• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Setting Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

3.2 Deskripsi Setting Penelitian

SD Nila (Pseudonym) merupakan lokasi yang digunakan oleh peneliti sebagai tempat penelitian. SD Nila merupakan sekolah swasta yang telah berusia 94 tahun ini terletak sangat strategis berada di daerah perkotaan Yogyakarta. Suasana sekolah sangat nyaman dan sejuk, di sekitar sekolah ditumbuhi pepohonan yang sangat rindang. Hal tersebut menjadikan sebuah kebanggaan untuk sekolah karena SD Nila mendapatkan kejuaraan Adiwiyata sejak tahun 2008. SD Nila memiliki halaman sekolah yang cukup luas untuk melakukan aktivitas sekolah, seperti upacara bendera, olahraga, kegiatan kerohanian, maupun kegiatan lainnya. SD tersebut memiliki 12 ruang kelas. Setiap kelas merupakan kelas paralel masing-masing terdiri dari dua kelas. Peneliti melaksanakan penelitian ini di kelas III A. SD Nila merupakan sekolah yang dapat dikatakan memiliki fasilitas yang tercukupi. SD Nila memiliki fasilitas 1 ruangan perpustakaan, 1 Unit Kegiatan Sekolah, 1 ruang komputer dengan 20 unit komputer di dalamnya, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah beserta tata usaha, 1 kantin, dan 12 kamar mandi. Saat ini SD Nila terdapat 12 guru yang mengajar di kelas 1 sampai dengan kelas 6, kepala sekolah dibantu dengan oleh 1 petugas tata usaha, 1 penjaga kantin, 1 penjaga sekolah, dan 1 satpam. SD Nila merupakan sekolah dengan mayoritas kondisi perekonomian siswa menengah ke atas. Hal tersebut terlihat saat pulang sekolah maupun di pagi hari saat orang tua

34

mengantar anaknya banyak mobil dan sepeda motor yang terparkir di dalam halaman sekolah maupun luar sekolah.

3.2.2 Deskripsi Pembelajaran Matematika Di SD Nila

Pembelajaran matematika kelas III di SD Nila terjadwal setiap empat kali dalam satu minggu. Kegiatan pembelajaran matematika berlangsung selama dua JP, satu JP terdapat 40 menit. Saat peneliti melakukan observasi pembelajaran matematika di dalam kelas III A, peneliti melihat cara mengajar guru di SD Nila masih cenderung menggunakan metode ceramah yaitu guru menjelaskan dan siswa mendengarkan. Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan Bu Dede (Pseudonym) selaku guru kelas III A yang sekaligus mengajar matematika beliau mengungkapkan cara mengajar di dalam kelas. Bu Dede dalam mengajar tetap menggunakan buku pelajaran yang ditentukan oleh sekolah maupun menggunakan sumber buku lain sebagai bahan acuan pembelajaran dan media pembelajaran jika dirasa perlu. Bu Dede juga melakukan pendekatan dengan siswa yang dirasa mengalami kesulitan saat belajar matematika. Proses pendekatan yang dilakukan Bu Dede dengan lebih ekstra hati-hati dan teliti menjelaskan materi lebih detail lagi sehingga siswa yang mengalami kesulitan lebih memahami. Bu Dede mengungkapkan bahwa Bu Dede sering menggunakan metode bercerita dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari agar siswa lebih tertarik dan memahami materi.

Bu Dede mengatakan bahwa selain menerapkan metode bercerita dalam pembelajaran matematika, beliau juga menggunakan metode reward

35

and punishment dalam kegiatan pembelajaran matematika. Salah satu reward yang ditunjukkan dalam pembelajaran peneliti melihat jika Bu Dede

meminta salah satu siswa untuk diminta mengerjakan soal di papan tulis dan siswa tersebut dapat menjawab soal dengan benar maka siswa tersebut mendapatkan tambahan point dalam nilai matematikanya sebanyak satu point. Namun jika siswa tidak dapat menjawabnya maka siswa tersebut tidak memperoleh tambahan point. Peneliti melihat bahwa hal tersebut dapat dilakukan saat kegiatan pembelajaran agar siswa merasa termotivasi dan mempunyai tantangan yang lebih dalam belajar.

Ketika observasi kegiatan belajar mengajar matematika di dalam kelas, peneliti tidak melihat secara langsung bentuk punishment yang diberikan Bu Dede kepada siswa. Bu Dede hanya mengatakan kepada peneliti jika siswa tidak mengerjakan PR salah satu konsekuensi yang didapatkan yaitu siswa diminta untuk segera mengerjakannya di perpustakaan dan melaksanakan piket kelas. Peneliti melihat mengenai cara belajar matematika siswa di dalam kelas. Bu Dede masih menggunakan cara belajar dengan memberikan contoh soal dan mencoba menjelaskannya dengan menyelesaikan contoh soal tersebut bersama-sama siswa. Setelah selesai memberikan penjelasan, Bu Dede meminta siswa untuk mencoba beberapa nomor soal latihan yang diberikan oleh Bu Dede. Siswa diberi beberapa menit untuk menyelesaikan soal yang diberikan oleh Bu Dede. Ketika siswa sudah selesai mengerjakan, Bu Dede meminta salah satu siswa kelas III A untuk mencoba mengerjakan di papan tulis kemudian akan dikoreksi bersama dengan guru dan siswa hasil pekerjaan siswa yang

36

mencoba menjawab soal tersebut. Jika siswa menjawab benar soal yang diberikan oleh Bu Dede maka berlaku sistem reward tersebut. Namun terkadang ketika Bu Dede meminta salah satu siswa untuk maju menjawab ke depan kelas masih ada siswa yang tidak mau untuk ditunjuk mengerjakan soal. Salah satu cara agar untuk mensiasatinya Bu Dede menggunakan sistem reward tersebut.

3.2.3 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai dari pertengahan bulan Desember 2016 sampai bulan Maret 2017. Waktu penelitian dapat dilihat pada tabel jadwal penelitian berikut.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No Jenis Kegiatan Waktu Pelaksanaan (dalam bulan)

11 12 01 02 03 04 05 06 Tahun 2016 Tahun 2017 1 Observasi Keadaan Lapangan 2 Pengumpulan Data (observasi, wawancara, dan dokumentasi) 3 Menyusun

37 Proposal 4 Pengecekan Data dan proposal 5 Pengolahan Data 6 Penyusunan Laporan 7 Ujian Skripsi

Pemilihan partisipan dalam penelitian ini yaitu seorang siswa kelas III A yang tida mengalami kecemasan belajar matematika, guru kelas III A, kakak kandung dari siswa kelas III A dan orang tua siswa kelas III A yang tidak mengalami kecemasan belajar matematika. Para partisipan ini dianggap dapat mewakili dan menjawab penyebab siswa tidak mengalami kecemasan belajar terhadap matematika. Dalam grounded theory proses pemilihan sampel berhubungan erat dengan pengumpulan data dan analisis data. Analisis data dalam penelitian grounded theory berlangsung selama penelitian berproses, mulai dari wawancara hingga berakhir pada pengamatan (Tohirin, 2011: 33). Oleh karena itu partisipan dalam penelitian bisa berubah maupun bertambah. Pada penelitian ini, peneliti pertama kali melakukan wawancara dengan guru kelas III A SD Nila selaku informan I. Pemilihan partisipan selanjutnya berdasarkan keterangan dari informan I

38

tersebut. Pembahasan lebih lanjut mengenai latar belakang partisipan akan dibahas pada bagian latar belakang informan dan temuannya.

Dokumen terkait