• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.4 Tinjauan Fungsi

2.4.4 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang

Menurut Lawson (1901; hal 106-146), kinerja persyaratan ruang untuk elemen – elemen ruang pada konvensi hall adalah sebagai berikut:

Auditorium adalah tempat yang biasanya dimanfaatkan untuk pertunjukan, seminar dan acara lain di dalamnya yang biasanya menampung peserta yang banyak. Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam mendesain auditorium adalah:

1. Jumlah maksimal pengguna yang dapat ditampung.

2. Jenis kegiatan yang fleksibel sesuai dengan teknis ruangan. Misal dapat digunakan untuk acara pertunjukan atau konser, namun di lain waktu dapat digunakan untuk acara seminar, dan lain sebagainya.

3. Pelayanan yang digunakan dalam pre function hall seperti; perjamuan, cofee bar, dan service.

4. Konfigurasi dan hubungan ruang sekitarnya. 5. Aksen dan persyaratan sirkulasi.

6. Bentuk auditorium yang direncanakan. Bentuk auditorium dan hubungannya dengan panggung adalah sebagai berikut:

1. 360Encirclement

Jenis ini memiliki letak panggung yang dikelilingi oleh audiensi di semua sudutnya.

Gambar 2.11 360Encirclement

(Sumber : Buku Conference,Convention And Exhibition Facilities)

2. 135Encirclement

Bentuk tempat duduk dengan bentuk panggung bisa menghasilkan kapasitas kursi yang banyak

Gambar 2.12 135Encirclement

(Sumber : Buku Conference,Convention And Exhibition Facilities)

3. 90Arc

Bentuk ini bisa menghasilkan suara yang baik, tetapi beberapa kursi disusdut ruangan view nya sedikit tidak jelas

Gambar 2.13 90Arc

(Sumber : Buku Conference,Convention And Exhibition Facilities)

4. 60Hexagon

Bentuk ini mirip dengan sepatu kuda. Kebanyakan bentuk auditorium pada umumnya seperti ini.

Gambar 2.14 60Hexagon

5. Rectangle

Gambar 2.15 Rectangle

(Sumber : Buku Conference,Convention And Exhibition Facilities)

6. Fan Shape

Bentuk ini biasa menghasilkan suara dan view yang baik. Biasanya berbentuk sudut sekitar 60. Dengan susunan tempat duduk kontinental

Gambar 2.16 Fan Shape

(Sumber : Buku Conference,Convention And Exhibition Facilities)

7. Penataan tempat duduk auditorium yang direncanakan

Menurut Lawson hal yang perlu diperhatikan adalah estetika pengaturan tempat duduk, perawatan, pembersihan, jarak pandang, dan orientasi pada audio visual, kapasitas, dan lamanya evakuasi ketika terjadi bencana. Ada 2 sistem penataan tempat duduk yaitu:

1. Sistem Tradisional

Tempat duduk disusun terbagi menjadi beberapa baris. Terdapat jalur sirkulasi diantara pemisahan tempat duduknya.

Gambar 2.17 Sistem Tradisional

(Sumber : Buku Conference,Convention And Exhibition Facilities)

2. Sistem Kontinental

Sistem tempat duduk yang dapat mengefisiensi ruang sehingga dapat di masuki pengunjung lebih banyak dari sistem tradisional.

Gambar 2.18 Sistem Tradisional

Eksterior

Tempat-tempat yang memiliki potensi membahayakan pemakai (tangga, entrance bangunan, pintu keluar darurat) diberi penerangan yang baik dan dapat tetap bekerja meskipun dalam kondisi darurat.

Pintu masuk foyer

Pintu masuk foyer harus selebar mungkin hingga pengunjung yang masuk tidak berdesak-desak. Ukuran maksimum lebar 1 daun pintu adalah 80cm. Pintu sebaiknya tembus pandang, terbuat dari kaca dengan bingkai yang tahan cuaca dan api.

Foyer

1. Area foyer merupakan area yang paling banyak dilalui orang, karena itu harus dibuat sesuai dengan kapasitas daya tamung orang yang lalu-lalang disitu dan juga factor kenyamanan berjlan kaki yang tinggi.

2. Lantai foyer harus tahan lama , tahan gores, mudah dalam perawatan, nyaman diinjak, dan tidak licin. Bahan pilihan untuk lantai foyer yaitu batu, ubin, atau berlapis karpet.

3. Dinding tahan gores, mudah dibersihkan, sambungan dinding dan lantai tidak menyerap air. Dinding plester dan panil kayu tidak disarankan.

4. Langit- langit dilapisi penyerap suara untuk mengurangi suara-suara yang timbul dan dapat mengganggu akustik ruang teater.

5. Derajat suhu dalam foyer tidak boleh terlalu berbeda dengan suhu di luar ruangan. Udara yang terkondisi dalam ruangan foyer tidak boleh didaur-ulang. 6. Pencahayaan tidak memerlukan persyaratan khusus, intensitas cahaya sedang. Pencahayaan khusus pada area-area tertantu (depan loket, tangga, tempat penyobekan karcis).

Lobby

Demi keamanan, pintu antara lobby dan foyer harus memenuhi panjang dinding antara keduanya. Antara lobby dengan ruangan teater tidak perlu dihubungkan dengan pintu, kecuali jika sistem pertunjukannya tidak memiliki waktu istirahat.

Lobby dan lounge tidak memerlukan pintu penghubung. Lobby harus kedap suara, lantai berlapis karpet, dinding dan langit-langit berlapis bahan penyerap suara. Hal ini untuk meredam serendah mungkin suara timbul dari lobby dan mengganggu akustik ruang teater. Cahaya di lobby harus mampu menciptakan suasana hangat, cukup terang untuk membaca tulisan pada karcis, namun tidak boleh bocor kedalam ruang teater. Ketinggian langit-langit sebaiknya lebih tinggi dari ruangan lainnya untuk menciptakan suasana megah.

Ruang Penitip (Checkroom)

Ruang penitipan sebaiknya dietakkan pada lobby sebelah kanan, agar pengunjung dapat dengan mudah menemukannya. Counter ruang penitip harus cukup lebar untuk mewadahi 5 pegawai per 1000 pengunjung.

Kamar Kecil

Kamar kecil harus memiliki ruang antara: ruang merokok untuk pria dan ruang rias untuk wanita yang dilengkapi 1 meja rias untuk 600 pengunjung wanita. 5 urinal, 3 westafel, dan 2 toilet per 1000 tempat duduk merupakan persyaratan minimal untuk kamar kecil pria. 5 toilet dan 5 westafel per 1000 tempat duduk untuk kamar kecil wanita.

Jika pertunjukan berjalan selama 3 jam lebih, maka arus pengunjung kekamar kecil meningkat 4 kali. Jika kompleks teater memuat juga fungsi-fungsi lai seperti toko, restoran, stasiun radio, dll maka public area dari teater tersebut harus bisa melayani penggunaan fungsi-fungsi tersebut dan sebaliknya.

Auditorium

Kenyamanan pengunjung dalam ruangana auditorium tergantung kepada: 1. Bentuk dan pelapis tempat duduk dan jarak deret antara tempat duduk

2. Suhu dan kelembaban udara 3. Letak dan lebar gang

4. Pencahayaan 5. Dekorasi

6. Kemiringan lantai

7. Tidak adanya gangguan arah pandang dan akustik

Sebaiknya bentuk tempat duduk ergonomis dan sandarannya data. Umumnya tempat duduk yang secara akustik memuaskan nyaman pula untuk diduduki. Penempatan tempat duduk harus baik sehingga memberikan jarak yang cukup untuk pengunjung bisa lewat depan tempat duduk tanpa mempunyai kursi harus berdiri. Jarak antara deret tempat duduk minimal 85cm, diukur dari panggung ke punggung. Jarak minimal atara deret tempat duduk minimal 112,5 cm untuk tempat duduk terisi dan bisa dilewati tanpa mengganggu.

2.4.5 Studi Banding Arsitektur Fungsi Sejenis

Dokumen terkait