BAB IV DESKRIPSI HASIL PELAKSANAAN PENELITIAN, TABULASI
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II Tahun Ajaran
2011/2012 yaitu pada bulan April sampai dengan bulan Mei 2012.
Pada awalnya pelaksanaan penelitian hanya akan dilaksanakan di
bulan Maret sampai dengan April, namun karena kondisi siswa
sehingga beberapa kali pertemuan harus dibatalkan. Penelitian
dilakukan pada 3 kelas dimana setiap kelas hanya terdiri dari 1 siswa.
Penelitian dilaksanakan dalam 2 pertemuan, setiap pertemuan
berdurasi selama 3 jam. Di Home Schooling Kak Seto kelas VIII ada
lima kelas, tiga kelas melakukan kegiatan pembelajaran di kantor
Home Schooling Kak Seto, sedangkan dua kelas lainnya melakukan
pembelajaran di rumah masing-masing. Namun dalam penelitian ini
peneliti hanya meneliti kegiatan pembelajaran yang dilakukan di
kantor Home Schooling, sedangkan untuk kelas yang melaksanakan
pembelajaran di rumah peneliti tidak mendapatkan ijin dari pihak
siswa untuk melaksanakan penelitian. Urutan kegiatan pelaksanaan
Tabel 4.1. Urutan Kegiatan Pelaksanaan Penelitian
TAHAP KEGIATAN WAKTU
1 Menghubungi pihak sekolah untuk meminta
ijin melaksanakan penelitian
Desember 2011
2 Meminta surat ijin penelitian kemudian
menyerahkan kepada pihak sekolah
Februari 2012
3 Observasi siswa I 10 April 2012
4 Observasi siswa II 30 April 2012
5 Observasi siswa III 8 Mei 2012
6 Pemberian tes siswa II 14 Mei 2012
7 Pemberian tes siswa I 17 Mei 2012
8 Pemberian tes siswa III 24 Mei 2012
Pada penelitian ini pertemuan pertama untuk mengamati proses
pembelajaran yang berlangsung di setiap kelas dengan guru yang
sama. Pada pertemuan kedua diberikan tes untuk mengukur
pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
a. Observasi Proses Pembelajaran Matematika
Observasi ini bertujuan untuk melihat proses pembelajaran dan
komunikasi/interaksi selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Proses pembelajaran di Home Schooling sangat bergantung pada
pribadi setiap siswa. Sehingga kegiatan belajar mengajar
disesuaikan dengan kondisi setiap siswa. Pembelajaran
berlangsung selama 3 jam atau 180 menit dengan diselingi istirahat
10 – 15 menit. Dalam sehari siswa hanya belajar satu mata pelajaran.
Secara umum kegiatan pembelajaran dirancang seperti kegiatan
belajar di rumah. Satu guru menghadapi satu siswa, akan tetapi
dalam satu ruangan tidak hanya terdiri dari satu siswa dan satu
jenjang dan mata pelajaran yang berbeda. Secara terperinci proses
pembelajaran pada setiap kelas berbeda-beda, dan dijelaskan
sebagai berikut:
a) Kelas siswa I
Materi yang diberikan adalah bangun ruang. Metode
yang digunakan adalah metode ceramah, tanya jawab, serta
drill dan latihan soal. Sebelum pembelajaran dimulai guru
mengajak siswa untuk berdoa lalu berbincang-bincang
sejenak dengan siswa agar tercipta suasana santai. Guru
memberikan rangkuman materi berupa rumus-rumus untuk
menghitung luas permukaan dan volume bangun ruang.
Setelah memberikan rangkuman materi pembelajaran
dilanjutkan dengan mengerjakan soal-soal latihan secara
bersama-sama. Guru dapat memfokuskan perhatian siswa
terhadap masalah yang dihadapi serta dapat mengajak siswa
berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. Komunikasi
antara guru dan siswa sangat baik. Siswa dapat
menyampaikan pendapatnya secara santai, terkadang siswa
juga bercerita tentang kehidupan pribadinya kepada guru.
Guru memanfaatkan benda-benda yang ada di
sekitarnya untuk menunjukkan bentuk bangun-bangun
ruang. Siswa juga membuat bangun ruang menggunakan
sekali mencatat materi yang diajarkan, sebagian besar
catatan dibuat oleh guru. Siswa cenderung pemalu sehingga
kurang banyak berbicara, ketika menyampaikan pendapat
pun suara siswa sangat kecil. Pada akhir pelajaran guru
merangkum keseluruhan pembelajaran secara lisan,
kemudian meminta siswa agar melanjutkan latihan soal di
rumah.
b) Kelas siswa II
Materi yang diajarkan yaitu bangun ruang. Siswa ini
memiliki kekurangan dalam pendengaran dan berbicara
sehingga dalam kegiatan pembelajaran komunikasi secara
lisan jarang dilakukan. Komunikasi/Interaksi yang terjadi
seringkali terjadi secara tertulis.
Pada awal pelajaran guru membuka dengan berdoa lalu
dilanjutkan dengan percakapan singkat. Guru mencatat
rumus-rumus mencari luas permukaan dan volume bangun
ruang di papan tulis kemudian siswa menyalinnya dalam
catatannya sendiri. Setelah itu guru meminta siswa
mengerjakan soal-soal latihan.
Komunikasi antara guru dan siswa terjadi jika siswa
mengajukan pertanyaan tentang soal-soal yang diberikan
oleh guru. Terkadang siswa sulit mencerna maksud soal
Indonesia, sehingga guru harus menjelaskan soal yang
ditanyakan menggunakan bahasa yang dia mengerti. Jika
diminta untuk memberikan contoh benda-benda yang
berbentuk bangun ruang tertentu siswa tersebut
menyebutkannya menggunakan bahasa Jerman, karena
siswa tersebut lebih fasih dalam berbahasa Jerman,
sehingga guru harus benar-benar membantu siswa
memahami maksud dari setiap masalah matematika.
Siswa tersebut senang untuk mencoba-coba dalam
menyelesaikan soal matematika, selain itu siswa tersebut
selalu meminta diberikan latihan atau tugas rumah.
c) Kelas siswa III
Materi yang diberikan adalah bangun ruang. Metode
yang digunakan adalah metode ceramah, tanya jawab, serta
drill dan latihan soal. Sebelum pembelajaran dimulai guru
mengajak siswa berdoa lalu berbincang-bincang sejenak
dengan siswa agar tercipta suasana santai. Guru mengulang
sejenak materi tentang lingkaran kemudian guru
memberikan rangkuman materi berupa rumus-rumus untuk
menghitung luas permukaan dan volume bangun ruang.
Setelah memberikan rangkuman materi pembelajaran
dilanjutkan dengan mengerjakan soal-soal latihan secara
mengembangkan pola berpikir dan cara belajar aktif dari
siswa serta dapat memfokuskan perhatian siswa terhadap
masalah yang dihadapi serta dapat mengajak siswa
berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran.
Komunikasi antara guru dan siswa sangat baik. Siswa
dalam menyampaikan pendapat tidak pernah terlihat
sungkan, terkadang siswa bercanda dengan guru. Siswa
mudah diajak bekerjasama sehingga pembelajaran menjadi
lebih menyenagkan.
Siswa menyiapkan modul sendiri untuk dipelajari
bersama guru. Siswa tersebut cenderung malas untuk
menghitung, sehingga ketika mengerjakan soal siswa
benar-benar harus dibantu guru dalam melakukan
perhitungan. Guru bersedia menunggu jawaban dari siswa,
serta guru memberikan umpan balik terhadap jawaban
siswa yang salah. Siswa tidak malu untuk bertanya jika
merasa belum jelas terhadap penjelasan guru.
Guru membuat bangun ruang menggunakan kertas lipat
untuk menunjukkan bentuk-bentuk bangun ruang kepada
siswa. Siswa serius dalam mengikuti pembelajaran tetapi
jika diminta untuk menghitung siswa menjadi kurang
keseluruhan pembelajaran secara lisan, namun siswa
tersebut tidak bersedia diberi tugas rumah.
b. Pemberian Tes
Tes yang diberikan kepada siswa adalah tes diagnostik, tes
ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap
materi yang diajarkan. Tes ini terdiri dari 7 soal yang setiap soal
mencakup setiap macam bangun ruang. Tes yang diberikan berupa
tes uraian. Waktu pengerjaan tes ini adalah 120 menit. Karena di
Home Schooling Kak Seto ini tidak pernah diadakan ulangan
harian, maka peneliti beserta guru sepakat agar pemberian tes ini
dikondisikan seperti pemberian soal latihan, namun siswa tidak
diijinkan untuk membuka catatan rumus hanya diperkenankan
untuk bertanya pada guru jika tidak mengerti maksud dari soal
yang diberikan. Selain itu siswa diberi kebebasan untuk
mengerjakan soal-soal tersebut sesuai dengan kebiasaan ketika
sedang latihan soal, sehingga banyak siswa yang tidak menuliskan
langkah kerja di setiap nomor soal. Sehingga dalam memberi
penilaian peneliti juga harus membertimbangkan jawaban siswa