• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Deskripsi Produk Awal

Peneliti melakukan beberapa langkah dalam mengembangkan produk pengembangan media pembelajaran berbasis kecerdasan ganda ini. Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian pengembangan media pembelajaran berbasis kecerdasan ganda ini yaitu menentukan Tema dan Subtema, kemudian Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Selanjutnya peneliti menentukan Indikator lalu Tujuan Pembelajaran yang ingin dicapai. Kemudian peneliti membuat jaring-jaring Subtema pada Kompetensi Dasar dan Indikator yang telah ditentukan. Langkah selanjutnya yaitu merancang silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) berdasarkan Indikator dan tujuan pada setiap muatan pelajaran. Kemudian peneliti membuat media

pembelajaran untuk siswa kelas I yang menerapkan pendekatan kecerdasan ganda pada setiap pembelajaran. Dalam media pembelajaran juga diterapkan penanaman nilai karakter pada kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran juga didukung dengan ringkasan materi, soal-soal latihan dan kegiatan belajar yang dapat mengaktifkan siswa. Langkah terakhir yang dilakukan peneliti yaitu memberikan evaluasi dan refleksi pada setiap akhir pembelajaran dalam media pembelajaran.

Di dalam RPPTH yang dirancang tersebut memuat materi pembelajaran, pendekatan dan metode pembelajaran, sumber belajar, hingga rangkaian kegiatan pembelajaran. Selain itu, RPPTH tersebut juga dilengkapi dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan instrumen penilaian. Langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti yakni merancang media

pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda dengan

berpatokkan pada RPPTH yang telah dibuat. Media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda yang dibuat berjumlah 11 macam media, di mana masing-masing media memuat satu hingga beberapa jenis kecerdasan. Peneliti mengembangkan media pembelajaran konvensional yang memfasilitasi materi pelajaran melalui konsep kecerdasan ganda.

1. Silabus

Silabus merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang harus dibuat sebelum menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH). Silabus ini digunakan sebagai pedoman dalam proses pembelajaran yang dikembangkan dalam RPPTH dan produk yang dikembangkan. Pendekatan yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran ini adalah pendekatan kecerdasan ganda dan pendekatan saintifik. Silabus disusun secara sistematis dan berisikan komponen-komponen yang saling berkaitan untuk memenuhi target kompetensi dasar yang ingin dicapai. Isi komponen silabus ini yaitu: (1) identitas sekolah, (2) muatan pelajaran, (3) kompetensi dasar, (4) indikator pencapaian, (5) kegiatan pembelajaran, (6) penilaian yang

terdiri dari teknik penilaian dan bentuk instrumen, (7) alokasi waktu, dan (8) sumber belajar.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) merupakan rencana atau rancangan kegiatan yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran secara detail untuk mencapai suatu kompetensi dasar yang telah dijabarkan dalam silabus. RPPTH disusun secara sistematis dengan menggunakan pendekatan tematik kecerdasan ganda dan pendekatan saintifik. Dalam RPPTH terdapat beberapa komponen, yaitu (1) identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan, (2) kelas/ semester, (3) identitas tema/subtema, (4) pembelajaran ke, (5) muatan pelajaran terkait, (6) alokasi waktu, (7) kompetensi inti, (8) kompetensi dasar dan indikator, (9) tujuan pembelajaran, (10) materi pembelajaran, (11) pendekatan dan metode pembelajaran, (12) media, alat dan sumber pembelajaran, (13)langkah- langkah kegiatan pembelajaran, (14) penilaian, dan (15) lampiran- lampiran.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) dibuat untuk enam mata pelajaran. Pembelajaran pertama sampai keempat dan keenam memiliki alokasi watu (5x35 menit) setiap harinya, sedangkan pembelajaran kelima (hari jumat) memiliki alokasi waktu (4x35 menit). RPPTH ini memiliki kelebihan yaitu memiliki desain yang dibuat secara terperinci namun sederhana sehingga mudah untuk dipahami dan digunakan guru dalam pembelajaran. Setiap pembelajaran disusun dengan langkah-langkah yang sistematis serta berfungsi untuk mengaktifkan siswa, sehingga peran guru sebagai fasilitator dapat lebih maksimal.

Media konvensional juga merupakan salah satu lampiran dari RPPTH. Media konvensional yang dikembangkan pada penelitian ini adalah media konvensional untuk siswa kelas I SD yang mengacu pada pendekatan kecerdasan ganda dan saintifik. Kegiatan pembelajaran

dalam media konvensional dibuat semenarik mungkin sehingga dapat mengaktifikan siswa dalam pembelajaran. Selain itu pendidikan karakter juga diterapkan pada satiap kegiatan pembelajaran seperti sikap peduli, ingin tahu, percaya diri, menghargai, patuh, tertib, santun, antusias, dan kasih sayang serta sikap spiritual yang berhubungan antara kepribadian siswa dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Refleksi dan evaluasi pada akhir kegiatan pembelajaran. Kegiatan yang dirancang pada media konvensional sesuai dengan kegiatan yang telah dijabarkan pada RPPTH. Pada bagian refleksi siswa dapat menyimpulkan materi yang telah dipahami dan hal apa saja yang

diperoleh pada pembelajaran tersebut, siswa juga dapat

mengungkapkan perasaan dan sikap yang telah dilakukan pada pembelajaran tersebut. Evaluasi yang terdapat pada akhir pembelajaran bertujuan untuk mengukur sejauh mana siswa dapat memahami materi pembelajaran. Dalam media terdapat kerjasama dengan orangtua. Kerjasama dengan orangtua bertujuan mengajak orangtua untuk ikut berperan dalam belajar siswa, sehingga orangtua dapat ikut berperan penting dalam tugas siswa di rumah. Pada akhir pembelajaran keenam terdapat ulangan evaluasi formatif. Ulangan evaluasi formatif bertujuan untuk mengukur sejauh mana siswa dapat memahami materi pembelajaran yang diberikan dalam satu subtema. Guru dapat mengukur tingkat kesulitan dan pemahaman yang siswa alami sehingga dapat mengulang kembali atau menegaskan materi yang masih belum dipahami oleh siswa.

Daftar pustaka disusun sesuai abjad nama depan pengarang buku. Daftar pustaka yang digunakan antara lain buku, artikel, dan sumber yang mendukung dari internet.

3. Media Pembelajaran Konvensional Berbasis Kecerdasan Ganda

Media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda pada subtema Aku Istimewa

untuk siswa kelas I sekolah dasar. Keseluruhan jumlah media

pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda yang

dikembangkan adalah 12 media. Kedua belas pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda tersebut, antara lain; (1) Lompat Katak, (2) Puzzle anggota tubuh, (3) papan gambar perbandingan tinggi, pendek badan, (4) Kartu estafet pakaian adat, (5) Buku Doa/Lagu, (6) Papan gambar buah-buahan, (7),Kartu cerita, (8), papan penjodohan, (9) Bola, (10) Kartu warna-warni, ( 11) Tutup botol warna-warni, (12) Kartu nama siswa.

Kedua belas media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda yang dikembangkan dalam penelitian ini mengacu pada kompetensi dasar dan indikator yang ingin dicapai. Selain itu, keseluruhan media pembelajaran konvensional memuat sembilan kecerdasan dari konsep kecerdasan ganda. Masing-masing media memuat satu hingga tiga kecerdasan di dalamnya. Adapun sembilan kecerdasan yang termuat dalam media pembelajaran tersebut yakni; (1) Kecerdasan linguistik, (2) Kecerdasan matematis-logis (3) Kecerdasan ruang-visual, (4) Kecerdasan kinestetik-badani, (5) Kecerdasan intrapersonal, (6) Kecerdasan interpersonal, (7) Kecerdasan musikal, (8) Kecerdasan naturalistik, (9) Kecerdasan eksistensial.

Media pembelajaran berbasis kecerdasan ganda yang

dikembangkan dalam penelitian ini berguna untuk memfasilitasi penyampaian materi pembelajaran dengan sembilan kecerdasan di dalamnya. Beberapa media yang menfasilitasi siswa untuk bermain, sehingga akan menarik perhatian siswa dan mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Variasi bentuk, ukuran, warna, serta gambar- gambar yang berbeda antara satu media dengan media lainnya akan membuat siswa tidak merasa bosan. Kedua belas media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda digunakan di dalam satu subtema, yakni dalam enam pembelajaran. Setiap pembelajaran

menggunakan media yang berbeda-beda dengan porsi dalam satu pembelajaran.

C. Data Hasil Validasi Pakar media pembelajaran berbasis Kecerdasan

Dokumen terkait