• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELUSURAN PENELITIAN/ KAJIAN TERDAHULU

14 Talha Fadaak 258

Penelitian ini melaporkan sebuah studi eksplorasi di Kota Jeddah, Arab Saudi, yang mengumpulkan data dan informasi dari

organisasi pemerintah dan non-pemerintah mengenai kemiskinan dan kebijakan pengentasan kemiskinan. Daftar keluarga miskin yang menerima manfaat dari Departemen Jaminan Sosial dan asosiasi amal di Kota Jeddah, dimana rumah tangga yang dikepalai oleh wanita di identifikiasikan menjadi keluarga yang cendrung miskin.

Berdasarkan hasil wawancara, penelitian ini menemukan bahwa wanita –wanita yang mengepalai keluarga yang tergolong miskin di Saudi Arabia mengalami kesulitan dalam menembus Alam publik - yang berarti masyarakat, budaya, negara, sistem kesejahteraan dan jaring pengaman, dan LSM dan bantuan-bantuan swasta lainnya.

15 Sabri Abdul Majid (2014)259 Analisis Tingkat pendidikan dan kemiskinan di Aceh

Rendahnya tingkat pendidikan telah berimbas pada kemiskinan

257

Steven H. Sandelland Howard M. Iams, ― Reducing Women‘s Poverty by Shifting Social security Benefits from Retired Couples to Widows‖, dalam Journal of Policy Analysis and

Management , Wiley Journal, vol. 16, h. 279–297.

258Talha Fadaak, ―Poverty in the kingdom of Saudi Arabia : An Exsploratory Study Of Poverty and female headed household in Jeddah city‖, dalam Journal Compilation Blackwell

Publishing, vol. 44, h. 689–707.

259 Shabri. M. Abd. Majid, ― Analisis tingkat pendidikan dan kemiskinan di aceh‖, dalam

16 Busra (2010)260 Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan di Aceh Variabel pendidikan,

penganguran, dan pendapatan daerah berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan di Aceh 17 World Bank

(2008)261

Dampak konflik, tsunami dan rekonstruksi terhadap kemiskinan di Aceh

Yang menyebabkan tingginya tingkat kemiskinan di Aceh adalah tingkat pendidikan kepala rumah tangga dan rumah tangga yang dikepalai perempuan 18 Slamet Sutomo (1995)262 Kemiskinan dan pembangunan ekonomi wilayah

Penyebab kemiskinan adalah pendapatan yang tidak merata diwilayah NTT dan Riau 19 Herry

Hudaya (2012)263

Pengaruh komunikasi, sumberdaya, disposisi dan struktur birokrasi terhadap efektivitas penanggulangan kemiskinan di provinsi Jawa Barat

Terdapat pengaruh komunikasi, sumberdaya, disposisi dan struktur birokrasi dalam implementasi penanggulangan kemiskinan.

20 Daniel (2012)264

Analisis Ekonomi, Struktural dan Kultural terhadap lingkaran

kemiskinan di Makassar ( Studi pada Pemulung)

Pemulung miskin karena terperangkap lingkaran

kemiskinan dan hal ini dibuktikan dengan 1) pendapatan rendah, 2) miskin struktural( tidak mampu mengakses pendidikan, kesehatan, listrik dan air), 3)miskin kultural (budaya konsumtif, apatis, pasrah, tidak terintegrasi masyarakat luas dan tidak memiliki visi dan misi)

260 Busra, ―Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan di Aceh‖, dalam Jurnal

Politeknik Lhok Seumawe. vol. 6, h. 2.

261 World Bank, Kajian kemiskinan Aceh 2008“dampak konflik, tsunami dan rekonstruksi

terhadap kemiskinan di Aceh‖, h. 22.

262

Sutomo, Slamet. Kemiskinan dan Pembangunan Ekonomi Wilayah: Analisis Sistem

Neraca Sosial Ekonomi.1995.

263

Hendry Hudaya, ― Pengaruh ko munikasi, sumberdaya, disposisi dan struktur birokrasi terhadap efektivitas penanggulangan kemiskinan di Provinsi Jawa Barat‖ (Disertasi, Pascasarjana Universitas Padjajaran, 2012), h.i

264

Daniel, ―Analisis Ekonomi, Struktural dan kultural terhadap lingkaran kemiskinan di Makassar (Studi pada Pemulung)‖ (Disertasi, Pascasarjana Unibraw Malang. 2012), h.i

21 Elizabeth Francis (2006)265

Poverty: Cause, Responses and Consecuences in Rural South Africa

Kemiskinan terjadi disebabkan oleh akses modal yang sulit dan tingkat pendidikan yang rendah 22 Tri Wahyu

Rejekiningsi h (2011)266

Identifikasi faktor penyebab kemiskinan di Kota Semarang dari dimensi Kultural

Karakterisik warga miskin di kota semarang yaitu: kepala rumah tangga sebagian besar

berpendidikan rendah, bekerja sebagai buruh, memiliki

tanggungan lebih dari tiga orang, dan tidak meratanya bantuan yang diberikan pemerintah.

Dari analisis kultural ia

menemukan bahwa warga miskin di Kota Semarang memiliki orientasi nilai budaya yang positif dalam memandang hakekat hidup, hakikat karya, hakikat waktu, hakikat hubungan dengan alam semesta dan sesama manusia. 23 Niken

Ernawati (2016)267

Kemiskinan di Desa Pesisir Penghasil Tanaman Pangan studi kasus pada desa Poncosari,Srandakan Kabupaten Bantul

penyebab kemiskinan di Desa Poncosari adalah kemiskinan struktural yang bersumber pada politik lokal desa dimana terdapat permasalahan adanya kesalahan pendataan rumah tangga miskin yang memperoleh bantuan 24 Muhammad

Iqbal, (2016)268

Pola Spasial Kemiskinan Kabupaten/Kota di Pulau Sumatera tahun 2010-2013.

kemiskinan yang tinggi banyak terdapat di bagian ujung utara Pulau Sumatera (Provinsi Aceh) dan ujung selatan Pulau Sumatera (Lampung, Bengkulu) serta Kepulauan di sisi Selatan (Nias dan Mentawai). Dengan

autokorelasi spasial diketahui bahwa Pola sebaran kemiskinan di Pulau Sumatera membentuk

265

Francis dan Elizabeth, ―Poverty: Causes, Responses and Consequences in Rural South Africa‖, dalam chronic proverty research center, h. 10.

266

Tri Wahyu Rejekiningsih, ―Identifikasi faktor penyebab kemiskinan di Kota semarang

dari dimensi Kultural”, dalam Jurnal Ekonomi Pembangunan UNDIP, h. 13

267 Niken Ernawati, ―Kemiskinan di Desa Pesisir Penghasil Tanaman Pangan studi kasus pada desa Poncosari,Srandakan Kabupaten Bantul‖ (Disertasi : Gajah Mada University Yogyakarta: 2016), h. i

268Muhammad Iqbal, ―Pola Spasial Kemiskinan Kabupaten/Kota di Pulau Sumatera tahun 2010-2013” ( Disertasi: Gajah Mada University Yogyakarta: 2016), h. i

kantong-kantong kemiskinan dimana kabupaten/kota dengan persentase penduduk miskin tinggi cenderung bertetangga dengan kabupaten/kota dengan persentase penduduk miskin tinggi pula (hotspot). Daerah hot spot terkonsentrasi di wilayah Provinsi Aceh, Bengkulu, Lampung, dan Kepulauan Nias. Faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi kemiskinan

kabupaten/kota di Pulau Sumatera dalam rentang waktu 2010-2013 adalah TPT, AMH, laju

pertumbuhan PDRB, proporsi belanja modal dan proporsi Pendapatan Asli Daerah Berdasarkan pemaparan beberapa penelitian terdahulu tersebut, maka dapat dilihat suatu gab research penelitian sebagai berikut : Sebagaimana penelitian Warlick yang menemukan bahwa kondisi ekonomi keluarga sangat tergantung pada peran suami. Penemuan ini diperkuat oleh penemuan Mari H Klark dimana kemiskinan rentan terjadi pada rumah tangga yang dikepalai perempuan.

Dhananjay dalam penelitiannya di wilayah India, menyatakan bahwa para janda tidak dapat mengembangkan dirinya karena kerap hidup dalam penderitaan dan pelecehan. Hasil tersebut serupa dengan dengan hasil penelitian Talha Fadaak dimana rumah tangga yang dikepalai perempuan kesulitan menembus alam publik yang berarti masyarakat, budaya, negara dan bantuan-bantuan swasta lainnya. Penelitian di atas menunjukkan keseragaman bahwa janda dalam kehidupan masyarakat kerap memiliki keterbatasan hidup dari segi akses sosial di bandingkan dengan kaum peria dan wanita yang bukan janda.

Sisi lain penelitian yang menggunakan obyek janda pernah diteliti oleh Ida Ruaida yang menemukan bahwa respon lokal turut memiliki peran

dalam peningkatan ekonomi yang dikepalai oleh perempuan. Naomi Baker menemukan bahwa doktrin agama yang salah dipahami menjadi sebab kemiskinan, hal serupa diteliti pula oleh Jyoti Niswade yang menemukan bahwa ideologis janda turut dipengaruhi oleh budaya (kultural) dan agama. Penelitian di atas menjelaskan bahwa aspek kultural turut menjadikan kaum janda sebagai kaum lemah. Disamping itu, respon lokal menjadi suatu yang penting untuk menentukan kualitas kehidupan janda. Inong balee sebagai obyek kajian penelitian ini memiliki kesamaan dengan beberapa kasus penelitian di atas dimana inong balee merupakan kaum janda. Perbedaannya adalah inong balee merupakan janda yang ditinggalkan oleh suami ketika masa konflik.

Pemberdayaan janda pasca konflik pernah diteliti pula oleh Abha Chauhan, penelitiannya menemukan bahwa sebagian besar janda dibatasi pergerakannya oleh struktur pedesaan dan praktik adat. Hal yang melengkapi penelitian ini juga di uraikan oleh Andrew dkk, dimana kemiskinan dimasa lalu turut mempengaruhi kesejahteraan saat ini.

Kasus kemiskinan memang sangat membutuhkan penanggulangannya khususnya dalam segi struktural. Penelitian seputar penanggulangan kemiskinan pernah diteliti oleh Steven H. Sandell dengan model pengembangan jaminan sosial yang menemukan bahwa adanya peningkatan pendapatan para janda setelah memperoleh manfaat jaminan sosial. Amin Mohseni dengan mengangkat pandangan Imam Ali menemukan bahwa pemerintah sangat berperan penting dalam penanggulangan kemiskinan. Pemerintah yang gagal mengurangi ketidakadilan sosial ekonomi berarti telah gagal dalam melindungi hak-hak masyarakat dalam menjamin kemakmuran mereka. Kemiskinan dari sisi struktural tersebut juga pernah diteliti oleh Herry dimana komunikasi dan sumber daya berpengaruh terhadap penangulagan kemiskinan. Didier dalam penelitiannya menyatakan bahwa kebijakan publik harusnya tidak hanya berusaha mengangkat rumah tangga dari kemiskinan, namun juga berusaha mengurangi masuknya

masyarakat kembali kadalam keadaan miskin. Sunil Kumar juga pernah menyoroti bahwa peran pemerintah sangat penting dalam mengurangi angka kemiskinan.

Penelitian tentang kemiskinan dalam lingkup regional pernah diteliti oleh Muhammad Iqbal, ia menemukan bahwa kemiskinan yang tinggi banyak terdapat di bagian ujung utara pulau sumatera (Aceh). Penelitian serupa turut diteliti oleh Shabri yang menemukan bahwa pengaruh struktural telah menyebabkan masyarakat terjebak dalam kemiskinan, pengaruh tersebut yaitu tingkat pendidikan, pengangguran dan pendapatan daerah.

Penelitian di provinsi Aceh pernah pula masuk dalam kajian World Bank yang menyebutkan bahwa tingginya kemiskinan di Aceh disebabkan oleh tingkat pendidikan kepala rumah tangga dan rumah tangga yang dikepalai oleh wanita. Penelitian sekala regional turut diteliti oleh Slamet Sutomo dengan menjadikan provinsi NTT dan Riau sebagai obyek penelitian yang menemukan hasil bahwa kemiskinan terjadi disebabkan pendapatan yang tidak merata. Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian Niken di kabupaten Bantul dimana masyarakat miskin tidak memperoleh bantuan dikarenakan kesalahan pendataan masyarakat miskin. Penelitian di atas menjelaskan bahwa sebab-sebab kemiskinan sangat dipengaruhi oleh kebijakan struktural suatu wilayah.

Penelitian tentang kajian aspek kultural dan struktural turut diteliti oleh Daniel, ia menyebutkan bahwa perangkap kemiskinan terjadi karena pendapatan rendah, tidak mampu mengakses pendidikan, kesehatan listrik dan air, sedangkan miskin kultural disebabkan karena budaya konsumtif, apatis, pasrah tidak terintegrasi masyarakat luas dan tidak memiliki visi dan misi. Hasil penelitian tersebut dilengkapi oleh penelitian Elizabeth yang menyatakan bahwa kemiskinan terjadi disebabkan akses modal yang sulit dan tingkat pendidikan yang rendah. Tri Wahyu dalam penelitiannya di Kota semarang menemukan bahwa ciri kemiskinan ditandai dengan pendidikan

rendah, bekerja sebagai buruh, memiliki banyak tangungan dan minim menerima bantuan dari pemerintah.

Beberapa penelitian di atas menjadi landasan sekaligus gab dalam penelitian. Adapun yang menjadi diferensiasi penelitian yang hendak dibangun adalah peneliti berusaha meneliti secara komprehensif dan mendalam tentang karakteristik patologi kemiskinan dalam masyarakat kota Langsa khususnya yang dirasakan oleh Inong Balee. Hal ini dikarenakan

Inong balee merupakan salah satu komunitas yang memiliki daya juang

tinggi terlebih semasa konflik. Secara khusus beberapa penelitian di atas telah mencirikan kemiskinan dengan kekurangan modal, pola komunikasi terbatas, tidak memiliki visi dan misi, pasrah dan tidak mau berusaha. Oleh sebab itu, penelitian ini mencoba menemukan patologi sebenarnya yang menyebabkan komunitas inong balee terjerat dalam kemiskinan melalui pandnagan struktural dan kultural. Penelitian ini berangkat dari asumsi bahwa inong balee merupakan salah satu komunitas yang disadari keberadaannya oleh masyarakat Aceh baik semasa konflik hingga saat ini, tetapi pasca perdamaian Aceh justru inong balee masih hidup dalam kemiskinan.

99

patologi kemiskinan yang terjadi dalam kehidupan inong balee, maka berikut peneliti uraikan metode yang digunakan: