• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. 6 Sistematika Penulisan Skripsi

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2.4 Alat Bantu dalam Pengendalian Kualitas Statistik 2.5.1 Lembar Pemeriksaan (Check Sheet) 2.5.1 Lembar Pemeriksaan (Check Sheet)

2.5.2 Diagram Pareto

Diagram pareto merupakan suatu gambar yang mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut urutan ranking tertinggi hingga terendah (Ariani 2004: 19). Proses penyusunan diagram pareto meliputi enam langkah sebagai berikut.

(1) Menentukan metode atau arti dari pengklasifikasian data, misalnya berdasarkan masalah, penyebab, jenis ketidaksesuaian, dan sebagainya. (2) Menentukan satuan yang digunakan untuk membuat urutan

karakteristik-karakteristik tersebut, misalnya rupiah, frekuensi, unit dan sebagainya.

(3) Mengumpulkan data sesuai dengan interval waktu yang telah ditentukan.

(4) Merangkum data dan membuat ranking kategori data tersebut dari yang terbesar hingga terkecil.

(5) Menghitung frekuensi kumulatif atau persentase kumulatif yang digunakan.

(6) Menggambar diagram batang, menunjukkan tingkat kepentingan relatif masing-masing masalah. Mengidentifikasi beberapa hal yang penting untuk mendapat perhatian.

Gambar 2.4 Diagram Pareto 2.5.3 Grafik Pengendali (Control Chart)

Grafik pengendali merupakan teknik membuat grafik statistik yang nilainya diukur berdasarkan hasil plot karakteristik kualitas tertentu. Grafik pengendali digunakan untuk mengetahui apakah proses berada dalam kendali statistik atau tidak (Iriawan dan Astuti 2006: 314).

Teknik yang paling umum dilakukan dalam pengontrolan kualitas secara statistik ialah dengan menggunakan grafik pengendali Shewhart. Grafik ini bentuknya sangat sederhana sekali, yaitu terdiri atas tiga buah garis mendatar yang sejajar (Sudjana, 1990: 420). Grafik pengendali shewart memuat:

(1) Sumbu datar melukiskan nomor sampel yang diteliti, dimulai dari sampel kesatu, sampel kedua dan seterusnya.

(2) Sumbu tegak menyatakan karakteristik yang sedang diteliti, misalnya rata-rata, persentase dan sebagainya.

A B C D E F Jenis Ketidaksesuaian 40 30 20 10 0 Fr ekuens i

(3) Garis Tengah (GT) melukiskan “nilai baku” yang akan menjadi pangkal perhitungan terjadinya penyimpangan hasil-hasil pengamatan untuk tiap sampel.

(4) Batas Pengendali Atas (BPA) merupakan garis yang menyatakan penyimpamgan paling tinggi dari “nilai baku” terdapat sejajar di atas garis sentral.

(5) Batas Pengendali Bawah (BPB) merupakan garis yang menyatakan penyimpangan paling rendah dari “nilai baku” terdapat sejajar di bawah garis tengah.

Gambar 2.5 Grafik Pengendali Shewart

Harga-harga statistik yang diperoleh tiap sampel setelah dihitung, digambarkan dalam diagram yang biasanya berupa titik-titik. Jika titik-titik itu ada di dalam daerah yang dibatasi oleh BPA dan BPB dikatakan bahwa proses dalam kontrol. Dalam hal ini, proses dibiarkan berlangsung terus. Sekali terdapat titik yang jatuh dibawah BPB atau diatas BPA, maka proses berada diluar kontrol. Ini menandakan bahwa penyebab terduga telah

Nomor Sampel BPA GT BPB Ka ra kte ris tik yan g dis elidiki

terjadi yang mempengaruhi proses tersebut. Dengan demikian perlu dicari dan dihilangkan agar proses berada dalam kontrol kembali (Sudjana, 1996: 420-421).

Batas-batas pengendali di atas dipilih sedemikian hingga apabila proses terkendali semua titik-titik sampel akan jatuh diantara kedua garis itu. Selama titik-titik terletak di dalam batas pengendali, proses dianggap dalam keadaan terkendali, dan tidak perlu tindakan apapun. Tetapi satu titik yang terletak di luar batas pengendali diinterpretasikan sebagai fakta bahwa proses tak terkendali dan diperlukan tindakan penyelidikan dan perbaikan untuk mendapatkan dan menyingkirkan sebab-sebab yang menyebabkan tingkah laku itu (Montgomery, alih bahasa Zanzawi, 1990: 120 - 121).

Kondisi yang berada dalam batas pengendalian statistik (in statistical control) juga dapat menunjukkan ketidaksesuaian proses, tetapi disebabkan oleh sebab umum. Idealnya, baik data rata-rata proses maupun keakurasian proses berada pada garis pusat (center line). Namun, apabila kondisi data berada di luar batas pengendali statistik (out of statistical control) sedangkan penyebab ketidaksesuaian dikarenakan oleh sebab umum, maka data tersebut dikatakan berada dalam batas pengendali statistik (Ariani, 2004: 79).

Grafik pengendali dapat juga digunakan sebagai alat pengendalian manajemen guna mencapai tujuan tertentu guna mencapai tujuan tertentu berkenaan dengan kualitas proses. Garis tengah dan batas-batas pengendali mungkin nilai-nilai standar yang dipilih oleh manajemen sedemikian

hingga mereka menghendaki proses dalam keadaan terkendali pada tingkat kualitas itu (Montgomery, alih bahasa Zanzawi, 1990: 125).

Data sampel dapat dituangkan dalam grafik, dan apabila penyimpangan dari keadaan terkendali diselidiki dan diperbaiki, maka akhirnya proses dapat dibawa ke keadaan terkendali pada nilai sasaran atau standar. Pemeliharaan grafik pengendali di masa mendatang akan menyidik penyimpangan berikutnya dari keadaan terkendali.

Grafik pengendali telah mempunyai sejarah penggunaan yang panjang dalam dunia industri. Paling sedikit ada lima alasan menggunakan grafik pengendali, yaitu sebagai berikut.

(1) Grafik pengendali adalah teknik yang telah terbukti guna meningkatkan produktivitas.

(2) Grafik pengendali efektif dalam pencegahan cacat.

(3) Grafik pengendali mencegah penyesuain proses yang tidak perlu. (4) Grafik pengendali memberikan informasi diagnostik.

(5) Grafik pengendali memberikan informasi tentang kemampuan proses. (Montgomery, alih bahasa Zanzawi, 1990: 127).

Secara garis besar grafik pengendali dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:

2.4.3.1 Grafik Pengendali Variabel

Grafik pengendali variabel merupakan grafik pengendali untuk mengukur karakteristik kualitas, seperti: berat, ketebalan, panjang, volume dan diameter. Grafik pengendali variabel dibagi menjadi:

(1) Grafik pengendali rata-rata (X chart) dan range (R chart), grafik pengendali ini digunakan untuk mengetahui rata-rata pengukuran antar subgrup dan range dalam subgrup yang diperiksa.

(2) Grafik pengendali rata-rata (X chart) dan standar deviasi (S chart), grafik pengendali ini digunakan untuk mngetahui rata-rata pengukuran antar subgrup dan standar deviasi dalam subgrup yang diperiksa (Iriawan dan Astuti, 2006: 314 - 315).

2.4.3.2 Grafik Pengendali Atribut

Grafik pengendali atribut digunakan untuk jumlah cacat dalam produk atau bagian cacat dalam produk. Untuk menyusun grafik pengendali atribut diperlukan beberapa langkah. Menurut Besterfield (1998), langkah tersebut meliputi:

(1) Menentukan sasaran yang akan dicapai.

(2) Menentukan banyaknya sampel dan banyaknya observasi. (3) Mengumpulkan data.

(4) Menentukan garis pusat dan batas-batas pengendali. (5) Merevisi garis pusat dan batas-batas pengendali. (Ariani 2004: 131 - 132).

Grafik pengendali atribut dibagi menjadi 4 (empat) jenis, yaitu: (1) Grafik pengendali p (p chart), yaitu grafik pengendali untuk proporsi

unit cacat.

(2) Grafik pengendali np (np chart), yaitu grafik pengendali untuk proporsi unit cacat dengan jumlah sampel sama.

(3) Grafik pengendali c (c chart), yaitu grafik pengendali untuk jumlah cacat suatu unit dengan jumlah sampel sama.

(4) Grafik pengendali u (u chart), yaitu grafik pengendali untuk jumlah cacat suatu unit dengan jumlah sampel berbeda (Iriawan dan Astuti, 2006: 315).

Dokumen terkait