• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI REALITAS KEMISKINAN DALAM KEHIDUPAN INONG BALEE

RINCIAN PROGRAM PEMERINTAH KOTA LANGSA BAGI INONG BALEE

D. DESKRIPSI REALITAS KEMISKINAN DALAM KEHIDUPAN INONG BALEE

Penyusunan deskripsi/ gambaran kemiskinan yang terjadi pada komunitas Inong balee peneliti uraikan sebagai berikut dengan acuan indikator kemiskinan BPS (Studi Penentuan Kriteria Penduduk Miskin (SPKPM BPS) tahun 2000). Sebagaimana diutarakan pada Bab III, terdapat 8 indikator yang menyebabkan seseorang dikategotikan miskin, dan dari 8 (delapan) indikator tersebut, jika 5 (lima) dari indikator tersebut terpenuhi maka individu tersebut masuk dalam kategori miskin. Indikator tersebut mencakup beberapa hal diantaranya : Tempat tinggal (luas Lantai), jenis lantai, ketersediaan air bersih, jenis jamban atau WC, kepemilikan aset, pendapatan, pengeluaran dan konsumsi lauk pauk.

TABEL : 14.

Kondisi Ukuran perumahan Inong balee

Ukuran Jumlah Rumah Tangga Persentasi (%)

5 x 5 m 4 14

5 x 6 m 5 16

6 x 6 m 21 70

> = 8 m2 -

Jumlah 30 100

Tabel di atas menjelaskan bahwa, kondisi ukuran rumah yang di diami oleh inong balee dalam penelitian didominasi oleh rumah yang berukuran 6 x 6 m2 dengan jumlah sebesar 70% ( 21 rumah). Disamping itu sisanya terdiri dari 16 % (5 rumah) yang berukuran 5x6 m2 dan 14% (4 rumah) berukuran 5x5 m2. Temuan lainnya berdasarkan tabel di atas menerangkan bahwa keseluruhan informan tidak memiliki ukuran rumah lebih dari 8x8 m2. Sehingga berdasarkan indikator kemiskinan versi BPS (Studi Penentuan Kriteria Penduduk Miskin (SPKPM BPS) tahun 2000). Kondisi rumah yang di diami oleh inong balee saat ini masuk dalam kategori rumah penduduk miskin.

TABEL : 15.

Kondisi lantai perumahan inong balee

Ukuran Jumlah Rumah Tangga Persentase (%)

Tanah 30 100

Bukan tanah - -

Lainnya - -

Jumlah 30 100

Angka dalam tabel di atas menunjukkan bahwa, keseluruhan perumahan 100% (30 rumah) yang di diami oleh informan (inong balee) mayoritas berlantaikan tanah. Temuan ini didukung dengan hasil observasi berikut:

Gambar 2

Gambar hasil Observasi terhadap rumah Ibu Syarifah, tampak bahagian lantai di dominasi oleh tanah yang ditutupi dengan tikar rajut dan karpet kumuh. Disisi lain hingga bagian dapur tidak ditutupi dengan alas apapun.

Tabel TABEL : 16. Kondisi ketersediaan Air Bersih

Ukuran Jumlah Rumah

Tangga

Persentasi

Air Hujan/Sumur tidak terlindung

28 94

Ledeng/PAM/Terlindung 2 6

Jumlah 30 100%

Tabel di atas menjelaskan bahwa, kondisi ketersediaan air bersih yang ada diwilayah tempat tinggal inong balee dalam penelitian di dominasi oleh perolehan sumber air dari air hujan/sumur tidak terlindungi dengan jumlah sebesar 94% ( 28 rumah). Disamping itu sisanya terdiri dari 6 % (2 rumah) yang memiliki sumber air terlindung dari sinar matahari. Sehingga berdasarkan indikator kemiskinan versi BPS (Studi Penentuan Kriteria Penduduk Miskin (SPKPM BPS) tahun 2000). Kondisi rumah yang memiliki sumber air tidak terlindung masuk dalam kategori penduduk miskin.

TABEL : 17.

Kondisi ketersediaan Jamban Atau WC

Ukuran Jumlah Rumah Tangga Persentase (%)

Tidak ada jamban khusus

22 73

WC Bersama/ Sendiri 8 27

Jumlah 30 100

Informasi yang dapat dipahami dari kondisi di atas adalah 73 % (22 rumah inong balee) dalam penelitian tidak memiliki fasilitas WC sendiri/ khusus. Sedangkan sisanya sebesar 27% (8 rumah inong balee) memiliki rumah dengan jamban khusus. Sehingga berdasarkan indikator kemiskinan versi BPS (Studi Penentuan Kriteria Penduduk Miskin (SPKPM BPS) tahun 2000). Kondisi rumah yang tidak memiliki jamban khusus masuk dalam kategori penduduk miskin.

Secara umum tempat tinggal yang dimiliki inong balee saat ini termasuk dalam kondisi yang memprihatinkan. Hasil observasi peneliti terhadap kondisi perumahan dan fasilitas yang dimiliki cukup sangat sederhana bahkan ada yang sangat memperihatinkan (tidak punya tempat tinggal). Perumahan dan fasilitasnya merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi suatu keluarga sebab perumahan merupakan tempat peristirahatan, komunikasi keluarga dan pengembangan hidup setiap hari.

Gambar : 3

Gambar kondisi rumah Salmiyah Sayed dengan kondisi rumah yang sudah

rapuh dan memiliki ukuran 5 x 6m2

Dari gambar diatas, peneliti mencatat bahwa lingkungan perumahan mereka belum masuk dalam kategori yang layak huni, beberapa atap telah rusak, dinding kayu yang sudah rapuh dan sanitasi yang belum memadai mencerminkan lemahnya sarana dan prasarana yang mereka miliki. Secara statistik peneliti turut mengobservasi 30 tempat tinggal inong balee dengan temuan lapangan sebagai berikut:

TABEL : 18.

Kondisi kepemilikan perumahan Inong balee

Ukuran Jumlah Rumah Tangga Persentase (%) Milik sendiri 12 40 Sewa (bayar) 6 20 Menumpang 12 40 Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel di atas, dapat dipahami bahwa sebanyak 40% ( 12 Orang) dari jumlah informan dalam penelitian memiliki tempat tinggal dengan kepemilikan sendiri, sedangkan sisanya sebanyak 40% (12 Orang) menumpang dan 20% ( 6 Orang) menyewa rumah di Kota Langsa.

TABEL : 19.

Kondisi Pendapatan Perbulan

Ukuran Jumlah Rumah Tangga Persentase (%)

< 350.000,- 30 100

> 350.000,- - -

Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel di atas, dapat dipahami bahwa keseluruhan dari jumlah informan dalam penelitian memiliki pendapatan kurang dari 350.000/ bulan. Observasi peneliti terhadap jenis pekerjaan yang paling banyak dialkukan oleh inong balee adalah menjadi pencuci pakaian hingga

berdagang kecil-kecilan ditempat yang tidak begitu strategis. Sebagaimana diutarakan Rosmani (Inong balee) dari Sagoe Paya Bujok :

“...keu mita peng uroe-uroe kamoe memang lebeh mudah jak seumeurah bak rumoh gob, laen hana cara. Modal hana sapu hana, nyangkehnyan yang na jroh...”[...untuk cari uang hari-hari memang lebih mudah nyuci baju dirumah orang, tidak ada cara lain, Cuma itulah yang mudah...]305

Pernyataan di atas menjelaskan bahwa, semudah-mudah pekerjaan yang dapat dilakukan oleh inong balee adalah dengan menjadi pencuci pakaian di rumah tangga orang lain.

Minimnya pendapatan inong balee juga di akibatkan karena jenis perdagangan mereka tidak dalam kondisi maksimal dan strategis, berikut hasil observasi terhadap kios ibu Ruslina, salah satu inong balee yang tinggal di Alue Berawe dengan kegiatan berdagang kopi.

Gambar : 4

Hasil observasi peneliti,

Tampak kedai Ibu Ruslina yang sepi akan pengunjung, observasi ini dialkukan pukul 10.00 pagi tanggal 28 April 2017

Tampak Kedai Ibu Ruslina berhadapan dengan hutan dan bukan perumahan penduduk, hal ini terjadi karena Ibu Ruslina

hanya mampu menyewa

tempat/kios tersebut untuk berjualan disebabkan tidak ada modal untuk menyewa tempat lain yang lebih strategis.

305

TABEL : 20.

Kondisi Pengeluaran Komsumsi Inong Balee (Untuk Makan)

Ukuran Jumlah Rumah

Tangga Persentase (%) 80 % digunakan untuk konsumsi 30 100 < 80 % digunakan untuk konsumsi - Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel di atas, dapat dipahami bahwa keseluruhan dari jumlah informan dalam penelitian menggunakan 80% dari pendapatannya untuk konsumsi. Sehingga berdasarkan indikator kemiskinan versi BPS (Studi Penentuan Kriteria Penduduk Miskin (SPKPM BPS) tahun 2000). Kondisi rumah tangga yang menggunakan pendapatannya sebagai konsumsi hingga mencapai 80% masuk dalam kategori penduduk miskin. Dengan demikian sebanyak 30 informan inong balee yang masuk dalam penelitian semua terindikasi sebagai penduduk miskin.

TABEL : 21.

Kondisi jenis konsumsi Lauk makan (daging, ikan, telur dan ayam)

Ukuran Jumlah Rumah

Tangga

Persentase (%) Tidak ada/ada, tapi

tidak bervariasi

30 100

Ada, bervariasi - -

Jumlah 30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa keseluruhan dari jumlah informan penelitian dalam hal konsumsi tidak mampu memenuhi kebutuhan variasi konsumsi daging, ikan, telur dan ayam. Pendapatan mereka yang minim

membuat mereka tidak mampu mengkonsumsi lauk dengan variasi. Sebagaimana diutarakan Cut Ainun306 (Inong balee Sagoe Peto):

―...seumenjak hana le lakoe, kamo udep pas-pasan, ngen peng yang na kamo blo mantong gule-gule bak tetangga, reboh nyan mantong.hana laen, menye boh manok, sie manok ya hana, uroe raya paleng menye na...‖[...semenjak tidak ada lagi suami, kami hidup pas-pasan, dengan uang yang ada kami saja sayur-sayuran di tetangga, rebus itu saja.tidak ada yang lain, jika telur ayam, daging ayam ya ngak ada, lebaran paling ada...‖]

Pernyataan di atas menegaskan bahwa, dengan keterbatasan pendapatan, informan lebih sering mengkonsumsi sayur-sayuran dibandingkan dengan daging, baik itu daging ayam maupun daging sapi. Informan menjelaskan pula bahwa konsumsi daging baru diperoleh mereka saat menjelang hari lebaran saja. Dengan demikian berdasarkan indikator kemiskinan versi BPS (Studi Penentuan Kriteria Penduduk Miskin (SPKPM BPS) tahun 2000). Kondisi rumah tangga yang tidak ada/ ada tetapi tidak bervariasi dalam hal konsumsi masuk dalam kategori penduduk miskin. Dengan demikian sebanyak 30 informan inong balee yang masuk dalam penelitian semua identik dengan ciri masyarakat miskin.

TABEL : 22.

Penilaian Kemiskinan Informan Pelengkap

No Nama Indikator Jumlah Penilaian indikator ( >5 masuk dalam kategori miskin) Kesimpulan 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Nur Azizah

( Sagoe Alue Pineng)

1 1 1 1 0 1 1 1 7 Miskin

2 Marhami

( Sagoe Alue Pineng)

1 1 1 1 0 1 1 1 7 Miskin

3 Nurhayati

( Sagoe Alue Pineng)

1 1 1 1 0 1 1 1 7 Miskin

306

4 Halimah Yakob ( Sagoe Alue Pineng)

1 1 1 1 1 1 1 1 8 Miskin

5 Nurhayati

( Sagoe Alue Pineng)

1 1 0 1 1 1 1 1 7 Miskin

6 Asri

(Sagoe Langsa Lama)

1 1 1 1 1 1 1 1 8 Miskin

7 Safiah Jafar

(Sagoe Langsa Lama)

1 1 1 1 0 1 1 1 7 Miskin

8 Juariah Basri

(Sagoe Langsa Lama)

1 1 1 0 0 1 1 1 6 Miskin

9 Nurliana

(Sagoe Langsa Lama)

1 1 1 1 1 1 1 1 8 Miskin

10 Sriyanti Yana

(Sagoe Langsa Lama)

1 1 1 1 1 1 1 1 8 Miskin

11 Salmiah Sayed (Sagoe Paya Bujok)

1 1 1 0 1 1 1 1 7 Miskin

12 Siti Hawa

(Sagoe Paya Bujok)

1 1 0 1 1 1 1 1 7 Miskin

13 Rosmani

(Sagoe Paya Bujok)

1 1 1 0 0 1 1 1 6 Miskin

14 Asni

(Sagoe Paya Bujok)

1 1 1 1 1 1 1 1

8

Miskin 15 Marliah

(Sagoe Paya Bujok)

1 1 1 1 1 1 1 1 8 Miskin 16 Syarifah M (Sagoe Aramiah) 1 1 1 1 0 1 1 1 7 Miskin 17 Ruslina (Sagoe Aramiah) 1 1 1 0 0 1 1 1 6 Miskin 18 Fatimah Bagok (Sagoe Aramiah) 1 1 1 0 1 1 1 1 7 Miskin 19 Sakdiah (Sagoe Aramiah) 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Miskin 20 Marliah T (Sagoe Aramiah) 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Miskin 21 Aisyah Wahab (Sagoe Langsa Kota)

1 1 1 0 0 1 1 1 6 Miskin

22 Juariyah

(Sagoe Langsa Kota)

1 1 1 1 0 1 1 1 7 Miskin

23 Rohani

(Sagoe Langsa Kota)

1 1 1 1 1 1 1 1 8 Miskin

24 Nurlaila

(Sagoe Langsa Kota)

1 1 1 1 1 1 1 1 8 Miskin

25 Siti Hajar

(Sagoe Langsa Kota)

1 1 1 0 1 1 1 1 7 Miskin

26 Cut Ainun Mardhiyah (Sagoe Petoe)

27 Saleha (Sagoe Petoe) 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Miskin 28 Maida Wati (Sagoe Petoe) 1 1 1 1 0 1 1 1 7 Miskin 29 Asmara (Sagoe Petoe) 1 1 1 1 0 1 1 1 7 Miskin 30 Maid Wati (Sagoe Petoe) 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Miskin