• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektifitas pembelajaran matematika pada materi bangun ruang kelas VIII SMP Home Schooling Kak Seto tahun pelajaran 2011/2012 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Efektifitas pembelajaran matematika pada materi bangun ruang kelas VIII SMP Home Schooling Kak Seto tahun pelajaran 2011/2012 - USD Repository"

Copied!
189
0
0

Teks penuh

(1)

i

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI BANGUN RUANG

KELAS VIII SEMESTER II SMP HOME SCHOOLING KAK SETO

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh :

Silvia Primajati

NIM : 081414015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKADAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Semua usaha dalam hidup kita selayaknya kita

pasrahkan pada Tuhan, karena Ia akan

menjadikan semuanya indah pada waktunya..

“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia

memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak

dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal

sampai akhir”. (Pengkhotbah 3 : 11)

(5)
(6)

vi

ABSTRAK

Silvia Primajati, 2012. Efektifitas Pembelajaran Matematika Pada Materi Bangun Ruang Kelas VIII Semester II SMP Home Schooling Kak Seto Tahun Pelajaran 2011/2012 . Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan , Universitas Sanata Dharma ,Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran matematika kelas VIII Home Schooling dan keefektifan proses pembelajaran tersebut dilihat dari proses pembelajaran, komunikasi/interaksi, minat, motivasi serta pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Instrumen pada penelitian ini adalah lembar observasi, angket, kuesioner, serta tes diagnostik. Kegiatan pembelajaran yang diteliti dalam penelitian ini berlangsung dalam 2 pertemuan pada 3 kelas yang setiap kelasnya terdiri dari 1 siswa. Pada pertemuan pertama diadakan observasi dan pengisian angket serta kuesioner, lalu pada pertemuan kedua diadakan tes diagnostik.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran guru menggunakan metode yang berbeda-beda disesuaikan dengan kondisi masing-masing siswa membuat siswa nyaman untuk belajar. Dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran di Home Schooling sudah cukup efektif jika dilihat dari komunikasi/interaksi antara guru dan siswa yang baik, serta minat dan motivasi siswa yang tergolong sangat tinggi, Namun kegiatan pembelajaran masih belum efektif jika dilihat dari hasil tes diagnostik yang digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan masih rendah.

(7)

vii

ABSTRACT

Silvia Primajati, 2012. The Effectiveness of Mathematic Learning on the Main Subject of Geometrical Material of VIII class in the Second Semester in Kak Seto Home Schooling Junior High School 2011/2012 Academic Year. Mathematic Education Study Program. Department of Mathematic Education and Science. Faculty of Teachers Training Education. Sanata Dharma University.

The aims of the research are to find out how the process of VII class mathematic learning using home schooling program and the effectiveness of learning process which was seen from learning process, communication/interaction, passion,motivation and students' understanding with the material.

The method of the research was descriptive qualitative method. The instrument of this research were observation sheet , questionnaire sheet, and diagnostic test. There were 2 meetings which were observed for the research and there were 3 classes which consisted of 1 student. There were observation and questionnaire in the first meeting then diagnostic test in the second meeting.

The result showed that in the learning process the teacher used different methods based on the students' condition which made the students comfortable with the lesson. It could be concluded that the learning process in home schooling was effective enough. It could be seen that there were a good communication/interaction between the teacher and the students then there were also a positive motivation and passion from the students. However, the learning process had not effective if it was seen from diagnostic test which is used to measure the students' understanding. The diagnostic test showed that the students' understanding about the material was low.

(8)
(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat

dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan

skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan

Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan, dukungan,

bimbingan, motivasi dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku dekan FKIP.

2. Drs. A. Atmadi. M.Si. selaku ketua jurusan PMIPA.

3. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd. selaku Kaprodi Pendidikan Matematika.

4. Bapak Dominikus Arif Budi Prasetyo, S.Si, M.Si. selaku dosen pembimbing

yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis

dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Sukardjono, M.Pd., Ibu Ch. Enny Murwaningtyas, S.Si., M.Si.,

selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan kepada penulis

6. Aisyah Nur selaku guru Aflahah Ulfa matematika kelas VIII SMP Home

Schooling Kak Seto Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan, dan

batuan selama proses penelitian.

7. M. Arif Hidayatulloh selaku administrator SMP Home Schooling Kak Seto

(10)

x

8. Segenap dosen dan karyawan Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma yang telah membimbing,

membantu serta memberikan ilmunya kepada penulis selama belajar di

Universitas Sanata Dharma.

9. Bapak dan Ibuku tercinta atas segala dukungan, motivasi, dan doa, serta cinta

kasih yang diberikan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

10.FX. Junianto, A. Md. atas segala motivasi, dukungan, doa serta kasih sayang

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

11.Siswa kelas VIII SMP Home Schooling Kak Seto Yogyakarta, yang telah

bersedia membantu penulis selama penulis melakukan penelitian di Home

Schooling Kak Seto Yogyakarta.

12.Teman-teman Pendidikan Matematika 2008, khususnya sahabat-sahabat “Big

Family” atas segala motivasi,dukungan dan doa.

13.Semua pihak yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

membutuhkan.

Yogyakarta, 14 November 2012

Penulis,

(11)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ... viii

(12)

xii

BAB III METODE PENELITIAN... 22

A. Jenis Penelitian ... 22

BAB IV DESKRIPSI HASIL PELAKSANAAN PENELITIAN, TABULASI DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 40

(13)

xiii

C. Analisis Data dan Pembahasan Hasil Penelitian ... 51

1. Analisis dan Pembahasan Observasi Proses Pembelajaran .. 52

2. Analisis dan Pembahasan Komunikasi/Interaksi Siswa dan Guru dalam Proses Pembelajaran ... 55

3. Analisis dan Pembahasan Angket Minat Belajar Siswa ... 56

4. Analisis dan Pembahasan Angket Motivasi Belajar Siswa ... 57

5. Analisis dan Pembahasan Hasil Tes Diagnostik ... 58

6. Analisis dan Pembahasan Kuesioner Siswa ... 72

7. Analisis dan Pembahasan Kuesioner Guru/Tutor ... 75

D. Keterbatasan Pelaksanaan Penelitian ... 77

BAB V PENUTUP ... 78

A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 80

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ranah Kognitif Berdasar Taksonomi Bloom 18

Tabel 3.1 Instrumen Penelitian 25

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Lembar Observasi 26

Tabel 3.3 Tingkat Minat Belajar Siswa 29

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Minat Belajar Siswa 29

Tabel 3.5 Tingkat Motivasi Belajar Siswa 31

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar Siswa 32

Tabel 3.7 Kisi-Kisi Tes Diagnostik Berdasar Taksonomi Bloom 34

Tabel 4.1 Urutan Kegiatan Pelaksanaan Penelitian 41

Tabel 4.2 Skor Minat Belajar Siswa 47

Tabel 4.3 Skor Motivasi Belajar Siswa 48

Tabel 4.4 Nilai Tes Diagnostik 49

Tabel 4.5 Rangkuman Kuesioner Siswa 49

Tabel 4.6 Jawaban Kuesioner Guru 50

Tabel 4.7 Tingkat Minat Belajar Siswa 56

Tabel 4.8 Tingkat Motivasi Belajar Siswa 57

Tabel 4.9 Presentase Hasil Tes Diagnostik 58

(15)
(16)

xvi

Gambar 4.21 69

Gambar 4.22 70

Gambar 4.23 70

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lembar Observasi L.1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan L.13

Materi Pembelajaran/Modul L.16

Kisi-Kisi dan Validasi Angket Minat Belajar Siswa L.24

Kisi-Kisi Angket dan Validasi Motivasi Belajar Siswa L.28

Soal Tes Diagnostik L.34

Kunci Jawaban Tes Diagnostik L.36

Kisi-Kisi dan Validasi Tes Diagnostik Berdasar Taksonomi

Bloom

L.38

Angket Minat Belajar Siswa L.42

Angket Motivasi Siswa L.54

Lembar Jawaban Tes Diagnostik L.66

Kuesioner Guru L.76

Kuesioner Siswa L.79

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam pasal 1 ayat 1 Undang-undang Sisdiknas RI Nomor 20 Tahun

2003 tertulis,

“Pendidikan adalah upaya sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.”

Dari definisi tersebut, mencerminkan bahwa proses pendidikan harus

mengedepankan peran aktif siswa yang berarti pula bahwa proses

pendidikan sudah semestinya menjadikan siswa sebagai subyek

kurikulum, bukan sekedar obyek kurikulum.

Dalam belajar setiap individu memiliki hak dan kesempatan untuk ikut

menentukan apa yang terbaik untuk dirinya. Siswa sebagai individu pun

memiliki hak dan kesempatan tersebut. Oleh karena itu penyelenggaraan

pendidikan harus mampu memberikan suasana yang nyaman, aman dan

menggairahkan bagi siswa untuk senantiasa belajar guna memenuhi rasa

keingintahuannya. Dengan demikian, setiap siswa akan mampu tumbuh

dan berkembang sesuai minat, kebutuhan, dan karakteristik gaya

(19)

Realitas saat ini menunjukkan bahwa proses pendidikan yang terjadi di

sekolah formal pada umumnya belum mampu memberikan suasana yang

aman, nyaman, menyenangkan, dan menggairahkan siswa untuk

mengembangkan bakat, minat, dan potensi pribadinya secara optimal.

Perbandingan jumlah guru dengan jumlah siswa di sekolah formal pada

umumnya masih terlalu besar, sehingga membuat guru sulit untuk

memperhatikan secara lebih dekat bakat dan minat siswa secara individual.

Akibatnya, banyak siswa yang merasa tidak tersalurkan bakat, minat, dan

potensi kecerdasannya. Suasana pendidikan formal dalam bentuk lembaga

sekolah harus dapat menjadi tempat belajar yang menggairahkan bagi rasa

ingin tahu siswa.

Melihat realitas di atas, sebagian masyarakat khususnya orang tua yang

teramat peduli terhadap perkembangan putra-putri mereka, menjadikan

fenomena sekolah formal tersebut sebagai sebuah kekhawatiran tersendiri.

Hal inilah yang kemudian menjadi salah satu faktor pemicu

berkembangnya home schooling akhir-akhir ini sebagai salah satu trend

sekolah alternatif yang diharapkan mampu menjawab beberapa

permasalahan yang terjadi pada sekolah formal sebagaimana telah

dijelaskan sebelumnya.

Home schooling (sekolah rumah) menjadi salah satu model pilihan

orang tua dalam mengarahkan anak-anaknya dalam bidang pendidikan.

(20)

mengontrol sisi belajar sang anak setiap waktu ataupun mereka ingin

waktu belajar si anak lebih fleksibel dan tepat.

Pendidikan yang dikenal sebagai sekolah rumah ini, makin diminati

orang tua karena dirasa lebih manusiawi bagi anak terutama untuk

anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus sehingga tidak bisa duduk diam

dan mendengar di ruang kelas formal. Oleh karena home schooling kini

semakin berkembang di Indonesia dan home schooling mempunyai

keunikan sendiri dalam menjalankan perannya di dunia pendidikan

Indonesia membuat home schooling khususnya pembelajarannya menjadi

menarik untuk diteliti.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasikan

kemungkinan masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya perhatian bagi siswa secara individu di sekolah formal

sehingga siswa kurang dapat mengembangkan bakat, minat, dan

potensi pribadinya secara optimal.

2. Kekhawatiran orang tua terhadap berbagai permasalahan yang

terjadi di sekolah formal.

3. Siswa tidak dapat mengikuti pembelajaran di sekolah formal

dengan baik sehingga memerlukan perhatian dan penanganan

(21)

C. Pembatasan Masalah

Dari beberapa masalah yang telah diidentifikasi dan keterbatasan

peneliti dalam waktu, tenaga, serta biaya. Maka penelitian ini dibatasi

sebagai berikut:

1. Penelitian ini merupakan penelitian kelas komunitas home schooling di

Home Schooling Kak Seto tahun ajaran 2011/2012 yang dilaksanakan

pada tingkat pendidikan kelas VIII SMP.

2. Penelitian dipusatkan pada proses pembelajaran, komunikasi/interaksi

guru dan siswa, minat dan motivasi siswa, serta pemahaman siswa

dalam pembelajaran matematika pada tingkat pendidikan kelas VIII

SMP Home Schooling Kak Seto pada materi bangun ruang.

3. Pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian mengacu pada kurikulum

yang berlaku pada tingkat pendidikan kelas VIII SMP yang diterapkan

di Home Schooling Kak Seto.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

a. Bagaimana proses pembelajaran (kegiatan guru, kegiatan siswa) pada

tingkat pendidikan kelas VIII SMP Home Schooling Kak Seto?

b. Bagaimana komunikasi/interaksi siswa dan guru dalam proses

pembelajaran pada tingkat pendidikan kelas VIII SMP Home

(22)

c. Bagaimana minat dan motivasi siswa tingkat pendidikan kelas VIII

SMP Home Schooling Kak Seto dalam mata pelajaran matematika

pada materi bangun ruang?

d. Sejauh mana pemahaman siswa tingkat pendidikan kelas VIII SMP

Home Schooling Kak Seto dalam mata pelajaran matematika pada

materi bangun ruang dilihat dari hasil tes diagnostik?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pembelajaran matematika pada materi bangun ruang kelas VIII

Home Schooling Kak Seto.

2. Komunikasi/interaksi siswa dan guru dalam pembelajaran

matematika materi bangun ruang pada tingkat pendidikan kelas

VIII sekolah menengah pertama Home Schooling Kak Seto.

3. Minat dan motivasi siswa tingkat pendidikan kelas VIII SMP

Home Schooling Kak Seto dalam mata pelajaran matematika pada

materi bangun ruang.

4. Mengetahui pemahaman siswa tingkat pendidikan kelas VIII SMP

Home Schooling Kak Seto dalam mata pelajaran matematika pada

(23)

F. Batasan Istilah

1. Home schooling

Home schooling atau home education menurut Maria Magdalena

dalam bukunya adalah pendidikan yang dilakukan secara mandiri oleh

keluarga, dimana materi-materinya dipilih dan disesuaikan dengan

kebutuhan anak (2010: 8). Home Schooling dapat dilakukan di rumah

dengan bimbingan orang tua maupun di tempat-tempat tertentu,

biasanya didampingi oleh orang tua secara pribadi atau pihak-pihak

lain yang ditunjuk. Home Schooling yang akan diteliti dalam penelitian

ini adalah Home Schooling kelas komunitas, dimana siswa

dikumpulkan di sebuah kelas untuk belajar sambil bersosialisasi

dengan teman-temannya.

2. Efektifitas Pembelajaran

Efektifitas menurut Hidayat (1986) adalah suatu ukuran yang

menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah

tercapai, dimana makin besar presentase target yang dicapai, makin

tinggi efektifitasnya.

Efektifitas pembelajaran pada penelitan dimaksudkan sebagai

tingkat keberhasilan suatu pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan. Efektifitas pembelajaran dilihat dari proses pembelajaran,

komunikasi/interaksi guru dan siswa selama proses pembelajaran,

minat, dan motivasi belajar siswa serta pemahaman siswa terhadap

(24)

3. Proses Belajar dan Pembelajaran

Menurut Suyono dan Hariyanto, belajar adalah suatu aktivitas atau

suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan

keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan

kepribadian (2011 : 9). Pembelajaran adalah proses interaksi siswa

dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Pasal 1

butir 20 UU Nomor 20 tahun 2003 dalam Udin S. Winataputra, dkk;

2008).

4. Komunikasi dan Interaksi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunikasi adalah

pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau

lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Sedangkan,

interaksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah saling

melakukan aksi; berhubungan; mempengaruhi; antarhubungan. Di sini

komunikasi dan interaksi yang terjadi yaitu antara guru dan siswa,

maupun siswa dengan sumber belajar lainnya untuk mencapai tujuan

pendidikan.

5. Minat

Menurut Slameto, minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa

ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Minat belajar matematika dapat diartikan rasa ketertarikan pada

kegiatan belajar matematika, tanpa adanya perintah atau paksaan dari

(25)

6. Motivasi

Motivasi juga dapat diartikan sebagai kekuatan yang menjadi

pendorong kegiatan individu, yang menunjukkan suatu kondisi dalam

diri individu yang mendorong atau menggerakkan individu tersebut

melakukan kegiatan mencapai sesuatu tujuan (Sukmadinata, 2009: 61).

Dalam konteks pembelajaran maka tujuan tersebut berhubungan

dengan tujuan untuk pelajaran.

7. Pemahaman

Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan

arti dari bahan yang dipelajari (W.S. Winkel, 1996: 245). Di sini

pemahaman diklasifikasikan berdasarkan taksonomi Bloom. Namun

aspek yang akan diukur pada penelitian ini hanyalah aspek

pengetahuan, pemahaman, dan penerapan saja. Pemahaman dapat

diukur dari proses pembelajaran dan dari hasil tes diagnostik yang

mencakup ketiga aspek tersebut.

G. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini :

1. Bagi peneliti, merupakan sarana untuk belajar membuat karya ilmiah

dan berpikir secara sistematis.

2. Bagi guru, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

(26)

meningkatkan kemampuan belajar matematika siswa sesuai minat

siswa.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma, dapat digunakan sebagai khazanah

(27)

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Home schooling

Istilah home schooling berasal dari bahasa Inggris yang berarti

sekolah rumah. Home schooling dikenal juga dengan nama

homeschooling, home-based learning, home education, school at home,

sekolah mandiri atau sekolah rumah. Dalam bahasa umum, home

schooling adalah model belajar yang digunakan orang dewasa untuk

mendapatkan informasi atau keterampilan sesuai kebutuhannya. Dalam

home schooling orang tua dan anak-anak terlibat aktif untuk menentukan

apa-apa yang ingin dipelajarinya (Abe Saputro, 2007). Homeschooling

adalah sebuah tindakan proaktif untuk turut campur di dalam pendidikan

anak dan bertanggung jawab untuk memberikan sebuah kecintaan terhadap

belajar (Olivia dalam Holy Setyowati Sie, 2010).

Memilih untuk bertanggung jawab berarti orang tua terlibat

langsung menentukan proses penyelenggaraan pendidikan, penentuan arah

dan tujuan pendidikan, nilai-nilai yang hendak dikembangkan, kecerdasan

dan keterampilan, kurikulum dan materi, serta metode dan praktek belajar

(Sumardiono dalam Simbolon, 2008).

Menurut John Cadlwel Holt (Simbolon, 2008), filosofi berdirinya

home schooling adalah manusia pada dasarnya makhluk belajar dan

(28)

membunuh kesenangan belajar adalah orang-orang yang berusaha

menyelak, mengatur, atau mengontrolnya.

Terdapat tiga macam klasifikasi home schooling yaitu tunggal,

majemuk, dan komunitas. Home schooling tunggal adalah homeschooling

yang diselenggarakan oleh sebuah keluarga tanpa bergabung dengan

keluarga lain. Home schooling majemuk yaitu home schooling yang

dilaksanakan secara berkelompok oleh beberapa keluarga. Disebut home

schooling komunitas yaitu bila home schooling tersebut merupakan

gabungan beberapa model majemuk dengan kurikulum yang lebih

terstruktur sebagaimana pendidikan non formal (Abe Saputro, 2007:

124-125).

Dalam pengembangannya di Indonesia home schooling memang

tidak bisa lepas dari Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) karena dasar

hukum home schooling adalah UU Nomor 20 tahun 2003 (Sisdiknas) Pasal

1 ayat (1). Serta pasal 27 Sisdiknas tentang pendidikan informal yaitu

“Pendidikan informal adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri, yang hasilnya diakui sama dengan pendidikan formal dan non formal setelah

peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional.”

Home schooling memiliki konsep yang biasanya satu guru

menghadapi satu atau beberapa (terbatas) siswa saja. Selain tentu saja

lebih bisa ditertibkan, dengan home schooling, anak bisa lebih

berkonsentrasi dalam menangkap pelajaran. Mutu mata pelajaran yang

diberikan juga bisa dipilih, sesuai dengan yang dibutuhkan anak saat itu.

(29)

menggunakan pendekatan yang lebih tematik, aktif, kontruktif, dan

kontekstual, serta belajar mandiri melalui penekanan kepada kecakapan

hidup dan keterampilan dalam memecahkan masalah (brosur Home

Schooling Kak Seto). Terdapat tiga jenis pembelajaran di Home Scooling

Kak Seto ini, yaitu komunitas dimana siswa dikumpulkan di sebuah kelas

untuk belajar sambil bersosialisasi dengan teman-temannya, distance

learning dimana siswa belajar di rumah dengan modul dan orang tua yang

berperan besar sebagai pendidiknya, dan tutor visit dimana siswa belajar di

rumah dengan diampingi tutor/guru.

B. Efektifitas

Efektif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah (1) ada

efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya); (2) Manjur atau mujarab

(tentang obat); (3) Dapat membawa hasil; berhasil guna (tentang usaha,

tindakan); (4) Mulai berlaku (tentang undang-undang, peraturan).

Sedangkan efektifitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

keefektifan. Keefektifan sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

adalah (1) Keadaan berpengaruh; hal berkesan; (2) kemanjuran;

kemujaraban (ttg obat); (3) keberhasilan (ttg usaha, tindakan);

kemangkusan (2008: 352)

Efektifitas menurut Hidayat (1986) adalah suatu ukuran yang

(30)

tercapai, dimana makin besar presentase target yang dicapai, makin tinggi

efektifitasnya,

Sehingga efektifitas dapat diartikan sebagai gambaran tingkat

keberhasilan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Maka

efektifitas pembelajaran dapat diartikan sebagai gambaran tingkat

keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Efektifitas pembelajaran

dapat diartikan juga sebagai tingkat keefektifan suatu pembelajaran yang

dilakukan dalam mencapai tujuan pendidikan. Dalam kegiatan

pembelajaran di home schooling, efektifitas pembelajaran dapat dilihat

dari tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran

dalam penelitian ini pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran

matematika.

C. Proses Belajar dan Pembelajaran

Pengertian proses menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

1.Runtunan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan sesuatu;

2.Rangkaian tindakan; 3.Perkara dalam pengadilan (2008: 1106). Proses

yang dimaksudkan di sini adalah rangkaian tindakan untuk mencapai

suatu tujuan. Sedangkan belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

adalah 1.Berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu-membaca;

berlatih-mengetik; 2.Berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh

(31)

adalah tingkat dan fase yang dilalui anak atau sasaran didik dalam

mempelajari sesuatu.

Menurut Winkel (1996: 53) belajar adalah aktivitas mental atau

psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang

menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

ketrampilan, dan nilai sikap. Menurut Suyono dan Hariyanto, belajar

adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan,

meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan

mengokohkan kepribadian (2011: 9)

Pembelajaran dan belajar sangat erat kaitannya, pembelajaran

sebagai proses dari belajar tersebut. Dalam pembelajaran di sekolah

terdapat interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, siswa

dengan lingkungan, siswa dengan bahan ajar, serta siswa dengan media

pembelajaran lainnya. Dalam kegiatan pembelajaran home schooling

terdapat interaksi antara guru dan siswa, siswa dengan lingkungan, siswa

dengan bahan ajar, serta siswa dengan media pembelajaran lainnya.

D. Komunikasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunikasi adalah

pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih

sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami (2008: 721). Pengertian

(32)

adalah proses suatu ide dialihkan dari satu sumber kepada satu atau

banyak penerima dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.

Dapat disimpulkan dalam kegiatan pembelajaran komunikasi

adalah pengiriman pesan oleh guru berupa materi kepada siswa.

Komunikasi yang efektif dalam pembelajaran merupakan proses

pengiriman pesan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi dari guru

kepada siswa, dimana siswa mampu memahami maksud pesan sesuai

dengan tujuan yang telah ditentukan.

E. Interaksi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, interaksi adalah hal

saling melakukan aksi; berhubungan; mempengaruhi; antarhubungan

(2008: 542). Interaksi pendidikan menurut Sukmadinata merupakan

interaksi antara pendidik dengan siswa, yaitu saling pengaruh antara

pendidik dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan, yang

berlangsung dalam lingkungan tertentu (2009: 3). Menurut Abu Achmadi

dan Shuyadi (1985 : 47), interaksi adalah suatu gambaran sehubungan

aktif dua arah antara guru dan anak didik yang berlangsung dalam ikatan

tujuan pendidikan (http://menatap-ilmu.blogspot.com).

Namun seperti telah disebutkan dalam pengertian proses belajar

dan pembelajaran di atas, bahwa interaksi dalam kegiatan pembelajaran

(33)

dengan siswa, siswa dengan bahan ajar atau modul, dan siswa dengan

sumber pembelajaran lainnya.

F. Minat

Minat menurut kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan (2008:

916). Minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek yang

merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung

dalam bidang itu (Winkel, 1983 : 30). Sedangkan menurut Slameto, minat

adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau

aktivitas, tanpa ada yang menyuruh (bab I). Minat pada dasarnya adalah

penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu dari

luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat

(Slameto, 1988 : 182).

Dalam pembelajaran di home schooling maupun sekolah formal

lainnya, berdasarkan definisi minat maka dapat dikatakan semakin tinggi

minat siswa terhadap suatu pelajaran dalam penelitian ini pelajaran

matematika maka siswa semakin senang mempelajari pelajaran tersebut.

G. Motivasi

Pengertian motivasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak

(34)

Dalam konteks pembelajaran maka tujuan tersebut berhubungan dengan

tujuan untuk pelajaran (bab I). Motivasi juga dapat diartikan sebagai

kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu, yang menunjukkan

suatu kondisi dalam diri individu yang mendorong atau menggerakkan

individu tersebut melakukan kegiatan mencapai sesuatu tujuan

(Sukmadinata: 2009: 61).

Motivasi dalam pembelajaran sendiri dipengaruhi oleh dua faktor

yaitu faktor dari dalam diri siswa serta faktor dari luar diri siswa. Faktor

dari dalam diri siswa dapat diartikan sebagai dorongan yang muncul dari

dalam diri siswa sendiri, sedangkan faktor dari luar diri siswa adalah

dorongan yang berasal dari luar dari siswa misalnya dari orang tua,

teman-teman, guru, maupun dari berbagai pihak atau hal lain yang

mengakibatkan siswa mau melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan

pendidikan.

H. Pemahaman

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemahaman adalah

proses, perbuatan, cara memahami atau memahamkan (2008 :998).

Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti

dari bahan yang dipelajari (W.S. Winkel, 1996: 245). W.S Winkel

mengambil dari taksonomi Bloom, yaitu suatu taksonomi yang

dikembangkan untuk mengklasifikasikan tujuan instruksional. Dalam

(35)

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.

Ranah kognitif berdasar taksonomi Bloom dijelaskan dengan tabel

berikut:

Tabel 2.1.Tabel Ranah Kognitif Berdasar Taksonomi Bloom

KOGNITIF KETERANGAN

1. Pengetahuan ( K1 )

Mencangkup ingatan akan hal – hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan, dapat berupa fakta, kaidah, dan prinsip.

2. Pemahaman ( K2 ) Mencangkup kemampuan untuk menangkap makna

dan arti dari bahan yang dipelajari.

3. Penerapan ( K3 )

Mencangkup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah pada suatu kasus.

4. Analisis ( K4 ) Mencangkup kemampuan untuk merinci suatu

kesatuan ke dalam bagian – bagian .

5. Sintesis ( K5 ) Mencangkup kemampuan untuk membentuk suatu

kesatuan atau pola baru.

6. Evaluasi ( K6 )

Mencangkup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggungjawaban berdasar kriteria tertentu.

(Sumber

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/196406061990031-MUSLIM/BAHAN_AJAR__MINGGU_KE_3__TAKSONOMI_BLOOM.pdf (diakses 8 Mei 2012))

Ranah Kognitif menurut Taksonomi Bloom yang terdapat dalam

tabel di atas dijelaskan sebagai berikut:

1. Pada tingkat pengetahuan (K1): siswa menjawab pertanyaan

berdasarkan hafalan saja. (Soal pengetahuan: soal yang

(36)

2. Pada tingkat pemahaman (K2): siswa dituntut untuk

menyatakan masalah dengan kata-katanya sendiri, member

contoh suatu prinsip atau konsep. (Soal pemahaman: soal yang

menuntut pembuatan pernyataan masalah dengan kata-kata

penjawab sendiri, pemberian contoh prinsip atau contoh

konsep)

3. Pada tingkat aplikasi (K3): siswa dituntut untuk menerapkan

prinsip dan konsep dalam suatu situasi yang baru. (Soal

aplikasi: soal yang menuntut penerapan prinsip dan konsep

dalam situasi yang belum pernah diberikan)

4. Pada tingkat analisis (K4): siswa diminta untuk menguraikan

informasi ke dalam beberapa bagian, menemukan asumsi,

membedakan fakta dan pendapat, dan menemukan hubungan

sebab dan akibat. (Soal analisis: soal yang menuntut uraian

informatif, penemuan asumsi pembedaan antara fakta dan

pendapat, dan penemuan sebab akibat)

5. Pada tingkat sintesis (K5): siswa dituntut menghasilkan suatu

cerita, komposisi, hipotesis, atau teorinya sendiri, dan

mengsintesiskan pengetahuan. (Soal sintesis: soal yang

menuntut pembuatan cerita, karangan, hipotesis dengan

memadukan berbagai pengetahuan atau ilmu)

6. Pada tingkat evaluasi (K6): siswa mengevaluasi informasi,

(37)

dalamnya melakukan judgement terhadap hasil analisis untuk

membuat kebijakan. (Soal evaluasi: soal yang menuntut

pembuatan keputusan dan kebijakan, dan penentuan “nilai”

informasi)

I. Tes Diagnostik

Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui

kelemahan–kelemahan siswa sehingga hasil tersebut dapat digunakan

sebagai dasar untuk memberikan tindak lanjut berupa perlakuan yang

tepat dan sesuai dengan kelemahan-kelemahan yang dimiliki siswa. Tes

diagnostik memiliki dua fungsi utama, yaitu :

a. Mengidentifikasi masalah dan kesulitan yang dialami siswa

b. Merencanakan tindak lanjut berupa upaya-upaya pemecahan sesuai

masalah dan kesulitan yang telah teridentifikasi.

Tes diagnostik memiliki karakteristik:

a. Dirancang untuk mendeteksi kesulitan belajar siswa, karena itu format

dan respons yang dijaring harus didesain memiliki fungsi diagnostik.

b. Dikembangkan berdasar analisis terhadap sumber-sumber kesalahan

dan kesulitan yang mungkin menjadi penyebab munculnya masalah

(penyakit) siswa.

c. Menggunakan soal-soal bentuk supply response (bentuk uraian atau

jawaban singkat), sehingga mampu menangkap informasi secara

(38)

selected response (misalnya bentuk pilihan ganda), harus disertakan

penjelasan mengapa memilih jawaban tertentu sehingga dapat

meminimalisir jawaban tebakan, dan dapat ditentukan tipe kesalahan

atau masalahnya.

d. Disertai rancangan tindak lanjut (pengobatan) sesuai dengan

kesulitan (penyakit) yang teridentifikasi.

Tes diagnostik yang digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman

siswa dapat disusun berdasarkan Taksonomi Bloom (tabel 2.1), ranah

kognitif yang diamati dapat lebih dibatasi yaitu ranah pengetahuan ( K1 ), pemahaman ( K2 ), dan penerapan ( K3 ).

J. Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini akan diamati bagaimana proses belajar dan

pembelajaran berlangsung, serta bagaimana minat dan motivasi belajar

siswa terutama dalam mata pelajaran matematika, dan nantinya akan

dilihat pula sejauh mana pemahaman siswa setelah mengikuti proses

belajar dan pembelajaran tersebut. Karena pemahaman siswa terhadap

materi yang dipelajari merupakan salah satu tujuan dari proses belajar dan

(39)

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif.

Penelitian deskriptif bertujuan mendeskripsikan atau menggambarkan

fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah

ataupun rekayasa manusia. Penelitian deskriptif mengkaji bentuk,

aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan

perbedaannya dengan fenomena lain (Sukmadinata, 2008:72).

Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk

mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial,

sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun

kelompok (Sukmadinata, 2008:60).

Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha

mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau

hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang

berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecenderungan

yang tengah berlangsung.

Menurut Furchan (2004:447) menjelaskan bahwa penelitian

deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi

tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan. Lebih lanjut

(40)

atau dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana yang terdapat

pada penelitian eksperimen. Penelitian ini merupakan jenis penelitian

deskriptif karena penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran

tentang efektifitas pembelajaran matematika kelas VIII SMP Home

Schooling Kak Seto tahun pelajaran 2011/2012.

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII Home Schooling Kak

Seto kelas komunitas.

C. Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah efektifitas pembelajaran siswa ditinjau

dari komunikasi/interaksi, minat, motivasi serta pemahaman siswa

terhadap materi yang diajarkan.

D. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi,

pemberian tes, serta pemberian kuisioner dan angket.

1. Observasi

Observasi merupakan suatu aktivitas untuk pengumpulan data,

dengan cara mengamati kondisi-kondisi, proses-proses dan

perilaku-perilaku objek penelitian secara seksama dan sistematis dengan

(41)

matematika yang berlangsung yang meliputi deskripsi kegiatan,

kendala yang dialami, dan proses kegiatan siswa dalam pembelajaran

matematika. Observasi ini dilakukan lewat pengamatan langsung.

Observasi lewat pengamatan langsung merupakan pengamatan yang

dilakukan terhadap gejala atau proses yang terjadi dalam situasi

sebenarnya, yang bisa langsung diamati oleh peneliti. Oleh sebab itu

data observasi tidak terlalu mendetail, dalam arti hanya bersifat umum

yang nampak selama proses pembelajaran berlangsung.

Dalam kegiatan observasi ini peneliti menggunakan lembar observasi

untuk mencatat hasil pengamatan.

2. Tes Tertulis

Tes tertulis dilakukan kepada semua siswa yang telah mengikuti

pembelajaran. Tes berupa tes diagnostik untuk mengukur tingkat

pemahaman siswa yaitu terdiri dari soal-soal matematika mengenai

materi bangun ruang.

3. Kuesioner dan Angket

Pemberian kuesioner dilakukan kepada siswa dan guru, sedangkan

pemberian angket dilakukan kepada siswa setelah kegiatan

pembelajaran selesai. Kuesioner meliputi bagaimana siswa tersebut

memahami pelajaran matematika yang diajarkan dan bagaimana

(42)

kuesioner meliputi bagaimana tingkat penguasaan materi guru serta

bagaimana tanggapan-tanggapan guru terhadap segala masalah yang

ada selama proses pembelajaran.

4. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto aktivitas siwa saat

proses pembelajaran berlangsung. Dokumentasi ini digunakan untuk

memperkuat data hasil pengamatan aktivitas siswa secara langsung

yang dilakukan oleh peneliti.

E. Instrumen Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian, instrumen penelitian yang

digunakan oleh peneliti untuk menjawab rumusan masalah yang tercantum

dalam bab I, yaitu :

Tabel 3.1 Instrumen Penelitian

No. Rumusan Masalah

Instrumen

Observasi Angket Kuesioner Soal Tes

Diagnostik

1

Bagaimana proses

pembelajaran (kegiatan

guru, kegiatan siswa)

pada tingkat pendidikan

kelas VIII sekolah

menengah pertama home

schooling?

tingkat pendidikan kelas VIII sekolah menengah pertama home schooling?

(43)

No. Rumusan Masalah

Instrumen

Observasi Angket Kuesioner Soal Tes

Diagnostik

3

Bagaimana minat dan motivasi siswa tingkat pendidikan kelas VIII sekolah menengah dalam

mata pelajaran

matematika siswa home

schooling?

4

Bagaimana pemahaman siswa tingkat pendidikan

kelas VIII sekolah

menengah pertama dalam

mata pelajaran

matematika siswa home

schooling?

  

1. Observasi Pembelajaran

Peneliti melakukan pengamatan langsung secara seksama

dengan menggunakan alat indera dan dicatat dalam lembar observasi.

Aspek-aspek yang diamati dalam observasi sebagai berikut :

Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi

Aspek yang Diamati Nomor butir pernyataan

1. Kegiatan pra pembelajaran oleh

guru

a. Sapaan dan percakapan singkat

b. Berdoa bersama

1 2

2. Metode Pembelajaran yang

digunakan

3

3. Guru memberikan pancingan

pertanyaan yang membangkitkan minat siswa dan rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang sedang dipelajari

4

4. Guru memberikan

pertanyaan/soal-soal yang dapat mengembangkan pola berpikir dan cara belajar aktif siswa

(44)

Aspek yang Diamati Nomor butir pernyataan

5. Guru dapat memancing partisipasi

siswa dalam pembelajaran

6

6. Pertanyaan-pertanyaan yang dibuat

oleh guru dapat memusatkan

perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas

7

7. Guru menganalisis hasil kerja siswa 8

8. Guru mendengarkan dengan cermat

pendapat siswa

9

9. Guru dan siswa berkomunikasi

dengan baik pada saat pembelajaran berlangsung

10

10.Guru membuat rangkuman atau

garis-garis besar persoalan yang baru saja dipelajari

11

11.Guru memberikan penghargaan atas

jawaban siswa dan partisipasi siswa dalam pembelajaran

12

12.Guru bersedia menunggu jawaban

siswa terhadap pertanyaan yang diberikannya dengan sabar

13

13.Guru mempergunakan masalah

kontekstual dalam pembelajaran

14

14.Guru memberikan umpan balik

terhadap jawaban siswa yang salah 15

15.Guru memanfaatkan benda yang

ada di sekitar siswa sebagai

pengarah siswa dalam membangun konsep

16

16.Guru menggunakan media

pembelajaran

17

17.Guru menjelaskan alur pikiran

pembelajaran

18

18.Guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berdiskusi memberikan pertanyaan/masalah

19

19.Guru memberikan tugas rumah pada

akhir pembelajaran

20

20.Siswa bersemangat dalam belajar 21

21.Siswa menyiapkan buku/alat/

sumber belajar sendiri

22

22.Siswa membuat catatan/ rangkuman

secara pribadi

(45)

Aspek yang Diamati Nomor butir pernyataan

23.Siswa mau mencoba-coba dalam

mengerjakan latihan

24

24.Siswa dapat memecahkan masalah

dengan caranya sendiri

25

25.Siswa berani menyampaikan

pendapat

26

26.Siswa mengikuti pembelajaran

secara serius dan antusias

27

27.Siswa dapat menyelesaikan

soal-soal yang diberikan guru dengan baik dan benar

28

28.Siswa dapat memahami apa yang

disampaikan guru dengan baik

29

29.Siswa mengerjakan tugas rumah

yang diberikan guru pada hari sebelumnya (jika ada)

30

30.Siswa dapat menjawab pertanyaan

yang diberikan guru dengan jelas

32.Saat proses pemblajaran

berlangsung, pandangan mata siswa dan konsentrasi siswa terfokus pada guru

33

2. Angket Minat Belajar Siswa

Peneliti memberikan angket kepada siswa untuk mengetahui

bagaimana minat belajar matematika siswa. Angket minat belajar

siswa terdiri dari 20 pernyataan yaitu 10 pernyataan positif dan 10

pernyataan negatif. Angket minat belajar siswa menggunakan skala

Likert 4-3-2-1, yaitu menggunakan pilihan jawaban sangat setuju,

setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju Pada skala Likert untuk

pernyataan positif skornya adalah :

(46)

Setuju = 3

Tidak setuju = 2

Sangat tidak setuju = 1

Untuk pernyataan negatif skornya adalah :

Sangat setuju = 1

Setuju = 2

Tidak setuju = 3

Sangat tidak setuju = 4

Skor maksimal yang dapat diperoleh siswa adalah 80. Minat siswa

akan dikelompokkan dalam beberapa tingkatan sebagai berikut:

Tabel 3.3.Tabel Tingkat Minat Belajar Siswa

Skor Minat Tingkat Minat Belajar Siswa

0 - 20 Sangat rendah

21-40 Rendah

41-60 Tinggi

61-80 Sangat Tinggi

(Sumber: Riduwan. 2007. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.)

Dengan kisi-kisi pada tabel 3.4 sebagai berikut :

Tabel 3.4.Kisi-kisi Angket Minat Belajar Siswa

No. Aspek Minat

1 Ketertarikan 1. Siswa tertarik terhadap

pelajaran matematika

2. Menyenangi tugas yang

diberikan guru

3. Merasa senang ketika

guru tidak memberikan soal latihan

4. Merasa senang ketika

(47)

No. Aspek Minat

5. Tidak fokus pada

pelajaran yang diajarkan

6. Merasa bosan saat

pelajaran berlangsung

7. Mengerjakan latihan di

rumah walaupun tidak ada tugas dari guru

8. Tidak mencatat materi

yang diberikan guru

9. Mencatat setiap poin

penting yang disampaikan

2 Optimisme 10. Selalu merasa

bersemangat ketika

12. Merasa malas ketika

mengerjakan tugas dari

15. Sulit memahami materi

yang disampaikan 16. Belajar setiap hari tanpa

paksaan

17. Memperbaiki setiap ada

kesalahan dan mengulang

3. Angket Motivasi Belajar Siswa

Peneliti memberikan angket kepada siswa untuk mengetahui

bagaimana motivasi belajar matematika siswa. Seperti pada angket

(48)

pernyataan yaitu 10 pernyataan positif dan 10 pernyataan negatif.

Angket minat belajar siswa menggunakan skala Likert 4-3-2-1, yaitu

menggunakan pilihan jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju dan

sangat tidak setuju. Pada skala Likert untuk pernyataan positif skornya

adalah :

Sangat setuju = 4

Setuju = 3

Tidak setuju = 2

Sangat tidak setuju = 1

Untuk pernyataan negatif skornya adalah :

Sangat setuju = 1

Setuju = 2

Tidak setuju = 3

Sangat tidak setuju = 4

Skor maksimal yang dapat diperoleh siswa adalah 80. Seperti halnya

pada minat belajar siswa, motivasi belajar siswa akan dikelompokkan

dalam beberapa tingkatan sebagai berikut:

Tabel 3.5.Tabel Tingkat Motivasi Belajar Siswa

Skor Motivasi Tingkat Motivasi Belajar Siswa

0 - 20 Sangat rendah

21-40 Rendah

41-60 Tinggi

61-80 Sangat Tinggi

(49)

Dengan kisi-kisi angket motivasi pada tabel 3.6 sebagai berikut :

Tabel 3.6.Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Siswa

No. Aspek Motivasi yang

Diamati

2. Siswa tidak senang

mempelajari

2. Siswa tidak merasa

perlu mendalami sejak awal proses pembelajaran

3. Siswa merasa sulit

memahami materi pelajaran

matematika

4. Siswa merasa puas

(50)

No. Aspek Motivasi yang

6. Siswa merasa tidak

hal-hal dalam pembelajaran yang merangsang rasa ingin tahunya

7. Siswa merasa tidak

memahami pelajaran matematika sama sekali

8. Siswa merasa tugas

dan latihan pada

4. Tes Diagnostik dengan Materi Bangun Ruang

Tes diagnotik digunakan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat

pemahaman siswa dalam memahami materi bangun ruang, tes ini

diberikan setelah materi bangun ruang selesai diajarkan. Berikut ini adalah

langkah-langkah penyusunan tes diagnostik :

(51)

2) Membuat kisi-kisi penyusunan tes diagnostik yang didalamnya berisi

sub-sub pokok bahasan bangun ruang yaitu kubus, balok, limas,

prisma, tabung, kerucut, dan bola.

3) Membuat soal yang disesuaikan dengan kisi-kisi penyusunan tes

diagnostik.

4) Jumlah soal yang diberikan sebanyak 7 soal uraian dimana setiap

soal diuraikan lagi menjadi beberapa permasalahan. Tes diagnostik

ini dibuat dengan mengacu pada tabel ranah kognitif berdasar

Taksonomi Bloom (Tabel 2.1). Dengan kisi-kisi soal diagnostik

seperti pada Tabel 3.7.

NO INDIKATOR MATERI NOMOR SOAL

1. Siswa dapat menggambar

kubus beserta jaring-jaringnya.

2. Siswa dapat menghitung

luas permukaan kubus

3. Siswa dapat menghitung

volume kubus

4. Siswa dapat menyebutkan

contoh-contoh kubus dalam

2. Siswa dapat menghitung

luas permukaan balok

3. Siswa dapat menghitung

volume kubus

4. Siswa dapat menyebutkan

contoh-contoh balok dalam

(52)

NO INDIKATOR MATERI NOMOR SOAL

1. Siswa dapat menggambar

limas.

2. Siswa dapat menghitung

luas permukaan limas

3. Siswa dapat menghitung

volume limas

4. Siswa dapat menyebutkan

contoh limas dalam hidup sehari-hari

1. Siswa dapat menggambar

prisma.

2. Siswa dapat menghitung

luas permukaan prisma dalam contoh hidup sehari-hari.

3. Siswa dapat menghitung

volume prisma dalam

1. Siswa dapat memecahkan

masalah dalam kehidupan

1. Siswa dapat menyelesaikan

permasalahan yang berhubungan dengan bangun kerucut.

2. Siswa dapat menyebutkan

contoh bangun kerucut

1. Siswa dapat menyelesaikan

permasalahan yang berhubungan dengan bola

(53)

Tes yang diberikan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa dan

tingkat pemahaman siswa akan diukur dalam bentuk presentase karena

di Homeschooling Kak Seto tidak ada KKM. Nilai maksimal yang

dapat diperoleh siswa adalah 10,00 dengan presentase pemahaman

100%. Presentase pemahaman siswa dihitung dengan rumus :

Arti tingkat pemahaman siswa : 85% - 100% = baik sekali

75% - 84% = baik

65% - 74% = cukup

<65% = kurang

(Sumber: IGAK Wardhani, Kuswaya Wihardit. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka)

5. Kuesioner Siswa

Kuesioner siswa ini bertujuan untuk mengetahui pendapat dan

harapan siswa selama proses pembelajaran. Kuesioner ini mencakup

beberapa hal yaitu :

a. Metode pembelajaran baik yang digunakan guru maupun yang

diharapkan siswa, terdapat pada pertanyaan nomor 1,2, dan 3.

b. Kesulitan siswa dalam mengikuti pembelajaran, usaha yang

dilakukan siswa,factor-faktor penyebab kesulitan tersebut serta

tanggapan dari guru terhadap kesulitan tersebut, terdapat pada

(54)

c. Frekuensi pemberian tugas, kebiasaan siswa dalam

mengerjakan tugas, cara mengatasi kesulitan pada waktu

menyelesaikan tugas dari guru, terdapat pada pertanyaan nomor

6,7,8,dan 9.

d. Perasaan suka terhadap matematika, terdapat pada pertanyaan

nomor 12.

6. Kuesioner Guru

Kuesioner siswa ini bertujuan untuk mengetahui tentang pribadi

guru ,penguasaan materi guru,usaha guru untuk mengatasi kesulitan

siswa. Kuesioner ini mencakup beberapa hal yaitu :

a. Materi yang dikuasai guru , terdapat pada pertanyaan nomor 1.

b. Materi yang kurang dikuasai oleh guru, terdapat pada

pertanyaan nomor 2.

c. Usaha dan metode yang dilakukan untuk membantu siswa agar

materi dapat diterima dengan baik, terdapat pada pertanyan

nomor 3,5

d. Frekuensi tugas yang diberikan, terdapat pada pertanyaan

nomor 4.

e. Solusi untuk meningkatkan pemahaman siswa, terdapat pada

(55)

f. Faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan siswa dalam

memahami materi menurut pendapat guru, terdapat pada

pertanyaan nomor 7.

g. Tanggapan guru dengan kesulitan yang dialami siswa saat

pelajaran, terdapat pada pertanyaan nomor 8.

F. Data Penelitian

Data – data yang akan dibutuhkan dalam penelitian adalah sebagai

berikut :

1. Proses pembelajaran matematika dalam home schooling .

2. Komunikasi/Interaksi antara guru dan siswa selama proses

pembelajaran.

3. Minat siswa terhadap pelajaran matematika.

4. Motivasi siswa terhadap pelajaran matematika.

5. Tingkat pemahaman siswa dalam menyelesaikan masalah matematika

dengan menggunakan metode pembelajaran home schooling.

G. Analisis dan Pembahasan Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sesudah pengumpulan

data, dengan tujuan agar data yang telah diperoleh menjadi sistematis dan

tidak ada data yang terlupakan. Data yang telah dianalisis kemudian

dibahas untuk memberi penjelasan lebih lanjut mengenai data yang telah

(56)

Proses analisis data adalah sebagai berikut:

1. Penyajian data

Data lengkap serta analisisnya yang meliputi: (1) analisis dan

pembahasan data hasil observasi, (2) analisis dan pembahasan hasil

angket minat, (3) analisis dan pembahasan hasil angket motivasi, (4)

analisis dan pembahasan hasil tes diagnostik, dan (5) analisis hasil dan

pembahasan kuesioner siswa dan guru.

2. Penarikan kesimpulan dari hasil analisis data yaitu mengenai

efektifitas pembelajaran kelas VIII Home Schooling Kak Seto dilihat

dari proses pembelajaran, komunikasi/interaksi antara siswa dan guru,

minat dan motivasi belajar siswa, serta tingkat pemahaman siswa

(57)

40

BAB IV

DESKRIPSI, TABULASI DATA,

ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester II Tahun Ajaran

2011/2012 yaitu pada bulan April sampai dengan bulan Mei 2012.

Pada awalnya pelaksanaan penelitian hanya akan dilaksanakan di

bulan Maret sampai dengan April, namun karena kondisi siswa

sehingga beberapa kali pertemuan harus dibatalkan. Penelitian

dilakukan pada 3 kelas dimana setiap kelas hanya terdiri dari 1 siswa.

Penelitian dilaksanakan dalam 2 pertemuan, setiap pertemuan

berdurasi selama 3 jam. Di Home Schooling Kak Seto kelas VIII ada

lima kelas, tiga kelas melakukan kegiatan pembelajaran di kantor

Home Schooling Kak Seto, sedangkan dua kelas lainnya melakukan

pembelajaran di rumah masing-masing. Namun dalam penelitian ini

peneliti hanya meneliti kegiatan pembelajaran yang dilakukan di

kantor Home Schooling, sedangkan untuk kelas yang melaksanakan

pembelajaran di rumah peneliti tidak mendapatkan ijin dari pihak

siswa untuk melaksanakan penelitian. Urutan kegiatan pelaksanaan

(58)

Tabel 4.1. Urutan Kegiatan Pelaksanaan Penelitian

TAHAP KEGIATAN WAKTU

1 Menghubungi pihak sekolah untuk meminta

ijin melaksanakan penelitian

Desember 2011

2 Meminta surat ijin penelitian kemudian

menyerahkan kepada pihak sekolah

Februari 2012

Pada penelitian ini pertemuan pertama untuk mengamati proses

pembelajaran yang berlangsung di setiap kelas dengan guru yang

sama. Pada pertemuan kedua diberikan tes untuk mengukur

pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.

a. Observasi Proses Pembelajaran Matematika

Observasi ini bertujuan untuk melihat proses pembelajaran dan

komunikasi/interaksi selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Proses pembelajaran di Home Schooling sangat bergantung pada

pribadi setiap siswa. Sehingga kegiatan belajar mengajar

disesuaikan dengan kondisi setiap siswa. Pembelajaran

berlangsung selama 3 jam atau 180 menit dengan diselingi istirahat

10 – 15 menit. Dalam sehari siswa hanya belajar satu mata

pelajaran.

Secara umum kegiatan pembelajaran dirancang seperti kegiatan

belajar di rumah. Satu guru menghadapi satu siswa, akan tetapi

dalam satu ruangan tidak hanya terdiri dari satu siswa dan satu

(59)

jenjang dan mata pelajaran yang berbeda. Secara terperinci proses

pembelajaran pada setiap kelas berbeda-beda, dan dijelaskan

sebagai berikut:

a) Kelas siswa I

Materi yang diberikan adalah bangun ruang. Metode

yang digunakan adalah metode ceramah, tanya jawab, serta

drill dan latihan soal. Sebelum pembelajaran dimulai guru

mengajak siswa untuk berdoa lalu berbincang-bincang

sejenak dengan siswa agar tercipta suasana santai. Guru

memberikan rangkuman materi berupa rumus-rumus untuk

menghitung luas permukaan dan volume bangun ruang.

Setelah memberikan rangkuman materi pembelajaran

dilanjutkan dengan mengerjakan soal-soal latihan secara

bersama-sama. Guru dapat memfokuskan perhatian siswa

terhadap masalah yang dihadapi serta dapat mengajak siswa

berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. Komunikasi

antara guru dan siswa sangat baik. Siswa dapat

menyampaikan pendapatnya secara santai, terkadang siswa

juga bercerita tentang kehidupan pribadinya kepada guru.

Guru memanfaatkan benda-benda yang ada di

sekitarnya untuk menunjukkan bentuk bangun-bangun

ruang. Siswa juga membuat bangun ruang menggunakan

(60)

sekali mencatat materi yang diajarkan, sebagian besar

catatan dibuat oleh guru. Siswa cenderung pemalu sehingga

kurang banyak berbicara, ketika menyampaikan pendapat

pun suara siswa sangat kecil. Pada akhir pelajaran guru

merangkum keseluruhan pembelajaran secara lisan,

kemudian meminta siswa agar melanjutkan latihan soal di

rumah.

b) Kelas siswa II

Materi yang diajarkan yaitu bangun ruang. Siswa ini

memiliki kekurangan dalam pendengaran dan berbicara

sehingga dalam kegiatan pembelajaran komunikasi secara

lisan jarang dilakukan. Komunikasi/Interaksi yang terjadi

seringkali terjadi secara tertulis.

Pada awal pelajaran guru membuka dengan berdoa lalu

dilanjutkan dengan percakapan singkat. Guru mencatat

rumus-rumus mencari luas permukaan dan volume bangun

ruang di papan tulis kemudian siswa menyalinnya dalam

catatannya sendiri. Setelah itu guru meminta siswa

mengerjakan soal-soal latihan.

Komunikasi antara guru dan siswa terjadi jika siswa

mengajukan pertanyaan tentang soal-soal yang diberikan

oleh guru. Terkadang siswa sulit mencerna maksud soal

(61)

Indonesia, sehingga guru harus menjelaskan soal yang

ditanyakan menggunakan bahasa yang dia mengerti. Jika

diminta untuk memberikan contoh benda-benda yang

berbentuk bangun ruang tertentu siswa tersebut

menyebutkannya menggunakan bahasa Jerman, karena

siswa tersebut lebih fasih dalam berbahasa Jerman,

sehingga guru harus benar-benar membantu siswa

memahami maksud dari setiap masalah matematika.

Siswa tersebut senang untuk mencoba-coba dalam

menyelesaikan soal matematika, selain itu siswa tersebut

selalu meminta diberikan latihan atau tugas rumah.

c) Kelas siswa III

Materi yang diberikan adalah bangun ruang. Metode

yang digunakan adalah metode ceramah, tanya jawab, serta

drill dan latihan soal. Sebelum pembelajaran dimulai guru

mengajak siswa berdoa lalu berbincang-bincang sejenak

dengan siswa agar tercipta suasana santai. Guru mengulang

sejenak materi tentang lingkaran kemudian guru

memberikan rangkuman materi berupa rumus-rumus untuk

menghitung luas permukaan dan volume bangun ruang.

Setelah memberikan rangkuman materi pembelajaran

dilanjutkan dengan mengerjakan soal-soal latihan secara

(62)

mengembangkan pola berpikir dan cara belajar aktif dari

siswa serta dapat memfokuskan perhatian siswa terhadap

masalah yang dihadapi serta dapat mengajak siswa

berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran.

Komunikasi antara guru dan siswa sangat baik. Siswa

dalam menyampaikan pendapat tidak pernah terlihat

sungkan, terkadang siswa bercanda dengan guru. Siswa

mudah diajak bekerjasama sehingga pembelajaran menjadi

lebih menyenagkan.

Siswa menyiapkan modul sendiri untuk dipelajari

bersama guru. Siswa tersebut cenderung malas untuk

menghitung, sehingga ketika mengerjakan soal siswa

benar-benar harus dibantu guru dalam melakukan

perhitungan. Guru bersedia menunggu jawaban dari siswa,

serta guru memberikan umpan balik terhadap jawaban

siswa yang salah. Siswa tidak malu untuk bertanya jika

merasa belum jelas terhadap penjelasan guru.

Guru membuat bangun ruang menggunakan kertas lipat

untuk menunjukkan bentuk-bentuk bangun ruang kepada

siswa. Siswa serius dalam mengikuti pembelajaran tetapi

jika diminta untuk menghitung siswa menjadi kurang

(63)

keseluruhan pembelajaran secara lisan, namun siswa

tersebut tidak bersedia diberi tugas rumah.

b. Pemberian Tes

Tes yang diberikan kepada siswa adalah tes diagnostik, tes

ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap

materi yang diajarkan. Tes ini terdiri dari 7 soal yang setiap soal

mencakup setiap macam bangun ruang. Tes yang diberikan berupa

tes uraian. Waktu pengerjaan tes ini adalah 120 menit. Karena di

Home Schooling Kak Seto ini tidak pernah diadakan ulangan

harian, maka peneliti beserta guru sepakat agar pemberian tes ini

dikondisikan seperti pemberian soal latihan, namun siswa tidak

diijinkan untuk membuka catatan rumus hanya diperkenankan

untuk bertanya pada guru jika tidak mengerti maksud dari soal

yang diberikan. Selain itu siswa diberi kebebasan untuk

mengerjakan soal-soal tersebut sesuai dengan kebiasaan ketika

sedang latihan soal, sehingga banyak siswa yang tidak menuliskan

langkah kerja di setiap nomor soal. Sehingga dalam memberi

penilaian peneliti juga harus membertimbangkan jawaban siswa

(64)

B. Tabulasi Data

1. Data Hasil Angket Minat Belajar Siswa

Angket minat belajar telah diiberikan kepada siswa untuk diisi..

Berikut adalah hasil perhitungan skor yang didapat oleh ketiga siswa

tersebut:

Tabel 4.2. Tabel skor minat belajar siswa

No.Butir Pernyataan Skor Jumlah Skor tiap Nomor

(65)

2. Data Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa

Berikut adalah perhitungan skor hasil angket motivasi yang didapat

oleh ketiga siswa berdasarkan angket yang telah dibagikan kepada

siswa untuk diisi:

Tabel 4.3. Tabel skor motivasi belajar siswa

No.Butir Pernyataan Skor Jumlah Skor tiap Nomor

Siswa I Siswa II Siswa III

3. Data Hasil Tes Pemahaman Siswa

Pemahaman siswa dalam penelitian ini diukur menggunakan nilai

yang diperoleh oleh siswa dalam mengerjakan tes diagnostik. Tes ini

Gambar

Gambar 4.21
tabel di atas dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Instrumen Penelitian
Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pasal 28J ayat 2 menyatakan : “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk

Hasil dari analisis dengan progam bantu SAP2000 profil utama yang terbesar pada jembatan busur menggunakan BOX 500x500x25 serta dengan adanya damper struktur utama

Besar harapan agar permohonan ini dapat diterima.. Atas perhatian dan kebijakannya disampaikan

Untuk melihat aspek modal sosial mana yang lebih dipengaruhi oleh kharisma kiai, dan aspek modal sosial mana yang dominan mempengaruhi kinerja aktivitas ekonomi maupun kinerja

Data dari Xbee Transmitter akan diteruskan pada Xbee Receiver , kemudian data tersebut akan menjadi input dari mikrokontroler receiver yang akan diolah dalam

Dengan adanya hasil nilai akurasi yang sama antara ketiga model pengujian persentase yaitu 83% maka dapat disimpulkan bahwa setiap penerimaan anggota divisi paduan suara

Yang dimakannya adalah kembang-kembang dan tidak seperti semut yang menumpuk-numpuk makanannya, lebah mengolah makanannya dan hasil olahannya itulah

Tapi untuk kondisi normal lama waktu hijau (green time) yang dihasilkan pada phase I adalah selama 9,695 detik dan pada phase II selama 20,740 detik, waktu merah (red.. time)