• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Deskripsi Tingkat Kedisiplinan Terhadap Tata Tertib Pada Siswa

Hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti menunjukkan bahwa sebagian besar para siswa SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017 memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi terhadap tata tertib sekolah. Tingginya tingkat kedisiplinan siswa terhadap tata tertib sekolah tersebut maka dapat diinterpretasikan bahwa para siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017 sudah memiliki tingkat kedisiplinan yang baik. Berdasarkan dari hasil perhitungan, ada sekitar 59,64

% siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017 memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi terhadap tata tertib sekolah dan yang lainnya ada dalam kategori sangat tinggi, sedang, dan rendah. Sehingga, dalam hal ini para siswa telah dapat menerapkan kedisiplinan dalam diri terhadap tata tertib yang berlaku di sekolah.

Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat kedisiplinan siswa SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta yang tergolong tinggi ini membuktikan bahwa anggapan peneliti tentang tingkat kedisiplinan siswa SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta terhadap tata tertib sekolah yang tergolong rendah terbukti salah. Hal ini kemungkinan karena pada waktu observasi peneliti hanya melihat beberapa siswa saja yang melakukan pelanggaran terhadap tata tertib bukan secara keseluruhan siswa. Selain itu, respon dari pihak sekolah baik itu kepala sekolah, wakakesiswaan, guru BK, dan guru mata pelajaran terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh siswa cukup cepat dengan cara memberi teguran atau peringatan, memberi hukuman, dan memanggil orangtua atau wali siswa. Di sekolah ini juga memberlakukan sistem poin terhadap siswa yang melakukan pelanggaran tata tertib, sehingga apabila poin pelanggaran siswa sudah melewati batas maka siswa tersebut dapat dikeluarkan dari sekolah. Oleh sebab itu, hasil dari penelitian ini tidak sesuai dengan dugaan peneliti.

Tingkat kedisiplinan siswa yang tergolong tinggi ini tidak hanya bermanfaat pada lingkungan sekolah tetapi juga bermanfaat bagi siswa itu

sendiri sebagai seorang pribadi. Manfaat yang dapat dirasakan bagi siswa sebagai seorang pribadi, diantaranya mereka dapat membangun dan melatih kepribadian menjadi lebih baik (Tu’u, 2004).

Akan tetapi kedisiplinan para siswa ini tidak dapat dipisahkan dari latar belakang siswa itu sendiri, dimulai dari lingkungan keluarga, bentuk pola asuh orangtua, dan dari kesadaran dan kemauan dari dalam diri siswa itu sendiri untuk menyadari bahwa apa yang dilakukan dapat bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya. Perilaku disiplin sebenarnya dapat tumbuh dan berkembang sedini mungkin sejak siswa berada dalam lingkungan keluarga melalui pola asuh yang diterapkan oleh orangtua, kemudian berlanjut dalam pendidikan di sekolah, sehingga sekolah dan keluarga menjadi tempat yang sangat penting bagi pengembangan kedisiplinan siswa (Tu’u, 2004).

Tingginya tingkat kedisiplinan terhadap tata tertib pada siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017 dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: kesadaran diri, ketaatan, hukuman, teladan, lingkungan berdisiplin, dan latihan berdisiplin (Tu’u, 2004). Berikut akan dijelaskan akan faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya tingkat kedisiplinan terhadap tata tertib pada siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017.

a. Kesadaran diri dari dalam diri siswa menjadi faktor yang sangat penting dalam mewujudkan perilaku disiplin. Sebab siswa yang memiliki kesadaran diri tentang pentingnya perilaku disiplin bagi dirinya maupun

lingkungan akan lebih mudah untuk melaksanakan perilaku disiplin. Tingginya tingkat kedisiplinan terhadap tata tertib pada siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017 dapat diindikasikan bahwa mereka sudah memiliki kesadaran diri yang cukup baik sehingga mereka dapat berperilaku disiplin di sekolah. Hal ini dibuktikan bahwa sebagian besar siswa sudah disiplin dalam hal datang ke sekolah tepat waktu, berpakaian yang rapi dan sopan, dalam mengikuti pembelajaran di kelas siswa cukup tertib, siswa juga tidak mengendarai sendiri baik sepeda motor atau mobil saat ke sekolah ataupun pulang sekolah, siswa mengumpulkan HP di kotak yang disediakan, dan lain sebagainya. Secara tidak langsung berarti siswa sudah memiliki kesadaran diri untuk melaksanakan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh sekolah.

b. Ketaatan dalam berperilaku disiplin dapat diartikan sebagai langkah penerapan dan praktik atas peraturan-peraturan yang mengatur perilaku siswa di sekolah. Hal ini tentu saja dapat berdampak positif bagi perkembangan pribadi siswa serta lingkungan di sekolah menjadi kondusif. Hal tersebut dibuktikan dengan siswa taat terhadap peraturan-peraturan yang ada di sekolah, seperti: sebagian besar siswa datang ke sekolah tepat waktu, siswa mengikuti pembelajaran dengan tertib di kelas, siswa juga menjaga ketengan saat berada di perpustakaan, dan siswa tidak membuat keributan saat melewati kelas lain yang sedang belajar.

Sehingga, tingginya tingkat kedisiplinan terhadap tata tertib pada siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017 merupakan hasil dari ketaatan siswa dalam mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku sesuai dengan tata tertib di sekolah.

c. Hukuman dalam penerapan kedisiplinan di sekolah menjadi salah satu tolak ukur dalam menerapkan peraturan-peraturan sekolah. Sebab, hukuman ini dimaksudkan untuk menyadarkan, mengoreksi, dan meluruskan perilaku yang tidak sesuai dengan peraturan dalam tata tertib sekolah (melanggar kedisiplinan) untuk kembali pada perilaku yang sesuai dengan peraturan dalam tata tertib sekolah. Hukuman dalam penerapan kedisiplinan ini disinyalir menjadi salah satu faktor yang sangat penting dalam tingginya tingkat kedisiplinan terhadap tata tertib pada siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017, dimana dalam pemberian hukuman ini berbentuk pemberian poin yang disesuaikan dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan terhadap tata tertib atau peraturan di sekolah. Jika pelanggaran yang dilakukan siswa masih tergolong ringan seperti terlambat datang ke sekolah atau masuk kelas dan menggunakan seragam dan atribut yang tidak sesuai dengan ketentuan akan diberikan peringatan atau teguran. Tetapi apabila dilakukan berulang kali maka siswa akan mendapatkan poin pelanggaran sebesar 2 poin yang dapat mengurangi jatah poin kebaikan siswa sebesar 150 poin. Bentuk hukuman atau pembinaan

berupa teguran, pemanggilan orangtua, surat peringatan, dan pemberian skor pelanggaran. Jika poin pelanggaran siswa ≥ 50 maka siswa akan mendapatkan surat peringatan 1, pembinaan dengan wali kelas, orangtua, dan guru BK, serta skorsing selama 2 hari. Jika poin pelanggaran ≥ 100 maka siswa akan mendapatkan surat peringatan 2, pembinaan dengan guru BK, orangtua, dan kepala sekolah, serta skorsing selama 5 hari. Jika poin pelanggaran ≥ 150 maka siswa akan mendapatkan pemutusan hubungan studi oleh BK, orangtua, dan kepala sekolah. Bentuk hukuman inilah yang memungkinkan siswa untuk lebih mentaati peraturan-peraturan sekolah atau tata tertib sekolah.

d. Teladan menjadi faktor yang tidak kalah pentingnya dalam pembentukan kedisiplinan siswa karena siswa SMP merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju remaja, dimana mereka mudah untuk mengikuti apa yang dilihatnya. Sehingga, dalam hal ini sosok yang menjadi teladan bagi siswa sangat mempengaruhi perilaku siswa. Sosok yang menjadi teladan bagi siswa di sekolah yang paling utama adalah guru mata pelajaran karena guru mata pelajaran lebih banyak berinteraksi dengan siswa, sehingga kemungkinan untuk menjadi teladan bagi siswa adalah guru mata pelajaran. Tingginya tingkat kedisiplinan terhadap tata tertib pada siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dapat dipengaruhi dari sosok yang menjadi teladan bagi siswa. Dalam hal ini menurut peneliti sosok yang menjadi teladan bagi siswa di

SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta adalah guru mata pelajaran dan guru BK karena para guru tersebut lebih banyak berinteraksi dengan siswa. e. Lingkungan yang disiplin akan membentuk siswa menjadi disiplin, begitu

juga sebaliknya lingkungan yang tidak disiplin akan membentuk siswa menjadi tidak disiplin. Lingkungan sekolah yang disiplin tentu dapat membentuk siswanya menjadi disiplin dengan adanya para guru dan staf sekolah yang disiplin terhadap peraturan-peraturan sekolah, serta penerepan tata tertib yang jelas dan tegas. Berdasarkan dari observasi, peneliti melihat bahwa tingginya tingkat kedisiplinan terhadap tata tertib pada siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017 karena adanya lingkungan sekolah yang disiplin. Hal ini terlihat dari para guru dan staf sekolah yang tertib dan disiplin terhadap peraturan atau tata tertib sekolah seperti dalam hal waktu (datang ke sekolah, durasi mengajar, dan pulang dari sekolah), penampilan (dalam hal seragam) rapi dan sesuai dengan aturan, dan mengikuti kegiatan-kegiatan sekolah (upacara bendera, misa, dan lain-lain).

f. Latihan berdisiplin merupakan salah satu usaha untuk membentuk perilaku disiplin. Dengan melakukan proses latihan dan kebiasaan untuk berdisiplin maka hal tersebut akan membuat siswa terbiasa untuk disiplin. Latihan berdisiplin ini dimulai sejak siswa masih kecil melalui pendidikan dan pola asuh dalam keluarga, kemudian berlanjut ke sekolah. Saat di sekolah, latihan berdisiplin sudah diajarkan sejak di taman

kanak-kanak (TK) hingga di jenjang pendidikan selanjutnya. Di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta untuk menerapkan latihan berdisiplin bagi siswanya dengan cara memberikan buku panduan proses pendidikan bagi siswa baru dan orangtua agar dapat lebih memahami mengenai proses pendidikan dan aturan-aturan yang diterapkan. Sehingga, siswa dapat menyesuaikan terhadap aturan di sekolah baru dan dapat mentaatinya. Dalam latihan berdisiplin ini, sekolah tidak perlu memberikan kegiatan-kegiatan khusus karena latihan berdisiplin sudah dilakukan siswa mulai dari pendidikan tingkat dasar. Jadi, sekolah hanya perlu memperkenalkan aturan-aturan yang harus ditaati oleh siswa dan siswalah yang memutuskan untuk mentaati atau melanggarnya.

2. Item-item Kuisioner Tingkat Kedisiplinan Terhadap Tata Tertib Pada

Dokumen terkait