• Tidak ada hasil yang ditemukan

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Kerang Mas Ngur (Atactodea striata)

Menurut Deker dan Orlin (2000), klasifikasi kerang mas ngur (Atactodea striata) sebagai berikut :

Kingdom : Animal

Filum : Molusca

Klas : Bivalvia (bivalves and clams) Subklas : Heterodonta

Ordo : Veneroida

Sub Famili : Mactroidea

Famili : Mesodesmatidae

Genus : Atactodea

Spesies : Atactodea striata (Gmelin 1791)

Bivalvia umumnya berbentuk simetris bilateral dan pipih lateral. Cangkang terdiri atas 2 katup, satu pada tiap sisinya. Kedua katup tersebut dihubungkan oleh ligamen di bagian dorsal, terkunci satu sama lainnya dengan gigi engsel dan ditutup oleh otot eduktor. Tubuhnya diselubungi oleh dua cuping mantel yang berbentuk cangkang. Bagian kepala tidak jelas, tidak mempunyai mata atau sungut (Matsuura et al. 2000).

Menurut Sunarto (2001), ada 6 jenis kerang yang biasa dijumpai di pasir pantai pulau-pulau karang di Indonesia, yaitu Latona faba (Gmelin, 1791), Gafrarium tumidum (Roding, 1798), Asaphis violascens (Forskal, 1775), Atactodea glabrata (Gmelin), Atactodea striata (Gmelin) dan Davila plana (Hanley). Dari ke enam jenis kerang tersebut di atas, tiga jenis yang disebutkan terakhir adalah jenis kerang yang biasa disebut dengan nama "remis" dan termasuk dalam Suku Mesodesmatidae (Moluska: Pelecypoda).

Atactodea striata merupakan salah satu jenis kerang-kerangan yang termasuk dalam kelompok moluska. Kerang ini banyak dijumpai di daerah pasang surut dengan bentuk adaptasi yang tinggi. Pertumbuhannya dipengaruhi oleh keadaan sekeliling seperti temperatur, makanan, kondisi perairan dan kedalaman

membenamkan diri. Kerang memiliki pelindung tubuh yang lunak berupa cangkang yang mengandung zat kapur. Tubuh biasanya tersimpan dalam cangkang sehingga tidak tampak dari luar. Dalam keadaan aman, tubuhnya dijulurkan keluar dan bagian tubuh yang pertama kali tampak adalah kakinya yang digunakan untuk berjalan (merayap) atau berenang. Kerang ini disebut juga bivalis karena kedua cangkangnya menyatu. Cangkangnya tipis, keras, berwarna putih kekuning-kuningan dengan ukuran antara 1 sampai 3,5 cm (Moka 1982).

Menurut Moka (1982), kerang laut Atactodea striata memiliki nama daerah sebagai berikut : kepah (Indonesia), tude bombang (Makasar), kasii (Bima), seasea (Mandar), baje bombang (Bugis). Sedangkan di daerah Kei Maluku Tenggara dikenal dengan nama mas ngur.

2.1.1 Bentuk Cangkang

Bentuk cangkang kerang biasanya erat hubungannya dengan tempat hidup/substrat di mana kerang tersebut hidup. Pada umumnya cangkang yang berbentuk segitiga dan bagian depan (anterior) lancip akan lebih mudah menembus atau membenamkan diri ke dalam substrat (Sunarto 2001).

Ketiga jenis remis (Atactodea glabrata, Atactodea striata dan Davila plana) yang hidup di pasir pantai pulau-pulau karang mempunyai bentuk cangkang yang agak berlainan satu sama lain. Davila plana mempunyai bentuk cangkang bulat telur dengan seluruh tepinya bulat, sedangkan bagian depan (anterior) lebih pendek dari pada bagian belakangnya (posterior). Permukaan luar cangkang kerang Davila plana licin dan berwarna coklat muda. Kerang ini memiliki panjang cangkang 24 mm. Cangkang kerang Atactodea striata berbentuk segitiga, mempunyai garis-garis konsentris yang nyata pada permukaan cangkang bagian luarnya mulai dari tepi cangkang sampai pada bagian dekat engsel dan berwarna putih. Kerang ini dapat mencapai panjang 28 mm. Atactodea glabrata mempunyai cangkang berbentuk segitiga dan agak lebih tebal jika dibandingkan dengan cangkang Atactodea striata. Garis-garis konsentris kurang nyata pada cangkang kerang ini dan pada bagian dekat engsel licin. Kadang kadang pada bagian bibir cangkang berwarna hijau karena ditumbuhi oleh lumut. Kerang ini dapat mencapai panjang 28 mm (Gambar 2 dan 3) (Sunarto 2001).

7

Gambar 2 Jenis-jenis remis (Sunarto 2001)

2.1.2 Habitat

Habitat remis adalah pasir putih yang terdapat di pantai sekeliling pulau- pulau karang. Biasanya pantai pulau-pulau karang mempunyai lebar antara 2 dan 8 meter dan mempunyai kemiringan antara 5° dan 10°. Pantai berpasir ini pada umumnya terendam air pada waktu pasang dan terkena sinar matahari pada waktu air surut di siang hari. Pada waktu panas matahari terik dan air surut, suhu pasir di pantai pulau-pulau karang ini cukup tinggi, dapat mencapai 35°C. Inilah suatu keistimewaan remis, mereka hidup dan berkembang biak dengan baik pada habitat yang bersuhu cukup tinggi dan kekeringan selama air surut (Sunarto 2001).

2.1.3 Penyebaran

Menurut Sunarto (2001), remis di pasir pantai pulau-pulau karang dapat dibagi menjadi tiga penyebaran, yaitu penyebaran horizontal (penyebaran

memanjang pantai), penyebaran lateral (penyebaran melintang pantai) dan penyebaran vertikal (penyebaran kedalaman).

(1) Penyebaran memanjang pantai (Penyebaran horizontal)

Penyebaran memanjang pantai ialah penyebaran yang dilihat dari potongan memanjang suatu garis pantai (sepanjang pantai yang mengelilingi suatu pulau). Dari penyebaran ini terlihat bahwa remis menyebar tidak merata sepanjang pantai. Ada daerah yang padat populasinya dan ada daerah yang rendah populasinya. Ini mungkin erat kaitannya dengan banyak atau sedikitnya makanan di sepanjang pantai tersebut.

(2) Penyebaran melintang pantai (Penyebaran lateral)

Penyebaran melintang ialah penyebaran dari batas air pada waktu surut sampai dengan pasir yang berbatasan dengan semak. Dilihat dari susunan pasir dan besarnya butiran pasir, pantai pulau karang dapat dibagi menjadi 3 zona, yaitu zona I adalah daerah berpasir kasar yang susunan pasirnya tidak padat dan berbatasan dengan air laut pada waktu air surut; zona II adalah daerah di atas zona I, berpasir relatif lebih halus dan susunan pasirnya lebih padat dari pada zona I; dan zona III adalah daerah di atas zona II sampai dengan berbatasan dengan semak, berpasir halus dan susunan pasirnya padat sehingga agak keras untuk ditembus (Gambar 4).

Masing-masing jenis kerang menempati zona yang sesuai dengan bentuk cangkangnya. Davila plana yang mempunyai bentuk anterior lebih pendek menempati zona I, Atactodea glabrata menempati zona II dan ada juga yang menempati zona I terutama yang masih kecil-kecil. Hal ini mungkin disebabkan karena kemampuan mereka untuk menembus substrat masih kurang kuat sehingga memilih hidup di zona I. Atactodea striata yang cangkang lebih tipis dan mempunyai garis-garis konsentris lebih dalam menempati zona III.

(3) Penyebaran kedalaman (Penyebaran vertikal).

Penyebaran kedalaman ialah penyebaran sampai sedalam mana kerang tersebut dapat membenamkan diri. Penyebaran kedalaman dari ke tiga jenis remis kelihatannya ditentukan oleh padat dan tidaknya susunan pasir di suatu pantai. Davila plana yang menghuni Zona I (pasir kasar dan susunan pasirnya tidak padat) dapat membenamkan diri paling dalam, yaitu sekitar 3-10 cm. Atactodea

9

glabrata dan Atactodea striata yang menghuni zona yang susunan pasirnya padat rata-rata dapat membenamkan diri antara 0-4 cm.

2.1.4 Cara Membenamkan Diri ke Dalam Pasir

Remis membenamkan diri ke dalam pasir dengan menggunakan otot kaki. Bila remis tersebut diambil dari dalam pasir dan diletakkan di atas pasir, maka tidak lama kemudian remis tersebut akan berusaha untuk masuk kembali (membenamkan diri) ke dalam pasir. Mula-mula kakinya dikeluarkan dari dalam cangkang, lalu kaki tersebut berusaha untuk menggapai pasir yang ada di bawahnya. Setelah kaki tersebut masuk ke dalam pasir, dengan membengkokkan dan mengerutkan ujung kakinya yang berada di dalam pasir, kerang tersebut berusaha untuk tegak. Setelah tegak, kakinya dimasukkan lagi lebih dalam ke dalam pasir dan mengulang gerakan-gerakan seperti yang disebutkan di atas sehingga seluruh cangkangnya masuk ke dalam pasir. Untuk mempermudah pekerjaan tersebut, remis biasanya menunggu air laut pasang karena pada waktu air pasang kepadatan pasir relatif lebih gembur. Karena cangkangnya yang pipih dan bentuknya segi-tiga, kerang dari Suku Mesodesmatidae ini dapat membenamkan diri lebih cepat dibandingkan dengan kerang dari suku yang lain (Sunarto 2001).

Dokumen terkait