• Tidak ada hasil yang ditemukan

MUFASIR 01-02-08 Al-Qashah Ayat 77 H. Sukeri Abdillah, MM dan Hj. Elvi Hudriah, M. Ag Drs. H. Abdul Satar Gani, MA dan H. Fauzi Ridwan S, Ag Prof. Dr. H. Muslim Nasution MA 08-02-08 Al-Araff Ayat 96 Drs. H. Rahmadji Asmuri dan Hj. Lili Rachmawati M, Ag Drs. H. Syarifuddin Muhammad dan H. Syahdi SAS, S. Ag Prof. Dr. H. Dedy Ismatullah 36

15-02-08 Al-Jumuah Ayat 9 Hj. Elvi Hudriah, M. Ag dan H. Sukeri Abdillah, MM Drs. H. Imron Rosyadi dan Drs. H. Abdul Satar Gani, MA Dr. Hj. Nur Rofiah Biluzm 22-02-08 Ali-Imran Ayat 185 H. Sukeri Abdillah, MM dan Hj. Elvi Hudriah, M. Ag Drs. H. Abdul Satar Gani, MA dan Hj. Maria Ulfa MA KH. Abdul Hakim Fauzi

Kriteria pemilihan pengisi acara Teletilawah di TVRI meliputi: 1) Pembawa acara atau Presenter

Para pengelola program Teletilawah memiliki kriteria dalam memilih pembawa acara/presenter, diantaranya sebagai berikut:

a) Menarik dari segi Broadcast (vokal dan penampilan) b) Berwawasan luas

c) Dapat menghidupkan materi yang dibawakan

d) Mampu mendampingi narasumber dari berbagai disiplin keilmuwan e) Dapat berimprovisasi

Adapun beberapa presenter yang dipilih oleh pengelola program acara Teletilawah adalah:

a) H. Sukeri Abdillah, MM

b) Hj. Elvi Hudriah, M. Ag c) Drs. H. Rahmadji Asmuri

d) Hj. Lili Rachmawati M, Ag

Dalam setiap episodenya, Teletilawah mempunyai beberapa presenter yang memliki daya tarik dalam setiap penampilannya.

2) Dewan Hakim

Para pengelola program Teletilawah memiliki kriteria dalam memilih dewan hakim, diantaranya sebagai berikut:

a) Menarik dari segi Broadcast (vokal dan penampilan) b) Berwawasan luas

c) Mengetahui dari segi tilawah dan tajwid d) Dapat berimprovisasi

Berdasarkan kriteria tersebut, maka terpilihlah beberapa dewan hakim dari berbagai lembaga atau aktivitasnya sebagai berikut:

a) Drs. H. Abdul Satar Gani, MA b) H. Fauzi Ridwan S, Ag c) H. Syahdi SAS, S, Ag d) Drs. H. Syrifuddin Muhammad e) Drs. H. Imron Rosyadi f) Hj. Maria Ulfa MA

3) Narasumber atau Mufasir

Pengelola Program Teletilawah memiliki kriteria yang harus ada pada seorang narasumber atau mufasir. Adapun kriterianya adalah sebagai berikut:

a) Memiliki kualitas ilmu Al-Qur’an b) Mengerti konsentrasi ilmu tafsir,

c) Dari sisi keilmuwan yang sesuai tema atau praktisi d) Menarik dari segi broadcast (vokal dan penampilan)

Berdasarkan kriteria tersebut, maka terpilihlah beberapa narasumber atau mufasir dari berbagai lembaga atau aktivitasnya sebagai berikut:

a) Prof. Dr. H. Muslim Nasution MA b) Prof. DR. Deddy Ismatullah c) Dr. Hj. Nur Rofiah Biluzm d) KH. Abdul Hakim Fauzi

Dalam setiap episodenya, Teletilawah selalu menampilkan narasumber atau mufasir yang memiliki kriteria yang berbeda.

C. Proses Produksi Program Teletilawah

Dalam program siaran produksi Teletilawah di TVRI Pusat Jakarta, sebelum melangkah kepelaksanaan dalam jalannya suatu program, maka dibutuhkan suatu perencanaan yang baik dan yang bertanggung jawab mengenai jalannya suatu program tersebut yang diatur oleh sutradara/pengarah acara atau disebut juga PD

(Program Director).

Peranan seorang pengarah acara sebagai penanggung jawab jalannya program, dituntut untuk bisa membuat suatu konsep atau kemasan dengan sebaik mungkin, pengarah acara juga mempunyai wawasan dan kemampuan dalam merealisasikan ide-ide kreatif serta mengarahkan proses produksi. Biasanya seorang pengarah acara dalam melaksanakan produksi ada tahapan-tahapan sebagai salah satu tanggung jawabnya, diantaranya dari factor intern, dan ekstern. Di lihat dari factor intern, seorang pengarah acara merencanakan bagaimana menyiapkan settingan dekorasi, Lighting, audio, kamera, make-up, dan lain-lain. Peranan seorang pengarah acara disini adalah melakukan koordinasi dan kerjasama dengan pihak-pihak terkait di atas.

Jika dilihat dari factor ekstern, peranan seorang pengarah acara, melakukan kerjasama dengan pihak lain, yaitu mencari atau menghubungi seorang narasumber yang cocok dan sesuai dengan tema yang akan disajikan, dalam mencari narasumber seorang pengarah acara harus mengetahui kekurangan dan kelebihan narasumber tersebut, agar ketika acara berlangsung tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Dan berdasarkan pengalaman seorang pengarah acara

apabila seorang narasumber layak untuk ditampilkan lagi dengan tema atau materi yang berbeda maka tidak menutup kemungkinan pengarah acara dapat menghubungi narasumber itu lagi.

Suatu produksi program televisi yang melibatkan banyak peralatan, orang dan dengan sendirinya biaya yang besar, selain memerlukan suatu organisasi yang rapi juga perlu suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien. Setiap tahap harus jelas kemajuannya dibandingkan dengan tahap sebelumnya. Tahapan produksi terdiri dari tiga bagian di televisi yang lazim disebut standard operation procedure (SOP), seperti berikut:

1. Pra Produksi 2. Produksi 3. Pasca Produksi

Demikian juga dengan produksi program Teletilawah di TVRI Pusat Jakarta, mempunyai tahapan seperti diatas.

1. Pra Produksi Program Teletilawah di TVRI Pusat Jakarta

Tahap pra produksi atau perencanaan merupakan pengembangan dari desain program menjadi desain produksi atau semua kegiatan mulai dari pembahasan ide, gagasan awal sampai dengan pelaksanaan pengambilan gambar atau shooting.

Perencanaan suatu program secara umum melahirkan kebijakan umum tentang bagaimana mengatur alokasi waktu dan materi siaran dalam sehari, seminggu atau setahun. Perencanaan program televisi juga diarahkan untuk dapat

memilih dan menjadwalkan penayangan suatu program yang dapat menarik sebanyak mungkin penonton.37

Tahap ini sangat penting, jika dilaksanakan dengan rinci dan baik sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan sudah beres. Kegiatan produksi antara lain:

a. Penemuan ide

Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide atau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset.

Tapi ide bisa saja tidak timbul dari satuan kerja produksi, tetapi dapat timbul dari pihak luar, seperti event organizer, production house, biro iklan. Dalam mencari ide sebagai landasan untuk dikembangkan seorang produser harus mempertimbangkan beberapa hal antara lain:

1. Apakah ide atau gagasan cukup menarik

2. Apakah kekuatan yang tersembunyi dalam ide atau gagasan tadi

3. Apabila ide atau gagasan tadi dapat dirubah menjadi program siaran, apa manfaat bagi khalayak dan bagaimana dampaknya

4. Kalau ide tadi akan diangkat menjadi program siaran, harus ada alasan yang meyakinkan.

b. Perencanaan

Perencanaan meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule), penyempurnaan naskah, lokasi, dan crew. Selain estimasi biaya, penyediaan biaya

37

dan rencana alokasi merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara hati-hati dan teliti.

c. Persiapan

Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perijinan dan surat-menyurat. Pembuatan setting, meneliti dan melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua persiapan diselesaikan menurut jangka waktu kerja yang sudah ditetapkan. Kunci keberhasilan produksi program televisi sangat ditentukan oleh keberesan tahap perencanaan dan persiapan itu.

2. Produksi Program Teletilawah di TVRI Pusat Jakarta

Setelah proses perencanaan dan persiapan selesai, pelaksanaan produksi bisa dimulai. Produser bekerja sama dengan para pengisi acara dan crew mencoba mewujudkan apa yang direncanakan yang tertulis dalam script menjadi gambar, susunan gambar yang dapat bercerita.

Produksi adalah seluruh kegiatan liputan baik di studio maupun di lapangan, proses liputan yang disebut juga taping. Merencanakan sebuah produksi program televisi, seorang produser professional akan dihadapkan pada pemikiran yang mendalam, yaitu materi produksi, sarana produksi, biaya produksi, organisasi pelaksanaan produksi dan tahap pelaksanaan produksi.

1. Materi produksi

Seorang produser professional dengan cepat mengetahui apakah materi atau bahan yang ada dihadapannya akan menjadi materi produksi yang baik atau tidak. Seorang produser ketika ia berhadapan dengan suatu karya cipta, musik, lagu, atau lukisan, gagasannya mulai bergerak.

Materi produksi merupakan sebuah ide yang akan dirubah menjadi suatu karya produksi berbentuk audio visual. Di mana ide yang muncul dibuat konsep dan format programnya, kemudian dibuatlah naskah atau satuan acara yang merupakan rangkaian dari sebuah acara yang dibuat. Dengan format acara yang baik tentunya sebuah ide akan dapat diminati dan diterima penonton.

Materi produksi ini didapatkan oleh tim kreatif melalui ide-ide dari seluruh tim yang kemudian mereka satukan atau mereka pilih ide mana yang memang layak untuk diambil. Sebagai contoh pada tanggal 1 Februari 2008 dipilih surat Al-Qhasash ayat 77 karena pada saat itu kondisi masyarakat banyak yang tidak mensyukuri nikmat yang telah diberikan, bahkan banyak dari umat islam sendiri yang saling berbuat kerusakan kepada sesama umat islam maupun umat lainnya.

Materi merupakan isi pesan yang disampaikan kepada khalayak penonton, pemilihan materi tentunya harus sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang berkembang dalam masyarakat, dan juga berkenaan dengan kehidupan sehari-hari.

Materi dalam program Teletilawah adalah surat yang dilombakan, dan di penghujung acara surat yang diperlombakan akan dijelaskan oleh narasumber atau mufasir.

Melalui surat yang diperlombakan, acara Teletilawah menyampaikan pesan kepada masyarakat. Contohnya melalui surat Al-Qhasash acara Teletilawah menyampaikan pesan kepada masyarakat bahwa seluruh manusia dianjurkan untuk selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan, serta berbuat baik kepada seluruh umat manusia.

Adapun surat yang diperlombakan pada program Teletilawah bulan Februari adalah:

Tabel 7

Dokumen terkait