• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan

2. Pembahasan

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dipaparkan di atas, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa pemahaman yang dimiliki guru mengenai media pembelajaran berbasis kecerdasan ganda sudah cukup baik. untuk melaksanakan media pembelajaran berbasis kecerdasan ganda, Kesulitan yang dihadapi hanya berkaitan dengan masalah teknis dalam pembelajaran, yaitu terbatasnya waktu dalam kegiatan pembelajaran, serta sarana dan prasarana di sekolah yang belum memadai turut pula menjadi kendala bagi guru untuk mengembangkan media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda.

Guru sudah sedikit mengenal konsep kecerdasan ganda, meskipun secara umum pengetahuan guru mengenai kecerdasan ganda masih sangat minim. Terlihat dari jawaban guru tentang jenis-jenis kecerdasan dalam konsep kecerdasan ganda, dapat disimpulkan bahwa tingkat pengenalan guru terhadap masing- masing kecerdasan masih sangat awam. Meskipun telah mengetahui bahwa konsep kecerdasan ganda sedang gencar- gencarnya dikembangkan, serta menyadari pentingnya menerapkan konsep kecerdasan ganda guru masih kesulitan menerapkan konsep kecerdasan ganda tersebut dalam proses pembelajaran di kelas.

Guru telah mampu untuk melaksanakan media

pembelajaran menggunakan berbasis kecerdasan ganda walaupun dalam pelaksanaanya belum maksimal. Kaitannya dengan membuat media pembelajaran berbasis kecerdasan ganda, guru belum memiliki contoh media pembelajaran berbasis kecerdasan ganda yang baik dan lengkap, sehingga dalam proses belajar- mengajar masih kurang menyenangkan dan tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh guru.

B. Deskripsi Produk awal

Peneliti melakukan beberapa langkah dalam mengembangkan produk pengembangan media pembelajaran berbasis kecerdasan ganda ini. Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian pengembangan media pembelajaran berbasis kecerdasan ganda ini yaitu menentukan Tema dan Subtema, kemudian Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Selanjutnya peneliti menentukan Indikator lalu Tujuan Pembelajaran yang ingin dicapai. Kemudian peneliti membuat jaring-jaring Subtema pada Kompetensi Dasar dan Indikator yang telah ditentukan. Langkah selanjutnya yaitu merancang silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) berdasarkan Indikator dan tujuan pada setiap muatan pelajaran. Kemudian peneliti membuat media

pembelajaran untuk siswa kelas I yang menerapkan pendekatan kecerdasan ganda pada setiap pembelajaran. Dalam media pembelajaran juga diterapkan penanaman nilai karakter pada kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran juga didukung dengan ringkasan materi, soal-soal latihan dan kegiatan belajar yang dapat mengaktifkan siswa. Langkah terakhir yang dilakukan peneliti yaitu memberikan evaluasi dan refleksi pada setiap akhir pembelajaran dalam media pembelajaran.

Di dalam RPPTH yang dirancang tersebut memuat materi pembelajaran, pendekatan dan metode pembelajaran, sumber belajar, hingga rangkaian kegiatan pembelajaran. Selain itu, RPPTH tersebut juga dilengkapi dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan instrumen penilaian. Langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti yakni merancang media

pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda dengan

berpatokkan pada RPPTH yang telah dibuat. Media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda yang dibuat berjumlah 11 macam media, di mana masing-masing media memuat satu hingga beberapa jenis kecerdasan. Peneliti mengembangkan media pembelajaran konvensional yang memfasilitasi materi pelajaran melalui konsep kecerdasan ganda.

1. Silabus

Silabus merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang harus dibuat sebelum menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH). Silabus ini digunakan sebagai pedoman dalam proses pembelajaran yang dikembangkan dalam RPPTH dan produk yang dikembangkan. Pendekatan yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran ini adalah pendekatan kecerdasan ganda dan pendekatan saintifik. Silabus disusun secara sistematis dan berisikan komponen-komponen yang saling berkaitan untuk memenuhi target kompetensi dasar yang ingin dicapai. Isi komponen silabus ini yaitu: (1) identitas sekolah, (2) muatan pelajaran, (3) kompetensi dasar, (4) indikator pencapaian, (5) kegiatan pembelajaran, (6) penilaian yang

terdiri dari teknik penilaian dan bentuk instrumen, (7) alokasi waktu, dan (8) sumber belajar.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) merupakan rencana atau rancangan kegiatan yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran secara detail untuk mencapai suatu kompetensi dasar yang telah dijabarkan dalam silabus. RPPTH disusun secara sistematis dengan menggunakan pendekatan tematik kecerdasan ganda dan pendekatan saintifik. Dalam RPPTH terdapat beberapa komponen, yaitu (1) identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan, (2) kelas/ semester, (3) identitas tema/subtema, (4) pembelajaran ke, (5) muatan pelajaran terkait, (6) alokasi waktu, (7) kompetensi inti, (8) kompetensi dasar dan indikator, (9) tujuan pembelajaran, (10) materi pembelajaran, (11) pendekatan dan metode pembelajaran, (12) media, alat dan sumber pembelajaran, (13)langkah- langkah kegiatan pembelajaran, (14) penilaian, dan (15) lampiran- lampiran.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) dibuat untuk enam mata pelajaran. Pembelajaran pertama sampai keempat dan keenam memiliki alokasi watu (5x35 menit) setiap harinya, sedangkan pembelajaran kelima (hari jumat) memiliki alokasi waktu (4x35 menit). RPPTH ini memiliki kelebihan yaitu memiliki desain yang dibuat secara terperinci namun sederhana sehingga mudah untuk dipahami dan digunakan guru dalam pembelajaran. Setiap pembelajaran disusun dengan langkah-langkah yang sistematis serta berfungsi untuk mengaktifkan siswa, sehingga peran guru sebagai fasilitator dapat lebih maksimal.

Media konvensional juga merupakan salah satu lampiran dari RPPTH. Media konvensional yang dikembangkan pada penelitian ini adalah media konvensional untuk siswa kelas I SD yang mengacu pada pendekatan kecerdasan ganda dan saintifik. Kegiatan pembelajaran

dalam media konvensional dibuat semenarik mungkin sehingga dapat mengaktifikan siswa dalam pembelajaran. Selain itu pendidikan karakter juga diterapkan pada satiap kegiatan pembelajaran seperti sikap peduli, ingin tahu, percaya diri, menghargai, patuh, tertib, santun, antusias, dan kasih sayang serta sikap spiritual yang berhubungan antara kepribadian siswa dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Refleksi dan evaluasi pada akhir kegiatan pembelajaran. Kegiatan yang dirancang pada media konvensional sesuai dengan kegiatan yang telah dijabarkan pada RPPTH. Pada bagian refleksi siswa dapat menyimpulkan materi yang telah dipahami dan hal apa saja yang

diperoleh pada pembelajaran tersebut, siswa juga dapat

mengungkapkan perasaan dan sikap yang telah dilakukan pada pembelajaran tersebut. Evaluasi yang terdapat pada akhir pembelajaran bertujuan untuk mengukur sejauh mana siswa dapat memahami materi pembelajaran. Dalam media terdapat kerjasama dengan orangtua. Kerjasama dengan orangtua bertujuan mengajak orangtua untuk ikut berperan dalam belajar siswa, sehingga orangtua dapat ikut berperan penting dalam tugas siswa di rumah. Pada akhir pembelajaran keenam terdapat ulangan evaluasi formatif. Ulangan evaluasi formatif bertujuan untuk mengukur sejauh mana siswa dapat memahami materi pembelajaran yang diberikan dalam satu subtema. Guru dapat mengukur tingkat kesulitan dan pemahaman yang siswa alami sehingga dapat mengulang kembali atau menegaskan materi yang masih belum dipahami oleh siswa.

Daftar pustaka disusun sesuai abjad nama depan pengarang buku. Daftar pustaka yang digunakan antara lain buku, artikel, dan sumber yang mendukung dari internet.

3. Media Pembelajaran Konvensional Berbasis Kecerdasan Ganda

Media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda pada subtema Aku Istimewa

untuk siswa kelas I sekolah dasar. Keseluruhan jumlah media

pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda yang

dikembangkan adalah 12 media. Kedua belas pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda tersebut, antara lain; (1) Lompat Katak, (2) Puzzle anggota tubuh, (3) papan gambar perbandingan tinggi, pendek badan, (4) Kartu estafet pakaian adat, (5) Buku Doa/Lagu, (6) Papan gambar buah-buahan, (7),Kartu cerita, (8), papan penjodohan, (9) Bola, (10) Kartu warna-warni, ( 11) Tutup botol warna-warni, (12) Kartu nama siswa.

Kedua belas media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda yang dikembangkan dalam penelitian ini mengacu pada kompetensi dasar dan indikator yang ingin dicapai. Selain itu, keseluruhan media pembelajaran konvensional memuat sembilan kecerdasan dari konsep kecerdasan ganda. Masing-masing media memuat satu hingga tiga kecerdasan di dalamnya. Adapun sembilan kecerdasan yang termuat dalam media pembelajaran tersebut yakni; (1) Kecerdasan linguistik, (2) Kecerdasan matematis-logis (3) Kecerdasan ruang-visual, (4) Kecerdasan kinestetik-badani, (5) Kecerdasan intrapersonal, (6) Kecerdasan interpersonal, (7) Kecerdasan musikal, (8) Kecerdasan naturalistik, (9) Kecerdasan eksistensial.

Media pembelajaran berbasis kecerdasan ganda yang

dikembangkan dalam penelitian ini berguna untuk memfasilitasi penyampaian materi pembelajaran dengan sembilan kecerdasan di dalamnya. Beberapa media yang menfasilitasi siswa untuk bermain, sehingga akan menarik perhatian siswa dan mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Variasi bentuk, ukuran, warna, serta gambar- gambar yang berbeda antara satu media dengan media lainnya akan membuat siswa tidak merasa bosan. Kedua belas media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda digunakan di dalam satu subtema, yakni dalam enam pembelajaran. Setiap pembelajaran

menggunakan media yang berbeda-beda dengan porsi dalam satu pembelajaran.

C. Data Hasil Validasi Pakar media pembelajaran berbasis Kecerdasan Ganda dan Revisi Produk.

Produk awal yang telah disusun dalam bentuk pengembangan perangkat pembelajaran kemudian diberikan kepada dua pakar Media konvesional dan dua guru Kelas I Sekolah Dasar untuk divalidasi. Validasi ini dilakukan untuk mengetahui seberapa baik kualitas dan kelayakan produk yang dikembangkan oleh peneliti. Validasi ini menggunakan pedoman penyekoran skala lima menurut Sukardjo (2008:101).

Salah satu tahap yang harus dilalui dalam penelitian dan pengembangan adalah tahap validasi. Tujuan dilakukan validasi yaitu untuk mengetahui kualitas dan kelayakan produk yang dikembangkan oleh peneliti. Produk media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda yang dikembangkan divalidasi oleh dua pakar media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda. Kedua validator dalam penelitian ini yaitu bapak G.K. dan bapak P.P. Produk media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda divalidasi sebanyak satu kali.

Aspek yang divalidasi dari media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda ini, antara lain: media pembelajaran konvensional; (1) mencakup materi pelajaran yang ada dalam subtema, (2) permusan indikator (3) menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran, (4) menfasilitasi siswa untuk terlibat aktif, (5) memudahkan peserta didik memahami materi pelajaran yang ada dalam subtema, (6) sesuai dengan tingkat daya tangkap peserta didik, (7) menggunakan gambar yang jelas, (8) menggunakan pilihan warna yang menarik perhatian siswa, (9) efektif untuk siswa dalam kelompok sedang, (10) mudah digunakan oleh guru dan siswa, (11) memiliki bentuk yang menarik bagi siswa, (12) tahan lama dan dapat digunakan berulang-ulang, (13) menggunakan bahan pembuatan yang mudah diperoleh, (14) menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, (15) memuat kecerdasan linguistik,

kecerdasan matematis-logis, kecerdasan ruang-visual, kecerdasan

kinestetik-badani, kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal,

kecerdasan intrapersonal, kecerdasan naturalistik, dan kecerdasan eksistensial bagi siswa.

Berdasarkan hasil validasi yang diperoleh dari pakar media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda bapak G.K., skor rata-rata yang diperoleh yaitu 3,91 dengan kategori “baik”. Media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda dinyatakan layak digunakan/ uji coba dengan revisi sesuai saran. Total skor yang diperoleh dari validator G.K. yaitu 86 dari total 22 item. Skor rata-rata diperoleh dengan cara dihitung menggunakan rumus rata-rata yang ada pada bab III. Berdasarkan skor rata-rata yang diperoleh yaitu 3,91, selanjutnya data kuantitatif tersebut dikonversikan ke data kualitatif dalam kategori “baik” dengan berpedoman pada tabel kriteria skor skala lima yang terdapat pada bab III.

Berdasarkan hasil validasi dari bapak P.P. sebagai pakar media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda, skor rata-rata yang diperoleh yaitu 3,77 dengan kategori “Baik” dan dengan kesimpulan media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda dinyatakan layak digunakan/ uji coba dengan revisi sesuai saran. Total skor yang diperoleh dari validator P.P. yaitu 83 dari total 22 item. Perhitungan skor rata-rata dan pedoman konversi skala lima sesuai dengan yang diuraikan pada bab III.

Pakar media pembelajaran konvensional juga memberikan beberapa komentar umum dan saran perbaikan. Produk media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda kemudian direvisi sesuai komentar dan saran dari kedua validator. Berikut akan dipaparkan komentar umum dan saran secara perbaikan yang diberikan oleh validator G.K serta revisi yang dilakukan.

Tabel 4.1 Komentar & Saran Perbaikan Validator G.K. dan Revisi

Komentar dan Saran Perbaikan Revisi

Langkah permainan lompat katak

banyak yang salah ketik

Langkah permain lompat katak sudah di revisi sesuai dengan EYD

Lebar kolom dalam RPP sebaiknya menyesuaikan penggalan kata sehingga sesuai kaidah

Lebar kolom RPP sudah di perbaiki sesuai komentar validator

Judul pada RPP halaman 60 kurang sesuai

Judul pada RPP hal. 60 sudah di perbaiki sesuai komentar validator Cerita pada halaman 101 sebaiknya

dibuat dalam kartu cerita

Cerita pada hal. 101 sudah di perbaiki sesuai komentar validator

Selanjutnya, akan dipaparkan komentar umum dan saran secara perbaikan yang diberikan oleh validator P.P. serta revisi yang dilakukan.

Tabel 4.2 Komentar & Saran Perbaikan Validator P.P. dan Revisi

Komentar dan Saran Perbaikan Revisi

Kartu soal pada pembelajaran 1 beberapa kurang jelas atau struktur kalimat tidak baku

Kartu soal pada pembelajaran 1 sudah di perbaiki sesuai komentar validator

Pada RPP di beberapa halaman salah ketik

Pada RPP di beberapa halaman salah ketik sudah di perbaiki sesuai komentar validator

Langkah permainan estafet kurang jelas Langkah permainan estafet sudah di revisi

Berdasarkan kedua tabel tersebut, dapat diketahui bahwa beberapa bagian dalam media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda perlu direvisi. Oleh karena itu, peneliti kembali melakukan revisi terhadap media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda

dengan berpedoman pada komentar dan saran perbaikan dari masing- masing validator pada kedua tabel tersebut.

D. Data Hasil Validasi Guru SD Kelas I dan Revisi Produk.

Validasi terhadap produk media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda juga dilakukan oleh dua validator lain, yakni Ibu F.H. dan Ibu E.S. guru kelas I SD Negeri Kalasan 1. Produk media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda divalidasi oleh masing-masing validator sebanyak satu kali. Validasi oleh ibu F.H. dilakukan pada tanggal 14 Maret 2016, sedangkan validasi oleh ibu E.S. dilakukan pada tanggal 15 Maret 2016. Instrumen validasi yang digunakan sama dengan instrumen yang digunakan oleh validator pakar media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda, sehingga aspek- aspek yang dinilai pun sama.

Berdasarkan hasil validasi yang diperoleh dari ibu F.H selaku guru kelas I sekolah dasar, media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda memperoleh skor rata-rata 3,86 dengan kategori “baik” dan dengan kesimpulan media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda layak digunakan/uji coba dengan revisi sesuai saran. Total skor yang diperoleh dari validator F.H. yaitu 85 dari total 22 item. Skor rata-rata diperoleh dengan cara dihitung menggunakan rumus rata- rata yang ada pada bab III. Berdasarkan skor rata-rata yang diperoleh yaitu 3,86, selanjutnya data kuantitatif tersebut dikonversikan ke data kualitatif

dalam kategori “baik”.

Ibu F.H memberikan komentar terhadap beberapa item aspek yang dinilai. Pada aspek yang dinilai, item keenam, ibu F.H memberi komentar untuk Puzzle anggto tubuh sebaik menggunakan gambar seorang anak sesuai umur meraka. Pada item ketiga belas, ibu F.H memberi komentar

pada pertanyaan lompat katak “ berapa jumlah telingga temanmu” sebaik di ganti “berapa jumlah telinga teman yang duduk sebelah bangkumu”. Selain itu, ibu F.H juga memberikan beberapa komentar umum dan saran secara perbaikan.

Produk media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda kemudian direvisi sesuai komentar dan saran dari ibu F.H. Komentar dan saran dari validator F.H serta revisi akan diuraikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.3 Komentar & Saran Perbaikan Validator F.H. dan Revisi

NO Komentar Revisi

6 Untuk puzzle anggota tubuh lebih baik

menggunakan gambar seorang anak sesuai umur mereka. Bukan gambar orang dewasa

Puzzle anggota tubuh

sudah di buat sesuai komentar validator

13 Pertanyaan permainan lompat katak “beberapa

jumlah telinga temanmu” mungkin bisa diganti “berapa jumlah telinga teman yang duduk di

sebelahmu atau sebangkumu?”

Pertanyaan lompat katak sudah di perbaiki sesuai komentar validator

Komentar Umum dan Saran Secara Perbaikan

Secara umum media pembelajaran konvesional berbasis kecerdasan ganda sudah baik dan menarik, namun ada beberapa penulisan kata yang perlu di cermati dan diperbaiki

Penulisan kata sudah di

cermati atau sudah

diperbaiki sesuai

komentar validator

Tabel tersebut menunjukkan bahwa beberapa bagian dalam media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda perlu direvisi. Peneliti kemudia melakukan revisi terhadap media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda dengan mengacu pada komentar terhadap beberapa item, komentar umum serta saran perbaikan dari validator F.H pada tabel tersebut.

Berdasarkan hasil validasi dari ibu E.S selaku guru kelas I sekolah dasar, skor rata-rata yang diperoleh yaitu 3,95 dengan kategori “ baik”. Produk media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda

dinyatakan layak digunakan/ uji coba dengan revisi sesuai saran. Total skor yang diperoleh dari validator E.S yaitu 87 dari total 22 item. Perhitungan skor rata-rata dan pedoman konversi skala lima sesuai dengan yang diuraikan pada bab III. Validator E.S juga memberikan beberapa komentar umum dan saran secara perbaikan. Produk media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda kemudian direvisi sesuai komentar dan saran dari validator E.S. Berikut akan dipaparkan komentar umum dan saran secara perbaikan yang diberikan oleh validator E.S serta revisi yang dilakukan.

Ibu E.S memberikan komentar terhadap beberapa item aspek yang dinilai. Pada aspek yang dinilai, item keenam, ibu E.S memberi komentar untuk Puzzle anggto tubuh sebaik menggunakan gambar seorang anak sesuai umur meraka. Pada item ketiga belas, ibu E.S memberi komentar

pada pertanyaan lompat katak “ gendut” sebaik di ganti “besar”. Selain itu, ibu E.S juga memberikan beberapa komentar umum dan saran secara perbaikan.

Produk media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda kemudian direvisi sesuai komentar dan saran dari ibu E.S. Komentar dan saran dari validator E.S serta revisi akan diuraikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.4 Komentar & Saran Perbaikan Validator E.S dan Revisi

No Komentar dan Saran Perbaikan Revisi

6 Mohon gambar puzzle orang di ganti

yang sesuai anak

Gambar puzzle sudah di perbaiki sesuai dengan komentar validator

13 Bahasa pada pertanyaan lompat katak

mohon di perbaiki “gendut” “kecemata”

(halaman 17) lagu dua mata saya tidak lengkap.

Pertanyaan lompat katak “ gendut” dan lagu dua mata saya, sudah di perbaiki sesuai komentar validator

menunjukkan bahwa beberapa bagian dalam media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda perlu direvisi. Peneliti kemudia melakukan revisi terhadap media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda dengan mengacu pada komentar terhadap beberapa item, komentar umum serta saran perbaikan dari validator E.S pada tabel tersebut.

E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan

Produk akhir yang dikembangkan adalah media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda pada subtema Aku Istimewa untuk siswa kelas I sekolah dasar. Produk yang dihasilkan dibuat berdasarkan hasil validasi serta komentar dan saran perbaikan dari dua pakar media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda dan dua orang guru sekolah dasar. Peneliti melakukan revisi terhadap produk awal berdasrkan komentar dan saran setelah melakukan validasi untuk menghasilkan produk akhir yang lebih baik dan lebih layak digunakan dalam proses pembelajaran. Produk akhir yang dihasilkan berupa prototipe media pembelajaran konvensional dengan jumlah total 12 macam media.

1. Kajian Produk Akhir.

Produk akhir berupa media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda akan diuraikan sebagai berikut:

a. Silabus.

Komentar umum dan Saran secara Perbaikan

Mohon diperbaiki gambar puzzle orang di ganti gambar sesuai anak dengan ekspresi baik

Gambar puzzle sudah di perbaiki sesuai denga komentar validator

Bahasa pada pertanyaan lompat katak “ teman gendut” (hal 17) teman, pada kartu kartunya “kecemata”

Bahasa pertanyaan lompt katak sudah

diperbaiki sesuai dengan komentar

validator

Lagu motivasi halaman 49 “genjot-genjot” cari bahasa yang lebih sopan untuk anak kelas 1

Lagu motivasi sudah diperbaiki sesuai komentar validator

Silabus produk akhir disesuaikan dengan RPPTH yang telah divalidasi oleh pakar dan guru SD kelas I. Komponen yang tertera dalam silabus tidak jauh berbeda dengan silabus produk awal, hanya menambahkan tema dan subtema. Isi komponen silabus tersebut yaitu: (1) identitas sekolah, (2) tema dan subtema, (3) muatan pelajaran, (4) kompetensi dasar, (5) indikator pencapaian, (6) kegiatan pembelajaran, (7) penilaian yang terdiri dari teknik penilaian dan bentuk instrumen, (8) alokasi waktu, dan (9) sumber belajar.

b. Rencana Pelaksanaan Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH)

Rencana Pelaksanaan Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) sebagai produk akhir disesuaikan dengan hasil validasi serta komentar dan saran dari pakar media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda dan guru kelas I Sekolah Dasar. Muatan dalam RPPTH sama dengan RPPTH pada produk awal. Komponen dalam RPPTH pun sama, antara lain: (1) Satuan pendidikan/ identitas sekolah, (2) Kelas/ semester, (3) Tema/ subtema, (4) Pembelajaran, (5) Alokasi waktu, (6) Kompetensi inti, (7) Kompetensi dasar, (8) Indikator, (9) Tujuan pembelajaran, (10) Materi pembelajaran, (11) Pendekatan dan metode pembelajaran, (12) Media, alat, dan sumber pembelajaran, (13) Langkah-langkah pembelajaran, (14) Penilaian, (15) Lampiran-lampiran.

c. Media Pembelajaran Konvensional Berbasis Kecerdasan Ganda

Produk akhir media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda setelah direvisi sesuai komentar dan saran secara perbaikan dari pakar media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda dan guru kelas I Sekolah Dasar terdapat beberapa perubahan di dalamnya. Perubahan dilakukan terhadap beberapa macam media, yakni puzzle anggota tubuh, kartu soal lompat katak, komentar dan saran dari pakar media pembelajaran

konvensional berbasis kecerdasan ganda serta guru kelas I Sekolah Dasar. Pada Media puzzle anggota tubuh peneliti mengganti dengan media puzzle seusia anak. Pada kartu soaln lompat katak peneliti memperbaiki kata yang kurang jelas sesuai dengan komentar dari para pakar serta guru kelas I sekolah dasar.

2. Pembahasan.

Pengembangan media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda telah melalui tahap validasi oleh dua orang pakar media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda dan dua orang guru kelas I Sekolah Dasar. Penilaian yang dilakukan oleh validator berpedoman pada empat belas aspek dalam instrumen validasi yang dapat dilihat pada bab III. Keempat belas aspek tersebut antara lain: media pembelajaran konvensional; (1) mencakup materi pelajaran yang ada dalam subtema, (2) menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran, (3) memfasilitasi siswa untuk terlibat aktif, (4) memudahkan peserta didik memahami materi pelajaran yang ada dalam subtema, (5) sesuai dengan tingkat daya tangkap peserta didik,

Dokumen terkait