• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Sampel

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data mengenai peran auditor internal dalam mendeteksi fraud dan meningkatkan good corporate governance di Lion Hotel and Plaza Manado. Data penelitian diperoleh dengan cara mengedarkan kuesioner kepada para responden yang bekerja di hotel tersebut. Responden dalam penelitian ini antara lain, auditor internal, manajer di tiap departemen, dan karyawan-karyawan di setiap departemen yang ada.

Keseluruhan responden yang diminta untuk mengisi kuesioner sebanyak 70 (tujuh puluh) orang, dan yang bersedia mengembalikan kuesioner sebanyak 62 (enam puluh dua) responden. Dengan demikian, jumlah responden yang mengembalikan kuesioner tersebut dijadikan sampel penelitian. Persentase sampel penelitian dari populasi adalah 88,57%. Artinya jumlah sampel tersebut sudah memadai untuk dijadikan dasar analisis dan pembahasan dalam penelitian ini. Profil 62 responden penelitian ini meliputi nama, jenis kelamin, usia, pendidikan, jabatan atau posisi, lama bekerja, dan gaji. Berdasarkan kelengkapan data responden dalam kuesioner

penelitian, data demografi yang dapat diolah antara lain: (1) jenis kelamin, (2) usia, (3) pendidikan, (4) jabatan atau posisi. Data demografi lama bekerja dan gaji tidak dapat diolah karena beberapa responden tidak melengkapi data pada saat pengisian kuesioner. Informasi detail mengenai data demografi responden disajikan pada Tabel 5.1. sampai dengan Tabel 5.3.

Tabel 5.1. di bawah ini menampilkan informasi detail data responden terkait jabatan dan jenis kelamin responden.

Tabel 5.1.

Data Responden berdasarkan Jabatan dan Jenis Kelamin (N=62)

Jabatan * Gender Crosstabulation

Gender

Total Laki-Laki Perempuan

Jabatan Manajer Count 3 5 8

% within Jabatan 37.5% 62.5% 100.0%

% within Gender 11.1% 14.3% 12.9%

% of Total 4.8% 8.1% 12.9%

Auditor Internal Count 1 0 1

% within Jabatan 100.0% .0% 100.0% % within Gender 3.7% .0% 1.6% % of Total 1.6% .0% 1.6% Lainnya Count 23 30 53 % within Jabatan 43.4% 56.6% 100.0% % within Gender 85.2% 85.7% 85.5% % of Total 37.1% 48.4% 85.5% Total Count 27 35 62 % within Jabatan 43.5% 56.5% 100.0% % within Gender 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 43.5% 56.5% 100.0%

Sumber: Output SPSS Statistics Descriptive (Lampiran II)

Berdasarkan data yang ada pada Tabel 5.1. di atas menunjukkan bahwa jabatan responden penelitian ini terdiri atas manajer, auditor internal, dan jabatan

lainnya. Jabatan lainnya yang dimaksudkan dalam hasil olah data ini adalah jabatan sebagai karyawan atau staf di setiap departemen (berdasarkan jawaban responden dalam kuesioner). Total responden yang mengembalikan kuesioner dengan isian lengkap ada 62 (enam puluh dua) orang, yang terdiri atas 27 (dua puluh tujuh) laki-laki (43,5%) dan 35 (tiga puluh lima) perempuan (56,5%). Berikut ini merupakan rincian masing-masing jabatan, antara lain: (1) manajer ada 8 orang yang terdiri dari 3 orang laki-laki (4,8%) dan 5 orang wanita (8,1%); (2) auditor internal terdiri dari 1 orang laki-laki (1,6%); (3) jabatan lainnya ada 53 orang yang terdiri dari 23 laki-laki (37,1%) dan 30 perempuan (48,4%).

Berdasarkan Tabel 5.1. pada halaman 54 terlihat bahwa sebagian besar responden merupakan perempuan. Bila dilihat dari segi psikologi, wanita biasanya bekerja lebih teliti, rajin, tepat waktu. Selain itu, wanita pada umumnya diyakini lebih taat aturan dalam menjalankan tugas bila dibandingkan pria. Sifat-sifat seperti ini sangat membantu dalam menunjang terlaksananya tugas auditor internal. Misalnya, ketika karyawan secara umum dapat bekerja dengan teliti maka pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik dan kesalahan-kesalahan (error) dalam pekerjaan bisa diminimalisir. Jika karyawan bekerja dengan rajin dan tepat waktu maka dapat membantu pencapaian target perusahaan (goal) sesuai waktu yang direncanakan, sehingga produktivitas dapat terus berjalan secara efektif. Demikian halnya dengan karyawan yang bekerja sesuai dengan aturan/prosedur/kebijakan yang dibuat perusahaan, maka aktivitas baik dari finansial maupun non-finansial dapat terlaksana dengan baik. Hal-hal yang telah dicontohkan ini merupakan beberapa contoh yang secara langsung sangat membantu auditor dalam menjalankan tugas dan

tanggungjawabnya. Jika sebagian besar karyawan dapat bekerja secara rajin, teliti, tepat waktu, dan taat aturan maka auditor tidak akan mengalami kesulitan dalam menjalankan perannya, secara khusus dalam mendeteksi berbagai kecurangan (fraud) yang terjadi di dalam perusahaan sekaligus membantu auditor internal meningkatkan

good corporate governance perusahaan.

Selanjutnya data responden yang berkaitan dengan umur dapat dilihat pada Tabel 5.2. berikut ini.

Tabel 5.2.

Data Responden berdasarkan Jabatan dan Umur (N=62)

Jabatan * Umur Crosstabulation

Umur

Total kurang dari 25 25-35 36-45

Jabatan Manajer Count 0 2 6 8

% within Jabatan .0% 25.0% 75.0% 100.0%

% within Umur .0% 3.8% 85.7% 12.9%

% of Total .0% 3.2% 9.7% 12.9%

Auditor Internal Count 0 0 1 1

% within Jabatan .0% .0% 100.0% 100.0% % within Umur .0% .0% 14.3% 1.6% % of Total .0% .0% 1.6% 1.6% Lainnya Count 2 51 0 53 % within Jabatan 3.8% 96.2% .0% 100.0% % within Umur 100.0% 96.2% .0% 85.5% % of Total 3.2% 82.3% .0% 85.5% Total Count 2 53 7 62 % within Jabatan 3.2% 85.5% 11.3% 100.0% % within Umur 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 3.2% 85.5% 11.3% 100.0%

Sumber: Output SPSS Statistics Descriptive (Lampiran II)

Berdasarkan data yang ada pada Tabel 5.2. di atas, rincian umur responden berdasarkan masing-masing jabatan, antara lain: (1) manajer ada 8 orang yang terdiri

dari 2 orang berumur 25 sampai 35 tahun (3,2%) dan 6 orang berumur 36 sampai 45 tahun (9,7%); (2) auditor internal terdiri dari 1 orang dengan umur berkisar pada 36 sampai 45 tahun (1,6%); (3) jabatan lainnya ada 53 orang yang terdiri dari 2 orang berumur kurang dari 25 tahun (3,2%) dan 51 orang berumur 25 sampai 35 tahun (82,3%).

Berdasarkan pengolahan data di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berusia antara 25 sampai 35 tahun. Rentang usia ini dapat digolongkan sebagai usia-usia yang produktif. Pada usia produktif, pada dasarnya manusia masih memiliki semangat kerja yang tinggi dan ide-ide kreatif masih terus menerus tumbuh dalam diri. Jika karyawan di dalam suatu perusahaan didominasi oleh karyawan dengan usia yang masih produktif, maka produktivitas perusahaan akan tinggi karena berbagai ide kreatif bermunculan dan dapat diterapkan di dalam perusahaan. Hal ini tentu juga dapat membantu auditor internal dalam menjalankan perannya dalam usaha mendeteksi fraud maupun dalam meningkatkan good corporate governance perusahaan. Ide-ide kreatif karyawan tidak hanya dalam hal-hal teknis pekerjaan akan tetapi bisa juga untuk hal-hal non-teknis, misalnya bagaimana membuat inovasi-inovasi untuk produk perusahaan agar dapat mendatangkan investor baru, bagaimana cara-cara yang dapat membuat investor lama tetap percaya terhadap kinerja perusahaan, bagaimana meminimalkan risiko dalam pekerjaan, menghindari atau meminimalisir tindakan-tindakan kecurangan, mengurangi konflik antar karyawan dan hal-hal lain yang dapat semakin mempererat hubungan antara pihak-pihak yang berkepentingan di dalam perusahaan.

Selanjutnya data responden yang berkaitan dengan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 5.3. pada berikut ini.

Tabel 5.3.

Data Responden berdasarkan Jabatan dan Pendidikan (N=62)

Jabatan * Pendidikan Crosstabulation

Pendidikan Total SMA Diploma/ Sarjana Pasca Sarjana

Jabatan Manajer Count 0 0 8 8

% within Jabatan .0% .0% 100.0% 100.0% % within Pendidikan .0% .0% 72.7% 12.9%

% of Total .0% .0% 12.9% 12.9%

Auditor Internal Count 0 0 1 1

% within Jabatan .0% .0% 100.0% 100.0% % within Pendidikan .0% .0% 9.1% 1.6% % of Total .0% .0% 1.6% 1.6% Lainnya Count 1 50 2 53 % within Jabatan 1.9% 94.3% 3.8% 100.0% % within Pendidikan 100.0% 100.0% 18.2% 85.5% % of Total 1.6% 80.6% 3.2% 85.5% Total Count 1 50 11 62 % within Jabatan 1.6% 80.6% 17.7% 100.0% % within Pendidikan 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 1.6% 80.6% 17.7% 100.0%

Sumber: Output SPSS Statistics Descriptive (Lampiran II)

Berdasarkan data yang ada pada Tabel 5.3. di atas, rincian pendidikan responden berdasarkan masing-masing jabatan, antara lain: (1) manajer ada 8 orang yang semuanya bependidikan setingkat pasca sarjana (12,9%); (2) auditor internal terdiri dari 1 orang dengan pendidikan setingkat pasca sarjana (1,6%); (3) jabatan lainnya ada 53 orang yang terdiri dari 1 orang dengan tingkat pendidikan SMA (1,6%), 50 orang dengan tingkat pendidikan diploma atau sarjana (80,6%), dan 11 orang dengan pendidikan setingkat pasca sarjana (17,7%).

Berdasarkan pengolahan data di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan yang sudah baik yaitu telah menempuh pendidikan tingkat diploma, sarjana, maupun pasca sarjana. Karyawan dengan tingkat pendidikan yang tergolong baik cenderung akan lebih sadar akan tanggung jawab dalam menjalankan tugas masing-masing. Karyawan dengan tingkat pendidikan diatas diploma cenderung akan saling memberikan masukan terhadap pekerjaan yang dilakukan bila dirasa masih ada kekurangan, karena karyawan saling memahami job desk dari pekerjaan yang dilakukan.

Tingkat pendidikan yang baik akan membuat karyawan lebih teorganisir dalam menjalankan tugas, lebih aktif dan cepat tanggap bila terjadi masalah-masalah di dalam perusahaan terutama menghambat produktivitas perusahaan. Selain itu, karyawan dengan tingkat pendidikan yang sudah baik dianggap lebih berkompeten dalam memberikan masukan-masukan untuk mengatasi masalah perusahaan maupun masukan-masukan seperti ide-ide yang dapat memajukan perusahaan dalam berbagai aspek. Misalnya, ketika karyawan memahami masalah apa yang terjadi terkait pekerjaan yang dijalankan, maka karyawan tersebut akan berusaha mencari solusi terbaik untuk menyelesaikan permasalahan atau bahkan bersama dengan auditor internal, karyawan dapat bekerja sama dengan auditor untuk mencari pemecahan masalah yang terbaik. Ketika masalah dapat terpecahkan, maka kinerja karyawan akan semakin baik. Kinerja karyawan yang baik menjadi salah satu indikator kemajuan perusahaan. Perusahaan yang mampu menggerakkan karyawan bekerja sesuai kebijakan perusahaan dan mampu berproduktivitas secara baik dan konsisten

menjadi salah satu indikator terpenuhinya prinsip-prinsip good corporate governance.

Dokumen terkait