• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Pendapat Guru

Dalam dokumen BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN (Halaman 64-73)

JUMLAH KESELURUHAN 66 PRESENTASE KESELURUHAN 100%

H. Paparan Pendapat Siswa dan Guru 1. Deskripsi Pendapat Siswa

2. Deskripsi Pendapat Guru

Deskripsi hasil wawancara pendapat guru tentang penerapan model pembelajaran kooperatif pair check V SDN Malahayu III kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes adalah sebagai berikut.

a. Penerapan model pembelajaran kooperatif pair checkdapat menarik dan dapat menambah motivasi siswa dalam pembelajaran keberagaman suku bangsa dan budaya di Indoensia

b. Penerapan model pembelajaran kooperatif pair check dapatmemudahkan siswa dalam memahami materi keberagaman suku bangsa dan budaya di Indonesia c. Penerapan model pembelajaran kooperatif pair check dapat menambah

kepercayaan diri dan membuat siswa tidak malu bertanya kepada guru.

d. Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran

I. Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi data awal yang dilakukukan oleh peneliti pada siswa kelas V SDN Malahayu III Kecamatan Banjarhrjo, Kabupaten Brebes menunjukkan pembelajaran yang lebih didominasi oleh guru, siswa terlihat takut bertanya kepada guru tentang materi yang belum dipahami karena guru tidak dibiasakan melakukan tanya jawab dan jarang memberikan kesempatan untuk siswa menanyakan materi yang belum dipahami sehingga berpengruh terhadap hasil pembelajaran IPS pada materi kebergaman suku bngsa dan budaya di Indonesia. Peneliti melakukan penelitian untuk mengatasi masalah pembelajaran tersebut dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe pair check.

Menurut Huda (2013, hlm. 210) Model pembelajaran kooperatif tipe pair checkmerupakan metode pembelajaran berkelompok antara dua orang atau berpasangan yang menuntut kemandirian dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan serta melatih tanggung jawab sosial siswa, kerja sama, dan kemampuan memberikan penilaian.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe pair check pada materi keberagaman suku bangsa dan budaya di Indonesia untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Malahayu III Kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan hasil belajar.

Menurut Huda (2013, hlm. 210) Model pembelajaran kooperatif pair checkmerupakan metode pembelajaran berkelompok antara dua orang atau berpasangan yang menuntut kemandirian dan kemampuan siswa dalam

menyelesaikan persoalan serta melatih tanggung jawab sosial siswa, kerja sama, dan kemampuan memberikan penilaian.

Adapun pembahasannya secara rinci adalah sebagai berikut.

1. Perencanaan

Perencanaan pembelajaran sebagai pola dasar yang berperan penting untuk mengarahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Sejalan dengan pendapat Majid (2006 hlm. 22) bahwa manfaat perencanaan pengajaran dalam proses belajar mengajar yaitu sebagai berikut.

1) Sebagai petunjuk arah dalam kegiatan dalam mencapai tujuan.

2) Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan.

3) Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid.

4) Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketepatan dan keterlambatan kerja.

5) Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.

6) Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya.

Berdasarkan perencanaan dari penerapan pembelajaran kooperatif tipe pair checkini baik siklus I, II, sampai III tidak terdapat banyak perubahan yang signifikan diantaranya hanya perubahan RPP dari langkah-langkah pembelajaran, LKS siklus I, II, III sama, soal tes individu setiap siklusnya berbeda dengan tingkat kesulitan yang sama, penambahan media gambar pada saat penjelasan materi yang mampu lebih membantu siswa dalam pembelajaran, serta penambahan petunjuk soal pada soal evaluasi karena pada tahap perencanaan siklus I, ada 1 aspek yang mendapat skor 2 yaitu pada aspek mempersiapkan alat evaluasi karena guru tidak memakai petunjuk pengerjaan pada soal evaluasi sehingga tahap perencanaan pada siklus I mendapat perolehan presentase 91,7%.

Sedangkan pada siklus II dan III semua aspek sudah mendapat skor maksimal 3 sehingga pada tahap perencanaan siklus II dan III memperoleh presentase 100%.

2. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan tindakan terjadi perubahan proses pembelajaran pada setiap siklus sesuai dengan hasil refleksi pada setiap siklusnya. Adapun pembahasan pelaksanaan tindakan kinerja guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar adalah sebagai berikut.

a. Kinerja Guru

Kinerja guru salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pembelajaran karena memegang peranan yang sangat penting dalam suatu pembelajaran..

Adapun beberapa peran guru di dalam pembelajaran menurut Sanjaya (2006 hlm.

20-30) adalah sebagai berikut:

1) Guru sebagai sumber belajar.

2) Guru sebagai fasilitator.

3) Guru sebagai pengelola.

4) Guru sebagai demonstrator.

5) Guru sebagai pembimbing.

6) Guru sebagai motivator.

Begitupun dalam penelitian ini, kinerja guru merupakan salah satu faktor yang menentukkan keberhasilan pembelajaran. Berikut adalah hasil pengamatan kinerja guru dari setiap siklusnya.

1) Siklus I

Pada tahap pelaksanaan siklus I ada beberapa aspek pada kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir, dan tahap penilaian yang belum mendapat skor maksimal 3 karena hanya memperoleh presentase 66,7% pada tahap pelaksanaan kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir, dan memperoleh presentase 66,7%

pada tahap penilaian.

Pada kegiatan awal, guru tidak menjelaskan garis besar pembelajaran, guru tidak mempersipkan tempat duduk dan pakaian siswa, guru tidak merangsang siswa berdasrkan pengalaman siswa, guru tidak menjelaskan tujuan pembelajaran secara keseluruhan.

Pada kegiatan inti, guru kurang lantang ketika menyampaikan materi pembelajaran, guru menjelaskan kegiatan yang akan dilkukan siswa dengan waktu yang kurang efektif, guru tidak membagi kelompok secara rata sesuai jenis kelamin, guru tidak membagi kelompok sesuai kemampuan siswa, guru tidak berkeliling secara merata kepada setiap kelompok, guru tidak memberikan teguran kepada setiap kelompok yang ribut, guru tidak melakukan penilaian secara objektif, guru melakukan tanya jawab tanpa memberikan penguatan pemahaman siswa, guru tidak memberikan penghargaan yang dapat membuat siswa berkesan, guru tidak memberikan penghargaan untuk memotivasi siswa.

Pada kegiatan akhir, guru tidak memberikan kesimpulan dengan waktu yang efektif dan pada tahap penilaian, guru tidak memberikan penilaian secar objektif, guru melaksanakan tes penilaian akhir tanpa memperhatikan alokasi waktu yang telah ditetapkan.

Berdasarkan hasil observasi kinerja guru, pada tahap perencanaan, tahap pelaksanaan kegitan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir, dan tahap pelakanaan penilaian belum mencapai target yang ditetapkan karena target awal yang telah ditetapkan tahap perencanaan, tahap pelaksanaan kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir mencapai perolehan presenrase 100% sehingga diadakan perbaikan pada siklus II

2) Siklus II

Pada tahap pelaksanaan siklus II, guru melakukan refleksi dari hasil analisis siklus I, tetapi masih ada beberapa aspek yang belum mendapat skor maksimal 3 yaitu pada tahap pelaksanaan kegiatan inti, dan tahap pelaksanaan penilaian karena pada tahap pelaksanaan kegiatan inti hanya memperoleh presentase 87,7%, dan pada tahap pelaksanaan penilaian memperoleh presentase 83,3%.

Pada tahap tahap kegiatan inti, guru masih kurang dapat mengelola kelas dengan baik, masih ada beberapa siswa yang asik mengobrol dengan temannya dan ribut karena tidak melihat gambar yang sehingga tidak sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan serta terlihat beberpa siswa yang masih melakukan tanya jawab ketika waktu telah habis, guru masih kurang maksimal dalam mengontrol siswa ketika diskusi, karena ada beberapa siswa yang tidak mau disiplin dan mengganggu kelompok lain ketika berdiskusi sehingga guru hanya fokus memperhatikan beberapa siswa tersebut dan akhirnya kelompok yang lainnya kurang terkontrol.

Pada tahap pelaksanaan penilaian, Guru kurang maskimal dalam melaksanakan penilaian pada proses pembelajaran khususnya ketika penerapan kooperatif pair check karena ketika proses penerapan pair check banyak siswa yang masih belum paham dan bertanya peran dan tugasnya.

Berdasarkan hasil observasi kinerja guru, pada tahap pelaksanaan kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir, dan tahap pelakanaan penilaian belum

mencapai target yang ditetapkan karena target awal yang telah ditetapkan tahap tahap pelaksanaan kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir, dan pelaksanaan evaluasi mencapai perolehan presentase 100% sehingga diadakan perbaikan pada siklus III.

3) Siklus III

Pada tahap pelaksanaan siklus III, guru melakukan refleksi yang diperoleh dari hasil analisis siklus II sehingga semua aspek pada tahap pelaksanaan kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir dan tahap pelaksanaan penilaian sudah mencapai skor masimal 3 dengan perolehan presentase 100% sehingga tidak diadakan perbaikan pada siklus berikutnya karena telah mencapai target yang telah ditetapkan yaitu tahap pelaksanaan kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir, dan tahap pelaksanaan penilaian kinerja guru mencapai perolehan 100%.

b. Aktivitas Siswa

Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe pair check dengan beberapa langkah-langkah yang dikemukakan oleh para ahli.

Adapaun langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipePair Check menurut Huda (2013, hlm.211-212) yaitu:

1) Guru menjelaskan konsep

2) Siswa dibagi ke dalam beberapa tim. Setiap tim terdiri dari 4 orang.

Dalam satu tim ada 2 pasangan. Setiap pasangan dalam satu tim dibebani masing-masing satu peran yang berbeda : pelatih dan partner.

3) Guru memberikan soal kepada partner

4) Partner menjawab soal, dan pelatih mengecek jawabannya. Partner yang menjawab satu soal dengan benar berhak mendapat kupon dari pelatih.

5) Partner dan Pelatih saling bertukar peran. Pelatih menjadi Partner, dan Partner menjadi Pelatih.

6) Setiap pasangan kembali ke tim awal dan mencocokkan jawaban satu sama lain.

7) Guru membimbing dan memberikan arahan atas jawaban dari berbagai soal.

8) Setiap tim mengecek jawabannya.

9) Tim yang paling banyak mendapat kupon diberi hadiah atau reward oleh guru.

Aktivitas siswa diamati oleh guru berbantuan observer pada setiap siklusnya. Berikut adalah hasil pengamatan aktivitas siswa pada setiap siklusnya.

1) Siklus I

Pada hasil observasi aktivitas siswa siklus I menunjukkan 45% atau 9 orang siswa dengan kategori B (Baik), 35% atau 7 orang siswa berada pada kategori C (Cukup) dan 20% atau 4 orang siswa berada pada kategori K (Kurang) dari empat aspek yang di amati yaitu disiplin, partisipasi, kerjasama, dan semangat.

Pada aspek disiplin, 70% atau 14 orang siswa yang mendapatkan skor maksimal 3, 30% atau 6 orang siswa mendapatkan skor 2, tidak ada aktivitas siswa yang mendapat skor 1 dan 0. Hal ini ditunjukkn oleh ada beberapa kelompok yang kurang disiplin ketika diskusi dan penerapn model pair check, terlihat beberapa kelompok mengumpulkan hasil diskusi tidak tepat waktu sehingga tidak sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan serta terlihat beberpa siswa yang masih melakukan tanya jawab ketika waktu telah habis.

Pada aspek partisipasi, 25% atau 5 orang siswa yang mendapatkan skor maksimal 3, 50% atau 10 orang siswa mendapatkan skor 2, 20% atau 4 orang siswa mendapatkan skor 1 dan 5% atau 1 orang siswa mendapat skor 0.

Selanjutnya pada aspek kerjasama 35% atau 7 orang siswa yang mendapatkan skor maksimal 3, 45% atau 9 orang siswa mendapatkan skor 2, 20% atau 4 orang siswa mendapatkan skor 1 dan tidak ada siswa yang mendapat skor 0. Hal ini ditunjukkn oleh beberapa siswa yng kurang berpartisipasi aktif ketika penerapan model kooperatif pair check, terlihat ketia proses tanya jawab, beberapa siswa hanya menjawab beberapa soal saja dan selebihnya lebih banyak diam. . Hal ini ditunjukkn oleh beberapa siswa yang kurang dapat bekerja sama dengan teman sekelompoknya, terlihat ada beberapa siswa yang beradu pendapat karena salah satu orang dalam kelompok tidak dapat brsikap terbuka terhadap pendapat orang lain.

Sedangkan pada aspek semangat, 85% atau 17 orang siswa yang mendapatkan skor maksimal 3, 10% atau 2 orang siswa mendapatkan skor 2, 5%

atau 1 orang siswa mendapatkan skor 1 dan tidak ada siswa yang mendapat skor 0.

Hal ini ditunjukkn oleh beberapa siswa yang kurang siap ketika akan dimulai penerapan model pair check, terlihat beberapa siswa masih sibuk menanyakan tugasnya sebagai pelatih atau partner.

Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus I dengan empat aspek yang dinilai yaitu disiplin, partisipasi, kerjasama, dan semangat, diadakan perbaikan pada siklus II sesuai refleksi yang diperoleh dari hasil analisis siklus I karena belum mencapai target, karena target awal yang telah ditetapkan yaitu aktivitas siswa 90% menunjukkan kategori B (Baik).

2) Siklus II

Pada pelaksanaan pengamatan aktivitas siswa, guru melakukan refleksi dari hasil analisis aktivitas siswa pada siklus I dan diperoleh hasil pengamatan aktivitas siswa siklus II yang menunjukkan 75% atau 15 orang siswa dengan kategori B (Baik), 25% atau 5 orang siswa berada pada kategori C (Cukup) dan tidak ada aktivitas siswa yang menunjukkan kategori K (Kurang) dari empat aspek yang di amati yaitu disiplin, partisipasi, kerjasama, dan semangat.

Pada aspek disiplin, 65% atau 13 orang siswa yang mendapatkan skor maksimal 3, 20% atau 4 orang siswa mendapatkan skor 2, 15% atau 3 orang siswa mendapatkan skor 1 dan tidak ada siswa yang mendapat skor 0. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa siswa yang tidak berdisiplin ketika diskusi dan penerapan model pair check.

Pada aspek partisipasi, 10% atau 2 orang siswa yang mendapatkan skor maksimal 3, 40% atau 8 orang siswa mendapatkan skor 2, 30% atau 6 orang siswa mendapatkan skor 1 dan 20% atau 4 orang siswa mendapat skor 0. Hal ini ditunjukkan oleh masih banyak siswa yang tidak berpartisipasi ketika diskusi maupun ketika peneraan model pair check.

Pada aspek kerjasama 20% atau 4 orang siswa yang mendapatkan skor maksimal 3, 45% atau 9 orang siswa mendapatkan skor 2, 35% atau 7 orang siswa mendapatkan skor 1 dan tidak ada siswa yang mendapat skor 0. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa siswa yang tidak bisa bekerja sama dengan teman sekelompoknya.

Sedangkan pada aspek semangat, 45% atau 9 orang siswa yang mendapatkan skor maksimal 3, 30% atau 6 orang siswa mendapatkan skor 2, 25%

atau 5 orang siswa mendapatkan skor 1 dan tidak ada siswa yang mendapat skor 0.

Hal ini ditunjukkan oleh Beberapa siswa yang terlihat kurang bersemangat ketika diskusi dan penerapan model pair check.

Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus II dengan empat aspek yang dinilai yaitu disiplin, partisipasi, kerjasama, dan semangat, diadakan perbaikan pada siklus III sesuai dengan refleksi yang diperoleh dari hasil analisis siklus II karena belum mencapai target, karena target awal yang telah ditetapkan yaitu aktivitas siswa 90% menunjukkan kategori B (Baik).

3) Siklus III

Pada hasil observasi aktivitas siswa siklus III menunjukkan 95% atau 19 orang siswa dengan kategori B (Baik), 5% atau 1 orang siswa berada pada kategori C (Cukup) dan tidak ada aktivitas siswa yang menunjukkan kategori K (Kurang) dari empat aspek yang di amati yaitu disiplin, partisipasi, kerjasama, dan semangat sehingga tidak diadakan perbaikan pada siklus berikutnya.

c. Hasil Belajar

Menurut (Sudjana, 2009 hlm. 3) hasil belajar merupakan suatu bentuk yang ditunjukkan untuk melihat sejauh mana tujuan-tujuan instruksional yang telah dicapai atau dapat dikuasai siswa.

Pada tahap pelaksanaan penilaian, siswa diberikan soal evaluasi pada setiap siklusnya. Berikut adalah hasil belajar siswa pada setiap siklusnya.

1) Siklus I

Pada siklus I, hasil belajar siswa pada pembelajaran keberagaman suku bangsa dan budaya di Indonesia menunjukkan 55% atau 11 orang siswa yang telah memenuhi KKM, sedangkan 45% atau 9 orang siswa belum memenuhi KKM dengan KKM yang telah ditetapkan adalah 67. Dari hasil belajar siswa siklus I, diadakan perbaikan pada siklus II karena target yang telah ditetapkan adalah 90% siswa tuntas dalam pembelajaran keberagaman suku bangsa dan budaya di Indonesia.

2) Siklus II

Pada siklus II, hasil belajar siswa pada pembelajaran keberagaman suku bangsa dan budaya di Indonesia menunjukkan 85% atau 17 orang siswa yang telah memenuhi KKM, sedangkan 15% atau 3 orang siswa belum memenuhi KKM dengan KKM yang telah ditetapkan adalah 67. Dari hasil belajar siswa siklus I, diadakan perbaikan pada siklus III karena target yang telah ditetapkan

adalah 90% siswa tuntas dalam pembelajaran keberagaman suku bangsa dan budaya di Indonesia.

3) Siklus III

Pada siklus III, hasil belajar siswa pada pembelajaran keberagaman suku bangsa dan budaya di Indonesia menunjukkan 100% atau 20 orang siswa yang telah memenuhi KKM, dengan KKM yang telah ditetapkan adalah 67. Dari hasil belajar siswa siklus III, tidak diadakan perbaikan pada siklus berikutnya karena sudah mencapai target yang telah ditetapkan yaitu 100% atau 20 siswa tuntas dalam pembelajaran keberagaman suku bangsa dan budaya di Indonesia.

Dari keseluruhan hasil pengamatan kinerja guru, aktivitas siswa dan tes hasil belajar yang setiap siklusnya telah dipaparkan tersebut akan dibandingkan dengan data awal sehingga akan diketahui perbandingan dan peningkatan dari data awal dan hasil setiap siklusnya, peneliti menggambarkannya dalam bentuk tabel dan diagram sebagai berikut.

Dalam dokumen BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN (Halaman 64-73)

Dokumen terkait