• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diagnosa Keperawatan

Dalam dokumen DEWIANA SASMITA (Halaman 67-93)

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL

B. Deskripsi Kasus

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan ditegakkan berdasarkan data yang didapatkan berupa data subjektif dan data objektif. Berikut ini diagnosa keperawatan yang ditegakkan.

Tabel 4.2

Diagnosa Keperawatan Responden 1 dan Responden 2

Responden 1 Responden 2

1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.

2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan tekanan osmotik koloid.

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat. 4. Resiko Infeksi berhubungan dengan

Anemia, Leukopenia, Malnutrisi 5. Intoleransi aktifitas berhubungan

dengan kelelahan

1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.

2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan tekanan osmotik koloid.

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat. 4. Resiko Infeksi berhubungan dengan

Anemia, Leukopenia, Malnutrisi 5. Intoleransi aktifitas berhubungan

dengan kelelahan

3. Intervensi Keperawatan

Rencana keperawatan yang dilakukan pada kedua responden mengacu pada NIC dan NOC berdasarkan hasil studi dokumentasi status responden 1 dan responden 2 adalah seperti yang tertera pada tabel dibawah ini;

Tabel 4.3

Rencana Keperawatan Responden 1 dan Responden 2

Responden 1 Responden 2

Diagnosa 1: Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru

NOC:

c. Status Pernafasan : Ventilasi Indikator :

6) Respiratory rate dalam rentang normal

7) Tidak ada retraksi dinding dada 8) Tidak mengalami dispnea saat

Diagnosa 1: Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru

NOC:

a. Status Pernafasan : Ventilasi Indikator :

1) Respiratory rate dalam rentang normal

2) Tidak ada retraksi dinding dada 3) Tidak mengalami dispnea saat

54

istirahat

9) Tidak ditemukan orthopnea 10) Tidak ditemukan atelektasis d. Status Pernafasan : Kepatenan

Jalan Nafas Indikator :

4) Respiratory rate dalam rentang normal

5) Pasien tidak cemas, Menunjukkan jalan nafas yang paten

NIC

Manajemen Jalan Nafas

e. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi; posisi semi fowler.

f. Auskultasi bunyi napas, catat jika adanya bunyinapas tambahan.

g. Atur intake cairan untuk mengoptimalkan keseimbangan. h. monitor adanya kecemasan

pasien terhadap oksigenasi.

Terapi Oksigen

g. Bersihkan mulut, hidung, dan sisa sekresi

h. Siapkan peralatan oksigen dan siapkan humadifier

i. Monitor aliran oksigen

j. Pastikan penggantian masker atau kanul sesuai kebutuhan

k. Sediakan oksigen ketika pasien dibawa atau dipindahkan

l. Amati tanda-tanda hipoventilasi Monitor TTV

d. Monitor vital sign.

e. Identifikasi perubahan status vital sign.

f. Monitor frekuensi nafas dan irama pernapasan.

Manajemen Cairan

e. Monitor indikasi dari kelebihan volume cairan (edema, asites).

istirahat

4) Tidak ditemukan orthopnea 5) Tidak ditemukan atelektasis b. Status Pernafasan : Kepatenan

Jalan Nafas Indikator :

1) Respiratory rate dalam rentang normal

2) Pasien tidak cemas, Menunjukkan jalan nafas yang paten

NIC

Manajemen Jalan Nafas

a. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi; posisi semi fowler.

b. Auskultasi bunyi napas, catat jika adanya bunyinapas tambahan. c. Atur intake cairan untuk

mengoptimalkan keseimbangan. d. monitor adanya kecemasan

pasien terhadap oksigenasi.

Terapi Oksigen

a. Bersihkan mulut, hidung, dan sisa sekresi

b. Siapkan peralatan oksigen dan siapkan humadifier

c. Monitor aliran oksigen

d. Pastikan penggantian masker atau kanul sesuai kebutuhan

e. Sediakan oksigen ketika pasien dibawa atau dipindahkan

f. Amati tanda-tanda hipoventilasi Monitor TTV

a. Monitor vital sign.

b. Identifikasi perubahan status vital sign.

c. Monitor frekuensi nafas dan irama pernapasan.

Manajemen Cairan

a. Monitor indikasi dari kelebihan volume cairan (edema, asites).

f. Nilai luas dan lokasi edema. g. Monitor vital sign.

h. Monitor hasil labor yang sesuai dengan retensi cairan (BUN, Hb, Ht, osmolalitas).

Monitor Cairan

Tentukan kemungkinan faktor resiko dari ketidakseimbangan cairan (terapi diuretik, disfungsi hati, muntah).

Diagnosa 2: Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan tekanan osmotik koloid

NOC

f. Keseimbangan Elektrolit dan Asam Basa

Indikator :

5) Serum albumin, kreatinin, hematokrit, Blood Urea Nitrogen (BUN), dalam rentang normal.

6) pH urine, urine sodium, urine creatinin,urine osmolarity, dalam rentang normal. 7) tidak terjadi kelemahan otot. 8) tidak terjadi disritmia. g. Keseimbangan Cairan

Indikator :

4) Tidak terjadi asites 5) Ekstremitas tidak edema 6) Tidak terjadi distensi vena

jugularis NIC

Manajemen Cairan

k. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat

l. Pasang urin kateter jika diperlukan

m. Monitor hasil Hb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN, Hmt, osmolaritas urin)

n. Monitor vital sign

b. Nilai luas dan lokasi edema. c. Monitor vital sign.

d. Monitor hasil labor yang sesuai dengan retensi cairan (BUN, Hb, Ht, osmolalitas).

Monitor Cairan

Tentukan kemungkinan faktor resiko dari ketidakseimbangan cairan (terapi diuretik, disfungsi hati, muntah).

Diagnosa 2: Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan tekanan osmotik koloid

NOC

a. Keseimbangan Elektrolit dan Asam Basa

Indikator :

1) Serum albumin, kreatinin, hematokrit, Blood Urea Nitrogen (BUN), dalam rentang normal.

2) pH urine, urine sodium, urine creatinin,urine osmolarity, dalam rentang normal.

3) tidak terjadi kelemahan otot. 4) tidak terjadi disritmia. b. Keseimbangan Cairan

Indikator :

1) Tidak terjadi asites 2) Ekstremitas tidak edema 3) Tidak terjadi distensi vena

jugularis NIC

Manajemen Cairan

a. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat

b. Pasang urin kateter jika diperlukan

c. Monitor hasil Hb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN, Hmt, osmolaritas urin)

56

o. Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan

p. Kaji luas dan lokasi edema

q. Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori r. Monitor status nutrisi

s. Kolaborasi pemberian diuretik sesuai interuksi

t. Kolaborasikan dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk

Monitor Cairan

j. Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan eliminasi k. Tentukan kemungkinan faktor

resiko dari ketidakseimbangan cairan

l. Monitor berat badan m. Monitor TD, HR dan RR

n. Monitor perubahan irama jantung o. Catat secara akurat intake dan

output

p. Monitor tanda dan gejala edema q. Beri cairan sesuai keperluan r. Kolaborasi dalam pemberian obat

yang dapat meningkatkan output urin

Diagnosa 3: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat

NOC

d. Status Nutrisi Indikator :

5) Intake nutrisi dalam rentang normal

6) Intake makanan dalam rentang normal

7) Intake minuman dalam rentang normal

8) Rasio BB/TB dalam rentang normal

e. Status Nutrisi : Asupan Makanan dan Cairan

e. Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan

f. Kaji luas dan lokasi edema

g. Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori h. Monitor status nutrisi

i. Kolaborasi pemberian diuretik sesuai interuksi

j. Kolaborasikan dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk

Monitor Cairan

a. Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan eliminasi b. Tentukan kemungkinan faktor

resiko dari ketidakseimbangan cairan

c. Monitor berat badan d. Monitor TD, HR dan RR

e. Monitor perubahan irama jantung f. Catat secara akurat intake dan

output

g. Monitor tanda dan gejala edema h. Beri cairan sesuai keperluan i. Kolaborasi dalam pemberian obat

yang dapat meningkatkan output urin

Diagnosa 3: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat

NOC

a. Status Nutrisi Indikator :

1) Intake nutrisi dalam rentang normal

2) Intake makanan dalam rentang normal

3) Intake minuman dalam rentang normal

4) Rasio BB/TB dalam rentang normal

b. Status Nutrisi : Asupan Makanan dan Cairan

Indikator :

5) Asupan kalori, vitamin, mineral 6) Asupan protein, lemak,

7) Asupan serat, kalsium, sodium 8) Asupan karbohidrat, asupan zat

besi f. Kontrol BB

Indikator :

7) Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan

8) Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan

9) Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi

10) Tidak ada tanda – tanda malnutrisi

11) Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan 12) Tidak terjadi penurunan berat

badan yang berarti NIC

Manajemen Nutrisi

h. Kaji adanya alergi makanan i. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk

menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien j. Anjurkan pasien untuk

meningkatkan Fe

k. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C

l. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi

m. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori

n. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

Manajemen Mual

h. Ajarkan pasien untuk memonitor pengalaman mualnya

i. Ajarkan pasien untuk mempelajari strategi-strategi untuk mengatur mualnya

j. Lakukan pengkajian lengkap

Indikator :

1) Asupan kalori, vitamin, mineral 2) Asupan protein, lemak,

3) Asupan serat, kalsium, sodium 4) Asupan karbohidrat, asupan zat

besi c. Kontrol BB

Indikator :

1) Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan

2) Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan

3) Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi

4) Tidak ada tanda – tanda malnutrisi

5) Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan

6) Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

NIC

Manajemen Nutrisi

a. Kaji adanya alergi makanan b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk

menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien c. Anjurkan pasien untuk

meningkatkan Fe

d. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C

e. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi

f. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori

g. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

Manajemen Mual

a. Ajarkan pasien untuk memonitor pengalaman mualnya

b. Ajarkan pasien untuk mempelajari strategi-strategi untuk mengatur mualnya

58

terkait mual, meliputi frekuensi, durasi, dan faktor presipitasi.

k. Evaluasi

pengalaman-pengalaman mual pasien sebelumnya

l. Identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan mual pasien sebelumnya

m. Kolaborasi memberikan terapi anti emetik yang diberikan untuk menghindari terjadinya mual n. Ajarkan teknik-teknik

nonfarmakologi, seperti relaksasi, terpi musik, distraksi, acupressure untuk mengatur mual yang dirasakan oleh pasien

Nutrition monitoring

o. BB pasien dalam batas normal p. Monitor adanya penurunan berat

badan

q. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan

r. Monitor lingkungan selama makan.

s. Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan t. Monitor kulit kering dan

perubahan pigmentasi u. Monitor turgor kulit

v. Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah

w. Monitor mual dan muntah

x. Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht

y. Monitor pertumbuhan dan perkembangan

z. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva. aa. Monitor kalori dan intake nutrisi bb. Catat adanya edema

Konseling Nutrisi

e. Bina hubungan terapeutik berdasarkan kepercayaan dan respek pada pasien

f. Tentukan intake makanan dan kebiasaan makan pasien

terkait mual, meliputi frekuensi, durasi, dan faktor presipitasi.

d. Evaluasi

pengalaman-pengalaman mual pasien sebelumnya

e. Identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan mual pasien sebelumnya

f. Kolaborasi memberikan terapi anti emetik yang diberikan untuk menghindari terjadinya mual g. Ajarkan teknik-teknik

nonfarmakologi, seperti relaksasi, terpi musik, distraksi, acupressure untuk mengatur mual yang dirasakan oleh pasien Nutrition monitoring

a. BB pasien dalam batas normal b. Monitor adanya penurunan berat

badan

c. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan

d. Monitor lingkungan selama makan.

e. Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan f. Monitor kulit kering dan

perubahan pigmentasi g. Monitor turgor kulit

h. Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah

i. Monitor mual dan muntah

j. Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht

k. Monitor pertumbuhan dan perkembangan

l. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva. m. Monitor kalori dan intake nutrisi n. Catat adanya edema

Konseling Nutrisi

a. Bina hubungan terapeutik berdasarkan kepercayaan dan respek pada pasien

b. Tentukan intake makanan dan kebiasaan makan pasien

g. Sediakan informasi tentang kebutuhan kesehatan untuk modifikasi diit : penurunan berat badan, peningkatan berat badan, kekurangan cairan

h. Bantu pasien untuk mencatat kebiasaan makannya tiap 24 jam Diagnosa 4: Resiko Infeksi berhubungan dengan Anemia, Leukopenia, Malnutrisi

NOC

d. Immune status Indikator :

3) Suhu tubuh dalam batas normal

4) Leukosit dalam batas normal e. Nutrition Status

Indikator

2) Asupan makanan meningkat f. Risk control

Indikator:

5) Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi

6) Mendeskripsikan proses penularan penyakit

7) Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi 8) Menunjukkan perilaku hidup

sehat NIC

Infection Control (Kontrol Infeksi) q. Bersihkan lingkungan setelah

dipakai pasien lain

r. Batasi pengunjung bila perlu s. Instruksikan kepada pengunjung

untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien t. Gunakan sabun antimikroba

untuk mencuci tangan

u. Cuci tangan setiap sebelum dan setelah melakukan tindakan v. Gunakan baju, sarung tangan

c. Sediakan informasi tentang kebutuhan kesehatan untuk modifikasi diit : penurunan berat badan, peningkatan berat badan, kekurangan cairan

d. Bantu pasien untuk mencatat kebiasaan makannya tiap 24 jam Diagnosa 4: Resiko Infeksi berhubungan dengan Anemia, Leukopenia, Malnutrisi

NOC

a. Immune status Indikator :

1) Suhu tubuh dalam batas normal

2) Leukosit dalam batas normal b. Nutrition Status

Indikator

1) Asupan makanan meningkat c. Risk control

Indikator:

1) Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi

2) Mendeskripsikan proses penularan penyakit

3) Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi 4) Menunjukkan perilaku hidup

sehat NIC

Infection Control (Kontrol Infeksi)

a. Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain

b. Batasi pengunjung bila perlu c. Instruksikan kepada pengunjung

untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien

d. Gunakan sabun antimikroba untuk mencuci tangan

60

sebagai alat pelindung

w. Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat

x. Berikan terapi antibiotik bila perlu

y. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal

z. Monitor kerentanan terhadap infeksi

aa. Berikan perawatan kulit pada daerah epidema

bb. Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase

cc. Dorong masukan nutrisi yang cukup

dd. Dorong istirahat

ee. Ajarkan cara menghindari infeksi

ff. Laporkan kecurigaan infeksi

Monitor Nutrisi

a. Monitor diet dan asupan kalori b. Monitor tugor kulit

c. Monitor berat badan

Diagnosa 5: Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelelahan NOC

d. Energy conservation Indikator :

7) Menunjukkan keseimbangan antara aktivitas dengan istirahat 8) Menggunakan teknik

9) Mengenali keterbatasan energi 10) Menyesuaikan gaya hidup

sesuai tingkat energi

11) Mempertahankan gizi yang cukup

12) Melaporkan aktivitas yang sesuai dengan energi

e. Activity tolerance Indikator :

6) Saturasi oksigen saat melakukan

setelah melakukan tindakan f. Gunakan baju, sarung tangan

sebagai alat pelindung

g. Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat

h. Berikan terapi antibiotik bila perlu

i. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal

j. Monitor kerentanan terhadap infeksi

k. Berikan perawatan kulit pada daerah epidema

l. Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase

m. Dorong masukan nutrisi yang cukup

n. Dorong istirahat

o. Ajarkan cara menghindari infeksi

p. Laporkan kecurigaan infeksi Monitor Nutrisi

a. Monitor diet dan asupan kalori b. Monitor tugor kulit

c. Monitor berat badan

Diagnosa 5: Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelelahan NOC

a. Energy conservation Indikator :

1) Menunjukkan keseimbangan antara aktivitas dengan istirahat 2) Menggunakan teknik

3) Mengenali keterbatasan energi 4) Menyesuaikan gaya hidup sesuai

tingkat energi

5) Mempertahankan gizi yang cukup

6) Melaporkan aktivitas yang sesuai dengan energi

b. Activity tolerance Indikator :

aktivitas membaik/dalam rentang normal

7) nadi saat melakukan aktivitas dalam rentang normal

8) tidak sesak napas saat melakukan aktivitas

9) tekanan darah saat melakukan aktivitas dalam rentang normal 10) mudah melakukan ADL f. Self Care : ADLs

Indikator :

Mampu melakukan ADL secara mandiri (seperti makan, memakai baju,toileting, mandi, berdandan, menjaga kebersihan, oral hygiene, berjalan, berpindah tempat)

NIC

Energy Management

n. Tentukan keterbatasan pasien terhadap aktivitas

o. Tentukan penyebab lain dari kelelahan

p. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan tentang keterbatasannya

q. Observasi nutrisi sebagai sumber energi yang adekuat

r. Observasi respon jantung-paru terhadap aktivitas (misalnya takikardia, disritmia, dispnea, pucat, dan frekuensi pernafasan) s. Batasi stimulus lingkungan

(misalnya pencahayaan, dan kegaduhan)

t. Dorong untuk lakukan periode aktivitas saat pasien memiliki banyak tenaga.

u. Rencanakan periode aktivitas saat pasien memiliki banyak tenaga v. Hindari aktivitas selama periode

istirahat

w. Dorong pasien untuk melakukan aktivitas sesuai sumebr energi x. Instruksikan pasien atau keluarga

untuk mengenal tanda dan gejala kelelahan yang memerlukan

aktivitas membaik/dalam rentang normal

2) nadi saat melakukan aktivitas dalam rentang normal

3) tidak sesak napas saat melakukan aktivitas

4) tekanan darah saat melakukan aktivitas dalam rentang normal 5) mudah melakukan ADL c. Self Care : ADLs

Indikator :

Mampu melakukan ADL secara mandiri (seperti makan, memakai baju,toileting, mandi, berdandan, menjaga kebersihan, oral hygiene, berjalan, berpindah tempat)

NIC

Energy Management

a. Tentukan keterbatasan pasien terhadap aktivitas

b. Tentukan penyebab lain dari kelelahan

c. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan tentang keterbatasannya

d. Observasi nutrisi sebagai sumber energi yang adekuat

e. Observasi respon jantung-paru terhadap aktivitas (misalnya takikardia, disritmia, dispnea, pucat, dan frekuensi pernafasan) f. Batasi stimulus lingkungan

(misalnya pencahayaan, dan kegaduhan)

g. Dorong untuk lakukan periode aktivitas saat pasien memiliki banyak tenaga.

h. Rencanakan periode aktivitas saat pasien memiliki banyak tenaga i. Hindari aktivitas selama periode

istirahat

j. Dorong pasien untuk melakukan aktivitas sesuai sumebr energi k. Instruksikan pasien atau keluarga

untuk mengenal tanda dan gejala kelelahan yang memerlukan

62

pengurangan aktivitas.

y. Bantu pasien atau keluargauntuk menentukan tujuan akhir yang realistis

z. Evaluasi program peningkatan tingkat aktivitas

Activity Therapy

l. Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalam merencakan program terapi yang tepat

m. Bantu klien untuk

mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan

n. Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan social

o. Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan

p. Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivasi seperti kursi roda

q. Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai

r. Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang s. Bantu pasien atau keluarga untuk

mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas

t. Sediakan penguat positif bagi yang aktif beraktifitas

u. Bantu pasien untuk

mengembangkan motivasi diri dan penguatan

v. Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual

pengurangan aktivitas.

l. Bantu pasien atau keluargauntuk menentukan tujuan akhir yang realistis

m. Evaluasi program peningkatan tingkat aktivitas

Activity Therapy

a. Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalam merencakan program terapi yang tepat

b. Bantu klien untuk

mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan

c. Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan social

d. Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan

e. Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivasi seperti kursi roda

f. Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai

g. Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang h. Bantu pasien atau keluarga untuk

mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas

i. Sediakan penguat positif bagi yang aktif beraktifitas

j. Bantu pasien untuk

mengembangkan motivasi diri dan penguatan

k. Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual

4. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Implementasi keperawatan berdasarkan hasil studi dokumentasi, wawancara serta observasi responden 1 dan responden 2 adalah seperti yang tertera pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.4

Implementasi Keperawatan responden 1 dan responden 2

Responden 1 Responden 2

Implementasi keperawatan yang dilakukan pada Ny. Y mulai tanggal 22 Mei 2017 pada diagnosa Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.

a. Mengatur posisi pasien semi fowler dengan menggunakan bantal dan menaiikan kepala tempat tidur 45 derajat

b. Mengauskultasi bunyi napas, catat jika adanya bunyi napas tambahan.

c. Memonitor vital sign (TD, Nadi, RR, Suhu)

d. Mengidentifikasi perubahan status vital sign.

e. Memonitor frekuensi nafas f. Memonitor indikasi dari

kelebihan volume cairan (asites). g. Memberikan terapi lasix 1x 1

amp jam 10.00 WIB dan Sprinolacton 2x100 P.O

Evaluasi yang didapatkan pada tanggal 22 Mei 2017 yaitu

S :

- Pasien mengatakan nafas sesak sudah tidak ada lagi

- Pasien mengatakan perutnya membesar telah berkurang karena cairan sudah disedot

Implementasi keperawatan yang dilakukan perawat ruangan pada Tn. Y mulai tanggal 6 Juni 2017 pada diagnosa Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.

a. Memposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi; posisi semi fowler.

b. Mengauskultasi bunyi napas, catat jika adanya bunyi napas tambahan.

c. Memonitor aliran oksigen

d. Memberikan oksigen melalui nasal kanul

e. Mengamati tanda-tanda hipoventilasi

f. Memonitor vital sign.

g. Mengidentifikasi perubahan status vital sign.

h. Memonitor frekuensi nafas i. Memonitor indikasi dari

kelebihan volume cairan (asites). j. Monitor hasil labor Hb dan Ht k. Memberikan terapi sprinolacton

1x100 P.O

Evaluasi yang didapatkan pada tanggal 6 Juni 2017 yaitu

S :

- Pasien mengatakan nafas sesak sudah tidak ada lagi

- Pasien mengatakan perutnya membucit, tegang

64

O :

- Tampak asites pada perut pasien - Intake dan output inbalance:

+1324 c - TTV

TD : 110/70 mmHg, N: 82x/ menit

S : 37 celcius, P : 24x/ menit - Tidak ada suara nafas tambahan - Tidak tampak penggunaan otot

bantu pernapasan A :

- Masalah Status pernafasan : Ventilasi teratasi ditandai dengan Respiratory Rate dalam rentang normal.

- Masalah Status pernapasan: kepatenan jalan nafas teatasi ditandai dengan menujukkan jalan nafas yang paten

P :

- Intervensi selesai

Implementasi keperawatan yang dilakukan pada Ny. Y mulai tanggal 26 Mei 2017 pada diagnosa Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan tekanan osmotik koloid.

a. Mempertahankan catatan intake dan output yang akurat

b. Memonitor vital sign (TD, Nadi, RR, Suhu)

c. Mengkaji luas dan lokasi asites dengan mengukur lingkar perut d. Memonitor masukan makanan h. Berkolaborasi pemberian diuretik

sesuai interuksi (lasix 1x 1 amp jam 10.00 WIB dan Sprinolacton 2x100 P.O

e. Bekolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk, yaitu karena pasien sudah terlalu sesak dokter menyarankan untuk menyedot cairan pada tanggal 22 Mei 2017

O :

- Tampak asites pada perut pasien - TTV

TD : 123/69 mmHg N: 90x/ menit

S : 36,5 celcius, P : 22x/ menit - Tidak ada suara nafas tambahan - Tidak tampak penggunaan otot

bantu pernapasan - O2 3l/menit - Sat O2 99 %

- Cairan output berlebih 1814,88 A :

- Masalah Status pernafasan : Ventilasi teratasi ditandai dengan Respiratory Rate dalam rentang normal.

- Masalah Status pernapasan: kepatenan jalan nafas teatasi ditandai dengan menujukkan jalan nafas yang paten

P :

- Intervensi selesai

Implementasi keperawatan yang dilakukan perawat ruangan pada Tn. Y mulai tanggal 10 Juni 2017 pada diagnosa Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan tekanan osmotik koloid.

a. Mempertahankan catatan intake dan output yang akurat

b. Monitor hasil labor Hb, Ht, c. Memonitor vital sign (TD, Nadi,

RR, Suhu)

d. Mengkaji luas dan lokasi asites dengan cara mengukur lingkar perut

e. Memonitor masukan makanan / cairan

f. Berkolaborasi pemberian diuretik sesuai interuksi (sprinolacton 1x 100 P.O)

g. Bekolaborasikan dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk, karena perut pasien sudah terlalu tegang dengan cara sedot cairan pada tanggal 8 Juni

sebanyak 3 liter

f. Menentukan kemungkinan faktor resiko dari ketidakseimbangan cairan dengan cara memonitor

Dalam dokumen DEWIANA SASMITA (Halaman 67-93)

Dokumen terkait