• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. LANDASAN TEORI

D. Dewasa Madya

1. Pengertian Dewasa Madya

Masa dewasa madya atau usia setengah baya adalah masa usia antara 40 sampai 60 tahun. Usia madya merupakan periode yang panjang dalam rentang kehidupan manusia, yang dibagi ke dalam dua subbagian, yaitu : usia madya dini (40-50 tahun) dan usia madya lanjut (50-60 tahun). Masa dewasa madya ditandai dengan adanya perubahan-perubahan jasmani dan mental (Hurlock, 1990).

2. Karakteristik Usia Madya

Hurlock (1990) mengungkapkan terdapat sejumlah karakteristik usia dewasa madya, yaitu :

a. Periode yang sangat ditakuti

Periode usia madya merupakan masa yang lebih menakutkan bila dilihat dari seluruh kehidupan manusia. Beberapa alasan yang membuat orang takut memasuki usia dewasa madya adalah banyaknya stereotipe yang tidak menyenangkan tentang usia madya, yaitu adanya kepercayaan tentang kerusakan mental dan fisik yang diduga disertai dengan menurunnya fungsi reproduksi seseorang. Selain itu adanya penekanan terhadap pentingnya masa

muda. Hal ini memberi pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap sikap orang dewasa pada saat memasuki usia madya dalam kehidupan mereka. Selain itu pada masa ini kebanyakan orang dewasa menjadi rindu pada masa muda mereka dan berharap dapat kembali ke masa itu.

b. Masa transisi

Usia madya merupakan masa transisi dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan perilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan yang akan diliputi oleh ciri-ciri jasmani dan perilaku yang baru. Periode ini merupakan masa dimana pria mengalami perubahan keperasaan dan wanita mengalami perubahan dalam kesuburan. Transisi juga berarti penyesuaian diri terhadap minat, perilaku dan peran. Terjadi perubahan hubungan yang awalnya berpusat pada keluarga (family centered relationship) menjadi hubungan yang berpusat pada pasangan (pair centered relationship). Pada perubahan peran, pria harus menyesuaikan diri terhadap perubahan kondisi pekerjaan yang perlu disesuaikan dengan kondisi fisik mereka. Bagi wanita,ia harus mneyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi, baik dalam rumah tangga maupun dalam pekerjaan.

c. Masa stress

Penyesuaian secara radikal terhadap peran dan pola hidup yang berubah, khususnya bila disertai dengan berbagai perubahan fisik, selalu cenderung merusak keseimbangan fisik dan psikologis seseorang dan membawanya ke masa stres. Misalnya kebanyakan wanita mengalami gangguan saat mereka mengalami menopause, anak-anak yang meninggalkan rumah, dan hal ini

memaksa mereka melakukan penyesuaian dalam pola hidup mereka. Bagi pria, umumnya pada usia 50-an mereka melakukan penyesuaian terhadap masa pensiun.

d. Usia yang berbahaya

Usia madya dipandang sebagai usia yang berbahaya dalam rentang kehidupan. Beberapa hal yang dianggap berbahaya diantaranya adalah mengalami kesulitan kondisi fisik sebagai akibat terlalu banyak bekerja, rasa cemas yang berlebihan, ataupun kurang memperhatikan kehidupan.

e. Usia canggung

Usia madya dikenal dengan istilah “usia serba canggung”, dimana seseorang yang berusia madya tidak lagi muda tetapi juga tidak tua. Orang yang berusia madya seolah-olah berdiri di antara generasi yang lebih muda dan generasi yang lebih tua.

f. Masa berprestasi

Selama usia madya, orang akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti beraktivitas dan tidak mengerjakan sesuatu apapun lagi. Apabila orang berusia madya memiliki kemauan yang kuat untuk berhasil, mereka akan mencapai puncaknya dan menikmati hasil dari kerja keras yang dilakukan sebelumnya.

g. Masa evaluasi

Usia madya juga dikenal sebagai masa evaluasi diri. Karena pada umumnya seseorang pada usia madya mencapai puncak prestasinya, maka pada masa ini merupakan saat untuk mengevaluasi prestasi tersebut berdasarkan aspirasi

mereka dan harapan-harapan orang lain, khususnya anggota keluarga dan teman.

h. Masa sepi

Usia madya dialami sebagai masa sepi, masa ketika anak-anak tidak lagi tinggal bersama orangtua. Tahap masa kahampaan atau sepi dimulai dari usia 40-an, walaupun dengan perkawinan yang ditunda atau keluarga yang mempunyai banyak anak. Selain itu setelah bertahun-tahun hidup dalam rumah yang berpusat pada keluarga (family centered home), umumnya orang dewasa menemui kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan rumah yang berpusat pada pasangan (pair centered home). Keadaan ini terjadi karena selama masa-masa mengasuh anak, suami dan istri mengembangkan minatnya masing-masing. Akhirnya mereka hanya memiliki sedikit persamaan setelah minat mereka terhadap anak-anak berkurang, dan mereka harus saling melakukan penyesuaian diri dengan baik. Periode ini lebih bersifat traumatik bagi wanita daripada pria. Hal ini terjadi khususnya pada wanita yang menghabiskan waktu mereka dengan pekerjaan rumah tangga dan bagi mereka yang kurang memiliki minat untuk mengisi waktu senggang. Kondisi yang serupa juga dialami pria ketika mereka mengundurkan diri dari pekerjaan atau karena pensiun.

i. Masa jenuh

Periode ini merupakan masa yang penuh dengan kejenuhan. Banyak pria dan wanita mengalami kejenuhan pada akhir usia tigapuluhan dan empatpuluhan. Pria menjadi jenuh dengan kegiatan rutin sehari-hari dan kehidupan bersama

keluarga yang hanya memberikan sedikit hiburan. Sedangkan wanita banyak menghabiskan waktu untuk memelihara rumah dan membesarkan anak- anaknya. Kejenuhan tidak akan mendatangkan kebahagiaan atau kepuasan pada usia manapun. Akibatnya, usia madya seringkali merupakan periode yang tidak menyenangkan dalam hidup.

3. Tugas Perkembangan Usia Madya

Tugas- tugas perkembangan usia madya menurut Hurlock (1990), adalah : a. Penyesuaian diri terhadap perubahan fisik

Salah satu dari sekian banyak penyesuaian yang sulit bagi orang berusia madya adalah perubahan penampilan. Mereka harus benar-benar menyadari bahwa fisiknya sudah tidak mampu berfungsi seperti sebelumnya saat mereka masih kuat. Mereka juga harus menerima kenyataan bahwa kemampuan reproduksi mereka sudah berkurang atau bahkan mereka akan kehilangan dorongan serta daya tarik seksual. Penyesuaian-penyesuaian terhadap perubahan fisik adalah sebagai berikut :

1). Perubahan dalam penampilan

Seperti yang telah diketahui, penampilan seseorang memegang peranan penting terutama dalam penilaian sosial, dan kepemimpinan. Bagi pria dan wanita selalu terdapat ketakutan bahwa penampilan mereka pada usia madya tidak akan bisa mempertahankan pasangan mereka ataupun malah mengurangi daya tarik mereka di depan pasangan.

2). Perubahan dalam kemampuan indera

Perubahan-perubahan pada tubuh bagian luar juga terjadi bersamaan dengan perubahan-perubahan pada organ-organ dalam. Selain itu juga terdapat perubahan dalam kemampuan indera, seperti menurunnya ketajaman mata, melemahnya kemampuan mendengar dan penurunan daya cium.

3). Perubahan pada kesehatan

Usia madya ditandai dengan menurunnya kesegaran fisik secara umum dan memburuknya kesehatan. Masalah kesehatan pada usia madya mencakup kcenderungan mudah lelah, sakit pada otot, sakit lambung, pusing, kehilanga selera makan serta insomnia.

4). Perubahan seksual

Penyesuain fisik yang paling sulit dilakukan oleh pria maupun wanita pada usia madya adalah perubahan-perubahan pada kemampuan seksual mereka, dimana wanita memasuki masa menopause dan pria mengalami andropouse. Dalam hal ini terdapat berbagai keyakinan yang membuat orang semakin merasa takut dalam menghadapi perubahan-perubahan ini.

b. Penyesuaian diri terhadap minat yang berubah

Perubahan minat yang ada pada usia madya terjadi sebagai akibat dari perubahan tugas, tanggungjawab, kesehatan dan peran dalam hidup. Beberapa perubahan minat pada usia madya diantaranya adalah :

Minat terhadap penampilan semakin terlihat ketika perubahan fisik terjadi dan dibarengi dengan semakin bertambahnya usia. Baik pria maupun wanita biasanya melakukan pemilihan makanan, olahraga, menggunakan alat kecantikan atau pakaian guna menutupi kondisi fisiknya.

2). Minat terhadap uang

Pria tidak terlalu memikirkan jumlah pendapatannya dibandingkan saat ia masih muda. Baginya, stabilitas kerja, kepuasan, dan prestise jauh labih penting daripada uang yang diperoleh. Sebaliknya wanita lebih sering tertarik pada uang daripada pria, serta tertarik juga pada harta benda seperti mobil, pakaian, rumah yang dijadikan sebagai ukuran keberhasilan.

3). Minat terhadap simbol status

Pada usia madya seseorang akan semakin tertarik dengan simbol status. Simbol status yang dianggap bernilai diantaranya adalah rumah, mobil, dan pakaian. Makin banyak simbol status yang dimilikinya maka akan semakin tinggi kemungkinan dan kesempatan untuk memperoleh pengakuan.

4). Minat terhadap agama

Orang yang berusia madya sering tertarik pada kegiatan yang berhubungan dengan keagamaan dibandingkan saat mereka masih muda. Banyak dari mereka memandang agama sebagai sumber kebahagiaan yang lebih besar daripada masa sebelumnya.

5). Minat terhadap urusan kemasyarakatan

Orang pada usia madya lebih banyak memanfaatkan waktu mereka untuk kegiatan kemasyarakatan dan berperan dalam organisasi masyarakat. Alasan orang pada usia madya berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan adalah untuk mendapatkan kesenangan dan kepuasan dalam melayani kebutuhan masyarakat. Selain itu untuk mengurangi perasaan sepi dan untuk meningkatkan prestise.

6). Minat terhadap rekreasi

Salah satu tugas perkembangan selama masa usia madya adalah belajar menggunakan waktu luang. Baik pria maupun wanita pada masa ini memiliki lebih banyak waktu luang dibandingkan masa sebelumnya, oleh karena itu biasanya mereka melakukan kegiatan yang bersifat rekreasional.

c. Penyesuaian sosial

Usia madya sering membawa perubahan minat dalam kehidupan sosial. Sebagai pasangan yang tanggungjawab keluarganya berkurang, mereka dapat lebih banyak terlibat dengan kegiatan sosial dibanding semasa mudanya. Banyak orang yang berusia madya terutama kaum wanita, menyadari bahwa kegiatan sosial dapat menghilangkan kesepian karena anak-anaknya sudah dewasa dan berkeluarga. Selama masa ini, orang senang terhadap kegiatan menjamu teman dalam bentuk acara makan malam, pesta-pesta dan kegiatan berkumpul. Kegiatan ini mencapai puncaknya pada usia empatpuluhan dan mengalami penurunan pada usia enampuluhan. Sealin itu apabila seseorang

mulai memasuki masa pensiun, kegiatan masyarakatnya pun akan berkurang. Akibatnya seseorang cenderung menghabiskan waktunya dengan keluarga dekat.

d. Penyesuaian pekerjaan

Banyak orang usia madya tidak dipekerjakan lagi akibat dari meningkatnya penggunaan alat-alat kerja dan adanya kecenderungan penggabungan perusahaan. Penyesuaian terhadap pekerjaan bagi orang usia madya menjadi sulit karena sejumlah kondisi baru dalam lingkungan pekerjaan.

e. Penyesuaian terhadap perubahan pola keluarga

Pola kehidupan keluarga banyak mengalami perubahan selama periode usia madya. Penyesuaian terhadap perubahan ini biasanya lebih sulit bagi wanita daripada pria karena kehidupan wanita berpusat pada rumah dan anggota keluarga selama tahun-tahun sebelumnya. Penyesuaian terhadap perubahan keluarga sering dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang berhubungan secara langsung ataupun tidak langsung. Selain itu pria dan wanita yang kecewa terhadap perkawinannya memiliki alasan yang berbeda. Pria kecewa dengan perkawinannya apabila ia merasa kurang berhasil dalam pekerjaannya ataupun adanya masalah dalam keluarga. Sedangkan wanita kecewa dengan perkawinannya apabila ada masa ini ia merasa tidak berguna karena tanggungjawabnya sebagai ibu berkurang, atau ia merasa suami tidak memperhatikannya.

Perubahan pola keluarga membuat seseorang melakukan beberapa penyesuaian, diantaranya adalah penyesuaian terhadap perubahan peran. Hal

ini dapat terlihat saat anak-anak mereka meninggalkan rumah, dan orangtua harus menghadapi penyesuaian kehidupan yang biasa disebut periode sarang kosong (empty nest). Selain itu dengan berakhirnya tanggung jawab sebagai orangtua, suami dan isteri menjadi saling bergantung satu sama lain.

f. Penyesuaian diri dengan hilangnya pasangan

Kehilangan pasangan karena kematian ataupun perceraian akan menimbulkan masalah penyesuaian diri bagi seseorang. Hal ini lebih terasa menyulitkan bagi wanita daripada pria. Wanita usia madya yang kehilangan pasangan akan mengalami kesepian yang mendalam. Perasaan ini akan semakin diperkuat oleh frustasi dari dorongan seksual yang tidak terpenuhi dan kesulitan masalah ekonomi untuk menghidupi keluarga. Sedangkan pria yang kehilangan pasangan akan mengalami kekacauan pola hidup dalam rumah tangganya.

g. Penyesuaian diri dengan ambang masa pensiun

Masalah penyesuaian yang paling umum dalam masa pensiun adalah masalah yang berhubungan dengan anggota keluarga. Selain itu penyesuaian diri dalam menghadapi masa pensiun lebih sulit bagi pria, dan kesulitan tersebut akan bertambah apabila tidak ada dukungan dari anggota keluarga. Sebaliknya hal ini tidak terlalu sulit bagi wanita, mereka tidak sulit mengisi waktu luang, dan mereka juga terbebas dari tekanan yang disebabkan oleh peran ganda yang disandangnya.

h. Penyesuaian diri dengan ambang usia lanjut

Orang pada usia madya sering mengalami ketakutan menghadapi usia lanjut, dan akibatnya mereka sering merasa tidak tenang. Biasanya mereka tidak mempersiapkan diri secara memadai dalam melakukan penyesuaian yang diperlukan semasa usia lanjut. Dengan demikian banyak dari mereka yang menghadapi usia lanjut sebagai salah satu periode hidup yang paling mengecewakan. Oleh karena itu apabila seseoang ingin menyesuaikan diri dengan baik pada masa tuanya, ia harus membuat persiapan yang baik agar dapat menghadapi masa tua dengan lebih baik.

E. HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL SUAMI DENGAN KECEMASAN

Dokumen terkait