• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Wilayah Kota Surakarta

a. Letak Kota Surakarta

Kota Surakarta merupakan salah satu Kota besar di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota lainnya seperti Semarang maupun Yogyakarta. Wilayah Kota Surakarta atau lebih dikenal dengan “Kota Solo”. SOLO berbatasan di sebelah Utara dengan Kabupaten Boyolali, sebelah Timur dengan Kabupaten Karanganyar, sebelah Selatan dengan Kabupaten Sukoharjo.

Kota Surakarta terletak antara dan

Bujur Timur dan antara dan Lintang Selatan. Kota Surakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian ± 92 meter dari permukaan laut serta beriklim tropis dengan suhu udara rata-rata berkisar antara . Sedangkan kelembaban udara berkisar antara 64% - 85%.

b. Luas Wilayah

Luas Wilayah Kota Surakarta mencapai 44,06 Km2 yang terbagi dalam 5 Kecamatan yaitu: Kecamatan Laweyan, Serengan, Pasar Kliwon, Jebres dan Banjarsari. Sebagian besar lahan dipakai sebagai tempat pemukiman sebesar 61,68%. Sedangkan untuk kegiatan ekonomi juga memakan tempat yang cukup besar juga yaitu berkisar

antara 20% dari luas lahan yang ada. Luas penggunaan lahan di Kota Surakarta yaitu pertama untuk Perumahan atau Pemukiman sebesar 2.723 Ha, Jasa 427,13 Ha, Perusahaan sebesar 287,48 Ha, Industri sebesar 101,42 Ha, Tanah Kosong sebesar 53,38 Ha, Tegalan sebesar 81,96 Ha, Sawah sebesar 146,17 Ha, untuk Kuburan sebesar 72,86 Ha, Lapangan OR sebesar 65,14 Ha, Taman Kota sebesar 31,60 Ha, dan lainnya sebesar 399,44 Ha.

c. Kondisi Sumber Daya Alam

Kondisi iklim di Kota Surakarta adalah tropis dengan musim hujan dan kemarau saling bergantian di sepanjang tahun. Berdasarkan data dari 6 stasiun pengukur yang ada di Kota Surakarta, banyaknya hari hujan selama tahun 2009 adalah hari dengan rata-rata curah hujan pada bulan Januari dan terendah terjadi pada bulan Juni sampai Oktober.

Secara hidrografis Kota Surakarta memiliki berbagai sumber air yang antara lain disebabkan oleh letaknya yang berada di kaki gunung lawu dimana keadaan tanahnya makin ke barat makin datar dan banyak sumber air yang berasal dari gunung lawu.

Dilihat dari aspek topografi Kota Surakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian antara 80 meter hingga 130 meter. Ketinggian 80-110 meter mencakup beberapa wilayah antara lain Laweyan, Serengan dan Pasar Kliwon; Ketinggian 80-120 meter

mencakup wilayah Banjarsari; dan Ketinggian 80-130 meter mencakup wilayah Jebres.

2. Penduduk dan Tenaga Ke rja a. Pendudukan

Jumlah penduduk di Kota Surakarta pada tahun 2009 adalah sebesar 528.202 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 249.287 orang, dan penduduk perempuan sebanyak 278.915 orang. Apabila dibandingkan dengan kondisi di tahun 2008 dengan jumlah penduduk 522.935 orang, terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 247.245 orang dan penduduk perempuan 275.690 orang.

Kecamatan dengan penduduk terbanyak adalah Kecamatan Banjarsari, yaitu sebanyak 86.315 orang (atau sebesar 31,45%); kemudian Kecamatan Jebres yaitu sebanyak 138.624 orang (atau sebesar 12,58%); dan Kecamatan Laweyan yaitu sebanyak 111.315 orang (atau sebesar 8,63%); Sedangkan Kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit adalah Kecamatan Pasar Kliwon yaitu sebanyak 74,145 orang (atau sebesar 4,82%); dan Kecamatan Serengan yaitu sebanyak 44.120 orang (atau sebesar 3,19%).

Tingkat kepadatan penduduk di Kota Surakarta juga cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 tingkat kepadatan penduduk mencapai 11.996 jiwa/Km2. Kepadatan penduduk perkotaan secara umum cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan.

Kecmatan dengan tingkat kepadatan paling tinggi adalah kecamatan Pasar Kliwon, yaitu 15.383 jiwa/Km2dan yang paling rendah adalah Kecamatan Laweyan yaitu sebesar 10.002 jiwa/Km2.

b. Ketenagakerjaan

Jumlah penduduk bekerja di Kota Surakarta pada tahun 2009 mencapai 275.546 orang atau sebesar 65,02% dari seluruh penduduk Kota Surakarta. Penduduk Laki-laki usia kerja lebih rendah (48,30%) dari pada penduduk Perempuan (51,70%). Ini menunjukkan bahwa peran perempuan di Kota Surakarta cukup tinggi dalam peningkatan kesejahteraan keluarga.

Stuktur penduduk menurut kelompok umur usia produktif tertinggi pada kelompok umur 20-24 tahun sebesar 58.776 jiwa. Keadaan ini sangat dimungkinkan karena Kota Surakarta merupakan basis dari pendidikan dan tenaga kerja yang berpotensi pada usia tersebut. Penduduk usia kerja ini biasanya menjadi yang cukup besar dalam ketenagakerjaan. Total jumlah penduduk usia kerja (15 tahun) keatas mencapai 423.800 orang.

Jumlah tersebut terbagi menjadi angkatan kerja (bekerja dan pengangguran) sebanyak 275.546 orang (65,02%) sedangkan bukan angkatan kerja (sekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya) sebesar 148.254 orang (34,98%). Dari jumlah angkatan kerja, jumlah pengangguran ini perlu ditangani secara serius karena adanya krisis

Menurut jenis pekerjaan bagi penduduk Kota Surakarta tercatat sebanyak 35,84% (89.995 orang) dari jumlah penduduk (246.531 orang) bekerja sebagai tenaga usaha penjualan dan diikuti oleh tenaga produksi sebesar 28,40% (71.314 orang). Menurut lapangan usaha, terdapat 43,13% bergerak dibidang perdagangan, diikuti oleh jasa-jasa sebesar 24,23%. Pekerjaan disektor perdagangan dan jasa di Kota Surakarta memang cukup menjanjikan karena Kota Surakarta merupakan Kota Perdagangan dan Jasa.

3. Kondisi Sosial Ekonomi a. Kondisi Sosial Masyarakat

1) Bidang Pendidikan

Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Surakarta, pada tahun 2009 jumlah SD/MI sebanyak 286 buah, SMP/MTs 89 buah, SMA/MA 51 buah, SMK N 8 buah. Jumlah Perguruan Tinggi di Kota Surakarta 50 buah.

Jumlah murid SD/MI sebanyak 129.316 siswa dengan jumlah guru sebanyak 3.722 orang sehingga rasio guru : murid sebanyak 1 : 34,744. Jumlah murid SLTP/MTs sebanyak 36.133 siswa dengan guru sebanyak 2.466 orang sehingga rasio guru : murid sebanyak 1 : 14,652. Jumlah SMA/MA sebanyak

20.506 siswa, dengan jumlah guru sebanyak 1.815 orang sehingga rasio guru : murid sebanyak 1 : 11.298.

Pada tahun 2009 penduduk Kota Surakarta usia 5 tahun keatas menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan terdiri dari tidak/belum pernah sekolah sebanyak 105.834 orang, belum tamat SD sebanyak 66.799 orang. Tidak tamat SD 44.051 orang. Tamat SD sebanyak 98.118 orang, Tamat SLTP sebanyak 101.351 orang, Tamat SMA sebanyak 71.143 orang, dan tamat Perguruan Tinggi/Akademi sebanyak 35.639 orang. 2) Kesehatan Penduduk

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta tahun 2009 menunjukkan bahwa jumlah fasilitas kesehatan yang ada terdiri dari 12 Rumah Sakit; 15 Puskesmas; 25 Puskesmas Pembantu; 9 Rumah Bersalin Swasta; dan 35 Balai Pengobatan Swasta.

Perkembangan jumlah tenaga kerja di Kota Surakarta pada tahun 2009, terdiri dari Dokter Umum sebanyak 276 orang; Dokter Gigi sebanyak 68 orang; Bidan sebanyak 261 orang dan Perawat sebanyak 2.027 orang.

Selama tahun 2009, jenis penyakit yang banyak diderita oleh pasien dan yang berobat ke Puskesmas adalah jenis ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan) yang jumlahnya mencapai 18.052

orang atau sebesar 22,36% dari total penderita, yang jumlahnya adalah 80.734 penderita.

b. Kondisi Perekonomian Daerah 1) Ke uangan Daerah

Berdasarkan Neraca Daerah dan aliran Kas Kota Surakarta Tahun 2009, anggaran pendapatan ditetapkan sebesar Rp.710.827.482.180,-; atau 108,05% Rinciannya adalah sebagai berikut Pendapatan Asli Daerah (PAD) dianggarkan sebesar Rp.71.002.320.000,-; sedangkan realisasinya sebesar Rp.76.127.372.000,-; atau 107,22%. Dan bagian Dana Perimbangan dianggarkan sebesar Rp.621.726.198.000,- Realisasinya sebesar Rp.651.173.021.000,- ;atau 104,74%. Dan lain-lain pendapatan yang sah dianggarkan sebesar Rp. 0,- sedangkan realisasinya sebesar Rp. 0,- atau sebesar 100%. 2) Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)

Kondisi perekonomian daerah dapat diketahui dengan menghitung ekonomi. Pertumbuhan ekonomi digunakan untuk mengetahui perkembangan perekonomian denghan melihat besar produk Domestik Regional Bruto (PDRB) baik atas harga berlaku maupun konstan

Tabel 4.1

Pertumbuhan PDRB Kota Surakarta Atas Harga Konstan dan Berlaku Tahun 2001-2009 Tahun PDRB Konstan (Jutaan Rp.) Pertumbuhan PDRB Konstan PDRB Berlaku (Jutaan Rp.) Pertumbuhan PDRB Berlaku 2001 3.372.850,36 12,79 3.113.668,99 4,12 2002 3.772.737,68 26,16 3.268.559,64 9,30 2003 4.251.845,59 42,18 3.468.276,94 15,98 2004 4.756.559,53 59,06 3.669.373,45 22,70 2005 5.585.776,84 86,79 3.858.169,67 29,02 2006 6.190.112,55 107 4.067.529,95 36,02 2007 6.909.094,57 131,04 4.304.287,37 43,93 2008 7.901.886,06 164,24 4.549.342,95 52,13 2009 8.880.691,24 196,97 4.817.877,63 61,11 Rerata 5.735.728,27 91,80 3.901.898,51 30,48 Sumber: BPS Kota Surakarta. (Beberapa Tahun)

Berdasarkan tabel 4.1 di bawah dapat diketahui besar pertumbuhan PDRB atas harga konstan dan berlaku Kota Surakarta pada masa selama Otonomi Daerah. Pertumbuhan PDRB atas harga konstan Kota Surakarta cenderung mengalami peningkatan, dimana kenaikan tertinggi dicapai pada tahun 2009 yaitu sebesar 196,97% sedangkan yang paling rendah yaitu sebesar 12,79% terjadi pada tahun 2001.

Jika ditinjau dari pertumbuhan PDRB atas harga berlaku maka pertumbuhan PDRB Kota Surakarta yang tertinggi adalah tahun 2009 sebesar 61,11% dan terendah pada tahun 2001

c. Inflasi

Selama tahun 2009 inflasi di Kota Surakarta mencapai 2,63%. Inflasi tertinggi jatuh pada bulan Februari, sebesar 0,67% dan terendah pada bulan Desember sebesar -0,29%. Penyumbang inflasi terbesar adalah kelompok Bumbu-bumbuan mencapai 10,06%, kemudian kelompok sebesar 6,96% dan ketiga adalah kelompok Bahan Makanan sebesar 6,25%. Diikuti oleh kelompok Makanan Jadi sebesar 5,65% dan kelompk Perumahan sebesat 2,28%. Penyumbang inflasi terendah adalah kelompok Perumahan yaitu 2,28% dan kelompok sebesar Bumbu-bumbuan 10,06%

B. Hasil Analisis dan Pembahasan

Dokumen terkait