• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAHAN

1. Deskripsi Pra Siklus

Pelaksanaan pra siklus akan dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 2016. Kegiatan awal yang dilakukan peneliti yaitu mengadakan kegiatan observasi awal untuk mengetahui keadaan sebenarnya serta mencari informasi dan menemukan berbagai kendala yang dihadapi guru kelas III dalam proses pembelajaran materi berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

2. Deskripsi Siklus 1

Pada penelitian ini langkah-langkah yang akan dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Tahap perencanaan tindakan (planning)

Tindakan pertama yang dilakukan dalam siklus ini adalah peneliti melakukan observasi awal sebagai dasar perencanaan pembelajaran. Lalu membuat skenario pembelajaran yang akan dilakukan dalam pemebelajaran berbicara dengan menggunakan teknik bermain peran.

Dalam siklus I ini, peneliti juga mempersiapkan media pembelajaran berupa dialog yang akan digunakan untuk bermain peran. Hal ini dilakukan untuk memudahkan siswa dalam materi berbicara, juga bertujuan agar siswa tertarik dan dapat belajar dengan suasana yang lebih menyenangkan dan tidak monoton. Pada tahap ini

64

guru juga menyusun instrument, penilaian yang akan digunakan, baik penilaian proses maupun hasil.

Penilaian sangat penting karena penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengetahui efektif tidaknya pembelajaran dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sekaligus berfungsi sebagai bahan dalam memperbaiki tindakan pembelajaran selanjutnya. (Muchlis,2011:54) 2. Tahap pelaksanaan tindakan (acting)

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini merupakan pelaksanaan skenario pembelajaran yang sudah disusun pada tahap

perencanaan. Guru melaksanakan semua langkah-langkah

pembelajaran yang sudah tersusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

3. Tahapan pengamatan/observasi (observing)

Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan ini untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pembelajaran materi berbicara dengan menggunakan metode bermain peran. Untuk itu, peneliti melakukan analisis terhadap kegiatan berbicara siswa. Kemudian memberikan penilaian pada siswa yang baik proses maupun hasil dan menghitung jumlah siswa yang tuntas dan belum tuntas dalam pembelajaran berbicara.

Aspek yang diamati terhadap siswa pada lembar observasi adalah kedisiplinan siswa, kesiapan perlengkapan belajar, kegesitan

65

dalam mengikuti tugas, keseriusan dalam belajar, sikap tanggap terhadap pertanyaan guru, kerjasama sesama siswa, kerjasama dengan guru, ulah siswa dalam kelas, keaktifan dalam belajar, dan minat dalam belajar (Muchlis, 2011:64).

Adapun lembar observasi terhadap kegiatan guru selama proses pembelajaran diarahkan pada aspek-aspek berikut, yaitu:

a. Kejelasan dalam suara

b. Penggunaan metode atau teknik mengajar

c. Memberikan dorongan siswa agar siswa aktif

d. Pembelajaran berorientasi kepada sasaran e. Pengelolaan kelas

f. Penggunaan waktu

g. Baik dalam mengatur suasana pembelajaran

h. Menanggapi pertanyaan/pernyataan siswa

i. Adil dalam mendistribusikan pertanyaan

j. Menarik dalam menyajikan bahan pelajaran

k. Baik dalam penguasaan materi

l. Bevariasi dalam memberikan pertanyaan dan teknik

bertanya

m. Dapat mengecek pemahaman siswa

66 4. Tahap refleksi (reflecting)

Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi untuk mengetahui kekurangan, kendala, dan hambatan yang ada pada kegiatan siklus I, mengidentifikasi penyebab kurang berhasilnya pembelajaran pada siklus I. Data-data yang sudah terkumpul dianalisis dan dievaluasi sebagai dasar perlu atau tidaknya melaksanakan siklus kedua. Jika pada siklus pertama belum menunjukkan keberhasilan yang signifikan hasil pembelajaran dalam berbicara pada siswa kelas III MI Tarbiyatul Aulad Jombor, maka perlu dilanjutkan ke siklus II.

3. Deskripsi Siklus II

Proses pelaksanaan pada siklus II merupakan lanjutan proses pelaksanaan siklus I. Proses pada pelaksanaan siklus II ini didasari refleksi pada siklus I. Kekurangan dan hambatan yang terjadi pada siklus I diperbaiki pada siklus II. Adapun tahapannya sama dengan tahapan yang ada pada siklus I, yaitu tahapa perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Perencanaan yang dilakukan pada siklus II harus lebih baik dari siklus I, karena siklus II merupakan perbaikan dari siklus I.

67 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus 1. Pra Siklus

Pelaksanaan pra siklus dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 2016. Kegiatan awal yang dilakukan peneliti yaitu mengadakan kegiatan observasi awal untuk mengetahui keadaan sebenarnya serta mencari informasi dan menemukan berbagai kendala yang dihadapi guru kelas III dalam proses pembelajaran materi berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Setelah peneliti melakukan observasi pada siswa kelas III peneliti mengetahui bahwa pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada materi berbicara dirasa sulit bagi siswa di samping itu, metode yang digunakan guru sekedar ceramah, sehinga cenderung monoton dan membosankan. Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada materi berbicara belum mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu 65. Sehingga hasil belajar siswa dalam materi berbicara masih rendah.

Kondisi demikian yang menyebabkan hasil belajar rendah dan persentasenya juga sedikti, terbukti pada tabel berikut:

68

Tabel 4.1 Daftar Nilai Ulangan Harian Pra Siklus

No Nama Nilai

Ketuntasan Belum

tuntas Tuntas

1 Adzrina 60 

2 Ahmad Khoirul Muna 60 

3 Alveirasdy Addira Arvil Imani 60 

4 Keisha Faza Attanidha 40 

5 Muhammad Farid Rachman 60 

6 Muhammad Miftahul Huda

Ramadhani

66 

7 Muhammad Mukhit 60 

8 Muhammad Sholeh Mahfudz 47 

9 Muhamad Teguh Setyo Aji 53 

10 Naila Silvi Ekawati 60 

11 Raffi Abdil Qodir 60 

12 Rahma Noor Sa`ida 60 

13 Riskyi Prasetio Kurniawan 73 

14 Tisya Maulidina 73 

15 Intan Anggraini Putri 53 

16 Mashuri Fajar Saputra 66 

17 Muhamad Arifin 66 

Total Nilai 1017 12 5

Rata-rata 59,8

Kriteria Ketuntasan Minimal : 65

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat nilai tertinggi siswa yaitu 73, sedangkan nilai terendah siswa adalah 40. Adapun nilai rata-ratanya

69

sebesar 59,8. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa nilai rata- rata siswa belum mencapai nilai KKM (65). Dari seluruh siswa kelas III yang berjumlah 17 siswa, hanya 5 siswa atau sebanyak 29,41% siswa yang nilainya mencapai KKM (65). Sedangkan 12 siswa atau sebanyak 70,59% belum mencapai nilai KKM (65).

Berdasarkan pengamatan di kelas III MI Tarbiyatul Aulad Jombor, peneliti menyimpulkan situasi kelas cukup kondusif, tetapi guru harus lebih memperkaya pengetahuannya tentang metode pembelajaran yang membuat siswa aktif, dan melatih keberanian siswa dalam mengungkapan ide dan gagasannya secara lisan. Dengan kondisi seperti ini maka diperlukan adanya tindakan siklus I untuk perbaikan.

Dokumen terkait