• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deteksi Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik T)

TRAYEK JALAN YANG DILALUI JUMLAH PERTUMBUHAN

R- squared =0,980 Uji F =98,903

3. Deteksi Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik T)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh masing-masing variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dalam regresi pengaruh jumlah penduduk, jumlah angkutan kota pete-pete dan panjang jalan kota makassar terhadap penyerapan tenaga kerja jasa angkutan kota di makassar, dengan =5% (0,05). df = 3 (n-k = 10-3-1=6), maka diperoleh nilai t-tabel sebesar 2,446.t-tabel dapat dicari dengan cara ketik

=tinv(0,05;6) pada cell kosong lalu enter. Berdasarkan nilai t-tabel tersebut dan dengan asumsi t-hitung > t-tabel, maka variabel independen yang signifikan terhadap variabel penyerapan tenaga kerja jasa angkutan kota adalah jumlah penduduk dengan diperoleh t-hitung sebesar 3,720) dan jumlah angkutan kota

46

pete-pete (t-hitung = 3,223) sedangkan panjang jalan kota berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja (t-hitung = -0,229).

G. Pembahasan

Dalam pengaruh jumlah penduduk, jumlah angkutan kota pete-pete dan panjang jalan kota makassar terhadap penyerapan tenaga kerja jasa angkutan kota di kota makassar.

1. Pengaruh jumlah penduduk terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor jasa angkutan kota di makassar

Pertumbuhan penduduk adalah merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan mengurangi jumlah penduduk.

Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh beberapa komponen yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), migrasi masuk dan migrasi keluar. Selisih antara kelahiran dan kematian disebut pertumbuhan alamiah (natural increase), sedangkan selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar disebut migrasi netto.

Adanya pengaruh positif pertumbuhan penduduk terhadap penyerapan tenaga kerja dimana kondisi dan kemajuanpenduduk sangat erat terkait dengan tumbuh dan berkembangnya usaha ekonomi. Penduduk disatu pihak dapat menjadi pelaku atau sumber daya bagi faktor produksi, pada sisi lain dapat menjadi sasaran atau konsumen bagi produk yang dihasilkan kondisi-kondisi kependudukan, data dan informasi kependudukan akan sangat berguna dalam memperhitungkan berapa banyak tenaga kerja akan terserrap atau kualifikasi tertentuyang dibutuhkan dan jenis-jenis teknologi yang akan dipergunakan untuk memproduksi barang atau jasa. Disisi lain pengetahuan tentang struktur penduduk

47

dan kondisi sosial ekonomi pada wilayah tertentu akan sangat bermanfaat dalam memperhitungkan berapa banyak penduduk yang dapat memanfaatkan peluang dan hasil pembangunan atau seberapa luas pangsa pasar bagi suatu produk usaha tertentu (Todaro, 2003).

2. Pengaruh Jumlah Angkutan Kota Pete-pete Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Jasa Angkutan Kota Di Makassar

Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu daan tenaga kerja yang di gunakan dalam satu unit usaha tertentu atau dengan kata lain penyerapan tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja dalam suatu unit usaha yang nantinya bisa mendatangkan keuntungan bagi masing-masing orang. Pada jasa angkutan kota, tentu saja dalam hal penyerapan tenaga kerja lebih banyak menyerap tenaga kerja, hal ini terbukti dengan banyaknya angkutan kota yang beropeasi di jalanan ibu kota. Sehingga mendatangkan banyak keuntungan bagi banyak orang. Khususnya masyarakat kecil, atau kurang mampu.

Menurut warpani (1990) anggota masyarakat pemakai jasa angkutan dikelompokkan dalam dua golongan besar yaitu: paksawan yaitu mereka yang tidak mampu memiliki kendaraan atau menyewa kendaraan sendiri, dan pilihwan yaitu mereka yang mampu. Tujuan utama keberadaan angkutan kota adalah menyelenggarakan pelayanan angkutan yang aman, cepat, murah dan nyaman bagi masyarakat. Karena sifatnya yang massal, maka diperlukan adanya kesamaan diantara para penumpang berkenan dengan asal dan tujuan. Sektor jasa angkutan kota pada dasarnya banyak menyerap tenaga kerja, akan tetapi kurangnya perhatian dari pemerintah dan berbagai pihak yang terkait masih kurang peka

48

dengan masyarakat kurang mampu yang ingin hidupnya lebih sejahtera. Sehingga dengan begitu banyaknya penyerapan tenaga kerja pada sektor jasa angkutan kota haruslah diimbangi dengan kualitas yang juga harusnya lebih memadai.

Jasa angkutan kota merupakan dari bagian suatu sistem transportasi kota.

Tingkat kebutuhan angkutan kota erat kaitannya dengan pola pergerakan atau penyebaran perjalanan pengguna jasa angkutan kota (penumpang) kecenderungan masyarakat kota menggunakan kendaraan pribadi dalam mengadakan perjalanan pada tingkat-tingkat tertentu dapat menimbulkan masalah trasportasi yang memerlukan penyelesaian. Salah satu menurunkan tingkat penggunaan pribadi adalah meningkatkan sistem pelayanan angkutan kota, sehingga pemkai kendaraan pribadi berkenan menggunakan jasa angkutan kota. Struktur perekonomian sebuah kota yang relatif maju ditandai dengan semakin besarnya peran sektor jasa dalam menopang perekonomian kota tersebut, sehingga diharapkan peran sektor tersebut akan terus mendominasi dalam memberikan kontribusi nilai tambah terhadap perekonomian.

Jadi intinya adalah pembangunan ekonomi membutuhkan jasa angkutan yang cukup memadai. Tanpa adanya transportasi sebagai sarana penunjang tidak dapat diharapkan tercapainya hasil yang memuaskan dalam usaha pengembangan ekonomi dari suatu negara atau daerah. Untuk tiap tigkatan perkembangan ekonomi dari setiap negara diperlukan kapasitas angkutan yang optimum. Namun perlu diperhatikan bahwa penentuan kapasitas termaksud dan tingkatkan investasi tidak merupakan hal yang mudah. Kenyataan menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkatan dari kegiatan ekonomi dengan kebutuhan menyeluruh akan

49

angkutan, dengan lain perkataan kalau aktivitas ekonomi meningkat maka kebutuhan angkutan meningkat pula. Kebutuhan akan pergerakan bersifat sebagai kebutuhanturunan (derived demand) yang diartikan sebagai permintaan yang timbul karena adanya permintaan akan barang atau jasa lain (morlok, 1995).

Berdasarkan hasil regresi diperoleh hasil bahwa jumlah angkutan kota pete-pete berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja jasa angkutan kota di makassar . itu karena ditunjukkan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Meski dari keseluruhan jumlah angkutan kota tidak semuanya beroperasi, disebabkan ada kendaraan yang masuk bengkel dan para sopir yang berhalangan.

3. Pengaruh Panjang Jalan Kota Terhadap Penyerapan tenaga Kerja Pada Sektor Jasa Angkutan Kota.

Jalan merupakan prasarana yang penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian. Usaha pembangunan yang makin meningkat menuntut adanya sarana transportasi yang memadai untuk menunjang mobilitas penduduk dan kelancaran distribusi barang dari daerah dan ke daerah.

Panjang jalan di kota makassar dari tahun ke tahun mengalami peningkatan maka akan berdampak pada angkutan kota karena rute yang akan dilalui oleh angkutan kota menjadi bertambah dan dapat mengurangi kemacetan di kota Makassar.

Berdasarkan hasil regresi yang ditemukan bahwa Jumlah rute berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja jasa angkutan kota. Hal ini membuktikan bahwa keberadaan jaringan jalan yangterdapat dalam suatu kota

50

sangat menentukan pola jaringan pelayanan angkutan kota, karena sistem jaringan jalan dapat mengikat danmenghubungkan pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalampengaruh pelayanannya (Setijowarno dan Frazila,2001:).

51 BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait