• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Subjek Penelitian

Dalam dokumen STUDI KASUS MAHASISWI PELAKU SEKS BEBAS. (Halaman 64-73)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini ditentukan oleh peneliti dengan kriteria yaitu, mahasiswa atau mahasiswi pada salah satu universitas di Yogyakarta, masih menjalani perilaku seks bebas dan berkenan memberikan informasi terhadap penelitian yang sedang di lakukan peneliti. Subjek masih menjalani perilaku seks bebas. Subjek pada penelitian ini berjumlah 3 orang, yaitu masing-masing subjek memiliki

key informan berjumlah 3 orang. Berikut profil singkat ketiga subjek

51

Tabel 1. Profil Singkat Subjek Pelaku Free Sex

No. Keterangan Subjek I Subjek II Subjek III

1. Nama Rd Ta Sa

2. Jenis Kelamin perempuan perempuan perempuan

3. Umur 21 21 19

4. Semester 6 8 4

5. Agama Islam Islam Katholik

Tabel 2. Key Informan 1

No. Keterangan key informan 1 Subjek

1. Nama Ya Rd

2. Jenis Kelamin perempuan Perempuan

3. Umur 20 21

4. Semester Enam 6

5. Agama Islam Islam

7 Hubungan dengan subjek

teman dekat sampai sekarang, pernah tinggal satu kos dengan subjek

Tabel 3. Key Informan 2

No. Keterangan key informan 2 Subjek

1. Nama AR Ta

2. Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

3. Umur 22 21

4. Semester Sepuluh 8

5. Agama Islam Islam

7 Hubungan dengan subjek

teman dekat, kos di depan kos subjek

Tabel 4. Key Informan 3

No. Keterangan key informan 3 Subjek

1. Nama Rr. Ag Sa

2. Jenis Kelamin laki-laki Perempuan

3. Umur 20 tahun 19

4. Semester delapan 4

5. Agama Islam Katholik

7 Hubungan dengan subjek

satu kos dengan pacar Sa, kamar bersebelahan dengan Ss (pacar Sa).

52

Berikut ini adalah deskripsi subjek berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti:

a. Subjek Rd

Subjek pertama adalah Rd. Rd merupakan seorang mahasiswa perguruan tinggi yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Rd adalah mahasiswa duduk di semester 6 mengambil jurusan manajemen. Melihat Usianya dengan semester yang saat ini dihadapi ia termasuk tertinggal dibanding dengan seusianya.

Rd adalah pendatang yang berasal dari Kabupaten Tenggarong , salah satu propinsi dari luar Jawa yang kos di kawasan sekitar kampus.Rd merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Adiknya seorang perempuan masih duduk di bangku sekolah menengah pertama, dan laki-laki yang sudah kuliah di kota Yogya juga. Kedua orang tua Rd bekerja di Kalimantan Timur, ibunya Pegawai Negeri Sipil dan ayahnya wiraswasta. Rd merupakan mahasiswa yang berasal dari Kalimantan Timur yang dari sisi ekonomi tergolong sangat mampu, karena ayahnya adalah pengusaha trasnportasi khususnya dalam jasa pengiriman barang. Papa Rd memiliki lima truk fuso berkapasitas 60 ton yang disewa oleh perusahaan batubara, di samping itu juga bisnis mobil mewah bekas. Kalimantan Timur merupakan salah satu propinsi yang kaya dengan perbedaan harga yang relativ cukup jauh dibanding dengan kota Yogya.

53

Hal ini juga ditunjukkan dengan gaya hidup Rd selama di Yogya, walaupun jarak yang cukup jauh namun Rd sangat sering pulang dengan tiket pesawat yang terbilang mahal. Baginya pulang ke Tenggarong bila ada keperluan dan kangen orang tua, tiket pun ia selalu difasilitasi orangtuanya.

Ia mengaku bahwa pacaran baginya adalah sebuah pengorbanan dan salah satunya adalah memberikan segalanya bagi pacar. Pacaran sudah dilakukannya semenjak SMP di kota asalnya. Di bangku SMP ia sudah berganti-ganti pacar dan sudah cukup banyak dikenal teman sebagai cewek yang suka ganti pacar. Pengakuan yang ia katakan sebenarnya sangat sederhana, yakni masa puber dinikmati saja kalau pacar masih cocok yang lanjut kalau udah tidak cocok ya ganti. Ia selalu mencari teman di kalangan ekonomi yang high untuk mendukung persahabatan dan gaya hidup dari keluarganya yang kaya.

Menjalani perilaku seks bebas semenjak dengan pacarnya di SMA, ia pertama kali melakukan hubungan seksual dan merasa mendapatkan kasih sayang dari pacarnya di SMA. Ia dimanja sekali oleh pacarnya bahkan merasa seperti mendapatkan segalanya seperti yang ia rasakan kektika di rumah. Di SMA memanfatkan hotel yang ada di kotanya dengan sewa shortime, ketika pulang sekolah atau ketika hari libur. Orang tuanya tidak pernah mengetahui sama sekali sebab ketika terlambat pulang sekolah ia selalu berdalih ada

54

tambahan materi atau les ini itu dan itu selalu dipercaya oleh orang tuanya. Sementar ketika bermain libur ia selalu dijemput oleh teman-temannya, setelah itu ia dengan pacarnya memisahkan diri untuk mencari tempat pacaran.sekarang ia mendapatkan pacar baru di Yogyakarta.

Permasalahan yang ia hadapi justru datang dari lingkungan kos yang memandang rendah dirinya yang sering pulang malam, sehingga ia berpindah-pindah kos. Ia lebih senang memilih kos bulanan dengan memilih kos eksekutive walau tidak selalu yang ber-AC tetapi selalu mencari kamar mandi di dalam. Pindah-pindah kos di Yogya ini baginya tidak masalah sebab merasa kos di kota ini relative masih murah harganya dan sangat terjangkau. Pindah kos juga tidak pernah dipermasalahkan oleh orang tuanya selama kontak Hp-nya masih jalan sehingga bila orang tua menghubunginya selalu terjalin komunikasi. Orang tuanya sering juga datang di kota ini tetapi selalu memilih tidur di hotel dan Rd lah yang menemui dan terkadang ikut tidur bersama orang tuanya.

Dari hasil wawancara, orang tua Rd sangat memberi memperhatikan pada anak-anaknya bahkan mungkin malah berlebihan. Orang tuanya tidak pernah membedakan dengan adik-adiknya baik dari sisi keuangan ataupun perhatian dalam hal kasing sayang. Bahkan Rd bilang orang tuanya selalu memanjakan, pernah ia ditawari untuk membawa mobil di kota Jogja ini disamping untuk

55

keperluan kuliah juga bila sewaktu-waktu bila orang tuanya datang. Rd menolak tawaran mobil tersebut karena mengaku kawatir jika kemudian cowok akan minder bila mendekatinya. Orang tua Rd selalu berkomunikasi dengan Rd tidak hanya jika ada perlunya saja. Ayah Rd mendidik Rd dari sejak kecil dengan menggunakan materi yaitu dengan memberikan segalanya bila meminta sesuatu. Tak pernah ditunda ataupun ditolaknya sedangkan ibu Rd mendidik Rd dari sejak kecil dengan hal yang sama seperti ayahnya. Inilah yang membuat Rd sebagai anak mama dan papa yang sangat manja dengan kasih sayang dan materi.

Dari berbagai tempat kos yang pernah dihuninya inilah justru ia merasakan problem-problem yang muncul. Ia merasa sebagai wanita yang wajar-wajar saja karena kebiasaan dia adalah ke kafe, diskotik, atau menghabiskan malam dengan jalan-jalan dengan kekasihnya. Baginya ke kafe dan diskotik adalah kebutuhan dan sudah biasa ia jalani juga ketika berada di kota asalnya. Pemandangan yang tidak nyaman ia rasakan dari orang-orang di sekitar kos. Sering ia merasa orang bisik-bisik ketika ia baru beli sesuatu kebutuhan di sekitar kosnya. Bahkan juga ia merasakan pandangan yang tajam dari pemuda-pemudanya. Hal itu ternyata terbukti ketika salah satu teman kosnya ada yang terbuka mengatakan bahwa Rd dikira wanita yang bisa di pakai (dibawa). Benturan-benturan semacam itu yang kemudian ia memutuskan

56

pindah kos dan ternyata hamper beberapa tempat ia merasakan hal yang sama. Akhirnya ia memutuskan untuk cuek walau ia merasa risih dan tidak nyaman.

Kedua orang tuanya juga golongan borjuis yang selalu berkaraoke berdua di tempat-tempat eksekutive di daerah asalnya. Tidak sebatas itu, orang tuanya adalah pemilik sekaligus tokoh salah satu klub mobil mewah yang cukup ternama. Sering pergi mengadiri acara-acara otomotif dengan penuh glamor. Kegemaran orang tua yang demikian ini sesungguhnya hanya sebuah acara hura-hura layaknya anak muda saja dan hanya sekedar pamer kemewahan. Orang tua Rd beralasan bahwa kegiatan yang dilakukannya semata untuk menunjang keperluan bisnis dan forum komunikasi antar teman. Pada acara-acara tertentu anak-anaknya diajak, sehingga ketiga anaknya melihat secara langsung bahwa orang tuanya berada pada lingkungan orang-orang yang kaya, tetapi tidak semua kegiatan orangtuanya melibatkan anak-anaknya. Ketiga anaknya sudah terbiasa dengan kehidupan demikian. Orang tua pulang larut malam dan dengan dandan yang mewah adalah hal yang biasa. Hampir setiap ada acara hiburan di kotanya, kedua orang tuanya tidak pernah absen. Konser music adalah salah satu favorit yang tidak pernah dilewatkan, entah yang live di stadion atau yang digelar di hotel.

Rd mempunyai riwayat pendidikan sejak sekolah di SD sampai SMA cukup lancar. Rd tidak pernah tinggal kelas dari SD

57

hingga SMA, sekolah yang ia jalani adalah sekolah suasta yang cukup bergensi. Rd merupakan anak yang dimanja semenjak duduk di bangku sekolah dasa hingga kini kuliah di Jogja, dengan difasiliasi keperluan sekolahnya yang sangat lengkap. Kelengkapan dan kondisi yang demikian tidak diimbangi dengan prestasi pendidikan yang baik.

Pacarnya yang sekarang berinisial AK juga seperti itu, tidak ada yang berbeda yaitu Rd dan AK menjalin pacaran dengan penuh kebebasan. Lebuh-lebih bahwa di Jogja ini Rd merasa tidak ada yang mengawasinya. Kehidupan dijalaninya hampir seperti sepasang suami isteri yang sudah menikah. Kuliah Rd lebih banyak diantar ketimbang naik kendaraannya sendiri, selepas itu Rd dan AK berada dalam satu kehidupan rumah tangganya anak kos. Aktivitas keperluannya seperti makan dilakukanya berdua, untuk makan lebih sering keluar di rumah makan kadang-kadang saja di kos. Kalau tidak di kos Rd ya di kosnya AK.Kebiasaan yang semacam ini adalah kehidupan yang dijalani Rd dan AK. Keduanya merasa bahwa standar hidup di Jogja sangat murah dan uang bulanan hanya separohnya saja untuk keperluan harian, sisanya cukup banyak terakumulasi di tabungan. AK juga anak kos yang berasal dari luar Jawa dengan kehidupan yang cukup mapan juga. Gayung bersambut keduanya pacaran dengan penuh kebebasan, walau AK bukanlah pacar pertama di Jogja. Kehidupan dengan AK dijalani dengan

58

kehidupan yang serba lebih, keduanya juga mengaku sering rental mobil di sebuah tempat langgannya (Gs rental) untuk jalan-jalan ke luar kota. Ia selalu menyewa Honda Jazz RS terbaru yang sebenarnya lebih hanya untuk gaya hidup ketimbang kebutuhannya. Terkadang dipakai jemput Rd atau ketika ada acara di kampus. Sebelumnya Rd sudah menjalin pacaran dengan beberapa cowok yang bertahan tidak lama.

Rd merasa ada kecocokan dengan AK yang mempunyai hobi yang sama. Mereka terjerumus pada hubungan seksual ini lebih dikarenakan Rd yang agresif mengawalinya. Awal mula pertemuan Rd dan AK yaitu Rd yang hendak mau pulang dari acara sebuah

consermusic di Candi Prambanan. Keduanya dikenalkan lewat

teman kuliah, walaupun Rd pada waktu itu masih menjalin hubungan pacaran dengan teman cowoknya.

Perkenalan Rd dengan AK bersambut lebih jauh kemudian menjalin komunikasi. Rd back street dengan cowoknya, sementara AK tidak mempunyai pacar. Ketika itu AK sedang tidak mempunyai pacar merasa nyaman dekat dengan Rd dan keduanya menjalinkan hubungan hubungan walau statusnya Rd suduah punya pacar. Lama kelamaan Rd putus dengan pacarnya dan semakin merapat dengan AK yang akhirnya berdua menyatakan resmi berpacaran. S pacar Rd mengetahui hubungan tersebut tetapi tidak pernah mempermasalahkan, S lebih banyak menyerang dengan

omongan-59

omongan negative tentang Rd sebagai cewek yang sudah tidak virgin, S lebih mengumbar omongan pada teman-temannya bahwa dirinya sudah free sex cukup lama dengan Rd. S mengatakan bahwa putus hubungan dengan Rd tidak rugi, dan suatu saat akan membongkar hubungannya dengan Rd dulu pada dunia maya. S merasa ada banyak yang direkam tentang hubungannya dengan Rd mantan kekasihnya itu.

Dalam dokumen STUDI KASUS MAHASISWI PELAKU SEKS BEBAS. (Halaman 64-73)

Dokumen terkait