• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komponen Sistem Pendukung Keputusan Secara umum Sistem Pendukung Keputusan dibangun oleh Secara umum Sistem Pendukung Keputusan dibangun oleh

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

9. Peningkatan terhadap efektifitas pengambilan keputusan seperti akurasi dan waktu

2.3.3 Komponen Sistem Pendukung Keputusan Secara umum Sistem Pendukung Keputusan dibangun oleh Secara umum Sistem Pendukung Keputusan dibangun oleh

Software System/User Interface. Komponen SPK tersebut dapat digambarkan seperti gambar di bawah ini (Rizal Syaiful Hamdani, et al., 2015):

Gambar 2.4 Model Skema DSS Sumber: Rizal Saiful Hamdhani, et al., 2015

1. Data Management

Merupakan subsistem data yang terorganisasi dalam suatu basis data. Data yang merupakan suatu sistem pendukung keputusan dapat berasal dari luar maupun dalam lingkungan. Untuk keperluan SPK, diperlukan data yang relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan melalui simulasi (Rizal Syaiful Hamdani, et al., 2015).

2. Model Base

Merupakan suatu model yang merepresentasikan permasalahan kedalam format kuantitatif (model

matematika sebagai contohnya) sebagai dasar simulasi atau pengambilan keputusan, termasuk didalamnya tujuan dari permaslahan (objektif), komponen-komponen terkait, batasan-batasan yang ada (constraints), dan hal-hal terkait lainnya. Model Base memungkinkan pengambil keputusan menganalisa secara utuh dengan mengembangkan dan membandingkan solusi alternatif (Rizal Syaiful Hamdani, et al., 2015).

3. Knowledge Based Subsystem

Penggunaan sistem basis pengetahuan (knowledge-base) juga dirancang untuk aksi pemandu cerdas seorang ahli pemandu cerdas dirancang dengan teknolologi sistem pakar karena memberikan banyak keuntungan terhadap pengembangnya. Semakin banyak knowledge yang ditambahkan untuk pemandu cerdas maka sistem tersebut akan semakin baik dalam bertindak sehingga semakin menyerupai pakar sebenarnya (Rizal Syaiful Hamdani, et al., 2015).

4. User Interface atau Pengelolaan Dialog

Terkadang disebut sebagai subsistem dalam dialog, merupakan penggabungan antara dua komponen sebelumnya yaitu Database Management dan Model Base yang disatukan dalam komponen ketiga (user interface), setelah sebelumnya dipresentasikan dalam bentuk model yang dimengerti computer. User Interface menampilkan keluaran sistem bagi pemakai dan menerima masukan dari pemakai kedalam Sistem Pendukung Keputusan (Rizal Syaiful Hamdani, et al., 2015).

2.4 Minat

Minat adalah ketertarikan seseorang terhadap objek tertentu. Berbeda dengan inteligensi dan bakat, determinan perkembangan minat adalah faktor lingkungan. Akibatnya, minat cenderung berubah-ubah sesuai dengan tuntutan lingkungan, kecuali jika individu sudah memiliki komitmen yang tinggi untuk mengembangkan diri pada objek yang diminatinya (Mamat Supriatna et.al, 2014).

Minat berperan penting untuk mengarahkan pilihan karier seseorang. Jika terjadi komplikasi pada minat, individu cenderung kesulitan dan ragu dalam mengambil keputusan karier. Jika keputusan karier diawali dengan keraguan, perjalanan karier individu cenderung mengalami masalah. Oleh karena itu untuk mendapatkan keputusan karier yang tepat asesmen terhadap minat sangat penting (Mamat Supriatna et.al, 2014).

Minat seseorang dapat dikatahui melalui tes minat. Misalnya melalui tes minat yang dikembangkan oleh Kuder (Dillard, 1992 : 6), yang kemudian dikembangkan oleh Laboratorium PPB FIP UPI dengan nama Skala Minat Pekerjaan. Melalui tes ini dapat diketahui beberapa area minat kerja seseorang, yakni sebagai berikut ini (Mamat Supriatna et.al, 2014): 1. Outdoor 2. Mechanical 3. Computative Scientific 4. Persuasive 5. Artistic 6. Literary 7. Musical

Pada umumnya hasil tes minat digunakan dalam 4 bidang terapan yaitu konseling karier bagi siswa sekolah lanjutan, konseling pekerjaan bagi karyawan, penjurusan siswa sekolah lanjutan atau mahasiswa dan perencanaan bacaan dalam pendidikan dan latihan, yaitu sebagai berikut (Nuraeni, 2012):

1. Konseling karier

Hasil tes minat digunakan dalam konseling karier untuk siswasiswa sekolah, khususnya SMA pada tahun-tahun pertama mereka menginjakkan kaki di bangku sekolah. Walaupun demikian hasil tes minat dapat juga digunakan untuk siswa sekolah kejuruan yang merencanakan untuk segera bekerja setelah lulus. Selain itu konseling karier dapat digunakan bagi orang-orang putus sekolah lanjutan yang sedang mencari pekerjaan yang cocok bagi mereka dalam waktu dekat. Kegunaan hasil tes minat bagi siswa SMA adalah untuk menun jukkan bidang pekerjaan secara umum dan luas agar mereka segera mempersempit berbagai alternative bidang pekerjaan dan memfokuskan diri pada beberapa bidang yang jelas (Nuraeni, 2012).

2. Konseling pekerjaan

Hasil tes minat digunakan dalam konseling pekerjaan untuk karyawan-karyawan yang telah bekerja dalam perusahaan atau bidang pekerjaan yang lain. Dalam hal ini fungsi tes minat adalah untuk mencek konsistensi antara tugas pekerjaan yang telah dijalani dengan pilihan pekerjaan yang disukai. Selain itu tes minat dapat digunakan dalam rangka peningkatan efisiensi perusahaan dan kepuasan kerja karyawan (Nuraeni, 2012). 3. Penjurusan siswa

Pada prinsipnya penjurusan siswa di sekolah lanjutan merupakan penempatan siswa pada jurusan-jurusan atau

program-program studi yang tersedia. Jika jurusan atau program studi terbatas, misal 2 sampai 3 saja, maka sebaiknya kita tidak menggunakan tes minat yang mengukur minat seseorang secara luas. Lebih tepat jika kita hanya menggunakan suatu tes minat yang sesuai dengan jurusan atau program studi yang ada (Nuraeni, 2012).

4. Perencanaan bacaan pendidikan

Buku-buku bacaan di sekolah–sekolah (SD, SMP, SMA) dan perguruan tinggi kadang-kadang tidak disukai oleh para siswa dan mahasiswa karena dipandang tidak relevan atau tidak sesuai dengan bidang minatnya. Dalam sistem pendidikan klasikal tes minat dapat dimanfaatkan untuk mengetahui materi bacaan yang tepat bagi siswa agar prestasi mereka juga meningkat. Tes minat berfungsi untuk memilih jenis-jenis bacaan yang disukai oleh mayoritas siswa (Nuraeni, 2012). Macam-macam tes minat : SVIB (Strong Vocational Interest Blank), SCII (Strong Campbell Interest Inventory), KOIS (Kuder Occupational Interest Survey), MVII (Minnesota Vocational Interest Inventory) seperti SVIB, CAI (Career Assessment Inventory) seperti SCII . Pada SVIB edisi tahun 1966 terdapat 399 item yang mengukur 54 macam pekerjaan untuk pria. Bentuk yang lain digunakan khusus untuk 32 macam pekerjaan untuk wanita. SCII terdiri dari 437 macam pekerjaan, terdapat 6 faktor kepribadian yang berkaitan dengan minat yaitu realistic, investigative, artistic, social, interprising, konvensional (Nuraeni, 2012).

Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa minat merupakan sebuah ketertarikan yang dimiliki masing-masing individu. Individu juga bisa mengubah minat terhadap ketertarikan akan suatu hal tergantung kondisi di lingkungan sekitar individu tersebut.

2.5 Bakat

Setiap individu mempunyai bakat yang berbeda-beda. Perbedaan itu terletak pada jenis bakat, yang satu berbakat musik, yang lain berbakat mengoperasikan angka-angka, dan yang lain lagi berbakat teknik. Selain itu, perbedaannya terletak pula pada derajat atau tingkat pemilikan bakat tertentu (Mamat Supriatna, et al., 2014).

Bakat (aptitude) adalah kemampuan bawaan yang berpotensi untuk dikembangkan atau dilatih. Ia menegaskan juga bahwa bakat merupakan kemampuan yang inherent (telah ada dan menyatu) dalam diri seseorang sejak lahir dan terkait dengan struktur otak. Kemampuan itu biasanya dikaitkan dengan tingkat intelegensi seseorang yang mencakupi pengertian hasil perkembangan semua fungsi otak, terutama apabila kedua belahan otak kanan ataupun kiri berkembang seimbang dan optimal (Mamat Supriatna, et al., 2014).

Seseorang dapat diketahui dan ditentukan bakatnya melalui tes, yang disebut tes bakat. Tes bakat dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu tes bakat umum dan tes bakat khusus. Tes bakat umum dirancang untuk mengungkap bakat dalam jangkauan yang lebih luas, terutama kaitannya dengan tugas-tugas atau pekerjaan sekolah. Tes bakat khusus antara lain tes bakat musik, bakat seni, bakat mekanika, dan bakat klerikal. Jenis tes bakat yang sering digunakan sampai saat ini adalah Defferential Aptitude Tes (DAT), tes bakat pembedaan. Dengan tes ini seseorang dapat diketahui bakatnya, misalnya bakat seni, bakat berbahasa, dan bakat eksak (Mamat Supriatna, et al., 2014).

Tes bakat ini biasa dilakukan oleh psikolog dan konselor, seperti pada tes intelegensi. Namun guru secara kasar atau sederhana, juga bisa menentukan siswa yang berbakat, dengan cara menganalisis prestasi belajarnya melalui penilaian portofolio. Dengan portofolio dapat diketahui nilai-nilai pelajaran yang paling baik. Umpamanya, nilai terbaik pada pelajaran matematika, maka siswa tersebut bisa ditentukan secara

sementara memiliki bakat matematika atau eksak. Agar penilaian itu lebih akurat siswa harus di tes dengan tes bakat DAT atau jenis tes lainnya (Mamat Supriatna, et al., 2014).

Gambar 2.5 Diagram Tes Bakat Sumber: Nuraeni, 2012

Kata ‘bakat’ pada kehidupan sehari-hari sering di dengar, tapi ketika ada orang lain menanyakan definisi atau pengertian bakat, kita kadang hanya bisa menjawab bahwa bakat itu ya bakat, minat atau kesukaan dan hobi. Dengan jawaban itu kadang orang yang bertanya hanya bisa manggut-manggut mengiyakan tentang arti atau definisi tersebut. Kenyataan membuktikan bahwa bakat dapat didefinikan sebagai kemampuan atau potensi yang dimiliki oleh semua orang yang ada di dunia ini (Nuraeni, 2012).

Konsep bakat muncul karena ketidakpuasan terhadap tes inteligensi yang menghasilkan skor tunggal yaitu IQ. Semula IQ inilah yang digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam perencanaan di berbagai bidang. Namun IQ tidak dapat memberikan banyak informasi, jika ada dua orang mempunyai IQ yang sama, tetapi prestasi belajar atau prestasi kerjanya berbeda. Perlu diketahui tes inteligensi tidak memberikan rekomendasi untuk melakukan analisis kemampuan secara

diferensial. Oleh karena itu para ahli yang melakukan analisis diferensial tes inteligensi diragukan validitasnya (Nuraeni, 2012).

Istilah bahasa Inggris bakat disebut talent. Bakat adalah suatu konsistensi karakteristik yang menunjukkan kapasitas seseorang untuk mengetahui, menguasai pengetahuan khusus dengan latihan. Contoh kemampuan berbahasa inggris, kemampuan musikal. Bakat adalah memperkenalkan suatu kondisi di mana menunjukkan potensi seseorang untuk menunjukkan kecakapannya dalam bidang tertentu. Perwujudan potensi ini biasanya bergantung pada kemam puan belajar indidividu dalam bidang tertentu, motivasi dan kesempatan-kesempatannya untuk memanfaatkan kemampuan ini. Definisi bakat yang ditegakkan dalam koridor gugus utama umumnya mengacu pada dua pemahaman. Bakat adalah bawaan, given from God, dan bakat adalah sesuatu yang dilatih. Yakin dan percayalah bahwa setiap insan di muka bumi ini telah memiliki bakat berupa anugerah dari Sang Maha Kuasa (Nuraeni, 2012).

Bakat seseorang dapat diukur dengan tes bakat. Tes bakat adalah tes yang dirancang untuk mengukur kemampuan potensial seseorang dalam suatu jenis aktivitas dispesialisasikan dan dalam rentangan tertentu. Tes bakat adalah tes kemampuan khusus disebut juga tes perbedaan individual, tes yang terpisah (separated test). Karena bakat menunjukkan keunggulan atau keistimewaan kemampuan khusus tadi, maka tes bakat dapat juga disebut tes batas kemampuan (power ability test) atau disebut differential aptitude test. Faktor-faktor yang diungkap oleh tes bakat yaitu (Nuraeni, 2012):

1. Kemampuan verbal, adalah kemampuan memahami dan

Dokumen terkait