• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN…

III.4. Rancangan Penelitian

III.4.1 Studi Pendahuluan…

1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata safety dan biasanya

25 selalu dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka (accident) atau nyaris celaka (near-miss). Jadi pada hakekatnya keselamatan sebagai suatu pendekatan keilmuan maupun sebagai suatu pendekatan praktis mempelajari faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan berupaya mengembangkan berbagai cara dan pendekatan untuk memperkecil resiko terjadinya kecelakaan (Anggianika Mardhatillah, 2017).

Kesehatan kerja adalah peningkatan dan memelihara derajat kesehatan tenaga kerja setinggi-tingginya, baik fisik, mental maupun sosial, mencegah dan melindungi tenaga kerja terhadap gangguan kesehatan akibat lingkungan kerja dan faktor-faktor lain yang berbahaya, meningkatkan efisiensi kerja dan produktivitas, serta mengusahakan agar masyarakat lingkungan sekitar perusahaan terhindar dari bahaya pencemaran akibat proses produksi, bahan bangunan, dan sisa produksi (Eko Wibowo, 2015).

2. Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diterapkan karena tidak terdapat unsur kesengajaan dalam bentuk perencanaan, tidak diharapkan karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian materiil ataupun penderitaan dari yang paling ringan sampai kepada yang paling fatal. Kecelakaan dapat mengakibatkan dampak buruk bagi perusahaan maupun pekerja, dampak tersebut dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan yaitu tidak berjalanannya kegiatan produksi sehingga akan menimbulkan biaya yang lebih besar lagi.

Sedangkan bagi pekerja akan mengakibatkan gangguan kesehatan dan juga akan mengakibatkan kematian. Kecelakaan kerja dapat mengakibatkan produktivitas pekerja menurun sehingga pekerja tidak efektif dan efesien dan mengakibatkan tujuan perusahaan terhambat (Dhinar Tiara Luckyta dan Sri Gunani Partiwi, 2012).

3. Komitmen dan Kebijakan K3

Pengusaha dan pengurus harus menunjukkan komitmen K3 dalam bentuk :

26

➢ Menempatkan organisasi K3 pada posisi yang dapat menentukan keputusan perusahaan.

➢ Menyediakan anggaran, tenaga kerja yang berkualitas dan sarana-sarana lain yang diperlukan di bidang K3.

➢ Menetapkan personel yang mempunyai tanggung jawab, wewenang dan kewajiban yang jelas dalam penanganan K3.

➢ Perencanaan K3 yang terkoordinasi .

➢ Melakukan penelitian kinerja dan tindak lanjut pelaksanaan K3.

Kebijakan K3 adalah suatu pernyataan tertulis yang ditandatangani oleh pengusaha dan atau pengurus yang memuat keseluruhan visi dan tujuan perusahaan, komitmen dan tekad melaksanakan K3, kerangka dan program kerja yang mencakup kegiatan perusahaan secara menyeluruh yang bersifat umum dan atau operasional (Benny Madaun, 2016).

4. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

Sebagaimana kita ketahui dalam suatu perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi memiliki organisasi yang terstruktur secara utuh dan menyeluruh akan terdiri dari bagian-bagian yang saling berinteraksi baik secara fisik seperti halnya pimpinan, pelaksana pekerjaan, ahli, material /bahan, dana, informasi, pemasaran dan pasar itu sendiri. Mereka saling bahu-membahu melaksanakan berbagai macam kegiatan yang dilakukan dalam suatu proses pekerjaan yang saling berhubungan karena adanya interaksi dan ketergantungan, segala aktivitas dalam sebuah perusahaan menunjukan adanya sistem didalam-nya. Dengan demikian disimpulkan, bahwa pengertian tentang sistem adalah suatu proses dari gabungan berbagai komponen / unsur / bagian / elemen yang saling berhubungan, saling berinteraksi dan saling ketergantungan satu sama lain yang dipengaruhi oleh aspek lingkungan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai (Yetti Riris Routa Saragi, 2012).

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang disebut SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan

27 sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, peng-kajian dan pemeliharaan kebijakan K3 dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor. 09 / PER / M / 2008).

5. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan (SMK3L)

Dalam menerapkan SMK3L ada beberapa tahapan yang harus dilakukan agar SMK3 tersebut menjadi efektif, karena SMK3L mempunyai persyaratan-persyaratan tertentu yang harus dibangun didalam suatu organisasi / perusahaan. SMK3 juga harus ditinjau ulang dan ditingkatkan secara terus menerus didalam pelaksanaanya untuk menjamin bahwa sistem itu dapat berperan dan berfungsi dengan baik serta berkontribusi terhadap kemajuan perusahaan. Untuk lebih memudahkan penerapan standar SMK3L, berikut ini dijelaskan mengenai tahapan dan langkah – langkahnya yang terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu :

a. Tahap Persiapan, merupakan tahapan atau langkah awal yang harus dilakukan suatu organisasi / perusahaan. Langkah ini melibatkan lapisan manajemen dan sejumlah personel, mulai dari menyatakan komitmen sampai dengan kebutuhan sumber daya yang diperlukan, adapun tahap persiapan ini, antara lain : komitmen manajemen puncak, menentukan ruang lingkup, menetapkan cara penerapan, membentuk kelompok penerapan, menetapkan sumber daya yang diperlukan

b. Tahap pengembangan dan penerapan, dalam tahapan ini berisi langkah – langkah yang harus dilakukan oleh organisasi / perusahaan dengan melibatkan banyak personel, mulai dari menyelenggarakan penyuluhan dan melaksanakan sendiri kegiatan audit internal serta tindakan perbaikannya sampai melakukan sertifikasi.

6. Peraturan Mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja a. Peraturan Menteri PU No. 9 Tahun 2008

28 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang selamat, aman, efisien dan produktif.

SMK3 konstruksi bidang pekerjaan umum adalah SMK3 pada sektor jasa konstruksi yang berhubungan dengan kepentingan umum (masyarakat) antara lain pekerjaan konstruksi: jalan, jembatan, bangunan gedung fasilitas umum, sistem penyediaan air minum dan perpipaannya, sistem pengolahan air limbah dan perpipaannya, drainase, pengolahan sampah, pengaman pantai, irigasi, bendungan, bending, waduk, dan lainnya.

b. PP No. 50 Tahun 2012

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif (Yanuar;2015)

Menurut PP No. 50/2012, penerapan SMK3 bertujuan untuk:

1. Meningkatkan efektivitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi

2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat buruh

3. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, adan efisien untuk mendorong produktivitas.

c. Peraturan Menteri No.5 Tahun 2014 Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.

29 Peraturan ini merupakan peraturan terbaru yang dikeluarkan Menteri Pekerjaan Umum. Peraturan ini terdiri dari 7 Bab dengan 24 Pasal, yang terdiri dari Bab I Ketentuan Umum dengan 1 pasal, Bab II Maksud, Tujuan dan Ruang Lingkup dengan 2 pasal, Bab III Penerapan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang memuat pasal 4 hingga pasal 10, Bab IV Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang yang memuat pasal 11 hingga pasal 19, Bab V Biaya Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi yang memuat pasal 20, Bab VI Sanksi yang memuat Pasal 21, Bab VII Ketentuan Penutup yang memuat pasal 22 hingga 24. Peraturan ini juga dilengkapi dengan format Tata Cara Penetapan Tingkat Risiko K3 Konstruksi, format Rencana K3 Kontrak (RK3K), Format Surat Peringatan, Surat Penghentian Pekerjaan dan Surat Keterangan Nihil Kecelakaan Kerja Bidang Pekerjaan Umum.

III.4.2 Pengumpulan Data

Dokumen terkait