• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESISTENSI TERHADAP HAK PEREMPUAN YANG MERASA DIABAIKAN

5.1. Diam Saja

Bentuk resistensi ini dilakukan oleh Ibu L. Simatupang. Salah satu bentuk resistensi / perlawanan yang dilakukannya ini adalah bentuk perlawanan yang paling lama yang pernah ia lakukan sebagai dampak dari hak Ibu L. Simatupang yang dirasa dikesampingkan oleh suaminya yaitu tidak dinafkahi dan tidak diperlakukan dengan baik. Ibu L. Simatupang pernah diam saja selama 2 tahun pada tahun 2009 sampai tahun 2011. Bentuk perlawanan ini dilakukan Ibu L. Simatupang setelah ia melakukan bentuk perlawanan lainnya dari bercekcok / adu mulut sampai melarikan dari rumah.

Awalnya Ibu L. Simatupang berkomunikasi dengan suaminya baik-baik saja namun apabila muncul masalah yang berkaitan dengan perlakuan suaminya yang tidak baik, Ibu L. Simatupang akan berhenti bicara / diam saja kepada suaminya karena merasa capek, letih, dan penat. Namun setelah beberapa jam hanya diam saja dan tidak berkomunikasi lagi dengan suaminya untuk menghentikan cekcok, Ibu L. Simatupang akan kembali berbicara dan komunikasi kembali berjalan seperti biasanya.

Namun pada saat itu masalah kembali muncul yang membuat Ibu L. Simatupang marah yaitu ketika suaminya pergi ke luar tanpa memberi tahu Ibu L. Simatupang ia pergi kemana. Telefon yang tidak diangkat, sms yang tidak dibalas dan suaminya tak juga kunjung pulang membuat Ibu L. Simatupang sangat marah

padahal saat itu ia sangat membutuhkan suaminya untuk menjemput karyawan dari desa asal karyawan tersebut yang akan bekerja di yayasan mereka. Ibu L. Simatupang tidak bisa menjemput karena sedang sakit dan nantinya tidak ada yang bisa menjaga rumah karena anaknya yang masih balita juga anak yang berkebutuhan khusus tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Akhirnya karena tidak ada pilihan lain Ibu L. Simatupang pun harus pergi menjemput karyawan tersebut di wilayah Amplas yang letaknya jauh dari rumahnya walaupun sedang sakit dan terpaksa meninggalkan dua anaknya dirumah walaupun dengan resiko akan terjadi sesuatu apabila dua anaknya mengetahui ibunya pergi dan rumah ditinggal begitu saja.

Setelah keesokan harinya, suami Ibu L. Simatupang pun pulang ke rumah dan terjadi cekcok antara mereka karena tidak pulangnya suaminya tersebut. Ibu L. Simatupang semakin sedih dan marah karena suaminya tidak mau mengatakan ia dari mana setelah tidak pulang satu hari satu malam dan mengapa ia tidak menjawab telefon. Namun ketika Ibu L. Simatupang melihat adanya nomor- nomor yang mencurigakan di handphone milik suaminya dan mencium bau tuak dari pakaiannya, pada saat itupun Ibu L. Simatupang tahu nomor-nomor tersebut adalah nomor togel dan ia telah mengetahui suaminya telah berjudi, mabuk- mabukan dan tidur di kedai tuak tempat ia bermain togel tersebut. Mengetahui hal itu, Ibu L. Simatupang merasa sangat sedih dan terus menangis saat cekcok dengan suaminya.

“Bayangin ajalah dek sakitnya, udah kita yang punya

inisiatif untuk buka yayasan ini, jemput karyawan aja dia ga bisa padahal itu untuk nafkah keluarga, untuk dia juga tapi dia malah pergi minum-minum dan berjudi.

Jangankan hak, sebagai perempuan pun sama sekali aku

ga dihargai.”

L. Simatupang (47 tahun)

Sehingga masalah tersebutlah yang sangat membuat Ibu L. Simatupang naik pitam dan memutuskan untuk diam dan tidak mau untuk bicara dengan suaminya dalam waktu yang sangat lama. Hal tersebut dikarenakan rasa sakit yang Ibu L. Simatupang alami sangat membuatnya terpukul dan terbebani. Ibu L. Simatupang juga mengatakan kepada suaminya untuk melakukan apa yang ia lakukan saja dan tidak usah berbicara pada Ibu L. Simatupang lagi karena ia tidak perduli sama sekali dengan suaminya lagi.

Bagi Ibu L. Simatupang ia sudah merasa cukup dengan perlakuan suaminya yang tidak bisa ia terima lagi dan yang ternyata sanggup untuk membuat Ibu L. Simatupang tidak berbicara dengan suaminya dalam waktu yang sangat lama. Apabila suaminya bertanya tentang sesuatu, Ibu L. Simatupang akan diam. Hal apapun itu, baik pertanyaan ataupun pernyataan tentang apapun, Ibu L. Simatupang tidak akan menggubris. Tidak jarang suaminya akan marah sendiri dan menuntut Ibu L. Simatupang untuk menjawab pertanyaannya apabila tidak ada jawaban namun Ibu L. Simatupang akan tetap diam tidak menghiraukan.

Pada saat melakukan perlawanan dengan diam tersebut, Ibu L. Simatupang merasa lebih tenang karena berkurangnya tekanan yang selalu ia alami karena sering bertengkar dengan suaminya. Dan hasil dari perlawanannya tersebut bisa dirasakan setelah Ibu L. Simatupang akhirnya harus berkomunikasi kembali setelah Ibu L. Simatupang memutuskan untuk menambah bisnis yaitu berjualan minyak bensin literan dan ketengan didepan rumah mereka yang direkomendasikan oleh temannya sehingga Ibu L. Simatupang perlu untuk

berkomunikasi dengan suaminya dalam kegiatan berjualan tersebut. Ibu L. Simatupang akan mendapat pesanan dari orang yang memesan dan ia harus memberi tahu kepada suaminya agar suaminya mengantar bensin pesanan. Komunikasi yang terjalin kembali tersebut tidak berjalan secara cepat, Ibu L. Simatupang mau berbicara kembali kepada suaminya tapi hanya bicara tentang hal-hal penting saja misalnya hal tentang pekerjaan. Ibu L. Simatupang juga merasa setelah ia mau berbicara kembali dan sebelumnya telah melakukan perlawanannya yaitu diam, perlakuan suaminya mengalami perubahan menjadi lebih baik dan lebih menghargai istrinya dan lebih rajin dalam bekerja.

Bagi Ibu L. Simatupang bentuk resistensi inilah yang paling mempengaruhi suaminya untuk berubah menjadi lebih baik dibandingkan dengan bentuk resistensi yang pernah dilakukan sebelumnya seperti adu pendapat, melarikan diri dari rumah, dan mengadu pada pihak keluarga suaminya. Walaupun suaminya tetap tidak menemukan pekerjaan diluar namun Ibu L. Simatupang tetap bersyukur suaminya sekarang bisa membantu dirinya bekerja yaitu berdagang karena menurut Ibu L. Simatupang suaminya sudah berusaha untuk berubah dalam perilakunya baik dalam pekerjaan dan sikap kasarnya yang sudah mulai berkurang sehingga Ibu L. Simatupang bisa menjalani harinya dengan lebih baik karena haknya sebagai perempuan tidak lagi dikesampingkan begitu saja seperti sebelumnya yang menyebabkan banyak efek negatif pada diri Ibu L. simatupang seperti sedih, merasa depresi, bahkan pernah dilarikan ke rumah sakit.

Selain Ibu L. Simatupang, informan saya lainnya yang juga pernah melakukan bentuk resistensi diam yaitu Ibu Priska Sirait, Ibu Basaria Sitorus, dan

Ibu M. Sihombing. Namun bentuk resistensi tersebut hanya dilakukan sehari atau dua hari, tidak dalam waktu yang jauh lebih lama seperti Ibu L. Simatupang.

Dokumen terkait