiliki areal kerja yang sesuai kapasitasnya.
Art Shop
Art Shop merupakan salah satu fasilitas pelengkap di Art Studio “Forum For Music, Dnace And Visual Art”. Art shop tersebut berguna untuk memenuhi kebutuhan atau alat-alat untuk mendukung proses kegiatan seni. Kriteria ruangan ini adalah dilengkapi dengan pencahayaan yang baik dan menarik pada interiornya untuk menarik minat pengunjung.
Music Shop
Tempat untuk menjual dan mempromosikan musik yang sudah di rekam agar dapat di beli oleh public serta percetakan untuk mem-packing kaset atau cd sebelum di
jual.
Gambar 2.39. . Music Shop
Sumber : hasil olah data
Fasilitas Penunjang
Pengelola
Terdapat beberapa pembagian sub pengelola, masing-masing fasilitas bangunan memiliki pengelola fasilitas. Seperti pengelola galeri, teater, edukasi, promosi dan operasional. Setiap pengelola memilki ruang yaitu, lobby, ruang tunggu, ruang pimpinan, ruang divisi, ruang rapat, ruang tamu dan gudang.
Servis
Terdapat ruang keamanan, ruang istirahat karyawan, gudang, pantry, ruang ganti loker, ruang ME, ruang pengudaraan, ruang plumbing, ruang p3k, toilet dan parkir.