PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA-S1 EKSTENSI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Saya seorang mahasiswa pada Universitas Sumatera Utara (USU) Medan, dengan identitas sebagai berikut :
Nama : Raja Wina Handayani
NIM : 130921029
Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Jurusan : Ilmu Administrasi Negara
Universitas : Universitas Sumatera Utara (USU), Medan
Bermaksud melakukan penelitian mengenai Dampak Penerapan E-filling
Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Pada Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam) kemudian dari hasil jawaban tersebut akan dianalisis dan disimpulkan. Saya memohon kepada Saudara untuk bersedia menjawab wawancara ini sesuai dengan hati nurani Saudara sendiri dan berkenan untuk memberi data yang saya perlukan, demi kelancaran tugas yang diberikan kepada saya.
Demikianlah atas kerja samanya, tak lupa saya ucapkan banyak terima kasih.
Penulis,
IDENTITAS INFORMAN
DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM
INFORMAN 1
Nama informan : P. Simatupang
Umur : 52 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tingkat Pendidikan : Strata-1
Jabatan : Kepala seksi PDI (Pengolahan Data dan Informasi)
Masa Kerja :
INFORMAN 2
Nama informan : Dedi Rusli
Umur : 37 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tingkat Pendidikan : Strata-2
Jabatan : Account Representative
Masa Kerja : DJP 678 = 16 tahun, KPPP Lubuk Pakam = 10 bulan
INFORMAN 3
Nama informan : Reginaldi
Umur : 32 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tingkat Pendidikan : Strata-2
Jabatan : Account Representative
Masa Kerja : DJP = 6 Tahun, KPPP Lubuk Pakam = 3,6 tahun
INFORMAN 4
Nama informan : Ariani Indah
Alamat : Dusun V Km. 20 RT.0 RW.0
Jenis Kelamin : Perempuan Tingkat Pendidikan : Diploma-3
Pekerjaan : Karyawan
Menjadi WP sejak : 2013
Jenis SPT digunakan : 1770 SS
INFORMAN 6
Nama informan : Agung Dharma
Alamat : Jl. Terusan Gg. Supir Dusun VI RT.0 RW.0
Umur : 28 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tingkat Pendidikan : Strata-1
Pekerjaan : Karyawan
Menjadi WP sejak : 2010
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM
1. Bagaimana kualitas aplikasi e-filling ?
2. Apakah ada motivasi yang muncul dari KPP Pratama Lubuk Pakam agar
e-filling dapat meningkatkan kepatuhan penyampaian SPT Tahunan wajib pajak
orang pribadi di KPP Pratama Lubuk Pakam ?
3. Apakah e-filling sudah sesuai dengan kegunaanya ?
4. Apakah e-filling dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak ?
5. Sejak adanya e-filling apakah terdapat perubahan dalam hal sistem
administrasi perpajakan tentang penyampaian SPT Tahunan wajib pajak
orang pribadi dan bagaimana hubungannya dengan tingkat kepatuhan wajib
pajak di KPP Pratama Lubuk Pakam ?
6. Bagaimana tanggapan anda mengenai target pencapaian waktu e-filling ?
7. Bagaimana tanggapan anda mengenai target pencapaian pengguna e-filling ?
8. Apakah KPP Pratama Lubuk Pakam melakukan sosialisasi untuk
meningkatkan pengguna e-filling dalam rangka meningkatkan kepatuhan
wajib pajak ?
9. Apakah e-filling dapat menjadi solusi dalam memecahkan masalah kepatuhan
wajib pajak ?
10.Apakah e-filling bermanfaat bagi wajib pajak ?
12.Bagaimana pelayanan penyampaian SPT Tahunan wajib pajak orang pribadi
secara online jika dibandingkan dengan penyampaian SPT Tahunan wajib
pajak orang pribadi secara manual di KPP Pratama Lubuk Pakam ?
13.Bagaimana tanggapan wajib pajak mengenai pengaplikasian e-filling ?
14.Bagaimana kritik wajib pajak terhadap e-filling ?
15.Bagaimana saran atau solusi yang tepat untuk pengembangan e-filling di
DAFTAR DATA SEKUNDER
DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM
Tabel Wajib Pajak Terdaftar Di KPP Pratama Lubuk Pakam Tahun 2011-2014
Per Jenis Wajib Pajak*
No Jenis Wajib Pajak 2011 2012 2013 2014
1 Orang Pribadi 126.200 141.030 153.900 168.815
2 Badan 6.808 7.760 8.562 9.514
3 Pemungut 1.636 1.676 1.728 1.795
Jumlah 134.644 150.466 164.190 180.124
*) Total seluruh WP, termasuk WP NE, DE, PL yang masih terdapat di database Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam
Tabel Wajib Pajak Orang Pribadi KPP Pratama Lubuk Pakam Wajib SPT Tahunan Tahun 2011-2014
No Jenis WPOP 2011 2012 2013 2014
1 Non karyawan (Wajib
SPT 1770)
13.657 17.237 23.031 27.945
2 Karyawan (Wajib SPT
1770 S / 1770 SS)
61.548 72.798 79.874 89.874
Jumlah 75.205 90.035 102.905 117.819
*) Total seluruh WP, termasuk WP NE, DE, PL
Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam
Tabel Jumlah Pelaporan SPT Tahunan WPOP KPP Pratama Lubuk Pakam Tahun 2011-2014
Jenis SPT 2011 2012 2013 2014
SPT Tahunan 1770 2.960 2.763 3.133 2.674
SPT Tahunan 1770 S 4.416 11.576 6.327 7.804
Jumlah 33.773 37.049 44.556 40.550 Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam
Tabel Jumlah SPT Tahunan WPOP Yang Belum Disampaikan Tahun 2011-2014
Jenis SPT WPOP 2011 2012 2013 2014
Non karyawan (Wajib SPT 1770)
30.735 38.512 38.451 51.998
Karyawan (Wajib SPT 1770 S / 1770 SS)
10.697 14.474 19.898 25.271
Jumlah 41.432 52.986 58.349 77.269
Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam
Tabel Jumlah WPOP Yang Menggunakan E-Filling Di KPP Pratama Lubuk Pakam Tahun 2012-2014
Jenis SPT WPOP 2012 2013 2014
SPT Tahunan WPOP 1770 S 9 3 1.128
SPT Tahunan WPOP 1770 SS 0 1 3.393
Jumlah 9 4 4.521
Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam
Tabel Target Dan Realisasi E-Filling Tahun 2012-2014
Keterangan 2012 2013 2014
Target #N/A #N/A 4.500
Realisasi 9 4 4.521
DOKUMENTASI PENELITI DENGAN INFORMAN
Ket : Foto Bersama Pegawai Pajak (Account Representative) Waskon IV Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam, abangda David Frongsua dan Bapak Dedi Rusli
DOKUMENTASI PENELITI DENGAN INFORMAN
Ket : Foto Bersama Wajib Pajak Orang Pribadi SPT Tahunan Formulir 1770 S Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam, Bapak Agung Dharma
DOKUMENTASI LOKASI PENELITIAN
Ket : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam, Lantai 4 Gedung Keuangan Negara
DOKUMENTASI LOKASI PENELITIAN
Ket : Tampak Dari Depan Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam, Lantai 2 Gedung Keuangan Negara
DAFTAR PUSTAKA
Buku-Buku
A.G Subarsono.2008. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Devano, Sony dan Siti Kurnia Rahayu, 2006, Perpajakan: Konsep, Teori dan isu.
Jakarta : Kencana
Habibah. 2014. Evaluasi Kebijakan E-filing Dalam Pelaporan Surat
Pemberitahua Tahunan Pph Orang Pribadi Asing (Studi Kasus Konsultan
X. Depok : Universitas Indonesia
Hoogerwerf. 1982. Ilmu Pemerintahan,. Jakarta : Erlangga
Keban, Yeremias T. 2008. Dimensi Strategis Administrasi Publik Konsep, Teori,
dan Isu Edisi Kedua. Yogyakarta : Gaya Media
Leaflet e-filing. 2015. Cara Mudah Dan Cepat Menyampaikan SPT Tahunan
Pajak Penghasilan. Jakarta : Direktorat Jenderal Pajak
Miftah Thoha. 1992. Dimensi-dimensi Prima Ilmu Administrasi Negara. Jakarta:
PT. Grafindo Persada
Nugroho, Riant. 2009. Public Policy. Jakarta : PT Elex Media Computindo
Pandiangan, Liberti. 2007. Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Pajak. Jakarta:
PT Elek Media Koputindo.
Parsons, Wayne. 2008. Public Policy: Pengantar Teori dan Praktik Analisis
Kebijakan. Jakarta: Kencana
Sinambela, Lijan Poltak. 2010. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta: Bumi
Aksara.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survey. Jakarta :
Steers, Richard M. 1985. Efektivitas Organisasi. Jakarta: Erlangga
Suaedi, Faldi Dan Bintoro Wardiyanto. 2010. Revitalisasi Administrasi Negara,
Reformasi Birokrasi dan E-Government. Yogyakarta : Graha Ilmu
Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung CV Alvabeta
Bandung
Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian Sosial. Jakarta : Kencana
Thomas R. Dye, Understanding Public Polic, (Engelewood Chief, New Jersey
Prentince-Hall Inc,1987)
Wahab, Solichin Abdul. 2012. Analisis Kebijakan: Dari Formulasi ke
Penyusunan Model-Model Implementasi Kebijakan Publik. Malang : Bumi
Aksara
Waluyo. 2010. Perpajakan Indonesia Edisi 9. Jakarta: Salemba Empat.
Widodo, Joko. 2008. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta. Balairiung
Winarno, Budi. 2007. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta : MediaPremindo
William N. Dunn, 2003, Pengantar Analisis Kebijakan Publik, Edisi Kedua,
Yogyakarta; Gadjah Mada University Press
Makalah, artikel, dan karya ilmiah
Direktorat Jenderal Pajak. 2014. E-filing Artikel ditampilkan dengan link
http://www.kemenkeu.go.id/Page/penyampaian-surat-pemberitahuan-online-efiling, diakses pada tanggal 10/12/2014
Kementerian Keuanga
pada tanggal 17/12/2014
Tempobisnis.com. 2014. Ditjen Pajak Sasar Pengguna e-filing
Tempobisnis.com. 2015. Ditjen Pajak: Pengguna E-filing 2014 Melampaui
Harapan..http://www.tempo.co/read/news/2014/11/06/078619885/Agenda
-Pajak-Menteri-Keuangan, diakses pada tanggal 16/02/2015
Republikaonline. 2015. Pengguna Smartphone Indonesia Peringkat Kelima
Dunia
tanggal 10/03/2015
Peraturan perundang-undangan
Undang Undang Perpajakan Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan.
Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
Keputusan Menteri Keuangan No. 544/KMK.04/2000 tentang kriteria wajib pajak
yang dapat diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak
Peraturan Dirjen Pajak Nomor Per 1/Pj/2014 tentang tata cara penyampaian surat pemberitahuan tahunan bagi wajib pajak orang pribadi yang menggunakan
formulir 1770s atau 1770ss secara e-filing melalui website direktorat
BAB III
DESKRIPSI UMUM LOKASI PENELITIAN
3.1Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam
Pada tahun 1987 kantor pelayanan pajak masih disebut kantor inspeksi
pajak. Pada saat itu ada 2 (dua) kantor inspeksi pajak yaitu kantor inspeksi pajak
medan selatan dan kantor inspeksi pajak kisaran. Dalam meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat didalam pelayanan pembayaran pajak, maka berdasarkan
keputusan menteri keuangan republik indonesia nomor 267/KMK.01/1989
diadakanlah perubahan secara menyeluruh pada direktorat jendral pajak yang
mencakup reorganisasi kantor inspeksi pajak yang diganti nama menjadi kantor
pelayanan pajak sekaligus dibentuk kantor pelayanan pajak bumi dan bangunan.
Berdasarkan pada keputusan menteri keuangan republik indonesia
No.785/KMK.01/1993 tertanggal 3 agustus 1993, kantor pelayanan pajak berubah
menjadi 4 (empat) wilayah kerja yaitu;
1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur
2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat
3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara
4. Kantor Pelayanan Pajak Binjai
Untuk mengimplementasikan konsep administrasi perpajakan modern
yang berorientasi pada pelayanan dan pengawasan, maka struktur organisasi
direktorat jendral pajak perlu diubah, baik di level kantor pusat sebagai pembuat
kebijakan maupun level kantor operasional sebagai pelaksana implementasi
kantor pajak yang ada yaitu, Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pelayanan
Pajak Bumi dan Bangunan (KPPBB), Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak
(Karipka) dilebur menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP Pratama).
Adapun kantor wilayah direktorat jendral pajak sumatera utarat I (Kanwil
Sumut I) akan mengoperasikan delapan unit kantor pelayanan modern yang
dijuluki kantor pelayanan pajak pratama. Ke delapan KPP Pratama dimaksud
yakni enam unit KPP konvensional yang ada saat ini dimodernisasi dan ditambah
dua KPP baru. Keenam KPP konvensional yang dijadikan KPP Pratama yakni:
1. KPP Pratama Medan Belawan
2. KPP Pratama Medan Barat
3. KPP Pratama Medan Polonia
4. KPP Pratama Medan Kota
5. KPP Pratama Medan Timur
6. KPP Pratama Binjai
Dua KPP baru yang dibentuk adalah:
1. KPP Pratama Medan Petisah
2. KPP Pratama Lubuk Pakam
KPP Pratama Lubuk Pakam sebelumnya adalah kantor pelayanan pajak
bumi dan bangunan lubuk pakam yang berada dibawah organisasi kanwil sumut
ii. Sejak dileburnya ketiga jenis kantor pelayanan pajak menjadi satu, maka kantor
pelayanan pajak bumi dan bangunan lubuk pakam berubah menjadi kantor
pelayanan pajak pratama lubuk pakam dan berada dibawah organisasi Kanwil
Sesuai dengan keputusan DJP Nomor KEP-95/PJ/2008/ tentang saat mulai
operasi (SMO) kantor pelayanan pajak pratama di lingkungan kantor wilayah
direktorat jendral pajak sumatera utara I, maka kantor pelayanan pajak pratama
lubuk pakam ditetapkan mulai beroperasi tanggal 27 mei 2008.
Visi dari KPP pratama lubuk pakam sama dengan visi direktorat jenderal
pajak tahun 2015 yaitu menjadi institusi pemerintah penghimpun pajak negara
yang terbaik di wilayah asia tenggara.
Frase lugas yang pada hakikatnya merupakan sebuah visi sekaligus
tantangan tersebut telah final dirumuskan. Tugas DJP sekarang adalah
melaksanakan eksekusinya dengan penuh komitmen, kesungguhan, dan tanggung
jawab. Semoga transformasi visi ini akan menjadi resolusi awal tahun 2013 yang
mampu membakar semangat kita selaku punggawa negeri untuk
mewujudkan agar Direktorat Jenderal Pajak mampu menjadi instansi yang terbaik
di kancah internasional, khususnya di kawasan Asia Tenggara.
Misi dari KPP Pratama Lubuk Pakam adalah menyelenggarakan fungsi
administrasi perpajakan dengan menerapkan undang-undang perpajakan secara
adil dalam rangka membiayai penyelenggaraan negara demi kemakmuran rakyat.
3.2Letak Geografis Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam
Penentuan lokasi kantor pelayanan pajak pratama (KPP Pratama)
merupakan salah satu faktor terpenting dalam memberikan kemudahan pelayanan
kepada wajib pajak. Kantor pelayananan pajak pratama lubuk pakam terletak di
jalan diponegoro nomor 17 A Medan. Kantor pemerintah ini disesuaikan dengan
kantor polisi deli serdang dan kantor bank, ini juga memudahkan pengawasan dan
memberikan pelayanan terhadap wajib pajak dalam membayar pajak.
Kantor pelayanan pajak pratama lubuk pakam dipimpin oleh seorang
kepala kantor yang terdiri atas sub bagian umum dan beberapa seksi yang
dipimpin oleh masing-masing seorang kepala seksi. Agar dapat lebih jelas dan
trasparan tentang keadaan dari kantor pelayanan pajak pratama lubuk pakam,
maka penulis akan menggambarkan kedudukan, tugas, fungsi dan struktur
organisasi KPP Pratama Lubuk Pakam.
3.3Wilayah-Wilayah Kerja KPP Pratama Lubuk Pakam
Wilayah kerja kantor pelayanan pajak pratama lubuk pakam adalah
wilayah kabupaten deli serdang yang memiliki kecamatan sebagai berikut,
kecamatan:
Sunggal Kutalimbaru
Labuhan Deli Namorambe
Pancur Batu Batangkuis
Deli tua Tanjung Morawa
Beringin Pagar Merbau
Lubuk Pakam Hamparan Perak
Gunung Meriah Patumbak
Percut Sei Tuan Sibolangit
STM Hulu Sibiru-biru
Galang Pantai Labu
3.4Struktur Organisasi KPP Pratama Lubuk Pakam
Struktur organisasi adalah suatu bagian yang menggambarkan sistematis
mengenai penetapan tugas-tugas,fungsi dan wewenang serta tanggungjawab
masing-masing dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan untuk
membina keharmonisan kerja agar pekerjaan dapat pilaksanakan dengan teratur
dan baik untuk mencapai tujuan yang diinginkan secara maksimal.
KPP pratama lubuk pakam adalah instansi vertikal direktorat jenderal
pajak yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala kantor wilayah
yang dipimpin oleh seorang kepala kantor. KPP pratama lubuk pakam terdiri
dengan sebelas seksi. Masing-masing seksi dipimpin oleh kepala seksi.
Struktur organisasi yang ada di KPP pratama lubuk pakam dapat
digambarkan sebagai berikut :
1. Sub Bagian Umum
2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi Perpajakan
3. Seksi Pelayanan
4. Seksi Pemeriksaan Dan Kepatuhan Internal
5. Seksi Penagihan
6. Seksi Ekstensifikasi
7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi 1
8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi 2
9. Seksi Pengawasan dan Konsultasi 3
10.Seksi Pengawasan dan Konsultasi 4
Berikut gambar struktur organisasi KPP Pratama Lubuk Pakam
Gambar 3.1 struktur organisasi KPP Pratama Lubuk Pakam
3.5Uraian Tugas Pokok Dan Fungsi KPP Pratama Lubuk Pakam
Uraian dan fungsi KPP pratama diatur didalam peraturan menteri
keuangan republik indonesia nomor 62/PMK.01/2009 tentang organisasi dan tata
kerja instansi vertikal direktorat jenderal pajak pada paragraf 2 (dua) pasal 58
sampai dengan 61.
Dalam melaksanakan tugasnya kantor pelayanan pajak pratama lubuk
pakam menyelenggarakan fungsi :
1. Pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi
perpajakan, penyajian informasi perpajakan pendataan objek dan subjek
pajak, serta penilaian pajak bumi dan bangunan sektor pertanian, perkebunan
dan perhutanan
3. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan
pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya
4. Penyuluhan perpajakan
5. Pelaksanaan registrasi wajib pajak
6. Pelaksanaan ekstensifikasi
7. Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak
8. Pelaksanaan pemeriksaan pajak
9. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan wajib pajak
10.Pelaksanaan konsultasi perpajakan
11.Pelaksanaan intensifikasi
12.Pembetulan ketetapan pajak
13.Pelaksanaan administrasi kantor
Dalam melaksanakan fungsinya kantor pelayanan pajak pratama lubuk
pakam menyelenggarakan tugas-tugas pokok sebagai berikut :
b. Kepala Kantor
KPP Pratama merupakan penggabungan dari KPP dan Karipka. Maka
kepala KPP Pratama mempunyai tugas mengkoordinasikan pelaksanaan
penyuluhan, pelayanan, pengawasan, wajib pajak dibidang PPh, PPN, PPnBM,
pajak tidak langsung lainnya dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
c. Sub Bagian Umum
Sub bagian umum mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian,
Tugas kepala sub bagian umum, adalah :
1. Pelaksanaan tugas di bidang administrasi penerimaan pengiriman surat-surat
serta pelaksanaan tugas bendaharawan
2. Mendistribusikan surat-surat masuk kepada seksi yang bersangkutan dan
pengiriman surat-surat keluar kepada instansi yang terkait
3. Mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas bendaharawan rutin
4. Memberi nasehat dan menegakkan kedisiplinan kepada pegawai
5. Memberi penilaian atas pelaksanaan pekerjaan pegawai
d. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)
1. Melakukan pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data perpajakan
2. Penyajian informasi perpajakan
3. Perekaman dokumen perpajakan
4. Urusan tata usaha penerimaan perpajakan
5. Pelayanan dukungan teknis komputer
6. Pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filling
7. Pelaksanaan SIDJP serta penyiapan laporan kinerja
e. Seksi Pelayanan
1. Menetapkan penerbitan produk hukum perpajakan
2. Mengadministrasikan dokumen dan berkas perpajakan
3. Menerima dan mengolah surat pemberitahuan (SPT) serta penerimaan surat
lainnya
4. Memberikan penyuluhan perpajakan
5. Melaksanakan registrasi wajib pajak
f. Seksi Penagihan
1. Melakukan urusan penatausahaan piutang pajak, memproses permohonan
pengangsuran dan penundaan pembayaran pajak.
2. Melakukan penerbitan surat tagihan pajak, surat paksa, surat perintah
melakukan penyitaan
3. Melakukan penyitaan, urusan lelang dan penyitaan lainnya
Di seksi penagihan terdapat beberapa juru sita pajak (JSP) yang telah
mendapatkan pendidikan khusus berkaitan dengan penagihan dan penyitaan pajak.
Adapun tugas JSP adalah :
1. Melaksanakan surat perintah penagihan seketika dan sekaligus (SPPSS)
2. Memberitahukan surat paksa (SP)
3. Melaksanakan penyitaan barang penanggung pajak berdasarkan surat perintah
melakukan penyitaan (SPMP)
4. Melaksanakan penyanderaan berdasarkan surat perintah penyanderaan
Juru sita pajak dalam melaksanakan tugas harus dilengkapi kartu tanda
pengenal dan memperlihatkannya kepada penanggung pajak.
g. Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal
1. Melakukan penyusunan rencana pemeriksaan
2. Melakukan pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan
3. Penerbitan dan penyaluran surat perintah pemeriksaan pajak serta
administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya
Dalam melaksanakan tugas pemeriksaan pajak, pemeriksa pajak memiliki
kewenangan pemeriksaan pajak yang diatur dalam pasal 29 undang-undang
h. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan
1. Melakukan pengamatan dan penggalian potensi perpajakan
2. Pendataan objek dan subjek pajak
3. Penilaian objek pajak dan kegiatan ekstensifikasi perpajakan
i. Seksi Pengawasan dan Konsultasi
1. Melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan dari wajib pajak
terdaftar
2. Memberikan bimbingan/himbauan kepada wajib pajak dan konsultasi teknis
perpajakan
3. Penyusunan profil wajib pajak
4. Menganalisis kinerja wajib pajak
5. Melakukan rekonsiliasi data wajib pajak dalam rangka melakukan
intensifikasi dan melakukan evaluasi hasil keputusan banding
6. Penyelesaian permohonan izin prinsip pembebasan PPh Pasal 22 Impor
7. Melaksanakan proses penyelesaian permohonan surat keterangan bebas
pemungutan pajak penghasilan pasal 22 impor
Pada pelaksanaannya, wilayah kerja keempat seksi pengawasan dan
konsultasi dibagi berdasarkan domisili /tempat tinggal/wilayah tempat wajib pajak
terdaftar.
j. Kelompok Jabatan Fungsional
Pejabat fungsional terdiri atas pejabat fungsional pemeriksa dan pejabat
fungsional penilai yang bertanggung jawab secara langsung kepada kepala kantor.
dengan seksi pemeriksaan, sedangkan pejabat fungsioanal penilai berkoordinasi
dengan seksi ekstensifikasi.
3.6 Gambaran Wajib Pajak, Kepegawaian Dan Dokumentasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam
Adapun jumlah wajib pajak terdaftar di KPP Pratama Lubuk Pakam
periode Desember 2014 berjumlah sebanyak 180.124. Wajib Pajak, yang terdiri
dari:
Tabel 3.1 Wajib Pajak Terdaftar Di KPP Pratama Lubuk Pakam Tahun 2011-2014 Per Jenis Wajib Pajak*
No Jenis Wajib Pajak 2011 2012 2013 2014
1 Orang Pribadi 126.200 141.030 153.900 168.815
2 Badan 6.808 7.760 8.562 9.514
3 Pemungut 1.636 1.676 1.728 1.795
Jumlah 134.644 150.466 164.190 180.124 *) Total seluruh WP, termasuk WP NE, DE, PL yang masih terdapat di database Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam
Jumlah sumber daya manusia di lingkungan KPP Pratama Lubuk Pakam
berjumlah 78 orang yang terdiri dari pegawai 73 orang termasuk dengan kepala
kantor dan pegawai honorer (petugas security yang dibiayai dana DIPA) sebanyak
4 orang. Adapun perincian jumlah pegawai berdasarkan pegawai per
Tabel 3.2 Jumlah Pegawai Per Seksi/Bagian/Kelompok Di KPP Lubuk Pakam Tahun 2014
No Seksi/Bagian Jumlah Pegawai
1 Sub Bagian Umum 8
2 Pengolahan Data dan Informasi (PDI) 9
3 Pelayanan 11
4 Penagihan 3
5 Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal 4
6 Ekstensifikasi Perpajakan 4
7 Pengawasan dan Konsultasi I 6
8 Pengawasan dan Konsultasi II 6
9 Pengawasan dan Konsultasi III 6
10 Pengawasan dan Konsultasi IV 6
11 Fungsional 10
Jumlah 73
Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam
Gambar 3.2 Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam
BAB IV PENYAJIAN DATA
Dalam bab ini penulis akan menyajikan data yang diperoleh dari hasil
penelitian di lapangan, terutama data yang diperoleh melalui teknik atau metode
penyajian data sekunder atau daftar pertanyaan dan wawancara langsung kepada
informan penelitian yaitu 1 orang informan utama (penyajian data sekunder), 2
orang key informan (wawancara), 2 orang wajib pajak (wawancara).
Data yang diperoleh dari metode penyajian data sekunder disusun dalam
tabel distribusi frekuensi. Sedangkan, hasil wawancara dengan beberapa informan
utama dan key informan disajikan dalam bentuk petikan wawancara.
4.1 Karakteristik Informan
Jenis informan dalam penelitian ini ada tiga, yakni informan utama,
informan kunci dan informan tambahan. Dalam karakteristik informan ini akan
dijelaskan data mengenai identitas informan yang terdiri dari jenis kelamin, usia,
tingkat pendidikan, jenis pekerjaan di kantor pelayanan pajak pratama lubuk
pakam.
Adapun karakteristik informan tentang dampak penerapan e-filing
terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak (studi pada penyampaian surat
pemberitahuan tahunan wajib pajak orang pribadi di kantor pelayanan pajak
1. Klasifikasi Informan Berdasarkan Jenis Kelamin
Peneliti melakukan wawancara kepada orang-orang yang bersedia menjadi
informan. Informan penelitian ini sama sekali tidak ada unsur kesengajaan yang
ditentukan berdasarkan jenis kelamin. Baik informan kunci maupun informan
utama merupakan orang-orang yang langsung peneliti temui di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Lubuk Pakam sebagai objek lokasi penelitian.
Tabel 4.1 Data Informan Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
1 Laki-laki 4 80
2 Perempuan 1 20
Total 5 100
Sumber : Hasil Wawancara 2015
Menurut pengklasifikasian informan berdasarkan jenis kelamin diatas,
diperoleh persentase informan yang berjenis kelamin laki-laki sebesar 80 % dan
perempuan sebesar 20 %. Karakteristik informan yang diklasifikasikan
berdasarkan jenis kelamin tersebut, bukan berarti terdapat perbedaan gender
antara laki-laki dan perempuan terutama dalam bidang perpajakan. Perbedaan
tersebut hanyalah suatu kebetulan tanpa unsur kesengajaan. Perbandingan jumlah
laki-laki dan perempuan tidak mempengaruhi informasi yang diberikan kepada
peneliti. Data-data yang peneliti sajikan merupakan informasi yang berikan
informan melalui wawancara. Pada saat wawancara, peneliti mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang sama baiknya kepada informan laki-laki maupun
2. Klasifikasi Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pengklasifikasian kedua yang peneliti sajikan yaitu informan berdasarkan
tingkat pendidikan. Peneliti tidak lupa menanyakan informasi tentang pendidikan
terakhir yang ditempuh informan. Adapaun temuan terhadap informan menurut
[image:30.595.115.513.249.444.2]pendidikannya seperti dibawah ini :
Tabel 4.2 Pengklasifikasian Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan No. Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
1 Tidak Sekolah 0 0
2 SD 0 0
3 SMP 0 0
4 SMA 0 0
5 Diploma 2 40
6 Strata-1 1 20
7 Strata-2 2 40
Total 5 100
Sumber : Hasil Wawancara 2015
Data tabel diatas terlihat bahwa informan yang tingkat pendidikan diploma
dan strata-2 memiliki jumlah atau persentase yang sama yaitu sebesar 40 % dan
diikuti oleh tamat strata-1 sebesar 20 %. Sementara tidak ada informan yang tidak
tamat sekolah, tamat SD ataupun tamat SMP dan SMA.
3. Klasifikasi Informan Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Jika kita melihat distibusi informan berdasarkan jenis pekerjaannya, maka
akan menunjukan variasi yang tidak merata pada tiap jenis pekerjaan, seperti yang
Tabel 4.3Pengklasifikasian Informan Berdasarkan Jenis Pekerjaan
No. Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
1 Pegawai Negeri Sipil 3 60
2 Wiraswasta 0 0
3 Karyawan 2 40
4 Pedagang 0 0
Total 5 100
Sumber : Hasil Wawancara 2015
Sesuai dengan klasifikasi informan berdasarkan jenis kelamin diatas, dapat
dilihat bahwa informan penelitian lebih banyak pegawai negeri sipil yakni 3 orang
atau 60 %. Sementara itu ada 2 orang atau 40 % yang bekerja sebagai karyawan.
Perolehan data hasil penelitian ini tidak dengan sengaja memilih pegawai negeri
sipil sebagai informan terbanyak.
4. Karakteristik Informan Berdasarkan Usia
Usia informan yang akan dipakai dalam penelitian ini berkisar antara 20
tahun sampai 50 tahun keatas. Dibawah ini adalah tabel yang menjelaskan tentang
usia partisipan.
Tabel 4.4 Pengklasifikasian Informan Berdasarkan Usia
No. Usia Frekuensi Persentase (%)
1 20-30 2 40
2 31-40 2 40
3 41-50 0 0
4 50 tahun keatas 1 20
Total 5 100
Penulis menetapkan usia informan berkisar antara 20 tahun sampai 50
[image:31.595.112.515.548.683.2]dalam pemilihan-pemilihan umum atau sudah dianggap sebagai usia yang
berpengalaman dalam memberikan konstribusi dalam pembangunan. Jika dilihat
dari tabel diatas, persentase pada usia 20-30 dan 31-40 memiliki nilai yang sama
yaitu 40 %. Dan pada usia 50 tahun keatas sebesar 20 %.
4.2 Temuan Lapangan
Pada penelitian ini, penulis membuat pedoman wawancara dan
pengambilan data sekunder. Penulis mewawancarai beberapa informan yang
mengetahui penerapan e-filing dan dampaknya terhadap kepatuhan wajib pajak
dalam hal penyampaian surat pemberitahuan tahunan wajib pajak orang pribadi.
Didalam pengambilan data wawancara dan data sekunder penulis dapat
mewawancarai seluruh informan yang telah ditentukan yang berjumlah 5 orang.
Kelima orang tersebut antara lain kepala seksi pengolahan data dan informasi
(PDI) yaitu bapak P. Simatupang, account representative yaitu bapak Dedi Rusli
dan bapak Reginaldi serta wajib pajak yaitu Ariani Indah dan Agung Dharma.
Masing-masing informan bersedia dan telah menjawab
pertanyaan-pertanyaan peneliti mengenai bagaimana dampak penerapan e-filing terhadap
tingkat kepatuhan wajib pajak (studi pada penyampaian surat pemberitahuan
tahunan wajib pajak orang pribadi di kantor pelayanan pajak pratama lubuk
pakam). Kemudian, seluruh jawaban dari informan akan diabstraksikan dan
disimpulkan. Hasil wawancara tentang dampak penerapan e-filing terhadap
tingkat kepatuhan wajib pajak, studi pada penyampaian surat pemberitahuan
tahunan wajib pajak orang pribadi di kantor pelayanan pajak pratama lubuk
a. Indikator Efektifitas
Sebagai suatu proses, sebuah kebijakan menunjuk pada cara dimana
melalui cara tersebut suatu organisasi dapat mengetahui apa yang diharapkan
darinya. Demikian Graycar menyebutkan konsep kebijakan dipandang dari
perspektif prosesnya. Pengambil kebijakan menetapkan kebijakan sebagai salah
satu cara untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Cara yang ditetapkan dan
disahkan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki diantaranya dengan adanya
program. Efektivitas selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan
dengan hasil yang sesungguhnya dicapai.
Program e-filing merupakan bentuk modernisasi sistem perpajakan yang
disediakan untuk mendukung pencapaian good governance indonesia dalam hal
penyampaian surat pemberitahuan tahunan. Berdasarkan hasil wawancara dengan
informan, peneliti menemukan rata-rata informan memberikan informasi dengan
sangat antusias terhadap penelitian penulis, informan cukup mengerti dengan apa
yang penulis pertanyakan.
Dari kelima informan yang penulis tanyakan mereka memahami tentang
e-filing dan dampaknya terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak, mereka mengetahui
seluruh kelebihan maupun kekurangan dari e-filing Dari kelima informan itu
terdapat 4 informan yang benar-benar dapat memberikan jawaban yang jelas.
Seperti infroman yang bekerja sebagai account representative di KPP Pratama
Lubuk Pakam yaitu bapak Dedi Rusli dan bapak Reginaldi, serta dari wajib pajak
yaitu Ariani Indah dan Agung Dharma.
Selanjutnya, penulis menanyakan tentang kualitas aplikasi e-filing Dan
baik atau bagus. Bapak Reginaldi mengungkapkan bahwa e-filing sudah lebih
mudah untuk diakses, lebih cepat dan efektif. Hal tersebut juaga didukung oleh
pernyataan bapak Dedi Rusli yang menyatakan bahwa e-filing sekarang sudah
disesuaikan dengan perangkat smartphone dimana wajib pajak dapat mengakses
e-filing kapan saja, dimana saja, aman, cepat dan mudah. Penulis juga
menanyakan pertanyaan yang sama dengan wajib pajak yang menggunakan
e-filing, kedua wajib pajak yang penulis wawancarai juga mengatakan bahwa
aplikasi e-filing sudah lebih bagus dan baik.
Penulis juga menanyakan pendapat informan mengenai motivasi yang
muncul di KPP Pratama Lubuk Pakam agar e-filing dapat meningkatkan
kepatuhan penyampaian SPT tahunan wajib pajak orang pribadi. Kedua informan
tersebut mengatakan bahwa ada motivasi yang diberikan berupa himbauan
kepada wajib pajaknya agar mau menggunakan e-filing dalam hal penyampaian
SPT tahunan mereka. Himbauan tersebut wujud dari kerja KPP Pratama Lubuk
Pakam agar kepatuhan wajib pajak dapat meningkat.
Untuk mengetahui e-filing efektif atau tidak, maka penulis juga
mengumpulkan beberapa data sekunder mengenai jumlah wajib pajak orang
pribadi yang menggunakan e-filing di KPP Pratama Lubuk Pakam. Hal tersebut
untuk mengetahui produktivitas yang dihasilkan. Selanjutnya, dari data yang
penulis dapatkan dari informan menunjukan bahwa pengguna e-filing berkembang
secara signifikan pada tahun ketiga program ini berjalan yaitu tahun pajak 2013
Tabel 4.5 Jumlah WPOP Yang Menggunakan E-filing Di KPP Pratama Lubuk Pakam Tahun 2012-2014
Jenis SPT WPOP
2012 2013 2014
SPT Lapor
E-Filing SPT
Lapor
E-Filing SPT
Lapor E-Filing SPT Tahunan WPOP 1770 S
11.576 9 6.327 3 7.804 1.128
SPT Tahunan
WPOP 1770 SS
22.710 0 35.096 1 30.072 3.393
Jumlah 34.286 9 41.423 4 37.876 4.521
Persentase
(%) 0,026 % 0,009 % 11,93 %
Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam
Dari tabel diatas dijelaskan bahwa data wajib pajak yang menggunakan
e-filing di KPP Pratama Lubuk Pakam yaitu wajib pajak yang melaporkan pajaknya
melalui e-filing pada tahun 2012 sebesar 0,026 %, pada tahun 2013 sebesar 0,009
% dan naik secara signifikan di tahun 2014 sebesar 11,93 %.
b. Indikator Efisiensi
Program dan proyek merupakan dua hal yang berbeda. Program dibuat
sebagai suatu kegiatan yang dirancang oleh berbagai macam tugas dengan jangka
waktu relatif panjang. Biasanya program ini terdiri dari beberapa proyek kerja dan
memberikan arahan tentang tujuan yang ingin dicapai serta persoalan yang perlu
dipecahkan. Sementara proyek berupa kesatuan tugas yang berjangka waktu lebih
tertentu. Efektivitas dan efisiensi sangatlah berhubungan. Apabila kita berbicara
tentang efisiensi bilamana kita membayangkan hal penggunaan sumber daya
(resources) kita secara optimum untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Efisiensi
akan terjadi jika penggunaan sumber daya diberdayakan secara optimum sehingga
suatu tujuan akan tercapai.
Program e-filing di KPP Pratama Lubuk Pakam sudah diterapkan sejak
tahun pajak 2011 dimana pajak yang dilaporkan pada tahun 2012. Dari pendapat
informan pegawai pajak mengatakan bahwa program e-filing memiliki target
pencapaian waktu yaitu periode 1 tahun kerja. Dan juga memiliki target
[image:36.595.108.515.400.517.2]pencapaian wajib pajak baru yang menggunakan e-filing yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.6 Target Dan Realisasi E-filing Tahun 2012-2014 Di KPP Pratama Lubuk Pakam
Keterangan 2012 2013 2014
Target #N/A #N/A 4.500
Realisasi 9 4 4.521
Persentase (%) #N/A #N/A 100,46 %
Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam
Dari tabel diatas dijelaskan bahwa pada tahun 2012 dan 2013 belum ada
target e-filing yang diberlakukan di KPP Pratama Lubuk Pakam, namun sudah
terdapat realisasinya yaitu masing-masing sebanyak 9 dan 4 pengguna e-filing dan
baru di tahun 2014 terdapat terget e-filing sebesar 4500 dan realisasinya sebanyak
4.521 atau 100,46 %.
Dalam hal pencapaian target pengguna e-filing, informan menyatakan
bahwa taget yang diberikan direktorat jenderal pajak kepada KPP Pratama Lubuk
pihak KPP Pratama Lubuk Pakam. Suatu program akan berjalan efisien jika
terdapat sosialisasi dari pelaksana kebijakan untuk mengoptimalkan kebijakan,
maka dari itu penulis juga menanyakan kepada informan apakah ada sosialisasi
yang dilakukan untuk meningkatkan pengguna e-filing dalam rangka
meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Dari kelima informan mengatakan bahwa
ada sosialisasi yang dilakukan pihak KPP Pratama Lubuk Pakam terkait e-filing
untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajaknya. Bapak Dedi mengatakan bahwa
“sosialisasi pernah dilakukan di dinas olah raga, kantor polisi dan organisasi atau
perusahaan yang memiliki pegawai/karyawan yang banyak, sehingga dapat
dimaksimalkan pengguna e-filing baru”.
c. Indikator Kecukupan
Dalam mengevaluasi kebijakan, perlu melihat sudah seberapa jauh
pencapaian hasil yang diinginkan dapat memecahkan masalah. Kebijakan atau
program dibuat untuk membantu memecahkan masalah publik. Program harus
dapat meringankan masalah di lingkungan masyarakat sehingga kebutuhan
masyarakat tidak lagi terhambat. Karenanya, pelaksana kebijakan juga mesti tahu
apa yang dihadapi masyarakat sehingga tidak salah memberikan pemecahan
masalah.
Pada saat wawancara penulis menanyakan pendapat informan mengenai
apakah e-filing dapat menjadi solusi dalam memecahkan masalah kepatuhan wajib
pajak dan dengan sangat yakin informan menjawab bahwa e-filing dapat
memecahkan masalah kepatuhan wajib pajak dalam hal penyampaian surat
pemberitahuan tahunan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Lubuk Pakam.
yaitu bapak Dedi Rusli menjawab bahwa “karena kemudahan yang didapat wajib
pajak dapat menaikkan kepatuhan wajib pajak karena selama ini wajib pajak
malas untuk mengantri dalam menyampaikan SPT tahunannya”. Informasi
tersebut didukung oleh pendapat informan lainnya yaitu bapak Reginaldi yang
mengatakan bahwa “Meningkatnya kepatuhannya tidak terlalu terasa di nominal
penerimaanya, namun dalam hal penyampaian SPT lebih tepat waktu dan itu
meningkatkan kepatuhan wajib pajak.”
Informan mengatakan bahwa e-filing dapat meningkatkan kepatuhan wajib
pajak, namun hal tersebut tidak sejalan dengan data sekunder yang didapatkan
penulis dari informan kunci yang menunjukkan bahwa e-filing dampaknya tidak
begitu besar jika dilihat dari jumlah penyampaian surat pemberitahuan tahunan
dari tabel di bawah ini dapat dilihat bahwa pada tahun 2011 jumlah wajib pajak
orang pribadi terdaftar sebanyak 75.205 dengan jumlah yang sudah melaporkan
sebanyak 33.773 atau 44,9 %. Dan pada tahun 2012 jumlah wajib pajak orang
pribadi terdaftar sebanyak 90.035 dengan jumlah yang sudah melaporkan
sebanyak 37.049 atau 41,1 %. Pada tahun 2013 jumlah wajib pajak orang pribadi
terdaftar sebanyak 102.905 dan jumlah wajib pajak yang sudah melaporkan
sebanyak 44.556 atau 43,2 %. Kemudian pada tahun 2014 jumlah wajib pajak
terdaftar sebanyak 117.819 dan jumlah wajib pajak yang sudah melaporkan
4.7 Wajib Pajak Orang Pribadi KPP Pratama Lubuk Pakam Wajib SPT Tahunan Tahun 2011-2014
No Jenis WPOP
2011 2012 2013 2014
WP Terdaftar WP Belum SPT WP Terdaftar WP Belum SPT WP Terdaftar WP Belum SPT WP Terdaftar WP Belum SPT
1 Non karyawan (Wajib SPT
1770)
13.657 30.735 17.237 38.512 23.031 38.451 27.945 51.998
2 Karyawan (Wajib SPT
1770 S / 1770 SS)
61.548 10.697 72.798 14.474 79.874 19.898 89.874 25.271
Jumlah 75.205 41.432 90.035 52.986 102.905 58.349 117.819 77.269
Jumlah SPT Dilaporkan 33.773 37.049 44.556 40.550
Persentase (%) 44,9 % 41,1 % 43,2 % 34,4 %
*) Total seluruh WP, termasuk WP NE, DE, PL
Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam
d. Indikator Perataan
Faktor biaya dan manfaat adalah dua hal dalam mengukur tingkatperataan
terhadap suatu kebijakan. Kebijakan yang berorientasi pada perataan adalah
kebijakan yang akibatnya atau usaha secara adil di distribusikan. Suatu program
tertentu mungkin dapat efektif, efisien, dan mencukupi apabila biaya-manfaat
merata. Pembiayaan yang dibagikan dengan merata kepada kelompok masyarakat
harus sesuai dengan anggaran yang telah disediakan sehingga pada akhirnya
masyarakat dapat merasakan manfaatnya bersama.
Dalam hal perataan, penulis lebih memfokuskan kepada masalah distribusi
manfaat yang dirasakan pegawai pajak dan wajib pajak mengenai penerapan
e-filing di KPP Pratama Lubuk Pakam. Dari keempat informan yang penulis tanyai
mereka mengatakan bahwa e-filing sangat bermanfaat. E-filing sangat bermanfaat
bagi pihak fiskus karena dengan e-filing perekaman data wajib pajak dapat lebih
singkat waktunya, perbandingannya jika dalam keadaan dropbox terdapat 100
surat pemberitahuan tahunan wajib pajak orang pribadi maka dibutuhkan waktu
pengerjaan sampai dengan perekaman selama 1 minggu, namun dengan adanya
e-filing 100 surat pemberitahuan tahunan wajib pajak orang pribadi jika dilaporkan
dalam waktu 1 (satu) hari yang sama maka keesokan harinya fiskus sudah dapat
melihat langsung data wajib pajak tanpa melalui proses perekaman kembali. Hal
tersebut sangat memudahkan kerja fiskus sendiri dimana data wajib pajak dapat
tersaji langsung didalam komputer masing-masing account representative wajib
pajak.
Selanjutnya e-filing juga sangat bermanfaat bagi wajib pajak, salah satu
harus repot-repot mendapatkan hardcopy surat pemberitahuan ketika masa
pelaporan SPT tahunan. Informan juga mengatakan dengan e-filing, penyampaian
surat pemberitahuan tahunan dapat dilakukan dimana saja, kapan saja, hemat
waktu, hemat uang dan mudah dalam penggunaanya. Hal tersebut dapat
mendorong wajib pajak untuk patuh dalam melaporkan pajaknya karena semua
prosesnya dapat lebih mudah.
Selain penulis menanyakan distribusi perataan manfaat yang diperoleh
oleh masing-masing pihak. Penulis juga bertanya mengenai bagaimana pelayanan
penyampaian SPT Tahunan wajib pajak orang pribadi secara online jika
dibandingkan dengan penyampaian SPT Tahunan wajib pajak orang pribadi
secara manual di KPP Pratama Lubuk Pakam. Jawaban dari informan adalah
“perbandingannya kalau sebelum ada e-filing bulan maret sudah ramai TPT
(tempat pelayanan terpadu) kita dalam meyampaikan SPT malah sampai antri,
namun secara tidak terlalu bagitu ramai karena sebagian wajib pajak sudah pakai
e-filing, mereka sudah e-filing sendiri melalui internet, malah ada sosialisasi
sendiri dari kantornya, jadi sangat membantu jadi pelayanan SPT secara manual
sekarang dapat lebih optimal dan prima. Namun pelayanan yang diberikan KPP
Pratama Lubuk Pakam tetap merupakan pelayanan prima seperti prinsip
Direktorat Jenderal Pajak dalam meningkatkan pelayanan mereka.
Dari segi perataan biaya, e-filing dapat menekan biaya penyampaian SPT
tahunan dari sisi pihak fiskus dan juga wajib pajak. Dari sesi pihak fiskus,
informan menerangkan bahwa dengan adanya e-filing biaya operasional
penyampaian SPT sampai dengan proses perekamannya semakin berkurang, hal
pemberitahuan dapat ditekan seminimal mungkin. Selain biaya pencetakan, biaya
pendistribusian SPT melalui dropbox ke KPP juga dapat ditekan. Dan jika dilihat
dari sisi wajib pajak, informan menerangkan bahwa wajib pajak dapat menghemat
biaya transportasi untuk ke KPP dalam rangka menyampaikan SPT tahunannya,
selain itu wajib pajak dapat mengurangi biaya komunikasi serta stasionary (biaya
untuk mencetak lampiran).
e. Indikator Responsivitas
Sebuah kebijakan yang berhasil tampak melalui tanggapan masyarakat
yang menanggapi pelaksanaan setelah terlebih dahulu memprediksi pengaruh
yang akan terjadi jika suatu kebijakan akan dilaksanakan. Dan juga tanggapan
masyarakat setelah dampak kebijakan sudah mulai dapat dirasakan dalam bentuk
yang positif berupa dukungan ataupun wujud yang negatif berupa penolakan.
Di dalam penelitian ini penulis mewawancarai informan mengenai
tanggapan informan baik itu tanggapan positif maupun tanggapan negatif. Penulis
juga menanyakan kritik kepada informan mengenai e-filing untuk melihat kondisi
yang dirasakan informan baik itu informan yang berasal dari direktorat jenderal
pajak maupun dari wajib pajaknya sendiri. Penulis juga menanyakan saran
informan terhadap penerapan e-filing di KPP Pratama Lubuk Pakam, hal tersebut
untuk pengembangan e-filing kedepan agar lebih baik.
Hasil wawancara yang dilakukan menunjukkan bahwa informan
memberikan tanggapan positif terhadap program e-filing, informan mengatakan
program ini sudah baik dalam hal penggunaanya/pengaplikasiannya karena
cenderung tidak memiliki kendala yang besar, adapun kendala yang pernah
proses login diaplikasi e-filing, hal ini terjadi disaat puncak penyampaian surat
pemberitahuan tahunan yaitu pada akhir bulan maret dimana itu merupakan batas
akhir penyampaian surat pemberitahuan tahunan wajib pajak orang pribadi.
Kendala lainya berasal dari wajib pajak yang tergolong tidak terbiasa dengan
internet atau baru mengenal internet, bapak Dedi Rusli mengatakan “mereka
(wajib pajak) ketika dihimbau untuk menggunakan e-filing mereka berpendapat
bahwa menggunakan komputer saja tidak bisa apalagi pakai e-filing”. Hal tersebut
menyulitkan pihak fiskus untuk menghimbau wajib pajak agar mau menggunakan
e-filing. Informan Ariani Indah mengatakan bahwa kesulitan e-filing ini berasal
pada saat registrasi ke portal e-filing, dimana wajib pajak harus membuka dua
jendela situs secara bersamaan untuk memverifikasi e-mail yaitu situs
informasi menyulitkan wajib pajak untuk menggunakan e-filing.
Selanjutnya penulis juga menanyakan kritik informan terhadap program
e-filing. Informan tidak memiliki kritik untuk saat ini karena selama berjalannya
program e-filing ini semua kendala yang dihadapi sudah dapat diatasi dengan baik
dan cepat oleh pihak direktorat jenderal pajak. Penulis juga menanyakan kepada
informan mengenai saran mereka untuk pengembangan e-filing kedapan agar
lebih baik. Dari keempat informan mengatakan bahwa sebaiknya e-filing terus
ditingkatkan penggunaanya dan bisa digunakan pada setiap surat pemberitahuan
baik itu untuk wajib pajak orang pribadi mauapun wajib pajak badan. Dan salah
satu informan yang berasal dari wajib pajak yaitu ibu Ariani Indah mengatakan
e-filing mandiri lagi, diharapkan dalam hal aktivasi sudah dilakukan oleh pihak
direktorat jenderal pajak dan seterusnya wajib pajak tinggal menggunakan portal
e-filing dan tinggal mengganti password seperti saat kita mendapat ATM bank
baru.
f. Indikator Ketepatan
Pada akhirnya, jika sebuah kebijakan atau program telah di
implementasikan, hasilnya adalah melihat apakah tujuan-tujuan yang ditetapkan
sudah tepat sesuai dengan perencanaan di awal. Ketepatan merujuk pada nilai dari
tujuan program dan pada kuatnya asumsi yang melandasi tujuan-tujuan tersebut.
William N. Dunn berpendapat bahwa ketepatan (appropriateness) adalah kriteria
yang dipakai untuk menseleksi sejumlah alternatif untuk dijadikan rekomendasi
dengan menilai apakah hasil dari alternatif yang direkomendasikan tersebut
merupakan pilihan tujuan yang layak (Dunn, 2003:499).
Untuk mengetahui e-filing sudah tepat, penulis menanyakan beberapa
pertanyaan kepada informan, penulis menanyakan apa yang yang menjadi tujuan
dari program e-filing. Informan mengatakan bahwa e-filing bertujuan untuk
membantu wajib pajak menyediakan fasilitas penyampaian surat pemberitahuan
tahunan secara elektronik (via internet) dengan mudah, cepat, aman, kapan saja
dan dimana saja agar mendorong wajib pajak untuk meningkatkan kepatuhan
wajib pajak. Kepatuhan wajib pajak dalam menyampaikan surat pemberitahuan
tahunannya tepat waktu dan benar.
Selanjutnya penulis juga menanyakan kepada informan mengenai apakah
e-filing sudah sesuai dengan kegunaanya. Bapak Dedi Rusli mengungkapkan
memudahkan wajib pajak dalam menyampaikan SPT nya, dan kemudahan yang
diberikan e-filing sudah sesuai dengan kegunaanya, tapi ada sedikit kendala yaitu
bagi wajib pajak yang belum mengenal internet agak susah dan ribet, padahal
internet ini sudah barang yang biasa saja, tapi masih ada wajib pajak atau
orang-orang dulu yang belum mengenal internet atau susah, tapi bagi wajib pajak yang
sudah mengenal internet udah enak kali”.
Hal tersebut diutarakan juga oleh bapak Reginaldi yang mengatakan
bahwa “Sudah sesuai dengan kegunaanya. Karena jika dilihat dari fungsi e-filing
adalah memudahkan wajib pajak, memudahkan DJP sendiri karena tidak perlu
merekam lagi artinya ketika diisi data wajib pajak sudah langsung muncul di
database fiskus, lapor pajaknya kapan itu sudah dapat diketahui langsung, tanggal
berapa, bulan berapa, jam berapa itu sudah dapat dilihat langsung, jadi
manfaatnya bagi wajib pajak dan kantor pajak pun sudah lebih mudah dan cepat.
Begitu klik “send” hari ini, besok pihak fiskus sudah langsung dapat dilihat
datanya”.
Dan untuk melihat keberhasilan program e-filing, penulis juga
menanyakan pendapat informan tentang sejak adanya e-filing apakah terdapat
perubahan dalam hal sistem administrasi perpajakan tentang penyampaian SPT
Tahunan wajib pajak orang pribadi dan bagaimana hubungannya dengan tingkat
kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Lubuk Pakam. Informan menjawab
“Aplikasinya tidak ada berubah karena sudah lama ada, terus dalam hal
administrasi perpajakan juga perubahannya tidak terlalu besar dikarenakan e-filing
sudah lama ada sejak tahun 2010, paling yang banyak berubah adalah bagian
dengan e-filing pakai softcopy. Hubungannya dengan tingkat kepatuhan ya
semakin meningkat karena wajib pajak dapat lebih mudah dalam hal
menyampaikan SPT tahunannya”.
Informan yang lain menjawab “terdapat perubahan, kalau dalam sistem
administrasi kita tidak perlu merekam lagi, karena biasanya untuk merekam lagi
butuh waktu lama, misalnya kita dropbox itu perlu waktu yang lama dalam proses
perekamannya, misalnya dalam dropbox ada 100 hardcopy SPT tahunan, hal itu
butuh waktu 1 minggu untuk sampai pada prose perekamanya. Beda dengan
e-filing, jika ada 100 wajib pajak melaporkan SPT tahunannya hal tersebut dapat
dilihat langsung keesokan harinya, datanya dapat dilihat ditempat oleh direktorat
jenderal pajak dan tersedia di database direktorat jenderal pajak langsung. Dan
masalah kepatuhan dikarenakan tidak adanya berkas maka wajib pajak dapat lebih
antusias melaporkan SPT tahunannya”.
4.3 Penerapan e-filing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam
Program e-filing di KPP Pratama Lubuk Pakam telah diterapkan sejak
peraturan direktur jenderal pajak nomor PER-47/PJ/2008 tentang tata cara
penyampaian surat pemberitahuan dan penyampaian pemberitahuan perpanjangan
surat pemberitahuan tahunan secara elektronik (e-Filing) melalui perusahaan
penyedia jasa aplikasi (ASP) diberlakukan yaitu pada tahun 2010 di KPP
Pratama Lubuk Pakam, namun pada saat itu e-filing di KPP Pratama Lubuk
Pakam masih sekedar konsep dan belum serius untuk dijalankan. Selanjutnya
sebagaimana telah diubah dengan PER-36/PJ/2013, e-filing di KPP Pratama
4.5 dan 4.6 yang menunjukkan bahwa penggunaan e-filing sudah ada sejak tahun
2012 sampai dengan 2013.
Kemudian keluar peraturan mengenai e-filing yakni, peraturan direktur
jenderal pajak nomor PER-1/PJ/2014 tentang tata cara penyampaian surat
pemberitahuan tahunan pajak orang pribadi yang menggunakan formulir 1770 S
atau 1770 SS secara e-filing melalui situs pajak
e-filing makin dianggap perlu untuk disegerakan pelaksanaanya, dan hal tersebut
dpat dilihat dari tabel 4.5 dan tabel 4.6 dimana ditahun 2014 sudah terdapat target
yang diberikan kepada KPP Pratama Lubuk Pakam untuk mencapai target
pengguan e-filing baru.
Namun sampai dengan tahun 2014 dan sampai dengan sekarang, jenis
surat pemberitahuan yang dapat disampaikan adalah surat pemberitahuan tahunan
pajak penghasilan wajib pajak orang pribadi formulir 1770 S dan 1770 SS.
E-filing belum bisa dipakai untuk jenis surat pemberitahuan tahunan lainnya.
Menurut wawancara denga bapak Reginaldi mengatakan bahwa “untuk e-filing
sekarang sudah ada untuk formulir surat pemberitahuan tahunan wajib pajak
orang pribadi 1770, namun belum bisa digunakan atau diaplikasikan karena masih
dalam proses persiapan dan pengerjaan sistem.
Berdasarkan wawancara dengan bapak P. Simatupang selaku informan
kunci mengatakan bahwa di kantor pelayanan pajak pratama lubuk pakam,
e-filing dipantau oleh seksi pengolahan data dan informasi (PDI) sesuai dengan
peraturan menteri keuangan nomor 62/PMK.01/2009 tentang organisasi dan tata
kerja instansi vertikal direktorat jenderal pajak. Dan untuk tugas melakukan
jaringan komputer dan program aplikasi, pembuatan back-up data, serta
pemantauan, pemeliharaan, dan perbaikan aplikasi e-SPT dan e-Filing dilakukan
pihak kantor wilayah direktorat jenderal pajak sumatera utara I bagian seksi
dukungan teknis komputer.
BAB V ANALISIS DATA
Didalam BAB ini, penulis menganalisis data, yaitu penyusunan data secara
sistematis yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, catatan lapangan dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori-kategori,
lalu menjabarkan dan menyusunnya ke dalam unit-unit sehingga dapat dipahami
baik oleh peneliti sendiri maupun orang lain.
5.1 Analisis Evaluasi Penerapan E-filing Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
Dalam penelitian ini, evaluasi program e-filing diukur dari data-data
temuan di lapangan yang telah diklasifikasikan sebelumnya ke dalam
indikator-indikator dalam teori evaluasi kebijakan publik. Kemudian indikator-indikator
tersebut dianalisis untuk mengonfirmasi jawaban informan dengan data sekunder.
Adapun indikator-indikator yang digunakan peneliti adalah efektivitas, efisiensi,
kecukupan, pemerataan, responsivitas, dan ketepatan.
1. Efektivitas
Indikator efektivitas digunakan untuk melihat apakah hasil dari suatu
program yang sudah terlaksana sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Atau
dengan kata lain, adakah keterkaitan antara hasil yang ada dengan hasil yang
diharapkan sesuai tujuan? Dapat diketahui bahwa tujuan dari adanya program
e-filing adalah membantu wajib pajak menyediakan fasilitas penyampaian surat
pemberitahuan tahunan secara elektronik (via internet) dengan mudah, cepat,
meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Kepatuhan wajib pajak dalam
menyampaikan surat pemberitahuan tahunannya tepat waktu dan benar.
Sebuah program akan efektif bila para pelaksana program memahami
tujuan dari dibuatnya kebijakan tentang e-filing. Program dikerjakan tentu karena
melihat sebuah tujuan, itulah visi dan misi program, demi kepentingan publik.
Pelaksana kebijakan dari direktorat jenderal pajak di KPP Pratama Lubuk Pakam
menyebutkan ada tiga poin yang ingin dicapai dalam program e-filing ini yaitu,
memotivasi dan menghimbau wajib pajak agar mau menggunakan e-filing untuk
mendukung program e-goverment dalam rangka menciptakan good governance
di Indonesia, meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam penyampaian surat
pemberitahuan tahunan, dan untuk pencapaian target pengguna e-filing di
Indonesia.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa kualitas dari program
e-filing sudah baik, karena didukung dari inovasi layanan berbasis smartphone.
Perwujudan e-filing yang dapat diakses dimana saja, kapan saja, mudah, aman dan
cepat semakin tercapai dikarenakan adanya penyesuaian aplikasi dengan
perangkat smartphone yang merupakan barang primer masyarakat Indonesia
sekarang. Masyarakat Indonesia berdasarkan survei Martin Niens yang
merupakan digital specialist dari Arcade, mengatakan bahwa pengguna ponsel
pintar di Indonesia setiap tahunnya meningkat, seiring meningkatnya gaya hidup
masyarakat modern, Indonesia kini tengah menduduki peringkat kelima sebagai
negara dengan pengguna smartphone terbanyak di dunia
Hal tersebut menunjukan bahwa penyesuaian aplikasi e-filing yang dapat
pajak dalam menyampaikan surat pemberitahuan tahunannya terutama wajib
pajak orang pribadi yang data surat pemberitahuan tahunannya lebih sederhana
daripada badan.
Kemudahan pengunaan e-filing dalam smartphone dapat penulis tunjukkan
[image:51.595.148.444.221.711.2]dalam gambar 5.1 dibawah ini :
Gambar 5.1. Hasil screenshot samsung galaksi tipe GT-S6310
E-filing juga dapat diakses via komputer/laptop, berikut penulis sajikan
[image:52.595.115.509.141.392.2]gambar 5.2 dibawah ini :
Gambar 5.1. Hasil screenshot laptop acer tipe aspire 4741
Sumber : Observasi, 09/03/2015 (Dokumentasi Rajawina)
Dari gambar 5.1 dan 5.2 diatas dapat diketahui bahwa aplikasi pengisian
SPT secara elektronik yang resmi dikeluarkan oleh direktorat jenderal pajak (DJP)
adalah aplikasi e-filing melalui
(DJP). Namun pihak direktorat jenderal pajak tidak bertanggungjawab terhadap
kemungkinan penyalahgunaan data atau informasi milik wajib pajak sebagai
akibat penggunaan aplikasi diluar aplikasi tersebut di atas. Dengan kemudahan
yang diberikan direktorat jenderal pajak untuk wajib pajaknya dapat diketahui
bahwa pajak sudah mulai mengembangkan sistem administrasinya ke
e-government.
Selanjutnya hasil penelitian menunjukkan bahwa program e-filing sudah
sekarang. Hal tersebut dapat dilihat pada Bab IV tabel 4.5, dengan melihat data
tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah wajib pajak yang menyampaikan
surat pemberitahuan tahunan dengan menggunakan e-filing masih rendah. Namun
terlihat adanya usaha yang dilakukan KPP Pratama Lubuk Pakam untuk
menaikkan pengguna e-filing setiap tahunnya.
2. Efisiensi
Sebenarnya efektivitas dan efisiensi sangat berhubungan. Ukuran
efisiensinya suatu program dalam kebijakan publik dilihat dari penggunaan
sumber daya yang optimum sehingga suatu tujuan tertentu akan tercapai. Baik itu
sumber daya manusia (tenaga), sumber daya alam, maupun sumber daya modal.
Hal yang paling ditunjukkan adalah usaha-usaha sumber daya dalam mencapai
hasil yang diinginkan. Dalam e-filing, program ini dirancang khusus untuk
memberdayakan wajib pajak itu sendiri. Direktorat jenderal pajak dalam hal ini
KPP Pratama Lubuk Pakam hanya sebagai fasilitator yang menyediakan fasilitas
pelayanan sesuai kebutuhan. Bentuk usaha-usaha KPP Pratama Lubuk Pakam
dalam mencapai hasil yang diinginkan adalah adanya target pencapaian waktu,
adanya target pencapaian pengguna baru e-filing, dan adanya sosialisasi yang
dilakukan KPP Pratama Lubuk Pakam.
Berdasarkan penelitian telah diketahui bahwa di dalam program e-filing
yang dijalankan di KPP Pratama Lubuk Pakam terdapat target dalam pencapaian
pengguna e-filing baru hal tersebut dapat dilihat pada bab IV tabel 4.6 yaitu pada
tahun 2012 dan 2013 belum ada target e-filing, dan baru di tahun 2014 terdapat
target e-filing. Target tersebut diberikan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun kerja.
dalam menghimbau wajib pajaknya untuk menggunakan e-filing yaitu dengan
tercapainya target di tahun 2014 sebesar 100,46 %. Dan berdasarkan hasil
wawancara terlihat jelas bahwa target yang diberikan direktorat jenderal pajak ke
KPP Pratama Lubuk Pakam tidak berat untuk direalisasikan. Pihak KPP Pratama
Lubuk Pakam siap dengan target waktu dan pengguna e-filing yang diberikan
kepada mereka.
Dan selanjutnya berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa untuk
memenuhi kebutuhan target waktu dan target pengguna e-filing baru, maka KPP
Pratama Lubuk Pakam telah melakukan sosialisasi. Sosialisasi yang dilakukan di
fokuskan pada organisasi ataupun perusahaan yang memiliki karyawan yang
banyak. Dalam hal ini penggunaan sumber daya manusia dan waktu di KPP
Pratama Lubuk Pakam dalam hal penerapan e-filing tergolong baik, karena
terpenuhinya target-target yang diberikan kepada KPP Pratama Lubuk Pakam.
3. Kecukupan
Indikator kecukupan masih erat kaitannya dengan efektivitas. Program
bisa dikatakan efektif apabila produktivitas atau ketersediaan sarana telah ada dan
dapat mencapai tujuan. Akan tetapi, diperlukan penilaian apakah tujuan yang
sudah tercapai benar-benar mencukupi kebutuhan dalam berbagai hal. Tujuan
e-filing yang untuk membantu wajib pajak menyediakan fasilitas penyampaian surat
pemberitahuan tahunan secara elektronik (via internet) dengan mudah, cepat,
aman, kapan saja dan dimana saja sudah tercapai.
Namun tercapainya tujuan tersebut belum benar-benar memenuhi
kebutuhan kepatuhan wajib pajak dalam penyampaian surat pemberitahuan
bahwa wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Lubuk Pakam yang
menyampaikan surat pemberitahuan tahunannya rentang waktu tahun 2011
sampai dengan 2014 adalah pada tahun 2011 sebesar 44,9 %, turun di tahun 2012
sebesar 41,1 %, kemudian naik tipis di tahun 2013 sebesar 43,2 % dan semakin
turun di tahun 2014 sebesar 34,4 %.
Keadaan ini menunjukkan bahwa dampak penerapan e-filing dalam
pemenuhan kepatuhan wajib pajak yang ingin ditingkatkan belum terealisasi di
KPP Pratama Lubuk Pakam. Belum terealisasinya hal tersebut didukung dengan
melambatnya wajib pajak yang menggunakan e-filing. Berdasarkan hasil
wawancara hal tersebut dikarenakan program e-filing baru saja mulai
dioptimalkan di KPP Pratama Lubuk Pakam pada tahun 2014 sehingga
dampaknya terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak tidak terlalu terasa. Karena
selama tahun 2011 sampai dengan 2013, e-filing difokuskan dahulu didaerah
pulau jawa dan pada tahun 2014 mulai didistribusikan ke daerah sumatera. Hal
tersebut juga mempengaruhi pemberian target e-filing yang mulai ada di KPP
Pratama Lubuk Pakam sejak tahun 2014 saja, hal tersebut data dapat dilihat pada
Bab IV tabel 4.7.
Hal tersebut juga disebabkan karena keadaan wajib pajak KPP Pratama
Lubuk Pakam yang kebanyakan belum terbiasa dengan internet. Pemenuhan
sarana pengetahuan internet di KPP Pratama Lubuk Pakam masih rendah
terutama bagi wajib pajak yang tinggal di daerah perkampungan, hal itu
disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat dalam memaksimalkan penggunaan
untuk giat menghimbau wajib pajaknya agar menggunakan e-filing dalam
menyampaikan surat pemberitahuan tahunannya.
4. Perataan
Perataan dalam kebijakan publik dapat diartikan dengan keadilan yang
diberikan dan diperoleh oleh sasaran kebijakan publik. Keadilan yang bisa tampak
yaitu jumlah biaya yang diterima kelompok sasaran dan juga manfaat dari hasil
program yang terlaksana. Masyarakat butuh kesamarataan atas segala sesuatu
yang diterima dari pemerintah karena pemerintah berfungsi untuk melayani
kebutuhan publik secara adil.
Hasil penelitian mengenai penerapan e-filing dalam meningkatkan
kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Lubuk Pakam telah melakukan perataan
dalam hal biaya dan manfaat. Kesamarataan biaya dan manfaat dirasakan oleh
pihak fiskus dan juga pihak wajib pajaknya. Kesamarataan yang didapat kedua
pihak terkait sudah memenuhi kebutuhan keadilan dari sebuah kebijakan. Dan hal
tersebut dapat menjadi indikator suatu kebijakan dapat terus dijalankan ataupun di
pertahankan.
Berdasarkan hasil penelitian perataan distribusi biaya dapat menunjukan
bahwa pihak KPP Pratama Lubuk Pakam dengan adanya e-filing dapat menekan
biaya operasional seperti biaya stasionary (pencetakan hardcopy SPT tahunan
wajib pajak orang pribadi), biaya dropbox, biaya transport dan biaya lainnya.
Sedangkan dari pihak wajib pajak dapat menekan biaya stasionary (pencetakan
lampiran SPT tahunan), biaya transport, biaya komunikasi dan biaya lainnya yang
dikeluarkan wajib pajak dalam rangka menyampaikan surat pemberitahuan
Selanjutnya, hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan e-filing juga
telah memenuhi kesamarataan manfaat yang dirasakan pihak-pihak terkait. Pihak
KPP Pratama Lubuk Pakam, e-filing memiliki manfaat dapat menghemat waktu
pengolahan data surat pemberitahuan sampai dengan proses perekemann surat
pemberitahuan, hal itu dapat mempermudah pihak fiskus dalam memantau data
wajib pajak serta penyajian datanya d