• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. LANDASAN TEORI

C. Menopause

1. Pengertian Menopause

Spencer & Brown (2007) mengartikan menopause sebagai suatu akhir proses biologis dari siklus menstruasi yang terjadi karena penurunan produksi hormon estrogen dan progesteron yang dihasilkan ovarium (indung telur). Selanjutnya dikatakan apabila seseorang tidak mengalami haid selama satu tahun penuh, maka dapat disimpulkan bahwa menopause terjadi saat terakhir kali ia mendapat haid (Ali, dalam Kasdu, 2002).

2. Tahap-tahap Menopause

Kasdu (2002) membagi menopause dalam tiga tahap seperti berikut : a. Premenopause

Masa yang ditandai dengan fungsi reproduksi yang mulai menurun, sampai timbulnya keluhan atau tanda-tanda menopause. Pada masa premenopause, hormon estrogen dan progesteron masih tinggi, tetapi semakin rendah ketika memasuki perimenopause dan postmenopause. Keadaan ini berhubungan dengan fungsi indung telur yang terus menurun. Selanjutnya Mustopo (2005) menyatakan bahwa pada masa ini, menstruasi menjadi tidak teratur dan terkadang gejala-gejala menopause mulai timbul.

b. Perimenopause

Merupakan periode dengan keluhan memuncak, dan masa menopause berada pada fase ini, dan berlangsung selama 4-5 tahun.

c. Potmenopause

Masa setelah perimenopause sampai senilis.

Skema Fase Normal Kehidupan Wanita

Periode Klimakterium

Fertil Senilis Premenopause Menopause Postmenopause

3. Usia Memasuki Menopause

Rahman (dalam Kasdu, 2002) menyatakan bahwa menopause terjadi pada usia 48-50 tahun. Namun rata-rata seseorang memasuki masa menopause berbeda pada setiap ras. Dan dalam satu ras, tiap orang dapat mengalami menopause pada usia yang berbeda juga. Misalnya, wanita ras Asia mengalami menopause pada usia 44 tahun, sementara wanita Eropa mengalami menopause sekitar usia 47 tahun.

Selain itu Morgan (dalam Kasdu, 2002) menyatakan bahwa kecenderungan bawaan, penyakit, stress, dan pengobatan dapat mempengaruhi waktu terjadinya menopause. Di Amerika Utara, usia rata- rata wanita yang mengalami menopause adalah sekitar 51 tahun. Data statistik menunjukkan bahwa wanita perokok cenderung mendapat menopause lebih awal dan wanita yang kelebihan berat badan cenderung mendapat menopause lebih lambat.

Spencer & Brown (2007) menyatakan bahwa usia wanita memasuki menopause adalah 51 tahun, namun menopause juga dialami wanita pada rentang usia 45-55 tahun. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa usia seseorang mengalami menopause sangat bervariatif. Jika diambil rata-ratanya, seseorang akan mengalami menopause sekita usia 45-55 tahun.

4. Jenis-jenis Menopause

Spencer & Brown (2007) membedakan menopause dalam dua jenis seperti berikut :

a. Menopause alami

Merupakan menopause atau berhentinya haid secara alamiah yang biasanya terjadi antara usia 45 dan 50 tahun. Menopause terjadi ketika ovarium tidak mampu memproduksi estrogen dan progesteron seperti sebelumnya serta tidak mampu menjaga kelangsungan siklus menstruasi.

b. Menopause dini

Menopause dini biasanya didefinisikan sebagai menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun. Menopause dini merupakan menopause yang datang lebih awal atau datang sebelum waktunya. Hal ini terjadi karena adanya gangguan tubuh tertentu sehingga seseorang harus mengalami menopause dini (Kasdu, 2002).

Spencer & Brown menyatakan terdapat beberapa kondisi yang mengakibatkan seseorang mengalami menopause dini. Diantaranya adalah kelainan kromosom. Wanita dengan kelainan kromosom akan dilahirkan dengan lebih sedikit sel telur dalam ovariumnya, dan akibatnya akan mengalami menopause yang cepat. Selain itu menopause dini juga terjadi ketika seseorang mengalami tindakan histeroktomi. Kasdu (2002) menyatakan bahwa histeroktomi merupakan istilah kedokteran yang digunakan untuk menyebut tindakan atau operasi pengangkatan rahim karena suatu gangguan atau penyakit yang dapat membahayakan jiwanya. Seseorang yang melakukan tindakan histeroktomi akan mengalami menopause lebih awal dan tidak dapat dihindari.

5. Gejala-gejala Menopause

Mustopo (2005) menyatakan terdapat beberapa gejala-gejala yang berhubungan dengan menopause sebagai berikut :

a. Gejolak Rasa Panas

Merupakan rasa panas pada wajah dan bagian tubuh lainnya (seperti leher dan dada). Gejala ini disertai dengan keringat yang berlebih dan biasanya terjadi pada malam hari. Gejolak panas terjadi karena menurunnya kadar hormon estrogen sehingga mempengaruhi beberapa fungsi tubuh yang dikendalikan oleh hormon estrogen. Gejolak panas bisa terjadi beberapa detik atau menit, tetapi ada juga yang berlangsung sampai satu jam (Kasdu, 2002).

b. Keringat Malam

Selain gejolak rasa panas, seseorang juga akan mengalami keringatan di malam hari. Gejala ini akan mengganggu tidur yang menyebabkan seseorang kelelahan karena kurang tidur.

c. Gejala pada Vagina

Merupakan perubahan pada organ reproduksi, dimana vagina menjadi kering dan kurang elastis akibat penurunan kadar estrogen. Selain itu perubahan ini dapat menimbulkan rasa sakit pada saat melakukan hubungan seksual (Kasdu, 2002).

d. Gejala pada Perkemihan

Terjadi perubahan pada saluran urethra, dimana kadar estrogen yang menurun mengakibatkan gangguan pada saluran urethra sehingga mudah terjadi infeksi.

Selain itu hal ini juga menyebabkan seseorang tidak dapat menahan air seninya.

e. Gejala pada Sendi dan Otot

Otot-otot menjadi mudah sakit dan kaku sehingga gerakan yang dilakukan juga menjadi terbatas. Selain itu seseorang yang menopause rentan terkena osteoporosis, dimana hal ini juga dihubungkan dengan usia yang semakin bertambah. Osteoporosis adalah penyakit dimana kepadatan tulang menjadi berkurang sehingga menyebabkan tulang menjadi lemah dan mudah patah. Pada wanita menopause, hal ini berkaitan dengan penurunan kadar estrogen, dimana estrogen mempunyai peran yang sangat penting dalam membatasi jumlah resorpsi tulang (Spencer & Brown, 2007).

f. Gejala pada Kulit dan Wajah

Rendahnya kadar estrogen akan mempengaruhi jaringan kolagen pada tubuh, yang mengakibatkan kulit menjadi kering, keriput dan kehilangan elastisitas. g. Penambahan Berat Badan

Banyak wanita mengalami peningkatan berat badan saat menopause, terutama di area sekita perut. Hal ini berhubungan dengan menurunnya kadar estrogen dan gangguan pertukaran zat dasar metabolisme lemak.

h. Perubahan pada Payudara

Bentuk payudara akan mengecil, mendatar, dan mengendur. Hal ini terjadi karena pengaruh atrofi pada kelenjar payudara. Puting payudara juga mengecil dan pigmentasinya berkurang.

Perasaan gelisah, tegang, lesu, sedih sering dialami seseorang yang mengalami menopause. Hal ini terjadi karena pusat pada otak yang mengendalikan kesehatan, pikiran, penguasaan, dan rasa tenang dipengaruhi oleh hormon estrogen.

Dokumen terkait