• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Diet

Menurut Wahid (2009) diet adalah segala usaha dan perjuangan seseorang untuk membuat tubuh menjadi sehat dan ideal sesuai dengan keinginan dirinya. Menurut Oxford Dictionaries (2013) diet adalah pola makan seseorang yang berbeda dimana seseorang membatasi atau mengatur jumlah makanan mereka untuk kepentingan penurunan berat badan atau alasan kesehatan. Menurut Cambridge Dictionaries (2013), diet adalah sebuah pola makan dimana seseorang membatasi jumlah makannya atau memakan makanan tertentu dengan tujuan untuk menjadi lebih kurus atau untuk kesehatan.

Diet banyak dilakukan orang dengan tujuan sebagai berikut: menjaga kestabilan tubuh, menjaga dan meningkatkan kesehatan tubuh, menjadi langsing, dan memperindah bentuk tubuh (Abdul Wahid, 2009)

2.1.1. Diet Sehat

Menurut Harvard School of Public Health (2013) pola makan dalam satu piring makanan yang baik (healthy eating plate) adalah apabila terdiri dari :

1. Buah buahan dan sayur sayuran

Setengah isi dari piring yang kita makan terisi dengan buah-buahan dan sayur-saturan.

Semakin berwarna dan semakin bervariasi jenis buah-buahan dan sayur-sayuran semakin baik. Kentang dan french fries tidak terhitung sebagai sayur sayuran dalam healthy eating plate, karena mereka memiliki kadar karbohidrat yang tinggi.

6

2. whole grains

whole grains mengisi dari seperempat bagian dari isi piring yang akan kita makan.

Whole wheat, brown rice, dan makanan lain yang terbuat dari bahan tersebut harus mengisi seperempat piring makanan sehari hari. Makanan tersebut nantinya akan memiliki efek yang kecil terhadap kadar gula darah dibandingkan dengan nasi putih dan jenis refined grains lainnya.

3. Sumber protein yang sehat

Sumber-sumber protein yang sehat mengisi seperempat dari isi piring yang akan kita makan.

Pilihlah ikan, ayam, atau kacang-kacangan karena sumber makanan tersebut memiliki nutrisi yang baik untuk kesehatan, seperti asam lemak omega 3 pada ikan yang berguna untuk kesehatan jantung dan serat pada kacang-kacangan yang baik untuk pencernaan.

Batasi daging merah seperti daging sapi, lembu, dan babi, serta hindari daging yang telah diolah, seperti sosis, nugget, dan bacon. Sumber makanan tersebut jika dimakan secara terus-menerus akan meningkatkan resiko penyakit jantung dan diabetes tipe 2.

4. Penggunakan minyak tanaman yang sehat

Gunakan minyak tanaman seperti olive, jagung, dan bunga matahari dalam memasak. Batasi penggunaan mentega dalam memasak.

5. Minum air putih, kopi, atau teh

Batasi jus buah menjadi satu gelas perhari karena mengandung gula yang tinggi. Hindari minuman dengan gula yang tinggi karena minuman tersebut hanya mengandung kalori yang tinggi tanpa nutrisi yang bermakna.

7

6. Tetap aktif beraktivitas

Tetap aktif sangat penting untuk menjaga berat badan. Lakukan olahraga yang anda sukai secara teratur dan masukkan jam olahraga dalam jadwal harian anda.

2.1.2. Diet pada Remaja

Remaja dikategorikan rentan terhadap masalah gizi. Menurut Arisman (2003), ada tiga alasan mengapa remaja dikategorikan rentan: pertama, remaja membutuhkan energi dan zat gizi yang lebih banyak untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh mereka, kedua, remaja harus melakukan penyesuaian akan masukan energi dan zat gizi terhadap gaya hidup dan kebiasaan mereka, ketiga, kehamilan, alkohol, obat obatan, keikutsertaan dalam olahraga, dan media akan mempengaruhi kebutuhan gizi mereka.

Remaja belum sepenuhnya matang, baik secara fisik, kognitif, dan psikososial. Dalam masa pencarian identitas ini, remaja cepat sekali terpengaruh oleh lingkungan. Kegemaran yang tidak lazim, seperti pilihan untuk menjadi vegetarian ataupun food fadism, merupakan contoh keterpengaruhan remaja terhadap lingkungannya. Kecemasan akan bentuk tubuh membuat remaja sengaja tidak makan yang tidak jarang berujung pada anoreksia nervosa. Kebiasaan ini dipengaruhi oleh keluarga, teman, dan media. Teman sebaya berpengaruh besar pada remaja dalam hal memilih makanan. Ketidakpatuhan terhadap teman dikhawatirkan dapat menyebabkan remaja merasa terkucil dan merusak rasa percaya diri mereka (Arisman, 2003)

Berdasarkan suatu penelitian pada 4046 remaja putri pada SMA di amerika serikat mengenai diet pada remaja menunjukkan bahwa 43% remaja melakukan diet dengan motivasi untuk memperbaiki bentuk tubuh mereka, 25% remaja melakukan diet karena mereka merasa tubuh mereka terlalu berat atau merasa pakaian mereka sudah tidak muat lagi, 14% remaja melakukan diet berdasarkan rekomendasi dokter, keluarga, atau teman teman mereka, 7% remaja

8

melakukan diet karena suatu kejadian tertentu yang memaksa mereka melakukan diet, seperti tarian tertentu dan acara tertentu, 6% remaja melakukan diet karena mereka merasa harus melakukan diet, 3% remaja melakukan diet dengan alasan kesehatan, dan sisanya karena alasan lain ataupun tidak menjawab (Dwyer, Feldman, & Mayer, 1967).

2.1.3. Gangguan Perilaku Diet

Anorexia nervosa dan bulimia nervosa adalah gangguan makan yang mengandung pola makan abnormal. Menurut Papalia (2011) anorexia nervosa adalah gangguan makan yang ditandai dengan pelaparan diri sedangkan bulimia nervosa adalah gangguan makan dimana seseorang secara reguler mengkonsumsi makanan dalam jumlah besar kemudian mengeluarkan kembali makanan tersebut dari tubuhnya dengan menggunakan obat pencahar, memuntahkan dengan sengaja, atau melakukan latihan fisik secara berlebihan.

Orang dengan anorexia nervosa tidak ingin atau tidak dapat menjaga berat tubuh normal mereka. Mereka memiliki ketakutan berlebihan akan kenaikan berat badan meskipun mereka memiliki berat badan yang sangat rendah. Mereka memiliki pandangan yang salah mengenai bentuk tubuh. Wanita dengan anorexia nervosa akan mengalami gangguan menstruasi dengan tidak adanya menstruasi dalam tiga sikllus normal (Halgin & Whitbourne, 2009).

Orang dengan bulimia nervosa akan memakan makanan dalam jumlah yang besar dan mengkompensasi jumlah kalori yang masuk dengan memuntahkan makanan tersebut atau dengan cara ektrim lainnya. Mereka akan memakan jumlah makanan yang lebih besar dari kabanyakan orang, bahkan kehilangan kendali atas dirinya mengenai makanan yang mereka makan. Orang dengan bulimia nervosa akan memuntahkan makanan yang mereka makan tadi atau ada yang melakukan aktivitas fisik secara berlebihan (Halgin & Whitbourne, 2009).

Evaluasi diri yang salah terhadap bentuk tubuh dan rendahnya rasa percaya akan menimbulkan kecemasan dan depresi pada seseorang. Kecemasan

9

ini akan terus bertumbuh dan pada akhirnya memaksa seseorang untuk melakukan diet. Tekanan sosial terhadap bentuk tubuh yang kurus juga akan menimbulkan pandangan negatif ada seseorang terhadap bentuk tubuh dirinya yang pada akhirnya memaksa seseorang untuk melakukan diet. Diet yang belebihan akan memicu seseorang untuk menimbulkan kondisi anorexia nervosa atau bulimia nervosa (Nolen & Hoeksema, 2007)

Dokumen terkait