BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Gambaran Umum Proyek
IV.1.3 Proyek Kolam Regulasi Nipa-Nipa
Pembangunan Kolam Regulasi Nipa-Nipa merupakan proyek yang dibangun dengan menggunakan dana dari APBN dan dilaksanakan oleh pihak kontraktor PT. Adhi – Karya Rezeki – Nur Ali Mandiri, KSO. Pelaksanaan pembangunan proyek Kolam Regulasi Nipa-Nipa dimulai pada tanggal 15 Desember 2015 sampai dengan tanggal 15 Desember 2018.
36 Tabel 4.3 Data Umum Proyek Kolam Regulasi Nipa-Nipa
Nama Proyek Pembangunan Kolam Regulasi
Lokasi Jalan Poros Makassar – Maros KM. 31 – (Tahap 1)
Konsultan PT. Daya Cipta Dian Rancana – PT. Bintang Tirta Pratama
Kontraktor PT. Adhi – Karya Rezeki – Nur Ali Mandiri, KSO Nilai Kontrak Rp 347.192.511.000,-
Sumber Dana APBN 2015 – 2018
Waktu Pelaksanaan 15 Desember 2015 – 15 Desember 2018 Progress Fisik 26,69 %
IV.1.4 Elevated Road Maros – Bone (MYC)
Pembangunan Elevated Road Maros – Bone merupakan proyek yang dibangun dengan menggunakan dana dari APBN dan dilaksanakan oleh pihak kontraktor PT. Wijaya Karya – PT. Hutama Karya, KSO. Pelaksanaan proyek pembangunan Elevated Road Maros – Bone dimulai pada tanggal 08 Desember 2015 sampai dengan tanggal 08 Desember 2018.
Tabel 4.4 Data Umum Proyek Elevated Road Maros - Bone
Nama Proyek Pembangunan Elevated Road Maros – Bone (MYC) Lokasi Jalan Poros Maros – Bone KM. 48 (Tahap 1) Konsultan PT. Wiraguna Tani, JO
Kontraktor PT. Wijaya Karya – PT. Hutama Karya, KSO
37 Nilai Kontrak Rp 169.745.000.000,-
Sumber Dana APBN 2015 – 2018
Waktu Pelaksanaan 08 Desember 2015 – 08 Desember 2018 Progress Fisik 93,08 %
IV.1.5 Middle Ring Road Makassar
Pembangunan Jalan & Jembatan Middle Ring Road merupakan proyek yang dibangun dengan menggunakan dana dari APBN dan dilaksanakan oleh pihak kontraktor PT. Sumbersari Cipta Marga. Pelaksanaan proyek pembangunan Jalan & Jembatan Middle Ring Road dimulai pada tanggal 20 November 2015 sampai dengan tanggal 20 September 2018.
Tabel 4.5 Data Umum Proyek Middle Ring Road Makassar
Nama Proyek Pembangunan Jalan & Jembatan Middle Ring Road Lokasi Jalan Perintis Kemerdekaan – Jalan Laimena Konsultan PT. Virama Karya, JO
Kontraktor PT. Sumbersari Cipta Marga Nilai Kontrak Rp 174.784.700.000,- Sumber Dana APBN 2015 – 2018
Waktu Pelaksanaan 20 November 2015 – 20 September 2018 Progress Fisik 68 %
38 IV.2 Hasil Penilaian dan Perbandingan Penerepan SMK3L Pada Level Perusahaan
Grafik 4.1 Penilaian SPE Pada Level Perusahaan
0 1 2 3
Ketersediaan Kebijakan dan Komitmen K3 di
tingkat Top Manajemen
Sasaran K3 termuat dalam
Visi dan Misi Perusahaan
Ketersediaan organisasi K3 di
Organisasi Perusahaan
Ketersediaan Pedoman/
Manual Penerapan SMK3
Ketersediaan Data dan Pelaporan Kecelakaan Kerja
Program Audit SMK3
Sertifikasi SMK3 PP No 50 Tahun
2012
Sertifikasi OHSAS Penghargaan Zero Accident
Penilaian SPE Pada Level Perusahaan
Bypass Mamminasata Reklamasi CPI Makassar Kolam Regulasi Nipa-nipa Middle Ring Road Makassar Elevated Road Maros - Bone
39 Skala Penilaian :
1. Kurang / Tidak Diterapkan = (± 0 – 30 %) 2. Sebagian Diterapkan = (± 30 – 60 %) 3. Diterapkan Sepenuhnya = (± 60 – 100 %) Tabel 4.6 Item Penilaian SPE pada Level Perusahaan
Item Penilaian
A. Ketersediaan Kebijakan dan Komitmen K3 di tingkat Top Manajemen
B. Sasaran K3 termuat dalam Visi dan Misi Perusahaan
C. Ketersediaan organisasi K3 di Organisasi Perusahaan
D. Ketersediaan Pedoman/ Manual Penerapan SMK3 E. Ketersediaan Data dan Pelaporan Kecelakaan Kerja F. Program Audit SMK3
G. Sertifikasi SMK3 PP No 50 Tahun 2012 H. Sertifikasi OHSAS
I. Penghargaan Zero Accident
Terlihat bahwa dari 5 perusahaan diatas hasil SPE yang telah dilakukan, hanya perusahaan PT. Sumbersari Cipta Marga yang kurang memenuhi performa SMK3L, berikut ini hasil penilain SPE yang telah dilakukan :
1. Proyek Bypass MAMMINASATA (PT. Bumi Karsa) = ± 90% memenuhi SPE
2. Proyek Reklamasi Center Point of Indonesia (PT. Boskalis International of Indonesia) = ± 100% memenuhi penilaian SPE
3. Proyek Kolam Regulasi Nipa-nipa (PT. Adhi Karya) = ± 100% memenuhi penilaian SPE
4. Proyek Middle Ring Road (PT. Sumbersari Cipta Marga) = ± 45% memenuhi penilaian SPE
5. Proyek Elevated Road Maros – Bone (PT. Wijaya Karya) = ± 100%
memenuhi penilaian SPE
40 IV.3 Hasil Penilaian dan Perbandingan Penerepan SMK3L Pada Level
Proyek
Hasil penilaian dan perbandingan penerapan SMK3L berdasarkan hasil survey pada kuisioner yang sudah dibagikan terhadap proyek konstruksi yang dituju dengan mengacu pada 5 aspek kebijakan Permen PU No.
05/PRT/M/2014 antara lain :
a. Komitmen dan Kebijakan K3 Tim Proyek/Kontraktor b. Perencanaan di Level Proyek
c. Penerapan dan Operasional K3 di Lapangan d. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3 e. Tinjauan Ulang Kinerja K3
Tabel 4.7 Item Penilaian SPE pada Level Proyek
Item Penilaian
A
Komitmen dan Kebijakan K3 Tim Proyek/Kontraktor
B Perencanaan di Level Proyek
C Penerapan dan Operasional K3 di Lapangan D Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3 E Tinjauan Ulang Kinerja K3
A. Komitmen dan Kebijakan K3 Tim Proyek/Kontraktor
Dalam hal ini Proyek Kolam Regulasi, Reklamasi CPI, dan Elevated Road Maros - Bone menerapkan penuh K3 dilokasi proyek yang akan dikerjakan dengan mengeluarkan bukti Komitmen dan Kebijkannya berupa dokumen yang ada, sedangkan Proyek Bypass Mamminasata dalam tingkat penerapan K3 kurang memenuhi karena biaya K3 tidak transparan dalam item komitmen dan kebijakan K3 tim proyek/kontraktor, dan Proyek Middle Ring Road sangat kurang dalam menerapkan dokumen Komiten dan Kebijakan K3 Tim Proyek / Kontraktor dimana dalam hal ini dokumen – dokumen yang dibutuhkan tidak terpasang dengan jelas di dalam kantor proyek.
41 Grafik 4.2 Item Komitmen dan Kebijakan K3 Tim Proyek/Kontraktor
B. Perencanaan di Level Proyek
Dalam hal ini Proyek Kolam Regulasi, Proyek Bypass Mamminasata dan Proyek Elevated Road Maros - Bone sudah merencanakan penerapan SMK3L dengan baik terbukti nilai hasil survey memenuhi nilai ideal, sedangkan pada Proyek Middle Ring Road dan Proyek Reklamasi CPI kurang memenuhi karena penyesuaian rencana K3 dengan perubahan – perubahan yang terjadi dilapangan menggunakan pelaporan individu.
Grafik 4.3 Item Perencanaan di Level Proyek
0 2 4 6 8 10
Bypass Mamminasata Reklamasi CPI Kolam Regulasi Middle Ring Road Elevated Road Maros Bone
Komitmen dan Kebijakan K3 Tim Proyek/Kontraktor
Nilai Ideal Hasil Pengukuran
0 2 4 6 8 10 12 14
Bypass Mamminasata Reklamasi CPI Kolam Regulasi Middle Ring Road Elevated Road Maros Bone
Perencanaan di Level Proyek
Nilai Ideal Hasil Pengukuran
42 C. Penerapan dan Operasional K3 di Lapangan
Dalam hal ini terdapat beberapa indikator dalam SPE (Safety Performance Evaluation) yang telah dibuat, yakni :
1. Organisasi K3 2. Pelatihan K3
3. Pengendalian K3 pada Supplier
4. Pengendalian K3 pada Sub-Kontraktor 5. Komunikasi, Informasi, dan Induksi K3 6. Kantor Lapangan (Site Office)
7. Barak/ Bedeng Pekerja, Bengkel/ Workshop, Gudang dan Kantin Pekerja 8. Gerbang dan Jalan Akses
9. Alat Pelindung Diri (APD) 10. Rencana Tanggap Darurat
11. Operasional Penggunaan Alat Berat, Alat Ringan, dan Perkakas 12. Pengendalian Operasional pada Pekerjaan
13. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (Traffic Management)
Grafik 4.4 Item Penerapan dan Operasioanl K3 di Lapangan
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180
Bypass Mamminasata Reklamasi CPI Kolam Regulasi Middle Ring Road Elevated Road Maros Bone
Penerapan dan Operasional K3 di Lapangan
Nilai Ideal Hasil Pengukuran
43 Hasil dari kuisioner diatas terlihat bahwa semua proyek yang ditinjau kurang dalam penerapan dan operasional K3 di lapangan, pada Proyek Kolam Regulasi kurangan/sebagian yang diterapkan tersebut terdapat pada indikator:
1. Pengendalian K3 pada Supplier
2. Pengendalian K3 pada Sub-Kontraktor 3. Kantor Lapangan (Site Office)
4. Barak/ Bedeng Pekerja, Bengkel/ Workshop, Gudang dan Kantin Pekerja 5. Gerbang dan Jalan Akses
6. Operasional Penggunaan Alat Berat, Alat Ringan, dan Perkakas 7. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (Traffic Management)
Pada Proyek Reklamasi CPI kekurangan/sebagian yang diterapkan tersebut terdapat pada indikator :
1. Organisasi K3
2. Komunikasi, Informasi, dan Induksi K3
3. Barak/ Bedeng Pekerja, Bengkel/ Workshop, Gudang dan Kantin Pekerja 4. Gerbang dan Jalan Akses
5. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (Traffic Management)
Pada Proyek Bypass Mamminasata kekurangan/sebagian yang diterapkan tersebut terdapat pada indikator :
1. Organisasi K3
3. Pengendalian K3 pada Supplier
4. Pengendalian K3 pada Sub-Kontraktor 5. Komunikasi, Informasi, dan Induksi K3 6. Kantor Lapangan (Site Office)
7. Barak/ Bedeng Pekerja, Bengkel/ Workshop, Gudang dan Kantin Pekerja 8. Gerbang dan Jalan Akses
9. Alat Pelindung Diri (APD) 10. Rencana Tanggap Darurat
11. Operasional Penggunaan Alat Berat, Alat Ringan, dan Perkakas
44 12. Pengendalian Operasional pada Pekerjaan
Pada Proyek Elevated Road Maros – Bone kekurangan/sebagian yang diterapkan tersebut terdapat pada indikator :
1. Pelatihan K3
2. Pengendalian K3 pada Supplier
Pada Proyek Middle Ring Road kekurangan/sebagian yang diterapkan tersebut terdapat pada indikator :
1. Organisasi K3 2. Pelatihan K3
3. Pengendalian K3 pada Supplier
4. Komunikasi, Informasi, dan Induksi K3 5. Kantor Lapangan (Site Office)
6. Barak/ Bedeng Pekerja, Bengkel/ Workshop, Gudang dan Kantin Pekerja 7. Gerbang dan Jalan Akses
8. Alat Pelindung Diri (APD) 9. Rencana Tanggap Darurat
10. Operasional Penggunaan Alat Berat, Alat Ringan, dan Perkakas 11. Pengendalian Operasional pada Pekerjaan
12. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (Traffic Management) D. Pemerikasaan dan Evaluasi Kinerja K3
Dalam hal ini terdapat beberapa indikator dalam SPE (Safety Performance Evaluation) yang telah dibuat, yakni :
1. Pemeriksaan/Inspeksi
2. Kecelakaan Kerja dan Investigasi Kecelakaan
3. Ketidaksesuaian, Tindakan Koreksi, dan Tindakan Pencegahan 4. Medical Check Up (MCU)
45 Grafik 4.5 Item Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3
Hasil dari kuisioner diatas terlihat bahwa tingkat pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 hanya Proyek Elevated Road Maros – Bone telah memenuhi nilai ideal dari nilai hasil survey, sedangkan proyek yang lain kurang memenuhi nilai ideal dari nilai hasil survey, dimana pada Proyek Kolam Regulasi Nipa-Nipa kekurangan/sebagian yang diterapkan tersebut terdapat pada indikator :
1. Pemeriksaan/Inspeksi 2. Medical Check Up (MCU)
Pada Proyek Reklamasi CPI kekurangan/sebagian yang diterapkan tersebut terdapat pada indikator :
1. Pemeriksaan/Inspeksi
Pada Proyek Bypass Mamminasata kekurangan/sebagian yang diterapkan tersebut terdapat pada indikator :
1. Pemeriksaan/Inspeksi
2. Kecelakaan Kerja dan Investigasi Kecelakaan 3. Medical Check Up (MCU)
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Bypass Mamminasata Reklamasi CPI Kolam Regulasi Middle Ring Road Elevated Road Maros Bone
Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3
Nilai Ideal Hasil Pengukuran
46 Pada Proyek Middle Ring Road kekurangan/sebagian yang diterapkan tersebut terdapat pada semua indikator.
E. Tinjauan Ulang Kinerja K3
Dalam hal ini Proyek Kolam Regulasi Nipa-Nipa dan Proyek Elevated Road Maros – Bone yang rutin dalam meninjau ulang kinerja K3, karena proyek yang lain kurang/sebagian dalam melaksanakan peninjauan ulang kinerja K3.
Grafik 4.6 Tinjauan Ulang Kinerja K3
IV.4 Elemen Safety Performance Evaluation (SPE) yang Paling Dominan Kurang atau Sebagian Diterapkan
Terlihat dari tingkat penerapan dan perbandingan penilaian SPE diatas masih banyak elemen SPE yang kurang diterapkan terutama pada tabel 4.6 item Penerapan dan Operasional K3 di Lapangan dengan tabel 4.7 item Pemerikasaan dan Evaluasi Kinerja K3, berikut perbandingan elemen SPE yang kurang atau sebagian diterapkan :
0 2 4 6 8 10
Bypass Mamminasata Reklamasi CPI Kolam Regulasi Middle Ring Road Elevated Road Maros Bone
Tinjauan Ulang Kinerja K3
Nilai Ideal Hasil Pengukuran
47 Grafik 4.7 Elemen Penerapan dan Operasional K3 di Lapangan Paling
Dominan yang Kurang / Sebagian Diterapkan
Keterangan :
Angka 4 : Menunjukkan elemen paling dominan yang kurang / sebagian diterapkan
Angka 3 : Menunjukkan elemen dominan ke 2 yang kurang / sebagian diterapkan
Angka 2 : Menunjukkan sebagian besar proyek sudah menerapkan penuh ketentuan – ketentuan diatas
Hasil dari kuisioner diatas terlihat bahwa terdapat 3 elemen yang paling dominan dalam SPE yang kurang/sebagian diterapkan pada setiap proyek pada item penerapan dan operasional K3 di lapangan, yakni :
a. Pengendalian K3 pada Supplier
b. Barak / Bedeng Pakerja, Bengkel / Workshop, Gudang dan Kantin Pekerja
c. Gerbang dan Jalan Akses
d. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (Traffic Management)
2 2
4
2 3 3 4 4
2 2 3
2 2
0.501 1.52 2.53 3.54 4.5
48 Grafik 4.8 Elemen Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3
Keterangan :
Angka 4 : Menunjukkan elemen paling dominan yang kurang / sebagian diterapkan
Angka 3 : Menunjukkan elemen dominan ke 2 yang kurang / sebagian diterapkan
Angka 2 : Menunjukkan sebagian besar proyek sudah menerapkan penuh ketentuan – ketentuan diatas
Hasil dari kuisioner diatas terlihat bahwa elemen Pemeriksaan / Inspeksi merupakan elemen yang paling dominan dalam SPE yang kurang/sebagian diterapkan pada setiap proyek pada item penerapan dan operasional K3 di lapangan.
Menurut hasil penilaian dan perbandingan elemen yang paling dominan dalam SPE yang kurang atau sebagian diterapkan pada setiap proyek sebagai berikut :
1. Pengendalian K3 pada Supplier
Pada elemen ini kontraktor utama harus memberikan persyaratan K3 serta lingkungan dicantumkan dalam kontrak dengan supplier, pemeriksaan spesifikasi teknis dan informasi lain yang relevan dengan K3 untuk pembelian
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Pemeriksaan/Inspeksi Kecelakaan Kerja dan Investigasi Kecelakaan
Ketidaksesuaian, Tindakan Koreksi, dan Tindakan Pencegahan
Medical Check Up
49 peralatan / material, dan pemeriksaan kesesuaiannya dengan spesifikasi teknis pada saat penerimaan barang pembelian.
Dalam hal ini kontraktor utama terlihat hanya sebagian menerapkan ketentuan ini, bermacam variasi bukti unjuk kerja yang dilakukan kontraktor utama, yakni : inspeksi form, perjanjian pekerjaan, dan induksi.
Bukti unjuk kerja yang dilakukan paling dominan yaitu hanya memberikan induksi K3 terhadap supplier-suppliernya, dimana seharusnya ada perjanjian pekerjaan tertulis sebagai bukti bahwa kontraktor tersebut menerapkan penuh terhadap ketentuan ini.
2. Barak / Bedeng Pakerja, Bengkel / Workshop, Gudang dan Kantin Pekerja Pada elemen ini terdapat beberapa ketentuan yang harus diperhatikan, yakni:
a. Ketersediaan ruang istirahat yang bersih, rapih dan layak
b. Ketersediaan penerangan dan ventilasi udara yang memadai di setiap ruangan
c. Ketersediaan Alat Pemadam Api Ringan ( APAR) di setiap ruangan kerja
d. Ketersediaan rambu tanda bahaya dan jalur evakuasi dan denah titik kumpul di setiap lokasi/ tempat
e. Ketersediaan kantin yang bersih dengan pengelolaan yang sesuai standar
f. Ketersediaan rambu larangan pekerja merokok di dalam bengkel kerja g. Ketersediaan sistem FIFO (First In First Out) material di Gudang h. Ketersediaan petugas yang berwenang/ Person In Charge (PIC) di
gudang
i. Ketersediaan rambu APD di Gudang dan Bengkel Kerja sesuai karakteristik material (contoh: masker untuk gudang semen, dll) j. Ketersediaan Lembar Data Keselamatan Bahan Kimia Berbahaya
(Material Safety Data Sheet) sesuai karakteristik material dan ditempel dekat material B3
50 k. Penempatan lokasi/ penyimpangan B3, Tangki bahan bakar, Bahan
mudah terbakar di pagar dan dilengkapi rambu K3 yang sesuai
Dalam hal ini indikator f dan indikator k yang paling dominan sebagian atau kurang diterapkan pada sebagian banyak proyek
3. Gerbang dan Jalan Akses
Pada elemen ini terdapat beberapa ketentuan yang harus diperhatikan, yakni :
a. Ketersediaan papan nama proyek al : nama kontraktor, nama konsultan, nilai proyek, jadwal pelaksanaan, Izin Mendirikan Bangunan (IMB) pada gerbang atau area proyek
b. Ketersediaan pagar proyek dalam kondisi baik, tidak ada bagian yang rusak/ jebol/ roboh, dan struktur yang kokoh
c. Ketersediaan atribut K3 meliputi : bendera K3, bendera merah putih, dan bendera perusahaan dan spanduk K3
d. Ketersediaan pos penjaga untuk pemeriksaan Tamu/ orang/ Barang/
Kendaraan yang akan memasuki lokasi proyek
e. Pemeriksaan kelengkapan APD di Pos Penjaga untuk pekerja dan tamu yang akan memasuki proyek
f. Ketersediaan akses pejalan kaki yang terpisah yang aman dengan akses kendaraan dan alat berat
Dalam hal ini indikator f yang paling dominan sebagian / kurang diterapkan pada sebagian banyak proyek
4. Pemeriksaan / Inspeksi
Pada elemen ini terdapat beberapa ketentuan yang harus diperhatikan, yakni :
a. Ketersediaan jadwal inspeksi K3 secara berkala
b. Ketersediaan laporan inspeksi diajukan kepada manajemen dan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)
c. Tindak lanjut perbaikan hasil temuan inspeksi dilaksanakan dan ditinjau keefektifannya (memenuhi persyaratan yang sudah ditetapkan
51 d. Pemeriksaan semua alat berat sebelum dioperasikan
e. Pemeliharaan dan pengetesan alat berat/ kalibrasi secara berkala Dalam hal ini indikator b dan indikator e paling dominan sebagian / kurang diterapkan pada sebagian banyak proyek.
IV.5 Strategi Perbaikan pada Indikator – Indikator Safety Performance Evaluation (SPE)
Safety Performance Evaluation merupakan format evaluasi yang digunakan untuk acuan Sistem Manajamen Keselamatan dan Kesehatan kerja Lingkungan (SMK3L) mulai dari perencanaan sampai akhir dari semua kegiatan proyek konstruksi untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja terhadap semua orang yang terlibat maupun yang berada di sekitar lingkungan dalam proyek tersebut, dimanapun, kapanpun, dan apapun jenis proyeknya akan mengacu ke form SPE yang telah dibuat berdasarkan kebijakan Permen PU No. 05/PRT/M/2014.
Form SPE ini sudah terbukti dapat digunakan di seluruh jenis proyek konstruksi, dimana setiap item, elemen, dan indikator – indikatornya sudah diterapkan oleh seluruh pihak yang terlibat didalam proyek tersebut, meskipun beberapa belum diterapkan dengan baik, sehingga harus merencanakan lagi SMK3L yang berkualitas melalui form SPE ini, jadi tidak perlu adanya strategi perbaikan didalam form SPE ini.
52
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan identifikasi yang telah dilakukan, peneliti dapat mengambil beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Hasil penilaian dan perbandingan penerapan SMK3L pada level perusahaan sebagai berikut :
a. Proyek Bypass MAMMINASATA (PT. Bumi Karsa) = ± 90%
memenuhi SPE
b. Proyek Reklamasi Center Point of Indonesia (PT. Boskalis International of Indonesia) = ± 100% memenuhi penilaian SPE c. Proyek Kolam Regulasi Nipa-nipa (PT. Adhi Karya) = ± 100%
memenuhi penilaian SPE
d. Proyek Middle Ring Road (PT. Sumbersari Cipta Marga) = ± 45%
memenuhi penilaian SPE
e. Proyek Elevated Road Maros – Bone (PT. Wijaya Karya) = ± 100%
memenuhi penilaian SPE
2. Hasil penilaian dan perbandingan penerapan SMK3L pada level proyek sebagai berikut :
a. Proyek Pembangunan Elevated Road Maros – Bone telah menerapkan seluruh item penilaian SPE dari proyek lain yang telah di survei dengan memenuhi nilai ideal di setiap item penilaian SPE dan hanya 2 elemen yang hanya sebagian diterapkan pada item penerapan dan operasional K3 di lapangan
b. Proyek middle ring road makassar belum menerapkan seluruh item penilaian SPE dan hampir di seluruh item penilaian belum memenuhi nilai ideal yang ada pada item penilaian SPE
53 c. Proyek Bypass Mamminasata, Proyek Reklamasi CPI, dan Proyek Pembangunan Kolam Regulasi Nipa-Nipa hampir menerapkan seluruh item penilaian SPE
3. Elemen SPE paling dominan yang kurang / sebagian diterapkan sebagai berikut :
a. Pengendalian K3 pada Supplier
b. Barak / Bedeng Pakerja, Bengkel / Workshop, Gudang dan Kantin Pekerja
c. Gerbang dan Jalan Akses
d. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (Traffic Management) e. Pemeriksaan / Inspeksi
4. Strategi perbaikan pada indikator – indikator SPE
Tidak perlu ada perbaikan pada form SPE ini, karena sudah merupakan satu-kesatuan dan saling berkaitan didalamnya, sehingga dapat dijadikan acuan untuk proyek yang akan dilaksanakan maupun proyek yang sedang berlangsung dikerjakan.
5.2 Saran
Dari hasil analisis yang diperoleh dari penyusunan skripsi ini, diberikan saran- saran sebagai berikut:
1. Sebaiknya dapat dilanjutkan penelitian lebih lanjut tentang penerapan di beberapa tipe proyek yang berbeda, misal : proyek gedung bertingkat, tol layang, jembatan, dan lain-lain.
2. Sebaiknya butir-butir angket/kuisioner dapat ditambahkan jika ada yang kurang melalui penelitian lebih lanjut dengan bantuan aplikasi statistik.
3. Sebaiknya diberikan atau dibuatkan peraturan tentang petugas K3 yang bukan ahli dalam perihal K3.
54
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Kurniawan, Yanuar. 2015. Tingkat pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) pada proyek konstruksi, studi kasus di kota Semarang. Skripsi Program Sarjana. Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Luckyta, Dhinar Tiara dan Sri Gunani Partiwi. 2012. Evaluasi dan Perancangan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dalam Rangka Perbaikan Safety Behaviour Pekerja (Studi Kasus : PT. X, Sidoarjo). Skripsi Institute Teknologi Sepuluh November. Surabaya.
Madaun, Benny. 2016. Studi Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Kinerja Pekerja Pada Pembangunan Gedung Vidaview Makassar. Skripsi Universitas Hasanuddin. Makassar.
Mardhatillah, Anggianika. 2017. Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja (SMK3) di PT. Semen Padang. Skripsi Universitas Prima Indonesia.
Medan.
Radiatullah, Arlis. 2018. Studi Penerapan dan Review Kebijakan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di Proyek Konstruksi.Skripsi Universitas Hasanuddin. Makassar.
Sembiring, Sherly Meyklya. 2014. Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) pada Proyek Pembangunan Gedung (Studi Kasus: Siloam Hospital di Jln. Imam Bonjol Medan). Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Saputro, Eko Wibowo. 2015. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja(SMK3) Sebagai upaya Pecegahan Kejadian Kecelakaan Kerjadi Bengkel Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi Universitas Yogyakarta. Yogyakarta.
Saragi, Yetty Riris Rotua. 2012. Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) pada Pembangunan Gedung. Laporan Penelitian Universitas HKBP Nommensen. Medan.
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor No. 9 Tahun 2008 Pedoman Sistem Manajemen K3
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang pekerjaan Umum.
55 Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
WEBSITE
Bakti Zainal, 2014. Sistim Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) sesuai PP No. 50 Tahun 2012
from(http://www.a2k4-ina.net/informasi/163-sistim-manajemen-keselamatan-dan-kesehatan-kerja-smk3-sesuai-pp-no-50-tahun-2012), Diakses pada 20 Agusutus 2018.
http://jazziarch.blogspot.com/2012/04/i.html, Aspek Lingkungan dalam Manajemen Proyek.
Diakses pada 26 Juni 2018.
http://ak3mks.blogspot.com/2010/05/komitmen-dan-kebijakan-k3.html, Diakses pada 28 Juni 2018.
http://www.multiglobalunity.com/articles/penerapan-smk3-menuju-lingkungan-kerja-yang-sehat-dan-aman/, 2016. Diakses pada 26 Juni 2018.
http://trainingak3.com/strategi-penerapan-k3-pada-proyek-kontruksi/, 2016. Diakses pada 27 Juni 2018.
https://kppip.go.id/proyek-strategis-nasional/p-proyek-bendungan-dan-jaringan-irigasi/bendungan-karalloe/, 2015. Diakses pada 02 Juli 2018.
https://www.wartaekonomi.co.id/read127858/proyek-bypass-mamminasata-dikerjakan-dalam-tiga-tahap.html, 2018. Diakses pada 06 Juli 2018.
http://bbwspompenganjeneberang.org/uraian-nipa-nipa/, 2016. Diakses pada 07 Juli 2018.
https://properti.kompas.com/read/2015/05/15/073946721/Resmi.Megaproyek.Center.Point.of .Indonesia.Jatuh.ke.Tangan.Ciputra, 2015. Diakses pada 02 Juli 2018.
Lampiran 1
Form Kuisioner Safety Performance Evaluation Proyek Jalan dan Jembatan Bypass MAMMINASATA
Responden : Koord. HSE (Health, Safety, Enviroment)
NAMA PAKET/ KEGIATAN/ PROYEK
NAMA PERUSAHAAN/ KONTRAKTOR 1
NAMA KONSULTAN PERENCANA 2
NAMA KONSULTAN PENGAWAS/ SUPERVISI 3
LOKASI PAKET/ KEGIATAN/ PROYEK JENIS KONTRAK
NILAI KONTRAK
SUMBER DANA/ TAHUN ANGGARAN MASA KONTRAK
JADWAL PELAKSANAAN
PROGRESS FISIK PEKERJAAN PADA SAAT SURVEI JUMLAH TENAGA KERJA PADA SAAT SURVEI
1 2 3
1 PP No. 50 Tahun 2012 (1.1.1) 3
2 Permen PU No. 05/PRT/M/2014 (Pasal 8), SE Menteri
PU No. 66/SE/M/2015 2
3 PP No. 50 Tahun 2012 (1.1.3) 3
1 2 3
4 3
5 3
6 3
7 PP No.50 Tahun 2012: Penerapan SMK3 (2.3.1) 3
PROVINSI SULAWESI SELATAN UNIT PRICE
APBN MURNI
1.124 (Seribu seratus dua puluh empat) hari kalender
56 Pekerja
DESEMBER 2015-DESEMBER 2018
Penimbunan ST.2 dan Pembangunan Jembatan Maros Tomalia
A. KOMITMEN DAN KEBIJAKAN K3 TIM PROYEK/ KONTRAKTOR Rp. 245.863.247.870, 27
Kebijakan K3 yang tertulis secara jelas menyatakan tujuan K3 serta komitmen Tim Proyek dalam kinerja K3 dan ditandatangani oleh Pihak Pimpinan Proyek
Rencana K3/ RK3K mengacu pada peraturan perundang-undangan K3 atau standar internasional
B. PERENCANAAN K3 DI LEVEL PROYEK
Penyediaan Dokumen Rencana K3 (safety plan)/ Rencana K3 Kontrak (RK3K) di Lapangan/ site
PT. BUMI KARSA - PT. HARFIA GRAHA PERKASA KSO
PENILAIAN Penyediaan Biaya K3 berdasarkan kebutuhan seluruh pengendalian risiko
K3 di lapangan/ proyek
NO DASAR HUKUM/ REFERENSI PENILAIAN
DASAR HUKUM/ REFERENSI Tim Proyek mengomunikasikan Komitmen dan Kebijakan K3 kepada seluruh
tenaga kerja, sub-kontraktor, dan pemasok/ suplier
Pembahasan dan pengesahan Rencana K3/ RK3K pelaksanaan dengan Pihak Pengguna dan seluruh pihak pada saat PCM/ Kick of Meeting Awal Penyesuaian Rencana K3/ RK3K dengan perubahan-perubahan yang terjadi di lapangan/ site
Ketentua n Ti da k/ Kura ng Di tera pka n
Permen PU No. 05/PRT/M/2014 (lampiran 1 : Format Tingkat Risiko K3)
BUKTI UNJUK KERJA CATATAN PENILAIAN
BUKTI UNJUK KERJA CATATAN PENILAIAN Dokumen HSE
Plan/Terlampir
Tersedia/Terlampir
Sertifikat
FORM SAFETY PERFORMANCE EVALUATION (SPE) LEVEL PROYEK
Ketentua n Seba gi a n Di tera pka n
Ketentua n Di tera pka n Sepenuhnya SKALA PENILAIAN
PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN BY PASS MAMMINASATA
Biaya K3 tidak transparan
PT. YODYA KARYA, JO PT. YODYA KARYA, JO
1 2 3
8 3
9 2
10 3
11 3
12 2
13 PP No. 50 Tahun 2012 : Penerapan SMK3 (5.2) 2
14 2
15 2
16 2
17 3
18 1
19 3
20 3
21 3
22 2
Program induksi K3 ke semua tamu sebelum diizinkan memasuki area proyek
Ketersediaan P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja) * Ketersediaan informasi tentang kegiatan dan masalah K3 serta diinformasikan kepada seluruh tenaga kerja
Ketersediaan papan informasi K3 memuat informasi minimal jumlah tenaga kerja, jumlah Jam Kerja Orang (JKO), jumlah kecelakaan, jumlah kecelakaan 2x24 jam (LTI2), kecelakaan terakhir, Severity Rate (SR), dan Frequency Rate Persyaratan K3 serta lingkungan dicantumkan dalam kontrak subkontraktor Sub-kontraktor membuat rencana K3 yang disesuaikan dengan RK3K kontraktor (main contractor)
Monitoring dan Evaluasi kinerja K3 Sub-kontraktor secara berkala C5. Komunikasi, Informasi dan Induksi K3
Ketersediaan media komunikasi terkait K3 (poster, spanduk, buletin, papan informasi, distribusi notulen rapat, dll)
Program induksi K3 ke seluruh tenaga kerja sebelum mulai bekerja (Tool Box Meeting)
Ketersediaan program pelatihan K3 bagi pekerja C3. Pengendalian K3 pada Supplier
Pemeriksaan spesifikasi teknis dan informasi lain yang relevan dengan K3 untuk pembelian peralatan/ material
Persyaratan K3 serta lingkungan dicantumkan dalam kontrak dengan supplier
Pemeriksaan kesesuaiannya dengan spesifikasi teknis pada saat penerimaan barang pembelian
C4. Pengendalian K3 pada Sub-kontraktor
PP No. 50 Tahun 2012 : Penerapan SMK3 (12.1-12.5) C1. Organisasi K3
Ketersediaan struktur organisasi K3 dan personil di proyek
C2. Pelatihan K3
PP No. 50 Tahun 2012 : Penerapan SMK3 (1.2), Permenaker No. 4 Tahun 1987 : P2K3 Serta Tata Cara Penunjukan AK3 (Pasal 2), Kep. Menakertrans No. 20 Tahun 2004 : Sertifikasi Kompetensi Ahli K3
DASAR HUKUM/ REFERENSI PENILAIAN
Ketersediaan petugas K3 ( Petugas K3 / Ahli K3) berdasarkan tingkat potensi bahaya proyek
C. PENERAPAN DAN OPERASIONAL K3 DI LAPANGAN (SITE)
PP No. 50 Tahun 2012 : Penerapan SMK3 (3.2.) PP No. 50 Tahun 2012 : Penerapan SMK3 (5.1.)
Dokumentasi/Terlampir
Terlampir BUKTI UNJUK KERJA
Salah satu Program K3 Terlampir
Tersedianya Papan Informasi K3
Terlampir
Tidak memuat hal tersebut hanya memuat sebagian Pihak tersedia namun tidak sesuai dengan tingkat bahaya proyek
CATATAN PENILAIAN
Permenaker No. 4 Tahun 1987 (Pasal 2-4), PP No. 50 Tahun 2012 : Penerapan SMK3 (1.4.3 - 1.4.9)
PP No. 50 Tahun 2012 : Penerapan SMK3 (3.2.)
PP No. 50 Tahun 2012 : Penerapan SMK3 (12.3.1)