• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

a. Keadaan Geografis Dusun Suwanting

Dusun Suwanting merupakan salah satu dusun yang terletak di Desa Banyuroto, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan data monografi secara administratif Dusun Suwanting berbatasan langsung dengan wilayah sekitarnya, yaitu meliputi:

Batas utara: Dusun Sobleman, Desa Banyuroto Batas tenggara: Dusun Candran, Desa Wonolelo Batas barat: Dusun Banyuroto, Desa Banyuroto Batas barat laut: Dusun Garon, Desa Banyuroto Batas timur: Gunung Merbabu

Berdasarkan klasifikasi administratif wilayah atlas dunia, Dusun Suwanting memiliki titik koordinat bagian selatan 7 ° 58 '53 "S, Utara 7 ° 23 '52 "S, Barat 110 ° 5 '59 "E, Timur 111 ° 2 '59 "E dan elevasi (ketinggian) minimal -56 m elevasi maksimal 3102 m. Untuk Dusun Suwanting sendiri terletak pada ketinggian 1339 meter diatas permukaan laut, dengan suhu rata-rata 230C,. Jarak ke pemerintahan Desa Banyuroto sekitar 1, 7 km, Dusun Suwanting ke kecamatan Sawangan berjarak 10,8 km yang bisa ditempuh sekitar 20 menit. Untuk menuju Dusun Suwanting dari Jalan Raya Magelang Yogyakarta (Muntilan) dapat ditempuh sekitar 40 menit dengan jarak 21,7 km. Dan jika

62

ditempuh dari ibukota Provinsi Jawa Tengah, Semarang dengan jarak 59.2 km bisa ditempuh sekitar 1 jam 45 menit.

Sepanjang perjalanan menuju Dusun Suwanting disuguhkan pemandangan alam dari persawahan hingga pemandangan alam Gunung Merbabu dan Gunung Merapi. Dusun Suwanting memiliki sumber air bersih yang berlimpah dari mata air Gunung Merbabu, karena Suwanting merupakan sebuah dusun yang terletak di paling barat Gunung Merbabu.

Potensi pariwisata yang dimiliki Dusun Suwanting terbilang cukup banyak. Dimulai dari potensi alam karena berada di bawah Gunung Merbabu maka memiliki potensi sebagai pariwisata pendakian. Daerahnya yang agraris bisa menjadi potensi pertanian yang unggul, disisi lain mayoritas sebagai peternak juga bisa dijadikan potensi pariwisata. Dusun Suwanting juga berada di batas kawasan dengan Gunung Merbabu yang ditumbuhi oleh hutan pinus dan memiliki area yang luas berpotensi sebagai tempat outbond ataupun soft trecking keluarga. Selain potensi alam tadi, Dusun Suwanting memiliki potensi pariwisata budaya, karena di tempat ini masih banyak ditemukan adat-adat ataupun tradisi jawa bagian lereng Gunung Merbabu. Berikut ini adalah beberapa potensi yang bisa djadikan sebagai potensi pariwisata yang ada di Dusun Suwanting, yakni:

1. Jalur Pendakian Gunung Merbabu

Karena Dusun Suwanting tepat dibawah Taman Nasional Gunung Merbabu yang menyuguhkan keindahan alam yang sangat menggiurkan dengan

63

pemandangan Gunung Merapi, Gunung Andong, Gunung Telomoyo, Gunung Sumbing, Gunung Sindoro, dan Perbukitan Menoreh serta pemandangan kota yang bisa dinikmati di ketinggian atau puncak dari Gunung Merbabu sendiri, selain itu juga pengunjung bisa menikmati keindahan matahari terbenam dan tenggelam. Jalur Pendakian Gunung Merbabu via Suwanting ini terkenal indah dan memiliki pemandangan sabana yang menarik perhatian pendaki gunung. Jalur ini memiliki tiga Pos (Pos Lembah Lempong, Pos Selter Bendera, dan Pos Dampo Awang). Pendaki dapat mendirikan tenda di pos 2 dan pos 3 karena lokasinya cukup luas dan pemandangannya sungguh indah dengan latar belakang gunung- gunung yang telah disebutkan diatas. Selain itu disetiap pos sudah terdapat sumber air sehingga pendaki tidak terlalu repot membawa banyak air dari bawah.

2. Agrowisata

Dusun Suwanting yang berada di lereng Merbabu membuat daerah ini menjadi kawasan yang agraris sehingga sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani. Hasil dari panen masyarakat disini adalah sayuran, jika masyarakat mampu memanejemen menjadi pariwisatanya maka dapat dikembangkan agrowisata sayuran dimana disitu pengunjung akan diajarkan pemeliharaan dan pemetikan sayuran secara tradisional serta diajarkan tetnag pengelolaan dan teknik budidaya sayuran. Selain itu pengunjung juga bisa praktek memberi makan langsung pada hewan ternak.

64 3. Tradisi dan Budaya

Tradisi dan adat di lereng Gunung masih sangat kental, begitu juga dengan adat yang ada di Dusun Suwanting. Dusun Suwanting memiliki tradisi “Rejeban” dalam hitungan kalender hijriyah, Bulan Rajab merupakan bulan ketujuh. Bulan ini termasuk salah satu bulan haram (suci) dan/atau bulan yang dimuliakan. Karena merupakan bulan haram, maka tidak heran jika dikalangan masyarakat muslim banyak yang melakukan amal-amalan ketaatan di bulan ini. Rejeban dilakukan selama 3 hari dan diisi oleh arak-arak tumpeng dari 8 RT dan satu kepala dusun, selamatan dusun (kendurinan), makan tumpeng bersama dan disuguhkan oleh beberapa kesenian yang dimiliki oleh Dusun Suwanting seperti Soreng, dan sholawatan bersama melalui grup rebana Suwanting. Hal ini dilakukan sebagai perwujudan rasa syukur masyarakat dan memiliki harapan untuk diberikan kelancaran ke depannya.

Namun karena kurangnya kemampuan dalam dunia pariwisata jadi masyarakat Dusun Suwanting belum bisa mengembangkan potensi yang ada sebagai potensi pariwisata. Potensi yang baru dikembangkan adalah potensi jalur pendakian Taman Nasional Gunung Merbabu yang bahkan saat ini sudah ramai pengunjung

b. Keadaan Masyarakat Dusun Suwanting

Masyarakat adalah sekumpulan orang yang saling berinteraksi secara kontinyu, sehingga terdapat relasi sosial yang terpola, terorganisasi. Masyarakat terutama tingkat lokal menjadi basis pembangunan, yang manifestasinya berupa

65

pemberian kewenangan dan peningkatan kapasitas untuk mengelola pembangunan sejak identifikasi masalah, perencanaan, dan pelaksanaanya. Untuk itulah dalam pembangunan diperlukan adanya strategi yang mampu meningkatkan peran energi internal sebagai pendorong dinamika pembangunan (Soetomo, 2013:53).

Jumlah penduduk di Dusun Suwanting ada 925 orang yang terdiri dari: 410 laki-laki dan 515 perempuan dengan jumlah RTnya ada 8, yakni RT 01, RT 02, RT 03, RT 04,RT 05, RT 06, RT 07, dan RT 08. Setiap RTnya memiliki organisasi masing-masing seperti organisasi pemuda setiap RT, organisasi bapak-bapak tiap RT, dan organisasi untuk ibu-ibu tiap RT.

Masyarakat Dusun Suwanting merupakan masyarakat yang memiliki hubungan sosial yang intim dan saling berinteraksi yang dibuktikan dengan hal kecil seperti selalu bertegur sapa satu sama lain baik antar warga maupun warga dengan wisatawan. Mata pencaharian penduduk pun beragam mulai dari petani, pedagang, peternak, dan yang lainnya. Jumlah penduduk berdasarkan jenis pekerjaan dapat dibaca pada tabel 4. .

Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan No Pekerjaan Jumlah Persentase

1 Petani 658 74,3 %

2 Pedagang sayur keliling 110 12,4 % 3 Pedagang sembako 11 1,2 %

4 Wirausaha 15 1,7 %

5 Pelajar 92 10,4 %

Jumlah 886 100%

66

Berdasarkan tabel 4. dapat diketahui bahwa penduduk dengan usia produktif berjumlah 886, jadi penduduk dengan usia yang tidak produktif sekitar 39 orang baik itu balita maupun lansia. Berdasarkan mata pencaharian tersebut diketahui keadaan ekonomi masyarakat terbilang ekonomi menengah hal ini bisa dilihat dari kehidupan sehari-hari warga yang mengandalkan hasil panen.

Seperti masyarakat pada umumnya, Dusun Suwanting juga memiliki nilai dan norma yang ditaati bersama demi tercapainya keselarasan kehidupan masyarakat. Dalam hal agama, masyarakat Dusun Suwanting mayoritas memeluk Agama Islam. Meskipun memiliki kepercayaan masing-masing setiap individu, namun tak menyurutkan semangat warga Suwanting untuk tetap hidup rukun dan saling gotong royong antar warga. Dalam pengembangan ilmu keagamaam maka masyarakat Dusun Suwanting selalu mengadakan kegiatan pengajian, dan untuk anak-anak diadakannya kegiatan di TPA baik itu membaca, menulis ataupun tafsir Alquran. Hal ini karena mayoritas penduduk beragama Islam Selain itu juga tidak sedikit warga yang menyekolahkan anaknya bukan di pendidikan formal semata namun dimasukkan ke dalam pesantren untuk lebih mempelajari ilmu agama. Data penduduk berdasarkan agama dapat dibaca pada tabel 5.

Tabel 5. Data Penduduk Berdasarkan Agama. No Agama Jumlah Jiwa Persentase

1 Islam 919 99,3 %

2 Kristen 6 0,7 %

3 Katolik - -

Jumlah 925 100%

67

Dalam menjalin hubungan antar warga dan berinteraksi sudah berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya perkumpulan-perkumpulan warga baik untuk perkumpulan pemuda sendiri, perkumpulan ibu-ibu PKK, perkumpulan pada masing-masing RT, perkumpulan yasinan, dan perkumpulan lainya. Hidup di daerah pedesaan membuat warga masyarakat memiliki tradisi guyub, saling gotong royong hal ini terbukti dari ketika ada yang hajatan seperti membangun rumah, seluruh masyarakat ikut membantu sehingga proses penyelesain rumah bisa terselasaikan lebih cepat dari bisaanya. Hal ini juga bisa dilihat saat ada kerjabakti, antusias warga Suwanting.

Hubungannya dengan kegiatan pariwisata sendiri kegiatan pengelolaan pariwisata yang ada di Dusun Suwanting dikelola oleh seluruh masyarakat, bukan kelompok tersendiri. Seluruh warga ikut berpartisipasi dalam menjaga, merawat dan mengembangkan pariwisata pendakian yang ada di Dusun Suwanting. Apabila tidak ikut merawat setidaknya mereka mendukung dengan adanya pariwisata tersebut.

Untuk permasalahan pendidikan, masyarakat Dusun Suwanting kurang memiliki kesadaran yang cukup tinggi terhadap pentingnya pendidikan. Pendidikan sebagai salah satu aspek untuk pengembangan individu yang bisa membawa perubahan taraf hidup manusia, dengan pendidikan bisa membawa perubahan untuk menciptakan generasi penerus yang lebih berkualitas. Hal ini dilatarbelakangi oleh adat yang ada, dimana sudut pandang masyarakat Dusun Suwanting adalah tidak perlu sekolah tinggi-tinggi jika hanya kemudian menjadi

68

petani. Namun tidak sedikit juga yang sudah berpendidikan sekolah menengah, dan terdapat pula 3 orang yang menempuh jenjang perguruan tinggi. Meskipun pendidikan mereka tidak cukup tinggi namun antusias dan partisipasi masyarakat dalam mengembangkan pariwisata sangat tinggi. Karena Dusun Suwanting memiliki prinsip untuk saling gotong royong dalam membangun dusun. Data Penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat dibaca pada tabel 6.

Tabel 6. Data Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

1 PAUD 21 2,7% 2 SD 27 3,4 % 3 SMP 18 2,3 % 4 SMA 23 2,9 % 5 Perguruan Tinggi 3 0,3 % 6 Lulusan SD 444 56,1 % 7 Lulusan SMP 227 28,7 % 8 Lulusan SMA 28 3,5% Jumlah 791 100 %

Sumber Data : Monografi Dusun Suwanting Tahun 2016

Dari data tabel 6. dapat diketahui bahwa masih ada penduduk yang tidak melanjutkan sekolah atau putus sekolah baik pada tingkat Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah, yang dilatarbelakangi kesadaran akan pendidikan yang kurang, mereka banyak yang lebih memilih membantu orangtuanya di sawah daripada untuk bersekolah. Berdasarkan tabel 6, dapat dideskripsikan pula bahwa setiap masyarakat memiliki pengetahuan dan cara berpikir yang berbeda sesuai dengan latar pendidikan yang dimiliki, semakin tinggi tingkat pendidikan , maka semakin tinggi pula keinginan dan wawasan untuk melangkah menuju kehidupan yang lebih baik.

69

Diharapkan dari adanya pendidikan yang tak harus berlatarbelakang pendidikan formal, masyarakat mampu berperan dalam identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi terhadap adanya pariwisata pendakian yang ada di Taman Nasional Gunung Merbabu Dusun Suwanting, Desa Banyuroto, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang.

c. Deskripsi Taman Nasional Gunung Merbabu

Taman Nasional Gunung Merbabu dikelola oleh Lembaga/ organisasi yang disebut Balai Taman Nasional Gunung Merbabu dan berada dibawah dan bertanggung jawab secara langsung kepada Direktur Jenderal Konservvasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. Tugas dari Balai Taman Nasional Gunung Merbabu sendiri adalah melakukan penyelenggaraan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dan pengelolaan kawasan taman nasional berdasarkan peraturan perundang-undangan kehutanan yang berlaku.

Balai Taman Nasional Gunung Merbabu memiliki visi terwujudnya kelestrian Taman Nasional Gunung Merbabu untuk mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dan misi dari Taman Nasional Gunung Merbabu adalah, sebagai berikut:

1. Memantapkan batas dan fungsi kawasan.

2. Meningkatkan perlindungan dan pengaman kawasan, pengawetan keanekaragaman hayati serta pengendalian kebakaran hutan.

70

4. Meningkatkan pemanfaatan jasa lingkungan dan obyek daya tarik wisata alam.

5. Meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat di sekitar Taman Nasional.

6. Meningkatkan koordinasi, kerjasama, dan kemitraan. 7. Meningkatkan sarana dan prasarana.

8. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Dari visi dan misi tersebut dapat diketahui bahwa Taman Nasional juga memiliki pengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat Dusun Suwanting, karena atas izin dari Taman Nasional Gunung Merbabu untuk membuka pariwisata pendakian melalui jalur Suwanting maka akan berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat Dusun Suwanting. Dari adanya pariwisata, masyarakat Dusun Suwanting mampu merasakan manfaatnya, seperti ekonomi lebih baik, wawasan lebih meningkat dan terjalinnya relasi-relasi baik dengan tou operator, maupun penyedia jasa lainnya.

Sebagai Taman Nasional yang berkecimpung dalam konservasi hutan, maka Taman Nasional Gunung Merbabu mempunyai 3 tipe ekosistem, yaitu:

1. Ekosistem hutan hujan tropis musim pegunungan bawah (1.000 – 1.500 mdpl) yang didominasi vegetasi hutan sekunder dengan jenis tanaman Pinus dan Puspa

71

2. Ekosistem hutan hujan tropis musim pegunungan tinggi (1.500 – 2.400 mdpl) yang ditumbuhi vegetasi antara lain Akasia, Puspa, Sengon Gunung, Sowo, Tanganan, dan Pasang

3. Ekosistem hutan hujan tropis musim sub-alpin (2.400 – 3.142 mdpl) terletak pada puncak Gunung Merbabu yang ditumbuhi rumput dan tanaman Eidelweiss

Potensi-potensi yang ada di Taman Nasional Gunung Merbabu tersebut akan berdampak pada masyarakat. Pariwisata merupakan kegiatan mata rantai yang sangat panjang, sehingga banyak membuka kesempatan kerja bagi masyarakat sekitarnya. Di daerah pariwisata masyarakat dapat menambah pendapatan dengan menjual barang dan jasa, menambah devisa negara. Kebudayaan yang ada di Indonesia juga sudah mulai pudar, dengan adanya pariwisata akan merangsang pertumbuhan kebudayaan asli Indonesia, serta menunjang gerak pembangunan daerah dengan pembangunan jalan, hotel, restoran dan lain-lain.

d. Deskripsi Paguyuban Pengelola Pariwisata Taman Nasional Gunung Merbabu Dusun Suwanting (Paguyuban Suwanting Indah)

1. Sejarah berdirinya Paguyuban Suwanting Indah

Dusun Suwanting merupakan dusun yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Gunung Merbabu di sebelah barat. Taman Nasional Gunung Merbabu memiliki vegetasi hutan yang subur dan curam serta dataran yang bergelombang cenderung berbukit-bukit. Selain itu juga memiliki keindahan alam yang berpotensi untuk dijadikan area wisata berupa jalur pendakian yang dapat

72

dinikmati oleh para pecinta alam untuk melakukan pendakian dengan tantangan jalur yang berbeda dengan jalur pendakian yang lain, yang ada di Taman Nasional Gunung Merbabu.

Pariwisata pendakian di Suwanting sesungguhnya sudah ada sejak tahun 1990, namun pada tahun 1993 jalur pendakian tersebut sempat ditutup lantaran faktor kepengurusan yang belum tersusun dengan baik dan dibuka kembali pada tahun 2015, yang dilatarbelakangi oleh permintaan rombongan pendaki dari suatu daerah di Jawa Tengah. Selain itu kesadaran akan potensi besar tersebut menjadi latarbelakang masyarakat dan tokoh setempat untuk memperjuangkan Dusun Suwanting menjadi pariwisata pendakian.

Akhirnya pada bulan Maret 2015 pariwisata pendakian di Dusun Suwanting telah dibuka, namun belum mendapat izin resmi dari Balai Taman Nasional Gunung Merbabu. Berkat kerja keras dan inisiatif masyarakat Dusun Suwanting pada Juli 2016 telah dapat izin resmi dari Balai Taman Nasional Gunung Merbabu. Saat ini Dusun Suwanting telah membentuk kelompok pengelolala pariwisata yang bernama Paguyuban Suwanting Indah. Pengelolaan pariwisata di Dusun Suwanting telah melibatkan seluruh masyarakat untuk ikut andil dalam mengelola dan mengembangkan Dusun Suwanting menjadi lebih maju melalui pariwisata.

Potensi pariwisata yang ada di Dusun Suwanting begitu beragam mulai dari pemandangan alam, partanian, peternakan, dan budaya. Namun saat ini yang sedang digeluti oleh masyarakat Dusun Suwanting adalah potensi alam yang

73

berupa pemandangan alam yang bisa dilihat pada ketinggian Gunung Merbabu. Keindahan matahari tenggelam dan matahari terbit menjadi icon wisata pendakian sendiri. Selain itu di pendakian Gunung Merbabu Dusun Suwanting ini memiliki daya tarik sendiri pada pemandangannya, seperti hutan pinus, sabana terluas dibandingkan jalur lain, dan sumber air yang disetiap pos ada. Jarak dari basecamp/tempat retribusi sampai puncak Taman Nasional Gunung Merbabu adalah 5,5 km, yang bisa ditempuh dengan waktu normal 7-8 jam tergantung dari jumlah pendaki dan fisik pendaki. Taman Nasional Gunung Merbabu memiliki ketinggian 3142 meter diatas permukaan laut.

Pariwisata pendakian Suwanting dikelola oleh seluruh masyarakat Dusun Suwanting yang ditampung dalam sebuah paguyuban yang bernama “Paguyuban Suwanting Indah” yang diketuai oleh Bapak Kepala Dusun Suwanting, diwakili oleh seluruh ketua RT dari masing-masing RT yang ada di Dusun Suwanting dan dianggotai oleh seluruh masyarakat Dusun Suwanting.

2. Tujuan Paguyuban Suwanting Indah

Maksud dan tujuan Dusun Suwanting membuka pariwisata pendakian adalah untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya konservasi hutan dan dapat menjaga kelestarian hutan, dengan adanya jalur pendakian yang ada di Dusun Suwanting juga menambah pendapatan ekonomi masyarakat sekitar hutan Taman Nasional Gunung Merbabu khusunya warga Dusun Suwanting dan mempermudah masyarakat bila mana terjadi kebakaran hutan, dibukanya jalur pendakian

74

Suwanting juga akan meningkatkan pendapatan negara berupa penjualan tiket yang akan masuk pada Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Paguyuban Suwanting Indah memiliki visi mencapai kesejahteraan sosial, kemandirian ekonomi, serta keberlangsungan lingkungan melalui sektor pariwisata. Untuk dapat mewujudkan visi tersebut, Paguyuban Dusun Suwanting memiliki misi :

a. Membangun masyarakat pariwisata yang mandiri berbasis masyarakat serta dapat bersinergi dan bermitra dengan pemangku kepentingan terkait dalam meningkatkan perkembangan kepariwisataan

b. Memanfaatkan atau menggali potensi sumber daya alam dalam mendukung pariwisata sehingga kedepannya menjadi lebih baik dengan memperhatikan kelestarian dan ekosistem alam.

c. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya konservasi hutan dan menjaga kelestarian serta ekosistem hutan.

d. Meningkatkan sumber daya manusia melalui peningkatan pengetahuan dan wawasan masyarakat khususnya sektor pariwisata

e. Membuka lapangan kerja untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dari misi-misi itu menjadi acuan dalam melakukan kegiatan-kegiatan untuk pengembangan Dusun Suwanting yang tak lain adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

75

3. Kepengurusan Paguyuban Suwanting Indah

Kepengurusan Paguyuban Suwanting Indah terdiri dari penanggungjawab, ketua,wakil ketua, sekertaris, bendahara, dan seksi-seksi yang terdiri dari seksi evakuasi dan sar, seksi keamanan, seksi perlengkapan, seksi humas, seksi kebersihan, seksi rohani, seksi penghijauan dan konservasi. Posisi tertinggi adalah penanggungjawab yaitu Kepala Desa Banyuroto, dan untuk posisi ketua adalah Kepala Dusun Suwanting. Untuk wakil ketua adalah perwakilan dari masing- masing RT yang ada di Dusun Suwanting yang berjumlah 8 RT, sedangkan sekertaris, dan bendahara dipilih dari warga masyarakat yang dianggap mampu mengemban tugas tersebut.

Sedangkan anggota dari Paguyuban Suwanting Indah adalah seluruh masyarakat Dusun Suwanting dengan dedikasi dan komitmen dalam pengembangan pariwisata, tunduk kepada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. Struktur organisasi ini dibuat dengan tujuan untuk mengelola pariwisata menjadi lebih baik lagi. Hal ini untuk mengetahui koordinasi satu sama lain, dan dengan siapa seseorang harus berkonsultasi ketika akan mengadakan kegiatan atau terjadi permasalahan seputar pariwisata. Strukur organisasi Paguyuban Suwanting dapat dibaca pada gambar 3. .

76

Gambar 3. Struktur Organisasi Pengelola Pariwisata Jalur Pendakian Dusun Suwanting

77

4. Jaringan Kerjasama

Jaringan kerjasama yang terjalin dengan Paguyuban Suwanting Indah adalah pihak atau lembaga yang ikut membantu perkembangan pariwisata pendakian Dusun Suwanting, seperti pihak pemerintah desa, dan Taman Nasional Gunung Merbabu yang mengeluarkan izin resmi pariwisata pendakian, dan hal lainnya terkait pengelolaan pariwisata pendakian yang ada di Dusun Suwanting. Untuk mitra yang lain adalah kampus-kampus yang sering menggunakan tempat konservasi untuk media pendidikan, baik tentang kehutanan maupun pendidikan dasar dalam survival atau bertahan hidup di hutan yang sering digunakan oleh organisasi-organisai pecinta alam. Serta pihak lainnya yang turut serta membantu pengembangan pariwisata.

5. Pendanaan

Pendanaan untuk pengembangan pariwisata pendakian yang ada di Taman Nasional Gunung Merbabu Dusun Suwanting sebagian besar diperoleh dari retribusi pengunjung. Pengunjung diharuskan membayar retribusi sebesar Rp 16.000 (hari Senin-Jumat) dan Rp 18.500 (hari Sabtu-Minggu), dengan perincian Rp 10.000,- masuk kas negara, dan sisanya untuk kas dusun yang digunakan untuk membangun gedung loket retribusi, membangun papan penunjuk arah sebagai peningkatan aksesbilitas, dan sarana prasana seperti tikar, HT, headlamp dan peralatan pendakian lainnya, serta membenahi area tempat pariwisata yang sekiranya kurang terawat atau sudah rusak.

78

6. Fasilitas

Fasilitas yang ada di pariwisata jalur pendakian Dusun Suwantng sebagai pendukund dan pelayanan yang dibutuhkan oleh wisatawan pada adalah sebagai berikut:

Table 7. Komponen Fasilitas Umum

No Komponen Kondisi

1 Tempat parkir : berada dirumah penduduk sekitar

basecamp

Baik 2 Pos air : tersedia 3 pos air sepanjang jalur pendakian

dengan drum plastik

Baik 3 Plang penanda pos atau lembah: tersedia di sepanjang

jalur pendakian

Baik 4 Peta jalur pendakian : berupa banner dan kertas A4 untuk

dibawa asing-masing wisatawan sebagai acuan pendakian

Baik 5 Masjd atau mushola: terletak berdekatan dengan

basecamp

Baik 6 Tempat Istirahat : tersedia tempat yang luas bagi

wisatawan untuk istirahat.

Baik 7 Toilet : tersefia 5 toilet umum. Baik 8 Penjualan cinderamata: berupa kaos, gantungan kunci,

stiker, dan emblem.

Baik 9 Pusat informasi : memberian informasi terkait jalur

pendakian, tempat pendaftaran, dan pengecekan kelengkapan pendakian

Baik

10 Tim SAR : memberikan pertolongan kepada pendaki yang sakit, kecelakaan dan tersesat ketika melakukan pendakian

Baik

11 Warung makan : menjual makanan berat dan ringan, minuman hangat air minum kemasan dan berbagai kebutuhan lainnya

Baik

12 Perlengkapan pendakian : Hand Talk, senter, tenda, Baik 13 Perlengkapan SAR : tandu dan P3k Baik

Sarana prasarana yang ada digunakan untuk pemenuhan kebutuhan operasional pariwisata Paguyuban Suwanting Indah. Seperti digunakan untuk rapat-rapat rutin rapat kegiatan, evakuasi korban kecelakaan di gunung ataupun

79

kegiatan laiinya. Hal ini guna mendukung citra kepariwisataan pendakian Taman Nasional Gunung Merbabu Dusun Suwanting yang baik sehingga menimbulkan keterktarikan wisatwan untuk berkunjung kembali menikmati wisata yang ada.

7. Produk Wisata Pendakian

Dokumen terkait