• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Hasil Penelitian

2. Deskripsi Subjek

1) Proses Menjadi Penari

Subjek mengenal tarian sejak tahun 2006 yaitu pada masa SMA. Subjek pertama kali menari bergenre modern dance dengan tim extravaganza. Subjek mengenal tarian hip-hop dari film “you got serve” dan film itu juga yang menarik minat subjek untuk menari hip-hop. Subjek menari modern dance bersama extravaganza selama 2 tahun, pada tahun 2008 subjek mulai menari hip-hop bersama tim yang dibentuk subjek sendiri “first set up”. Pada awalnya subjek hanya tahu sebatas menari hip-hop, namun pada tahun 2010 subjek baru mulai belajar basic-basicdancehip-hop. Subjek menyesal baru mulai belajar basichip-hop setelah hampir 2 tahun menari hip-hop. Alasan subjek menari hip-hop karena subjek menikmati saat-saat menari hip-hop dan terinspirasi dari film “you got serve”. Subjek telah menari hip-hop selama 5 tahun dan telah mengikuti beberapa kompetisi dan perform dibanyak acara. Salah satu prestasi terbesar subjek adalah saat menjadi wakil Jogjakarta pada even Kratingdaeng dance Competition 2012. Saat mengikuti kompetisi subjek merasa nervous karena subjek meyakini jika merasakan nervous berarti ingin memberikan yang terbaik.

Saat ini subjek lebih banyak menghabiskan waktunya mengajar kelas hip-hop dance dan menyelesaikan kuliah. Subjek biasa berlatih saat ada waktu senggang dirumah, subjek biasanya memutar musik dan mulai bergerak freestyle sendiri. Subjek tidak memiliki patokan waktu dalam berlatih namun dalam menyiapkan bahan untuk mengajar biasanya subjek menonton youtube dan berlatih basic-basic hip-hop. Dalam mengajar subjek lebih menekankan pemahaman dan latihan tentang basic dan teknik-teknik dalam hip-hop agar murid-murid subjek tidak mengalami penyesalan yang sama dengan subjek.

Pada awalnya subjek memiliki keinginan untuk masuk fakultas Psikologi atau Komunikasi, namun orang tua subjek ingin subjek masuk fakultas akuntansi. Karena subjek berpikir bahwa jenjang karir dalam akuntansi itu jelas subjek mengikuti keinginan orang tua subjek. Namun setelah dijalani subjek ternyata lebih menikmati dalam menari dibandingkan berkuliah, sehingga bagi subjek berkuliah hanya merupakan tanggung jawab kepada orang tua yang harus diselesaikan. Dan subjek hanya akan meninggalkan dunia menari hip-hop saat tidak sanggup lagi menari.

Passion subjek untuk tetap menari sampai saat ini adalah “because I love dance, no other reason”. Karena subjek menikmati saat menari hip-hop.

2) Pengalaman Kuliah

Subjek tidak mengalami flow experience saat kuliah dan mengalami kebosanan. Subjek tidak memiliki tujuan dalam menjalani kuliah dan cenderung malas berangkat kuliah. Subjek lebih sering telat, ngantuk dan merasa bahwa kuliah terasa sangat lama bahkan sebelum berangkat kuliah. Subjek tidak mengalami flow saat kuliah karena merasa tertekan, hal tersebut disebabkan karena subjek kurang menyukai jurusan yang sedang ditempuh saat ini dan proses perkuliahan dijalani sebagai bentuk tanggung jawab kepada orang tua.

Subjek tidak menikmati perkuliahan dan mengalami gangguan dalam kesadaran. Subyek sering membayangkan gerakan dan lagu saat sedang mengikuti kelas. Subjek juga tidak kehilangan orientasi waktu saat berkuliah, subjek sering mengecek waktu saat kuliah. Subjek tidak kehilangan kesadaran diri saat berkuliah, subjek memperhatikan pendapat dosen dan teman perkuliahan tentang penampilannya. Aktivitas berkuliah yang dijalani subjek tidak menjadi autoletic, karena

subjek merasakan kewajiban terhadap orang tua yang sudah membayar mahal biaya kuliah.

3) Proses flow experience saat latihan

Subjek mengalami flow experience saat menari hip-hop. Hal tersebut ditunjukkan oleh karakteristik flow experience menurut Mihaly Csikszentmihalyi yang dialami subjek yaitu : Memiliki tujuan yang jelas dalam setiap langkah, Memiliki feedback yang jelas dan cepat, Terdapat keseimbangan antara bakat/kemampuan yang dimiliki dengan tantangan yang ada dalam suatu keadaan, Sebuah keadaan dimana terdapat kombinasi antara tindakan dan kesadaran, Gangguan berada di luar kesadaran, Tidak memiliki keraguan terhadap kesalahan, Kehilangan kesadaran diri, Kehilangan orientasi waktu, Aktivitas menjadi autoletic.

Saat latihan subjek memiliki tujuan yang jelas yaitu memperbaiki gerakan maupun hasil yang telah dilatih pada latihan sebelumnya. Dalam membuat gerakan subjek bertujuan untuk menonjolkan bagian tubuh tertentu dengan sebuah gerakan agar memiliki makna. Subjek mendapatkan feedback yang cepat dan jelas dari koreksi teman-teman setim saat subjek berlatih. Subjek memiliki keseimbangan antara bakat dan tantangan saat latihan. Hal tersebut terlihat dari

kemampuan subjek dalam menghadapi kesulitan dalam latihan. Subjek mampu tetap membuat gerakan saat sedang banyak pikiran dengan mencari inspirasi menonton video. Saat berlatih subjek sangat fokus dan kehilangan kesadaran diri, subjek tidak malu untuk menari dihadapan teman-temannya. Saat berlatih subjek tidak memiliki keraguan terhadap kesalahan dan gangguan berada diluar kesadaran. Subjek tidak terganggu dengan dinamika emosi teman-teman setim subjek, dan tidak peduli saat salah dalam berlatih. Subjek kehilangan orientasi waktu saat berlatih, subjek dapat berlatih sampai tengah malam bahkan menginap.

4) Proses flow experience saat perform diatas panggung

Subjek mengalami flow experience saat menari hip-hop. Hal tersebut ditunjukkan oleh karakteristik flow experience menurut Mihaly Csikszentmihalyi yang dialami subjek yaitu : Memiliki tujuan yang jelas dalam setiap langkah, Memiliki feedback yang jelas dan cepat, Terdapat keseimbangan antara bakat/kemampuan yang dimiliki dengan tantangan yang ada dalam suatu keadaan, Sebuah keadaan dimana terdapat kombinasi antara tindakan dan kesadaran, Gangguan berada di luar kesadaran, Tidak memiliki keraguan

terhadap kesalahan, Kehilangan kesadaran diri, Kehilangan orientasi waktu, Aktivitas menjadi autoletic.

Subjek memiliki tujuan yang jelas saat menari yaitu saat membuat gerakan dan menari. Saat subjek membuat gerakan, subjek bertujuan untuk menonjolkan bagian tubuh tertentu sedangkan dalam sebuah perform atau pertunjukan subjek bertujuan untuk menghibur penonton, menyenangkan dan berbagi pengalaman dalam menari hip-hop.

Saat menari hip-hop subjek mendapatkan feedback yang cepat dan jelas. Subjek dapat mengetahui kualitas tarian yang sedang dibawakan melalui feeling atau perasaan yang dirasakan saat menari. Subjek akan merasa bahwa ada sesuatu yang kurang saat sedang menari kurang bagus, faktor penonton pun sangat berpengaruh pada semangat penari di atas panggung.

Karakteristik flow experience selanjutnya adalah skill atau bakat yang dimiliki harus seimbang dengan tantangan yang dimiliki agar tidak terjadi kebosanan maupun stress. Subjek mengalami flow experience, walaupun subjek tidak menjelaskan secara lengkap tentang skill yang dimiliki saat ini, namun subjek menyebutkan bahwa dari skala 1-10 dengan asumsi 1 jelek dan 10 sangat bagus subjek berada di peringkat 7 (di atas rata-rata). Tantangan yang dihadapi adalah variasi

gerakan dan pengaruh-pengaruh styledance luar negeri. Subjek terus belajar untuk mendapatkan skill yang dimilki saat ini dan terus belajar untuk mengenal basic-basic dance untuk dapat menghadapi tantangan dalam hip-hop.

Saat menari subjek sangat berkonsentrasi dan menekankan pada diri sendiri untuk harus fokus dan selalu fokus saat menari. Subjek tidak memperdulikan pikiran-pikiran lain yang sempat terlintas dan hanya fokus menari. Dalam menari hip-hop subjek berada dalam keadaan dimana terdapat kombinasi antara tindakan dan kesadaran sehingga subjek dalam menari mengalami flow experience. Subjek menyadari dengan baik aktivitas yang sedang dilakukan dan tidak menurunkan konsentrasi saat menari dalam keadaaan yang berbeda-beda. Subjek juga tidak mengalami keraguan terhadap kesalahan. Saat kemampuan dan tantangan yang dialami dalam sebuah aktivitas seimbang maka subjek tidak perlu mengkhawatirkan kesalahan yang mungkin terjadi. Dalam melakukan perform subjek sering melakukan kesalahan, namun hal tersebut tidak membuat subjek kehilangan fokus maupun konsentrasi pada tarian yang sedang dilakukan.

Saat sementara menari subjek kehilangan kesadaran diri, subjek tidak memperdulikan penilaian orang lain tentang dirinya dan lebih memilih untuk fokus menari. Subjek menjadi

lebih “cuek” sehingga dapat menari tanpa beban dan tidak membiarkan penilaian dari orang lain membuat “down”. Subjek fokus pada tujuan menari sehingga tidak menghiraukan penilaian dan pandangan orang lain tentang dirinya.

Karakteristik lain dari flow experience adalah kehilangan orientasi waktu, subjek kehilangan orientasi waktu saat menari. Hal tersebut dapat terjadi karena subjek sangat menikmati menari dan tidak memperhatikan hal-hal yang lain. Subjek sangat menikmati saat menari dan tidak menghiraukan keadaan sekitar termasuk waktu yang digunakan. Subjek pernah berlatih selama 4 jam tanpa menyadari bahwa subjek telah menari selama itu. Subjek mengalami flow experience sehingga pengalaman subjek dalam menari tidak lagi dibatasi oleh waktu.

Saat menari subjek tidak menari untuk mencari uang maupun mencari popularitas, namun subjek belajar dari setiap pengalaman dan menikmati tarian yang dibawakan sesuai dengan makna tarian yang dibawakan. Hal tersebut terlihat dalam passion subjek dalam menari yaitu “because I love dance, just that no other reason”. Subjek tidak sekedar menari karena hobi namun sangat menikmati tarian tersebut sehingga lebih memprioritaskan menari dibandingkan kuliah selama 5 tahun subjek mengenal hip-hop. Saat ini subjek berusaha

menyelesaikan kuliah yang dianggap subjek sebagai tanggung jawab kepada orang tua, namun tetap sambil mengajar tarian hip-hop. Subjek sangat menikmati tarian hip-hop sehingga sulit untuk berfokus pada aktivitas lain.

Proses flow experience yang dialami subjek adalah, subjek mempunyai tujuan dan pesan yang ingin disampaikan dalam setiap tarian. Subjek selalu merasa nervous sebelum menari, namun pada even besar nervous subjek juga bertambah. Saat memasuki panggung dan melihat penonton nervous subjek perlahan-lahan menghilang, subjek menganggap panggung tersebut adalah milik subjek dan tim sehingga mereka sangat bersemangat untuk menari. Sorak-sorai dari penonton menambah semangat subjek dalam menari, terlebih ketika transisi antar lagu dan gerakan berjalan mulus dan mendapat apresiasi positif dari penonton membuat subjek semakin bersemangat dan menikmati tarian yang dibawakan.

Gambar 2 : Deskripsi Subjek 1

A. Pengalaman kuliah (tidak mengalami flow)

Subjek tidak memiliki tujuan yang jelas saat berkuliah

Subjek tidak menikmati perkuliahan : Merasa tertekan

Gangguan berada di dalam kesadaran

Tidak kehilangan orientasi waktu

Tidak kehilangan kesadaran diri

Aktivitas tidak menjadi autoletic

“Saya malah lebih sering membayangkan gerakan sama lagu kalo pas kuliah”

“kan saya juga awalnya ga suka fakultas yang saya jalani sekarang, jadi kuliah itu jadi kewajiban untuk diselesaikan sebagai tanggung jawab sama orang tua.”, “kalo menikmati nggk juga”, “kalo bandingannya sama nari ya saya nggak menikmati didalam kelas”

“Biasa aja sih mbak, terkadang malah malas”, “saya lebih sering telat”, “Masih ngantuk”, “rasanya itu kuliah bakalan lama banget, padahal saya belum berangkat”

“Sambil ngeliatin jam, berapa lama lagi sampai waktunya pulang”

“aku ga mau pake kostum dance ke tempat kuliah”, “biar nggk terlalu dibilang banyak gaya sama dosen atau teman-teman kampus”

B. Pengalaman saat berlatih (Mengalami flow) Memiliki tujuan yang jelas saat berlatih menari

Memiliki feedback yang cepat dan jelas

Menikmati berlatih menari

Kehilangan kesadaran diri saat berlatih

Gangguan berada di luar kesadaran

Tidak memiliki keraguan terhadap kesalahan

Memiliki keseimbangan antara bakat dan tantangan

Kehilangan orientasi waktu

“Enjoylah. Kalo nggak ngapain saya latihan mbak”, “I love dance itu yang selalu menjadi motivasi saya”, “latihan gabung sama teman-teman ternyata lebih menyenangkan”

“pas mau berangkat latihan itu udah bayangin latihan yang kemarin, terus hari ini apa lagi yang mau diperbaikin gitu”, “apa yang kurang, atau siapa yang masih kurang pas gerakannya. Itu nanti jadi bahan latihan”, “kita lebih gerak bagian ini kelihatan misalnya bagian hip dan pinggul ini harus kelihatan”

“jadi pas aku buat gerakan ada yang koreksi”

“Bercanda bareng teman-teman, walaupun kadang2 juga berantem, tapi saya sangat menikmati waktu dan proses bersama teman-teman”

“jadi kalo latihan itu ga ada kata malu buat bergerak.”

“Mau itu salah atau benar yang penting belajar ikutin beat lagu”

“kalo lagi stuck gitu aku biasanya dengar lagu ulang-ulang atau coba nonton video gitu.”

“kita bisa latihan sampe tengah malam bahkan nginap bareng”, Kadang kita sampe ga makan, atau sampe minjam uang buat nyewa sanggar. Tapi kita nggak pernah ngerasa terbeban”

C. Proses flow experience saat perform FLOW EXPERIENCE TRANSISI GERAKAN LANCAR (“begitu lagu dimulai nervous saya mulai hilang. Semangat saya semakin bertambah saat transisi lagu dan gerakan mulus”) SORAKAN PENONTON (“trus dengar teriakan supporter nervousnya langsung hilang, langsung semangat untuk menari.” “Saya langsung bersemangat mendengar sorakan penonton”) MERASA MEMILIKI PANGGUNG (“begitu sampai dipanggung dan melihat penonton, saya menganggap panggung adalah miliki saya dan tim.”) MELIHAT PENONTON (“Tapi pas lihat penonton, trus dengar teriakan supporter nervousnya langsung hilang, langsung semangat untuk menari” “begitu sampai dipanggung dan melihat penonton, saya menganggap panggung adalah miliki saya dan tim.”) NERVOUS (“nervous -nya hanya saat mau naik ke panggung dan masuk panggung” “Tapi hanya sebelum masuk ke panggung”)

b. Subjek 2

1) Proses menjadi penari

Subjek mengenal tarian hip-hop sejak SD, karena banyak anak-anak di lingkungan tempat tinggal subjek yang menari hip-hop. Sampai saat ini subjek telah menari selama 9-10 tahun, subjek mulai berlatih sejak akhir tahun 2003 dan menari dihadapan banyak orang pada tahun 2004 sampai sekarang. Subjek menari hip-hop karena subjek menyukai tarian hip-hop sejak pertama menonton tarian ini, dan sampai sekarang menjadi hobi subjek. Saat pertama belajar menari hip-hop subjek belajar secara autodidak karena merasa tidak percaya diri, subjek belajar dari menonton anak-anak yang berlatih dan mencoba meniru gerakan mereka sendirian. Tidak ada riwayat keluarga subjek yang pernah menari hip-hop, subjek adalah generasi pertama dari keluarganya yang menari hip-hop.

Saat pertama kali subjek menari dihadapan juri subjek merasa gugup karena subjek merasa kurang percaya diri dihadapan penari yang telah expert dan berpengalaman. Dalam keseharian subjek, subjek lebih banyak mengahabiskan waktunya untuk berlatih menari hip-hop. Secara regular subjek dapat berlatih kurang lebih 2 jam setiap hari, namun saat beraktivitas dan berkuliah subjek tetap berlatih skill dan

menciptakan koreografi lewat imajinasi. Pada setiap waktu senggang subjek menggunakan waktu tersebut untuk berlatih menari.

Subjek lebih memprioritaskan menari hip-hop dibandingkan pendidikan yang sedang ditempuh, hal tersebut terlihat dari waktu yang digunakan subjek untuk berlatih menari lebih banyak dibandingkan untuk hal lainnya. Salah satu contoh saat subjek sedang mengikuti salah satu perkuliahan di kampus, subjek tidak fokus pada materi perkuliahan tetapi berimajinasi tentang gerakan-gerakan hip-hop dan apa yang harus dilakukan untuk membuat koreografi yang bagus. Subjek juga mendahulukan untuk berlatih menari bersama teman-teman setim pada malam hari dan mengerjakan tugas perkuliahan pada pagi hari. Subjek termotivasi untuk terus menari hip-hop sampai saat ini karena subjek merasa memiliki talenta dalam menari dan sunjek menyukai tarian hip-hop. Subjek sangat menikmati dalam menari hip-hop dan bercita-cita untuk goes International.

2) Pengalaman kuliah

Subjek tidak mengalami flow experience saat kuliah subjek cenderung merasakan kebosanan. Subjek tidak memiliki tujuan yang jelas saat berkuliah, subjek merasa capek dan

bosan bahkan sebelum berangkat kuliah. Gangguan berada dalam kesadaran subjek, saat bosan subjek melakukan aktivitas lain seperti menggambar, mendengarkan musik, dll. Tidak terdapat kombinasi antara kesadaran dan tindakan yang dilakukan subjek, saat berkuliah subjek mendengarkan musik dan membayangkan gerakan. Saat dikelas subjek sering menanyakan jam pada temannya, yang menunjukkan subjek tidak kehilangan orientasi waktu. Subjek kurang menikmati berkuliah, bagi subjek kuliah adalah sebuah kewajiban, subjek merasakan banyak tekanan saat berkuliah terutama dari teman kuliah, dosen yang hanya berbicara pada buku dan papan dan ruangan yang remang-remang.

3) Proses flow experience saat latihan

Subjek mengalami flow experience saat berlatih menari. Saat latihan subjek memiliki tujuan menyalurkan kreativitas dan menerapkan gerakan dan konsep yang sudah dipikirkan sebelumnya. Subjek mendapatkan feedback dari koreksi teman-teman setim yang sedang latihan. Subjek tidak memiliki keraguan terhadap kesalahan, bagi subjek kesalahan itu wajar saat latihan. Saat latihan subjek memiliki keseimbangan antara skill dan tantangan yang dihadapi. Saat latihan tim membuat suatu gerakan yang sama dan sebuah

formasi yang tepat merupakan tantangan bagi subjek. Untuk mengatasi hal tersebut subjek mengamati anggota timnya saat latihan dan mencari gerakan atau formasi baru yang lebih baik. Saat latihan subjek menyadari sepenuhnya gerakan yang sedang dilakukan. Saat berlatih subjek kehilangan orientasi waktu, subjek dapat berlatih hingga tengah malam dan berjam-jam. Aktivitas subjek menjadi autoletic, subjek tidak memikirkan kesehatan tubuhnya namun terus berlatih karena semangat dari diri subjek dan teman-teman subjek.

4) Proses flow experience saat perform

Subjek mengalami flow experience saat menari hip-hop. Hal tersebut ditunjukkan oleh karakteristik flow experience menurut Mihaly Csikszentmihalyi yang dialami subjek yaitu : Memiliki tujuan yang jelas dalam setiap langkah, Memiliki feedback yang jelas dan cepat, Terdapat keseimbangan antara bakat/kemampuan yang dimiliki dengan tantangan yang ada dalam suatu keadaan, Sebuah keadaan dimana terdapat kombinasi antara tindakan dan kesadaran, Gangguan berada di luar kesadaran, Tidak memiliki keraguan terhadap kesalahan, Kehilangan kesadaran diri, Kehilangan orientasi waktu, Aktivitas menjadi autoletic.

Salah satu karakteristik seseorang mengalami flow experience menurut Mihaly adalah memiliki tujuan yang jelas dalam melakukan sesuatu. Tujuan yang jelas adalah mengetahui apa yang akan dilakukan selanjutnya. Subjek memiliki tujuan yang jelas dalam sebuah perform, subjek bertujuan menari untuk menyampaikan pesan sehingga orang/penonton dapat menangkap makna tarian yang sedang dibawakan dari awal sampai akhir tarian.

Karakteristik lain saat seseorang mengalami flow experience adalah memiliki feedback yang jelas dan cepat. Subjek dapat merasakan kualitas tariannya secara langsung saat di atas panggung. Subjek dapat mengetahui sedang menari dengan bagus atau tidak dari musik dan transisi dari lagu ke lagu. Subjek mengetahui bahwa subjek telah menari dengan baik karena melihat reaksi penonton dan feel dari tarian yang dibawakan.

Kemampuan yang dimiliki subjek seimbang dengan tantangan yang dihadapai dalam tarian hip-hop. Bagi subjek skill menari hip-hop yang dimiliki subjek masih rata-rata dalam skala 1 sampai 10 subjek berada pada angka 5 dan 6, subjek merasa skill yang dimiliki sudah bagus namun belum ahli. Tantangan dalam menari hip-hop menurut subjek adalah budaya yang berkembang di masyarakat Indonesia yang belum

bisa menerima tarian hip-hop. Subjek merasa tantangan untuk membuat sebuah koreografi dalam tarian hip-hop yang mampu memikat hati masyarakat Indonesia dengan keterbatasan skill yang dimiliki subjek.

Saat menari subjek memiliki kombinasi tindakan dan kesadaran, yang merupakan karakteristik seseorang mengalami flow experience. Saat menari fokus subjek adalah mendengarkan lagu dan gerakan tarian hip-hop, subjek merasa enjoy di atas panggung dan tidak memikirkan hal lain diluar tarian yang sedang dibawakan. Subjek sangat menyadari gerakan yang dilakukan dan musik apa yang sedang dibunyikan sehingga subjek dapat menikmati tarian tersebut.

Subjek tidak memikirkan masalah hidup yang sementara dihadapi saat sedang menari, fokus subjek hanya pada musik dan gerakan tarian. Subjek tidak mengalami gangguan yang berada diluar kesadaran yang merupakan salah satu karakteristik flow experience. Saat subjek fokus pada musik subjek melupakan setiap masalah dan hal lain dan hanya berpikir tentang gerakan, musik dan penonton.

Karakteristik lain dari seseorang yang mengalami flow experience adalah tidak memiliki keraguan terhadap kesalahan. Saat seseorang berbuat kesalahan dalam melakukan sesuatu, kesalahan tersebut tidak mempengaruhi fokus maupun

konsentrasi yang dimiliki subjek. Dalam menari hip-hop subjek pernah berbuat salah namun subjek tidak kehilangan fokus dan konsentrasi namun selalu menemukan cara untuk menutupi kesalahan tersebut.

Karakteristik lain dari flow experience adalah dalam menari hip-hop subjek tidak kehilangan kesadaran diri. Subjek tidak terpengaruh penilaian maupun pendapat orang lain tentang diri subjek. Bagi subjek jika seseorang layak dihargai maka pasti dihargai demikian juga sebaliknya.

Subjek tidak menyadari waktu yang digunakan untuk berlatih maupun saat perform tarian hip-hop. Subjek kehilangan orientasi waktu saat menari, subjek sering berlatih dua sampai tiga jam namun subjek tidak menyadari telah berlatih selama itu. Subjek juga memiliki pengalaman perform saat kompetisi nasional hingga sepuluh menit namun tidak

Dokumen terkait