• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4. HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Padangsidimpuan di Jalan FL

Tobing, Kecamatan Padangsidimpuan Utara. Saat ini RSUD Kota Padangsidimpuan

berdiri di atas lahan seluas 5.242,5 meter persegi dengan satu unit RS Bersalin serta

di depannya lahan kantor RSUD Kota Padangsidimpuan dengan 6 poliklinik, satu

ruang Instalasi Gawat Darurat, dapur umum, Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL),

kamar mayat, ruang pelayan terpadu dengan jumlah tempat tidur sebanyak 151 buah

dan ruang VIP sebanyak 23 unit.

Rata-rata masyarakat yang berobat per harinya, untuk rawat jalan sebanyak

200 pasien dan untuk rawat inap sekitar 100 pasien. Adapun penyakit pasien yang

paling banyak ditangani yakni penyakit dalam, anak, bedah, persalinan dan syaraf dan

50 persen diantaranya pasien yang ditangani RSUD Padangsidimpuan adalah pasien

pemegang kartu JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat ) kemudian disusul

ASKES (Asuransi Kesehatan) dan pasien umum.

Tabel 4.1. Distribusi Tenaga Kesehatan yang Bertugas di Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Padangsidimpuan

Pekerjaan

Jumlah

Dokter spesialis bedah

1

Dokter spesialis anak

2

Dokter spesialis kebidanan

2

Dokter THT

1

Dokter paru

1

Tabel 4.1 (Lanjutan)

Pekerjaan

Jumlah

Dokter mata

1

Dokter syaraf

1

Dokter gigi

1

Dokter patologi klinik

1

Dokter umum

15

Tenaga keperawatan

169

4.2. Karakteristik Penderita

Karakteristik penderita pada penelitian ini merupakan variabel bebas, yang

terdiri dari umur danjenis kelamin. Secara rinci karakteristik penderita yang menjadi

responden pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2. Distribusi Karakteristik Penderita Berdasarkan Umur dan Jenis

Kelamin

Karakteristik Penderita

Status Responden

Kasus

Kontrol

n

%

n

%

Umur

a. 40-44 tahun

8

14,0

8

14,0

b. 45-49 tahun

11

19,4

11

19,4

c. 50-54 tahun

21

36,8

21

36,8

d. 55-59 tahun

17

29,8

17

29,8

Jenis Kelamin

a. Laki- laki

20

31,5

20

31,5

b. Perempuan

37

64,9

37

64,9

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

berusia 50-54 tahun, dengan rincian responden kasus 21 orang (36,8%) dan

responden kontrol juga 21orang (36,8%). Sebagian besar responden mempunyai jenis

kelamin perempuan, dengan rincian responden kasus 37 orang (64,9%) dan kontrol

juga 37 orang (64,9%).

Tabel 4.3. Distribusi Gaya Hidup Penderita Diabetes Melitus (DM) Tipe 2

di RSUD Kota Padangsidimpuan

Karakteristik Penderita

Status Responden

Kasus

Kontrol

n

%

n

%

Konsumsi sayur dan buah

a. Cukup

19

33,3

35

61,4

b. Kurang

38

66,7

22

38,6

Aktifitas fisik

a. Cukup

18

31,6

38

66,7

b. Kurang

39

68,4

19

33,3

Kebiasaan Merokok

a. Berisiko

18

31,6

9

15,8

b. Tidak Berisiko

39

68,4

48

84,2

Konsumsi Alkohol

a. Berisiko

15

26,3

7

12,3

b. Tidak Berisiko

42

73,7

50

87,7

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada kelompok kasus

variabel konsumsi sayur dan buah lebih banyak pada responden dengan konsumsi

sayur dan buah yang kurang yaitu sebanyak 38 orang (66,7%), pada variabel aktivitas

fisik lebih banyak pada responden dengan aktivitas fisik yang kurang sebanyak 39

orang (68,4%), pada variabel kebiasaan merokok lebih banyak pada responden

dengan kebiasaan merokok yang tidak berisiko sebanyak 39 orang (68,4%), Variabel

konsumsi alkohol lebih banyak pada responden dengan konsumsi alkohol tidak

berisiko sebanyak 42 orang (73,7%). Pada kelompok kontrol variable konsumsi sayur

dan buah lebih banyak pada responden dengan konsumsi sayur dan buah yang cukup

sebanyak 35 orang (61,4%), pada variable aktifitas fisik lebih banyak pada responden

dengan aktivitas fisik yang cukup sebanyak 38 orang (66,7%), pada variable

kebiasaan merokok lebih banyak pada responden dengan kebiasaan merokok yang

tidak Berisiko sebanyak 48 orang (84,2%) dan pada variabel konsumsi alkohol lebih

banyak pada responden konsumsi alkohol tidak Berisiko sebanyak 50 orang (87,7%).

4.3. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel

independen yaitu gaya hidup (,konsumsi sayur dan buah, aktivitas fisik, kebiasaan

merokok, dan konsumsi alkohol) dengan variabel dependen yaitu kejadian DM tipe 2,

serta untuk mengetahui variabel mana yang masuk ke dalam model analisis

multivariat. Uji statistik yang dilakukan pada analisis bivariat ini adalah uji chisquare

dengan derajat kepercayaan 95% (α = 0,05).

Setelah melakukan wawancara dengan responden dan menguji hasil

wawancara tersebut dengan uji statistik chi square maka hubungan antar variabel

dapat dilihat pada Tabel 4.3. berikut ini:

Tabel 4.4. Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadian Diabetes Melitus (DM) Tipe

2 di RSUD Kota Padangsidimpuan

Variabel

Kejadian DM Tipe 2

Nilai

p

OR

(95% CI)

Kasus

Kontrol

n

%

n

%

Konsumsi Sayur dan Buah

Cukup

19

33,3

35

61,4

0,003

3,33

Kurang

38

66,7

22

38,6

1,14-3,67

Aktifitas Fisik

Cukup

18

31,6

38

66,7

0,001

2,23

Tabel 4.4 (Lanjutan)

Variabel

Kejadian DM Tipe 2

Nilai

p

OR

(95% CI)

Kasus

Kontrol

n

%

n

%

Kebiasaan Merokok

Berisiko

18

31,6

9

15,8

0,047

2,46

Tidak Berisikok

39

68,4

48

84,2

1,99-6,08

Konsumsi Alkohol

Berisiko

15

26,3

7

12,3

0,058

2,55

Tidak Berisikok

42

73,7

50

87,7

0,95-6,84

Hasil analisis pengaruh konsumsi sayur dan buah dengan kejadian DM tipe 2

diperoleh bahwa kelompok kasus ada sebanyak 38 orang (66,7%) dengan konsumsi

sayur dan buah kurang, sedangkan pada kelompok kontrol ada sebanyak 22 orang

(38,6%) dengan konsumsi sayur dan buah kurang. Kemudian kelompok kasus ada

sebanyak 19 orang (33,3%) dengan konsumsi sayur dan buah cukup, sedangkan pada

kelompok kontrol ada sebanyak 35 orang (61,4%) dengan konsumsi sayur dan buah

cukup. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,003 < 0,05, artinya ada

pengaruh antara variabel konsumsi sayur dan buah dengan kejadian DM tipe 2,

dengan OR sebesar 3,33 (95%CI = 1,14-3,67), menunjukkan bahwa responden yang

menderita DM tipe 2 3,3 kali kecenderungan dengan konsumsi sayur dan buah

kurang dibanding dengan responden yang tidak menderita DM tipe 2.

Hasil analisis pengaruh aktifitas fisik dengan kejadian DM tipe 2 diperoleh

bahwa kelompok kasus ada sebanyak 39 orang (68,4%) dengan aktifitas fisik kurang,

sedangkan pada kelompok kontrol ada sebanyak 19 orang (33,3%) dengan aktifitas

fisik kurang. Kemudian kelompok kasus ada sebanyak 18 orang (31,6%) dengan

aktifitas fisik cukup, sedangkan pada kelompok kontrol ada sebanyak 38 orang

(66,7%) dengan aktifitas fisik cukup. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai

p=0,001 < 0,05, artinya ada pengaruh antara variabel aktifitas fisik dengan kejadian

DM tipe 2, dengan OR sebesar 2,23 (95%CI = 1,10-2,50), menunjukkan bahwa

responden yang menderita DM tipe 2 2,2 kali kecenderungan dengan aktifitas fisik

kurang dibanding dengan responden yang tidak menderita DM tipe 2.

Hasil analisis pengaruh kebiasaan merokok dengan kejadian DM tipe 2

diperoleh bahwa kelompok kasus ada sebanyak 39 orang (68,4%) yang tidak

Berisiko, sedangkan pada kelompok kontrol ada sebanyak 48 orang (84,2%) yang

tidak Berisiko. Kemudian kelompok kasus ada sebanyak 18 orang (31,6%) yang

Berisiko, sedangkan pada kelompok kontrol ada sebanyak 9 orang (15,8%) yang

Berisiko. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,047 < 0,15, artinya ada

pengaruh antara variabel kebiasaan merokokdengan kejadian DM tipe 2 dengan OR

sebesar 2,46 (95%CI = 1,99-6,08), menunjukkan bahwa responden yang menderita

DM tipe 22,5 kali kecenderungan dengan kebiasaan merokok tidak Berisiko

dibanding dengan responden yang menderita DM tipe 2.

Hasil analisis pengaruh konsumsi alkohol dengan kejadian DM tipe 2

diperoleh bahwa kelompok kasus ada sebanyak 42 orang (73,7%) dengan konsumsi

alkohol tidak Berisiko, sedangkan pada kelompok kontrol ada sebanyak 50 orang

(87,7%) dengan pengaruh konsumsi alkohol tidak Berisiko. Kemudian kelompok

kasus ada sebanyak 15 orang (26,3%) dengan konsumsi alkohol Berisiko, sedangkan

pada kelompok kontrol ada sebanyak 7 orang (12,3%) dengan konsumsi alkohol

Berisiko. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,058 < 0,05, artinya tidak

ada pengaruh antara variabel konsumsi alkohol dengan kejadian DM tipe 2.

4.4. Analisis Multivariat

Berdasarkan hasil uji chi-square diketahui 3 variabel (tiga) yaitu konsumsi

sayur dan buah, aktivitas fisik dan kebiasaan merokok berhubungan dengan kejadian

DM tipe 2, maka dapat diidentifikasi secara keseluruhan 3 (tiga) variabel tersebut

dapat dimasukkan dalam analisis multivariat karena nilai pada bivariat dengan binary

logistik hasil output pada tabel block 1 didapatkan hasil omnibus test pada bagian

bloc dengan p value nya <0,25 sehingga ketiga variabel dapat dilanjutkan ke analisis

multivariat. Analisis multivariat merupakan analisis untuk mengetahui pengaruh

variabel bebas yaitu : konsumsi sayur dan buah, aktivitas fisik dan kebiasaan

merokok dengan variabel terikat yaitu kejadian DM tipe 2, serta mengetahui variabel

dominan yang mempengaruhi.

Dari hasil uji multivariat dengan mempergunakan regresi logistik ganda

diperoleh bahwa variabel bebas yaitu konsumsi sayur dan buah, aktivitas fisik dan

kebiasaan merokok berpengaruh terhadap variabel terikat yaitu kejadian diabetes

melitus tipe 2. Sedangkan variabel konsumsi alkohol tidak berpengaruh terhadap

kejadian diabetes melitus tipe 2.

Tabel 4.5.Pengaruh Aktivitas Fisik, Kebiasaan Merokok, dan Konsumsi

Alkohoo0l terhadap Kejadian Diabetes Melitus (DM) Tipe 2 di RSUD Kota

Padangsidimpuan

Variabel

B

P value

Exp (B)

95% CI

Konsumsi sayur dan buah 2,889

0,052

2,515

1,123 -

2,944

Aktifitas fisik

-1,508

0,046

2,221

1,151 -

2,971

Kebiasaan Merokok

2,187

0,026

2,209

1,647 -

2,431

Constant

-3,111

0,768

0,767

Hasil analisis uji regresi logistik ganda juga menunjukkan bahwa variabel

gaya hidup yaitu konsumsi sayur dan buah dengan p value 0,052 (p>0,05), aktifitas

fisik dengan p value 0,046 (p<0,05), dan kebiasaan Merokok dengan p value 0,026

(p<0,05) berpengaruh terhadap kejadian DM tipe 2di RSUD Kota Padangsidimpuan.

Hasil analisis uji regresi logistik ganda menunjukkan bahwa variabel yang paling

dominan mempengaruhi kejadian DM tipe 2di RSUD Kota Padangsidimpuan adalah

variabel konsumsi sayur dan buah dengan nilai OR sebesar 2,515 (95% CI = 1,123-

2,944) artinya bahwa responden yang menderita DM tipe 2 2,5 kali kecenderungan

mempunyai konsumsi sayur dan buah yang kurang dibanding dengan responden yang

tidak menderita diabetes melitus tipe 2. Hal ini menunjukkan variabel tersebut

memiliki pengaruh yang paling signifikan terhadap kejadian DM tipe 2di RSUD Kota

Padangsidimpuan.

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik ganda, variabel aktifitas fisik

diperoleh nilai OR sebesar 2,22 (95% CI = 1,151-2,971), menunjukkan bahwa

responden yang menderita DM tipe 2 2,2 kali kecenderungan mempunyai aktifitas

fisik tidak cukup dibanding dengan responden yang tidak menderita diabetes melitus

tipe 2. Hasil analisis regresi logistik ganda, variabel merokok diperoleh nilai OR

sebesar 2,20 (95% CI = 1,64-2,431), menunjukkan bahwa responden yang menderita

DM tipe 2 2,2 kali kecenderungan mempunyai merokok dibanding dengan responden

yang tidak menderita DM tipe 2.

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik berganda tersebut dapat ditentukan

model persamaan regresi logistik ganda yang dapat menafsirkan variabel bebas

yaitugaya hidup (konsumsi sayur dan buah, aktifitas fisik, dan kebiasaan merokok)

berpengaruh terhadap kejadian DM tipe 2 di RSUD Kota Padangsidimpuan adalah

sebagai berikut :

Model persamaan regresi logistik yang diperoleh adalah:

Y = a + b

1

X

1

+ b

2

X

2

+ b

3

X

3

atau Y = -3,11 + 2,889X

1

-1,508X

2

+ 2,187X

3

Keterangan :

Y = Variabel dependen (kejadian diabetes melitus tipe 2)

X

1

= Konsumsi sayur dan buah

X

2

= Aktifitas fisik

X

3

= Aktifitas Merokok

Hasil persamaan regresi logistik berganda menunjukkan bahwa jika konsumsi

sayur dan buah (X

1

), aktifitas fisik (X

2)

dan Merokok (X

3

), ditingkatkan ke arah yang

lebih baik, maka hal ini akan menyebabkan penurunan angka kejadian DM tipe

2RSUD Kota Padangsidimpuan. Dapat dihitung ramalan probalilitas (risiko)

responden untuk menderita DM tipe 2 pada balita dapat dihitung dengan persamaan

berikut :

y = -3,111 + 2,889 (konsumsi sayur) + (-1,508) (aktifitas fisik) + 2,187 (merokok)

= 3,125 + 2,889 (1) - 1,508 (1) + 2,187 (1)

y = -0,457

Dengan nilai probalilitasnya adalah :

p = 1/(1+e

-y

) = 1/ (1+2,7

-(-0,457))

= 0,39

Dengan demikian, probabilitas untuk menderita DM tipe 2adalah 39%.

Artinya semakin burukkonsumsi sayur dan buah, aktifitas fisikdan Merokok maka

angka kejadian DM tipe 2akan meningkat sebesar 39%.

4.5. Population Attribute Risk (PAR)

Dokumen terkait