• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI UMUM LOKASI PENELITIAN

3.1Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

Pada tahun 1987 kantor pelayanan pajak masih disebut kantor inspeksi pajak. Pada saat itu ada 2 (dua) kantor inspeksi pajak yaitu kantor inspeksi pajak medan selatan dan kantor inspeksi pajak kisaran. Dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat didalam pelayanan pembayaran pajak, maka berdasarkan keputusan menteri keuangan republik indonesia nomor 267/KMK.01/1989 diadakanlah perubahan secara menyeluruh pada direktorat jendral pajak yang mencakup reorganisasi kantor inspeksi pajak yang diganti nama menjadi kantor pelayanan pajak sekaligus dibentuk kantor pelayanan pajak bumi dan bangunan.

Berdasarkan pada keputusan menteri keuangan republik indonesia No.785/KMK.01/1993 tertanggal 3 agustus 1993, kantor pelayanan pajak berubah menjadi 4 (empat) wilayah kerja yaitu;

1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur

2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat

3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara

4. Kantor Pelayanan Pajak Binjai

Untuk mengimplementasikan konsep administrasi perpajakan modern yang berorientasi pada pelayanan dan pengawasan, maka struktur organisasi direktorat jendral pajak perlu diubah, baik di level kantor pusat sebagai pembuat kebijakan maupun level kantor operasional sebagai pelaksana implementasi kebijakan. Sebagai langkah pertama, untuk memudahkan wajib pajak, ketiga jenis

kantor pajak yang ada yaitu, Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KPPBB), Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak (Karipka) dilebur menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP Pratama).

Adapun kantor wilayah direktorat jendral pajak sumatera utarat I (Kanwil Sumut I) akan mengoperasikan delapan unit kantor pelayanan modern yang dijuluki kantor pelayanan pajak pratama. Ke delapan KPP Pratama dimaksud yakni enam unit KPP konvensional yang ada saat ini dimodernisasi dan ditambah dua KPP baru. Keenam KPP konvensional yang dijadikan KPP Pratama yakni:

1. KPP Pratama Medan Belawan

2. KPP Pratama Medan Barat

3. KPP Pratama Medan Polonia

4. KPP Pratama Medan Kota

5. KPP Pratama Medan Timur

6. KPP Pratama Binjai

Dua KPP baru yang dibentuk adalah:

1. KPP Pratama Medan Petisah

2. KPP Pratama Lubuk Pakam

KPP Pratama Lubuk Pakam sebelumnya adalah kantor pelayanan pajak bumi dan bangunan lubuk pakam yang berada dibawah organisasi kanwil sumut ii. Sejak dileburnya ketiga jenis kantor pelayanan pajak menjadi satu, maka kantor pelayanan pajak bumi dan bangunan lubuk pakam berubah menjadi kantor pelayanan pajak pratama lubuk pakam dan berada dibawah organisasi Kanwil Sumut I.

Sesuai dengan keputusan DJP Nomor KEP-95/PJ/2008/ tentang saat mulai operasi (SMO) kantor pelayanan pajak pratama di lingkungan kantor wilayah direktorat jendral pajak sumatera utara I, maka kantor pelayanan pajak pratama lubuk pakam ditetapkan mulai beroperasi tanggal 27 mei 2008.

Visi dari KPP pratama lubuk pakam sama dengan visi direktorat jenderal pajak tahun 2015 yaitu menjadi institusi pemerintah penghimpun pajak negara yang terbaik di wilayah asia tenggara.

Frase lugas yang pada hakikatnya merupakan sebuah visi sekaligus tantangan tersebut telah final dirumuskan. Tugas DJP sekarang adalah melaksanakan eksekusinya dengan penuh komitmen, kesungguhan, dan tanggung jawab. Semoga transformasi visi ini akan menjadi resolusi awal tahun 2013 yang

mampu membakar semangat kita selaku punggawa negeri untuk

mewujudkan agar Direktorat Jenderal Pajak mampu menjadi instansi yang terbaik di kancah internasional, khususnya di kawasan Asia Tenggara.

Misi dari KPP Pratama Lubuk Pakam adalah menyelenggarakan fungsi administrasi perpajakan dengan menerapkan undang-undang perpajakan secara adil dalam rangka membiayai penyelenggaraan negara demi kemakmuran rakyat.

3.2Letak Geografis Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

Penentuan lokasi kantor pelayanan pajak pratama (KPP Pratama) merupakan salah satu faktor terpenting dalam memberikan kemudahan pelayanan kepada wajib pajak. Kantor pelayananan pajak pratama lubuk pakam terletak di jalan diponegoro nomor 17 A Medan. Kantor pemerintah ini disesuaikan dengan rencana tata ruang wilayah, kedekatan dengan kantor pemerintah lainnya, seperti

kantor polisi deli serdang dan kantor bank, ini juga memudahkan pengawasan dan memberikan pelayanan terhadap wajib pajak dalam membayar pajak.

Kantor pelayanan pajak pratama lubuk pakam dipimpin oleh seorang kepala kantor yang terdiri atas sub bagian umum dan beberapa seksi yang dipimpin oleh masing-masing seorang kepala seksi. Agar dapat lebih jelas dan trasparan tentang keadaan dari kantor pelayanan pajak pratama lubuk pakam, maka penulis akan menggambarkan kedudukan, tugas, fungsi dan struktur organisasi KPP Pratama Lubuk Pakam.

3.3Wilayah-Wilayah Kerja KPP Pratama Lubuk Pakam

Wilayah kerja kantor pelayanan pajak pratama lubuk pakam adalah wilayah kabupaten deli serdang yang memiliki kecamatan sebagai berikut, kecamatan:

Sunggal Kutalimbaru

Labuhan Deli Namorambe

Pancur Batu Batangkuis

Deli tua Tanjung Morawa

Beringin Pagar Merbau

Lubuk Pakam Hamparan Perak

Gunung Meriah Patumbak

Percut Sei Tuan Sibolangit

STM Hulu Sibiru-biru

Galang Pantai Labu

3.4Struktur Organisasi KPP Pratama Lubuk Pakam

Struktur organisasi adalah suatu bagian yang menggambarkan sistematis mengenai penetapan tugas-tugas,fungsi dan wewenang serta tanggungjawab masing-masing dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan untuk membina keharmonisan kerja agar pekerjaan dapat pilaksanakan dengan teratur dan baik untuk mencapai tujuan yang diinginkan secara maksimal.

KPP pratama lubuk pakam adalah instansi vertikal direktorat jenderal pajak yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala kantor wilayah yang dipimpin oleh seorang kepala kantor. KPP pratama lubuk pakam terdiri dengan sebelas seksi. Masing-masing seksi dipimpin oleh kepala seksi.

Struktur organisasi yang ada di KPP pratama lubuk pakam dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Sub Bagian Umum

2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi Perpajakan

3. Seksi Pelayanan

4. Seksi Pemeriksaan Dan Kepatuhan Internal

5. Seksi Penagihan

6. Seksi Ekstensifikasi

7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi 1

8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi 2

9. Seksi Pengawasan dan Konsultasi 3

10.Seksi Pengawasan dan Konsultasi 4

Berikut gambar struktur organisasi KPP Pratama Lubuk Pakam

Gambar 3.1 struktur organisasi KPP Pratama Lubuk Pakam

3.5Uraian Tugas Pokok Dan Fungsi KPP Pratama Lubuk Pakam

Uraian dan fungsi KPP pratama diatur didalam peraturan menteri keuangan republik indonesia nomor 62/PMK.01/2009 tentang organisasi dan tata kerja instansi vertikal direktorat jenderal pajak pada paragraf 2 (dua) pasal 58 sampai dengan 61.

Dalam melaksanakan tugasnya kantor pelayanan pajak pratama lubuk pakam menyelenggarakan fungsi :

1. Pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi

perpajakan, penyajian informasi perpajakan pendataan objek dan subjek pajak, serta penilaian pajak bumi dan bangunan sektor pertanian, perkebunan dan perhutanan

3. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya

4. Penyuluhan perpajakan

5. Pelaksanaan registrasi wajib pajak

6. Pelaksanaan ekstensifikasi

7. Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak

8. Pelaksanaan pemeriksaan pajak

9. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan wajib pajak

10.Pelaksanaan konsultasi perpajakan

11.Pelaksanaan intensifikasi

12.Pembetulan ketetapan pajak

13.Pelaksanaan administrasi kantor

Dalam melaksanakan fungsinya kantor pelayanan pajak pratama lubuk pakam menyelenggarakan tugas-tugas pokok sebagai berikut :

b. Kepala Kantor

KPP Pratama merupakan penggabungan dari KPP dan Karipka. Maka kepala KPP Pratama mempunyai tugas mengkoordinasikan pelaksanaan penyuluhan, pelayanan, pengawasan, wajib pajak dibidang PPh, PPN, PPnBM, pajak tidak langsung lainnya dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Sub Bagian Umum

Sub bagian umum mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha dan rumah tangga kantor.

Tugas kepala sub bagian umum, adalah :

1. Pelaksanaan tugas di bidang administrasi penerimaan pengiriman surat-surat

serta pelaksanaan tugas bendaharawan

2. Mendistribusikan surat-surat masuk kepada seksi yang bersangkutan dan

pengiriman surat-surat keluar kepada instansi yang terkait

3. Mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas bendaharawan rutin

4. Memberi nasehat dan menegakkan kedisiplinan kepada pegawai

5. Memberi penilaian atas pelaksanaan pekerjaan pegawai

d. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)

1. Melakukan pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data perpajakan

2. Penyajian informasi perpajakan

3. Perekaman dokumen perpajakan

4. Urusan tata usaha penerimaan perpajakan

5. Pelayanan dukungan teknis komputer

6. Pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filling

7. Pelaksanaan SIDJP serta penyiapan laporan kinerja

e. Seksi Pelayanan

1. Menetapkan penerbitan produk hukum perpajakan

2. Mengadministrasikan dokumen dan berkas perpajakan

3. Menerima dan mengolah surat pemberitahuan (SPT) serta penerimaan surat

lainnya

4. Memberikan penyuluhan perpajakan

5. Melaksanakan registrasi wajib pajak

f. Seksi Penagihan

1. Melakukan urusan penatausahaan piutang pajak, memproses permohonan

pengangsuran dan penundaan pembayaran pajak.

2. Melakukan penerbitan surat tagihan pajak, surat paksa, surat perintah

melakukan penyitaan

3. Melakukan penyitaan, urusan lelang dan penyitaan lainnya

Di seksi penagihan terdapat beberapa juru sita pajak (JSP) yang telah mendapatkan pendidikan khusus berkaitan dengan penagihan dan penyitaan pajak. Adapun tugas JSP adalah :

1. Melaksanakan surat perintah penagihan seketika dan sekaligus (SPPSS)

2. Memberitahukan surat paksa (SP)

3. Melaksanakan penyitaan barang penanggung pajak berdasarkan surat perintah

melakukan penyitaan (SPMP)

4. Melaksanakan penyanderaan berdasarkan surat perintah penyanderaan

Juru sita pajak dalam melaksanakan tugas harus dilengkapi kartu tanda pengenal dan memperlihatkannya kepada penanggung pajak.

g. Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal

1. Melakukan penyusunan rencana pemeriksaan

2. Melakukan pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan

3. Penerbitan dan penyaluran surat perintah pemeriksaan pajak serta

administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya

Dalam melaksanakan tugas pemeriksaan pajak, pemeriksa pajak memiliki kewenangan pemeriksaan pajak yang diatur dalam pasal 29 undang-undang ketentuan umum dan tata cara perpajakan.

h. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

1. Melakukan pengamatan dan penggalian potensi perpajakan

2. Pendataan objek dan subjek pajak

3. Penilaian objek pajak dan kegiatan ekstensifikasi perpajakan

i. Seksi Pengawasan dan Konsultasi

1. Melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan dari wajib pajak

terdaftar

2. Memberikan bimbingan/himbauan kepada wajib pajak dan konsultasi teknis

perpajakan

3. Penyusunan profil wajib pajak

4. Menganalisis kinerja wajib pajak

5. Melakukan rekonsiliasi data wajib pajak dalam rangka melakukan

intensifikasi dan melakukan evaluasi hasil keputusan banding

6. Penyelesaian permohonan izin prinsip pembebasan PPh Pasal 22 Impor

7. Melaksanakan proses penyelesaian permohonan surat keterangan bebas

pemungutan pajak penghasilan pasal 22 impor

Pada pelaksanaannya, wilayah kerja keempat seksi pengawasan dan konsultasi dibagi berdasarkan domisili /tempat tinggal/wilayah tempat wajib pajak terdaftar.

j. Kelompok Jabatan Fungsional

Pejabat fungsional terdiri atas pejabat fungsional pemeriksa dan pejabat fungsional penilai yang bertanggung jawab secara langsung kepada kepala kantor. Dalam melaksanakan tugasnya, pejabat fungsional pemeriksa berkoordinasi

dengan seksi pemeriksaan, sedangkan pejabat fungsioanal penilai berkoordinasi dengan seksi ekstensifikasi.

3.6 Gambaran Wajib Pajak, Kepegawaian Dan Dokumentasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

Adapun jumlah wajib pajak terdaftar di KPP Pratama Lubuk Pakam

periode Desember 2014 berjumlah sebanyak 180.124. Wajib Pajak, yang terdiri

dari:

Tabel 3.1 Wajib Pajak Terdaftar Di KPP Pratama Lubuk Pakam Tahun 2011-2014 Per Jenis Wajib Pajak*

No Jenis Wajib Pajak 2011 2012 2013 2014

1 Orang Pribadi 126.200 141.030 153.900 168.815

2 Badan 6.808 7.760 8.562 9.514

3 Pemungut 1.636 1.676 1.728 1.795

Jumlah 134.644 150.466 164.190 180.124 *) Total seluruh WP, termasuk WP NE, DE, PL yang masih terdapat di database Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

Jumlah sumber daya manusia di lingkungan KPP Pratama Lubuk Pakam berjumlah 78 orang yang terdiri dari pegawai 73 orang termasuk dengan kepala kantor dan pegawai honorer (petugas security yang dibiayai dana DIPA) sebanyak 4 orang. Adapun perincian jumlah pegawai berdasarkan pegawai per

Tabel 3.2 Jumlah Pegawai Per Seksi/Bagian/Kelompok Di KPP Lubuk Pakam Tahun 2014

No Seksi/Bagian Jumlah Pegawai

1 Sub Bagian Umum 8

2 Pengolahan Data dan Informasi (PDI) 9

3 Pelayanan 11

4 Penagihan 3

5 Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal 4

6 Ekstensifikasi Perpajakan 4

7 Pengawasan dan Konsultasi I 6

8 Pengawasan dan Konsultasi II 6

9 Pengawasan dan Konsultasi III 6

10 Pengawasan dan Konsultasi IV 6

11 Fungsional 10

Jumlah 73

Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

Gambar 3.2 Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

BAB IV PENYAJIAN DATA

Dalam bab ini penulis akan menyajikan data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan, terutama data yang diperoleh melalui teknik atau metode penyajian data sekunder atau daftar pertanyaan dan wawancara langsung kepada informan penelitian yaitu 1 orang informan utama (penyajian data sekunder), 2

orang key informan (wawancara), 2 orang wajib pajak (wawancara).

Data yang diperoleh dari metode penyajian data sekunder disusun dalam tabel distribusi frekuensi. Sedangkan, hasil wawancara dengan beberapa informan utama dan key informan disajikan dalam bentuk petikan wawancara.

4.1 Karakteristik Informan

Jenis informan dalam penelitian ini ada tiga, yakni informan utama, informan kunci dan informan tambahan. Dalam karakteristik informan ini akan dijelaskan data mengenai identitas informan yang terdiri dari jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan di kantor pelayanan pajak pratama lubuk pakam.

Adapun karakteristik informan tentang dampak penerapan e-filing

terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak (studi pada penyampaian surat pemberitahuan tahunan wajib pajak orang pribadi di kantor pelayanan pajak pratama lubuk pakam) adalah sebagai berikut :

1. Klasifikasi Informan Berdasarkan Jenis Kelamin

Peneliti melakukan wawancara kepada orang-orang yang bersedia menjadi informan. Informan penelitian ini sama sekali tidak ada unsur kesengajaan yang ditentukan berdasarkan jenis kelamin. Baik informan kunci maupun informan utama merupakan orang-orang yang langsung peneliti temui di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam sebagai objek lokasi penelitian.

Tabel 4.1 Data Informan Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1 Laki-laki 4 80

2 Perempuan 1 20

Total 5 100

Sumber : Hasil Wawancara 2015

Menurut pengklasifikasian informan berdasarkan jenis kelamin diatas, diperoleh persentase informan yang berjenis kelamin laki-laki sebesar 80 % dan perempuan sebesar 20 %. Karakteristik informan yang diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin tersebut, bukan berarti terdapat perbedaan gender antara laki-laki dan perempuan terutama dalam bidang perpajakan. Perbedaan tersebut hanyalah suatu kebetulan tanpa unsur kesengajaan. Perbandingan jumlah laki-laki dan perempuan tidak mempengaruhi informasi yang diberikan kepada peneliti. Data-data yang peneliti sajikan merupakan informasi yang berikan informan melalui wawancara. Pada saat wawancara, peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sama baiknya kepada informan laki-laki maupun perempuan.

2. Klasifikasi Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pengklasifikasian kedua yang peneliti sajikan yaitu informan berdasarkan tingkat pendidikan. Peneliti tidak lupa menanyakan informasi tentang pendidikan terakhir yang ditempuh informan. Adapaun temuan terhadap informan menurut pendidikannya seperti dibawah ini :

Tabel 4.2 Pengklasifikasian Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan No. Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

1 Tidak Sekolah 0 0 2 SD 0 0 3 SMP 0 0 4 SMA 0 0 5 Diploma 2 40 6 Strata-1 1 20 7 Strata-2 2 40 Total 5 100

Sumber : Hasil Wawancara 2015

Data tabel diatas terlihat bahwa informan yang tingkat pendidikan diploma dan strata-2 memiliki jumlah atau persentase yang sama yaitu sebesar 40 % dan diikuti oleh tamat strata-1 sebesar 20 %. Sementara tidak ada informan yang tidak tamat sekolah, tamat SD ataupun tamat SMP dan SMA.

3. Klasifikasi Informan Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Jika kita melihat distibusi informan berdasarkan jenis pekerjaannya, maka akan menunjukan variasi yang tidak merata pada tiap jenis pekerjaan, seperti yang terlihat dalam tabel dibawah ini :

Tabel 4.3Pengklasifikasian Informan Berdasarkan Jenis Pekerjaan

No. Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

1 Pegawai Negeri Sipil 3 60

2 Wiraswasta 0 0

3 Karyawan 2 40

4 Pedagang 0 0

Total 5 100

Sumber : Hasil Wawancara 2015

Sesuai dengan klasifikasi informan berdasarkan jenis kelamin diatas, dapat dilihat bahwa informan penelitian lebih banyak pegawai negeri sipil yakni 3 orang atau 60 %. Sementara itu ada 2 orang atau 40 % yang bekerja sebagai karyawan. Perolehan data hasil penelitian ini tidak dengan sengaja memilih pegawai negeri sipil sebagai informan terbanyak.

4. Karakteristik Informan Berdasarkan Usia

Usia informan yang akan dipakai dalam penelitian ini berkisar antara 20 tahun sampai 50 tahun keatas. Dibawah ini adalah tabel yang menjelaskan tentang usia partisipan.

Tabel 4.4 Pengklasifikasian Informan Berdasarkan Usia

No. Usia Frekuensi Persentase (%)

1 20-30 2 40

2 31-40 2 40

3 41-50 0 0

4 50 tahun keatas 1 20

Total 5 100

Penulis menetapkan usia informan berkisar antara 20 tahun sampai 50 tahun keatas karena dianggap sebagai masa produktif dan memiliki hak suara

dalam pemilihan-pemilihan umum atau sudah dianggap sebagai usia yang berpengalaman dalam memberikan konstribusi dalam pembangunan. Jika dilihat dari tabel diatas, persentase pada usia 20-30 dan 31-40 memiliki nilai yang sama yaitu 40 %. Dan pada usia 50 tahun keatas sebesar 20 %.

4.2 Temuan Lapangan

Pada penelitian ini, penulis membuat pedoman wawancara dan pengambilan data sekunder. Penulis mewawancarai beberapa informan yang

mengetahui penerapan e-filing dan dampaknya terhadap kepatuhan wajib pajak

dalam hal penyampaian surat pemberitahuan tahunan wajib pajak orang pribadi. Didalam pengambilan data wawancara dan data sekunder penulis dapat mewawancarai seluruh informan yang telah ditentukan yang berjumlah 5 orang. Kelima orang tersebut antara lain kepala seksi pengolahan data dan informasi

(PDI) yaitu bapak P. Simatupang, account representative yaitu bapak Dedi Rusli

dan bapak Reginaldi serta wajib pajak yaitu Ariani Indah dan Agung Dharma. Masing-masing informan bersedia dan telah menjawab

pertanyaan-pertanyaan peneliti mengenai bagaimana dampak penerapan e-filing terhadap

tingkat kepatuhan wajib pajak (studi pada penyampaian surat pemberitahuan tahunan wajib pajak orang pribadi di kantor pelayanan pajak pratama lubuk pakam). Kemudian, seluruh jawaban dari informan akan diabstraksikan dan

disimpulkan. Hasil wawancara tentang dampak penerapan e-filing terhadap

tingkat kepatuhan wajib pajak, studi pada penyampaian surat pemberitahuan tahunan wajib pajak orang pribadi di kantor pelayanan pajak pratama lubuk pakam dapat dilihat berdasarkan indikator evaluasi sebagai berikut:

a. Indikator Efektifitas

Sebagai suatu proses, sebuah kebijakan menunjuk pada cara dimana melalui cara tersebut suatu organisasi dapat mengetahui apa yang diharapkan darinya. Demikian Graycar menyebutkan konsep kebijakan dipandang dari perspektif prosesnya. Pengambil kebijakan menetapkan kebijakan sebagai salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Cara yang ditetapkan dan disahkan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki diantaranya dengan adanya program. Efektivitas selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya dicapai.

Program e-filing merupakan bentuk modernisasi sistem perpajakan yang

disediakan untuk mendukung pencapaian good governance indonesia dalam hal

penyampaian surat pemberitahuan tahunan. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, peneliti menemukan rata-rata informan memberikan informasi dengan sangat antusias terhadap penelitian penulis, informan cukup mengerti dengan apa yang penulis pertanyakan.

Dari kelima informan yang penulis tanyakan mereka memahami tentang

e-filing dan dampaknya terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak, mereka mengetahui

seluruh kelebihan maupun kekurangan dari e-filing Dari kelima informan itu

terdapat 4 informan yang benar-benar dapat memberikan jawaban yang jelas.

Seperti infroman yang bekerja sebagai account representative di KPP Pratama

Lubuk Pakam yaitu bapak Dedi Rusli dan bapak Reginaldi, serta dari wajib pajak yaitu Ariani Indah dan Agung Dharma.

Selanjutnya, penulis menanyakan tentang kualitas aplikasi e-filing Dan

baik atau bagus. Bapak Reginaldi mengungkapkan bahwa e-filing sudah lebih mudah untuk diakses, lebih cepat dan efektif. Hal tersebut juaga didukung oleh

pernyataan bapak Dedi Rusli yang menyatakan bahwa e-filing sekarang sudah

disesuaikan dengan perangkat smartphone dimana wajib pajak dapat mengakses

e-filing kapan saja, dimana saja, aman, cepat dan mudah. Penulis juga

menanyakan pertanyaan yang sama dengan wajib pajak yang menggunakan

e-filing, kedua wajib pajak yang penulis wawancarai juga mengatakan bahwa

aplikasi e-filing sudah lebih bagus dan baik.

Penulis juga menanyakan pendapat informan mengenai motivasi yang

muncul di KPP Pratama Lubuk Pakam agar e-filing dapat meningkatkan

kepatuhan penyampaian SPT tahunan wajib pajak orang pribadi. Kedua informan tersebut mengatakan bahwa ada motivasi yang diberikan berupa himbauan

kepada wajib pajaknya agar mau menggunakan e-filing dalam hal penyampaian

SPT tahunan mereka. Himbauan tersebut wujud dari kerja KPP Pratama Lubuk Pakam agar kepatuhan wajib pajak dapat meningkat.

Untuk mengetahui e-filing efektif atau tidak, maka penulis juga

mengumpulkan beberapa data sekunder mengenai jumlah wajib pajak orang

pribadi yang menggunakan e-filing di KPP Pratama Lubuk Pakam. Hal tersebut

untuk mengetahui produktivitas yang dihasilkan. Selanjutnya, dari data yang

penulis dapatkan dari informan menunjukan bahwa pengguna e-filing berkembang

secara signifikan pada tahun ketiga program ini berjalan yaitu tahun pajak 2013 yang dilaporkan pada tahun 2014. Berikut data yang diperoleh :

Tabel 4.5 Jumlah WPOP Yang Menggunakan E-filing Di KPP Pratama Lubuk Pakam Tahun 2012-2014

Jenis SPT WPOP 2012 2013 2014 SPT Lapor E-Filing SPT Lapor E-Filing SPT Lapor E-Filing SPT Tahunan WPOP 1770 S 11.576 9 6.327 3 7.804 1.128 SPT Tahunan WPOP 1770 SS 22.710 0 35.096 1 30.072 3.393 Jumlah 34.286 9 41.423 4 37.876 4.521 Persentase (%) 0,026 % 0,009 % 11,93 %

Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

Dari tabel diatas dijelaskan bahwa data wajib pajak yang menggunakan

e-filing di KPP Pratama Lubuk Pakam yaitu wajib pajak yang melaporkan pajaknya

melalui e-filing pada tahun 2012 sebesar 0,026 %, pada tahun 2013 sebesar 0,009

% dan naik secara signifikan di tahun 2014 sebesar 11,93 %.

b. Indikator Efisiensi

Program dan proyek merupakan dua hal yang berbeda. Program dibuat sebagai suatu kegiatan yang dirancang oleh berbagai macam tugas dengan jangka waktu relatif panjang. Biasanya program ini terdiri dari beberapa proyek kerja dan memberikan arahan tentang tujuan yang ingin dicapai serta persoalan yang perlu dipecahkan. Sementara proyek berupa kesatuan tugas yang berjangka waktu lebih pendek terdiri dari beberapa tugas yang memiliki sasaran, jadwal serta anggaran

tertentu. Efektivitas dan efisiensi sangatlah berhubungan. Apabila kita berbicara tentang efisiensi bilamana kita membayangkan hal penggunaan sumber daya (resources) kita secara optimum untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Efisiensi akan terjadi jika penggunaan sumber daya diberdayakan secara optimum sehingga suatu tujuan akan tercapai.

Dokumen terkait