• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Faktor internal, yang meliputi faktor kematangan fisik atau kedewasaan biologis. Kematangan juga terjadi dalam segi

2.6 Differential Aptitude Test (DAT)

Seri test multiple bakat Differential Aptitude Test (DAT), yang dalam Bahasa Indonesia dapat dipakai istilah Tes Perbedaan Bakat, merupakan salah satu seri tes multiple bakat yang paling banyak dipakai dalam bidang pendidikan dan kerja. DAT pertama kali terbit tahun 1947, dan telah direvisi pada tahun 1963. Penyusun DAT adalah G. Bennett, H.G.Seashore, dan A.G.Wesman dari USA (Nuraeni, 2012).

DAT termasuk Kelompok Battery Test yaitu tes bakat yang terdiri dari rangkaian bermacam-macam tes yang masing-masing tes dapat berdiri sendiri, artinya tidak harus digunakan secara keseluruhan (Diah Widiawati, 2014).

DAT memakai teori kelompok faktor kecerdasan model PMA atau Kemampuan Mental (KMP) dari Thurstone. Adapun maksud dan tujuan DAT antara lain (Nuraeni, 2012):

1. Sebagai sarana akademik untuk mendapatkan prosedur peni laian yang ilmiah, terintegrasi, dan standart bagi murid–murid. 2. Dirancang untuk pendidikan dan vokasional (peker jaan).

3. Dapat dipakai dalam bidang industri untuk penempatan karyawan dan promosi jabatan selanjutnya (perkembangan pembinaan karyawan pabrik).

DAT terdiri dari 8 tes, masing-masing berdiri sendiri, sehingga dapat digunakan secara terpisah, untuk seleksi dalam bidang industri pada jenis pekerjaan tertentu. Kemungkinan hanya membutuhkan beberapa tes saja dari baterai tes ini. Dalam bidang pendidikan akan lebih baik jika semua tes digunakan secara bersamaan ke delapan tes tersebut jika dikelompokkan maka akan terdiri dari 2 kelompok besar, yaitu (Nuraeni, 2012):

1. Kelompok Tes Verbal, meliputi: Verbal Reasoning, Numerical Ability, Clerical Speed Accuracy, Language Usage.

2. Kelompok Tes Non Verbal, meliputi: Abstract Reasoning, Mechanical Reasoning, Space Relation.

Adapun deskripsi ke-delapan sub-sub tes DAT tersebut adalah sebagai berikut (Nuraeni, 2012):

1. Verbal Reasoning (VR) atau Test Penalaran Verbal.

Dirancang untuk mengukur kemampuan berpikir abstrak, generalisasi, dan konstruktif memahami konsep verbal. Perbendaharaan kata yang digunakan dalam test ini meliputi perbendaharaan kata yang biasa digunakan dalam berbagai bidang, diantaranya sejarah, geografi, sastra, dan sains. Materi test ini berupa analogi sederhana, yang biasa digunakan dalam test intelegensi umum, walaupun analogi sederhana ini telah mendasarkan pada asosiasi daripada berpikir. Hasil pengukuran test VR ini diharapkan untuk prediksi kesuksesan dalam bidang

yang mementingkan pemahaman konsep verbal (Nuraeni, 2012).

2. Numerical Ability (NA) atau Kemampuan Aritmatik.

Dirancang untuk mengukur kemampuan memahami hubungan numerik dan memecahkan masalah yang berhubungan dengan konsep numerik. Test ini lebih mengukur kemampuan komputasi daripada penalaran numerik. Tes ini sangat penting untuk prediksi dalam bidang matematika, fisika, kimia, teknik, dan bidang lain yang membutuhkan kemampuan berpikir secara kuantitatif. Prediksi dalam bidang pekerjaan seperti akuntansi, statistik, dan asisten laboratorium (Nuraeni, 2012).

3. Abstract Reasoning (AR) atau Penalaran Abstrak

Dirancang untuk mengukur penalaran non verbal. Dalam setiap butir test ini menuntut pemahaman logis tentang prinsip–prinsip yang digunakan untuk mengubah diagram dan kemampuan membedakan perbedaan yang kecil pada garis, daerah, maupun bentuk. AR merupakan suplemen VR + NA, guna estimasi intelegensi. AR digunakan untuk prediksi dalam bidang pendidikan dan profesi yang menuntut pemahaman relasi antara benda atau objek. Skor AR dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk memahami penalaran seseorang jika seseorang mengalami kesukaran bahasa dan mendapatkan skor rendah pada test VR (Nuraeni, 2012).

4. Relation (SR) atau Hubungan Spasial atau ruang

Mengukur kemampuan visualisasi terhadap konstruksi objek tiga dimensi yang dibangun dari pola dua dimensi dan kemampuan membayangkan berbagai cara yang digunakan untuk memutar objek tersebut sehingga mempunyai bangunan

seperti yang tampak dalam gambar. Tes ini dirancang untuk memprediksi kesuksesan dalam bidang perencanaan tata ruang, desainer, arsitektur, seni, dan dekorasi (Nuraeni, 2012). 5. Mechanical Reasoning (MR) atau Penalaran Mekanikal

Tes ini merupakan bentuk baru dari tes bakat Spatial Mechanical Comprehension. Setiap butir dari tes ini menyajikan gambar situasi mekanik disertai pertanyaan dalam kata–kata sederhana. Tes ini mengukur pemahaman prinsip–prinsip mekanik dan fisika dalam situasi familiar. Skor tes ini akan dipengaruhi oleh pengalaman individu, walaupun hanya meningkatkan beberapa point saja. Hasil ini digunakan untuk prediksi kesuksesan dalam belajar dan pekerjaan yang menuntut pemahaman prinsip-prinsip umum dari fisika. Prediksi dalam pekerjaan seperti bidang mekanik, perakitan, pertukangan kayu. Perlu diketahui testee yang mendapat skor tinggi pada tes ini akan dengan mudah mempelajari prinsip-prinsip kerja dan reparasi alat yang bersifat kompleks (Nuraeni, 2012).

6. Clerical Speed Accuracy (CSA)

Tes ini dirancang untuk mengukur kecepatan dan ketelitian respon dalam tugas–tugas yang membutuhkan persepsi sederhana. Tugas testee adalah memilih kombinasi angka atau huruf yang sama dengan kombinasi yang telah diberi garis bawah pada buku soal, dengan cara memberi garis bawah pada kombinasi pilihannya. Butir tes ini merupakan elemen yang sering digunakan pada berbagai tugas administrasi. Hasil tes ini untuk prediksi kemampuan mengerjakan hal-hal penting rutin administrasi seperti mengatur arsip. Manfaat untuk bidang pendidikan dapat dikatakan relatif kecil, tetapi skor rendah menunjukkan bahwa testee mengalami kesulitan dalam

hal keberhasilan, ketepatan, kecepatan dalam mengerjakan tugas (Nuraeni, 2012).

7. Language Usage bagian I

Perbendaharaan kata dalam tes ini merupakan hasil seleksi dari Gate’s Spelling Differential in 3876 Words, dan merupa kan perbendaharaan kata yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Skor yang rendah pada subtes ini menunjukkan kesulitan dalam Spelling (Nuraeni, 2012). 8. Language Usage bagian II

Test ini dirancang untuk mengukur kemampuan membeda kan tata bahasa yang baik dengan yang jelek, memahami pemberian tada baca yang tepat dan penggunaan kata yang tepat dalam bahasa inggris. Kemampuan tersebut banyak digunakan dalam bidang jurnalistik, korespodensi bisnis. Perlu diketahui tes ini lebih menyerupai tes prestasi jika dibandingkan dengan tes yang lain (Nuraeni, 2012). Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa DAT merupakan salah satu dari sekian banyak tes minat bakat yang digunakan untuk menilai bakat seseorang. Tes DAT ini juga memiliki tujuh tipe soal yang berbeda, dimana berdasarkan tipe soal tersebut kemampuan seseorang bisa diukur, apakah lebih cenderung memiliki kemampuan verbal, numerik, atau spasial.

Dokumen terkait