Peningkatan Produktivitas Lahan Berkelanjutan Untuk Perkebunan Kakao Rakyat di Kawasan Perbatasan Kalimantan Timur-Malaysia
E. Dimensi Hukum dan Kelembagaan
1. Keberadaan dan peran Lembaga Penyuluhan Pertanian
0,1.5,3 0 3 (0) tidak ada; (1.5) ada tetapi tidak berjalan/tidak optimal; (3) ada dan berjalan/optimal.
2. Keberadaan lembaga/badan khusus kawasan perbatasan
0,1,2,3 0 3 (0) tidak ada; (1) ada tetapi baru; (2) ada dan tidak berjalan; (3) ada dan berjalan optimal.
3. Kios sarana produksi pertanian
0,1,2,3 0 3 (0) tidak ada; (1) jauh dan kurang mendukung; (2) agak jauh dan mendukung; (3) dekat dan mendukung. 4. Keberadaan
lembaga keuangan mikro (LKM)
0,1,2,3 0 3 (0) tidak ada; (1) ada tetapi baru;(2) ada dan tidak
berjalan; (3) ada dan berjalan. 5. Keberadaan
kelompok tani
0,1,2,3 0 3 (0) tidak ada; (1) ada tetapi baru;(2) ada dan tidak
berjalan; (3) ada dan berjalan. 6. Keikutsertaan
petani dalam kelompok tani
0,1,2,3 0 3 (0) tidak ikut; (1) ikut dan tidak aktif; (2) ikut dan kadang-kadang aktif, (3) ikut dan aktif. 7. Mekanisme kerjasama lintas sektoral dalam pengembangan pertanian di kawasan perbatasan
0,3 0 3 (0) tidak ada; (3) ada.
8. Sinkronisasi antara kebijakan
Pemerintah Pusat dan Daerah
0,1,2 0 2 (0) tidak ada; (1) kurang; (2) sinkron/saling mendukung. 9. Perjanjian kerjasama pengembangan pertanian dengan negara Malaysia
0,1.5,3 0 3 (0) tidak ada; (1.5) ada tetapi tidak berjalan; (3) ada dan berjalan.
No Dimensi dan Atribut Skor Buruk (bad) Baik (good) Kriteria Hasil F. Dimensi Pertahanan dan Keamanan 1. Keberadaan pos pengamanan perbatasan (Pos PAMTAS)
0,1,2 0 2 (0) tidak ada; (1) sedikit dan terbatas; (2) jumlah cukup dan optimal. 2. Peran masyarakat dalam pengamanan kawasan perbatasan 0,1,2 0 2 (0) rendah; (1) sedang; (2) tinggi dan optimal.
3. Pelanggaran batas wilayah oleh negara tetangga
0,1,2 0 2 (0) sering; (1) jarang terjadi; (2) tidak ada
4. Konflik dan perebutan wilayah perbatasan
0,1,2 0 2 (0) sering terjadi; (1) jarang; (2) tidak ada.
5. Aktivitas penyelundupan barang dari dan ke Tawau (Malaysia)
0,1,2 0 2 (0) sering terjadi; (1) jarang; (2) tidak ada.
6. Aktivitas
penjagaan kawasan perbatasan oleh TNI
0,1,2 0 2 (0) tidak ada; (1) sedikit dan tidak optimal; (2) cukup dan optimal.
7 Kesepakatan garis batas negara
0,1,2 0 2 (0) tidak ada; (1) belum jelas; (2) ada dan jelas.
8. Sarana dan prasarana pertahanan dan keamanan
0,1,2 0 2 (0) tidak ada; (1) kurang dan tidak memadai; (2) tersedia dan memadai.
9 Sarana dan prasarana lintas batas. (Keberadaan Pos Lintas Batas (PLB) dan Pos Pemeriksaan Lintas Batas (PPLB) beserta fasilitas Bea Cukai, Imigrasi, Karantina, dll)
0,1,2 0 2 (0) tidak ada; (1) terbatas dan tidak memadai; (2) cukup dan memadai.
! "# ! $ % % " %&
N a m a : ………
J a b a t a n : ………....
Instansi : ...
Kabupaten/Kota : ...
SEKOLAH PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009
Lampiran 2. Kriteria kesesuaian lahan untuk tanaman kakao (Theobroma cacao L.)
Kriteria kesesuaian lahan Persyaratan penggunaan/ karakteristik lahan S1 S2 S3 N Temperatur (tc) Temperatur rerata (oC) 25 - 28 20 - 25 - < 20 28 - 32 > 35
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) 1.500 – 2.500 - 1.250 – 1.500 < 1250
2.500 – 3.000
3.000 – 4.000 > 4.000
Lamanya masa kering (bln) 1 - 2 2 - 3 3 – 4 > 4
Kelembaban (%) 40 - 65 65 - 75 75 – 85 > 85
35 - 40 30 – 35 < 30
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase baik, sedang agak
terhambat terhambat, agak cepat sangat terhambat, cepat Media perakaran (rc)
Tekstrur Halus, agak
halus, sedang - agak kasar, agak halus kasar Bahan kasar (%) <15 15 - 35 25 – 55 > 55 Kedalaman tanah (cm) >100 75 - 100 50 – 75 < 50 Gambut: Ketebalan (cm) < 60 60 - 140 140 - 200 > 200
Ketebalan (cm), jika ada sisipan bahan mineral/ pengkayaan
< 140 140 - 200 200 - 400 > 400
Kematangan saprik + saprik,
hemik+
hemik, fibrik+ fibrik
Retensi hara (nr) KTK liat (cmol) > 16 ≤ 16 - - Kejenuhan basa (%) > 35 20 - 35 < 20 pH (H2O) 6,0-7,0 5,5-6,0 <5,5 7,0-7,6 >7,6 C-organik (%) >1,5 0,8 – 1,5 < 0,8 Toksisitas (xc) Salinitas (dS/m) <1,1 1,1-1,8 1,8-2,2 >2,2 Sodisitas (xn) Alkalinitas/ESP (%) - - - - Bahaya sulfidik (xs) Kedalaman sulfidik (cm) >125 100 - 125 60 - 100 < 60
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%) < 8 8 - 16 16 - 30 > 30
Bahaya erosi sangat rendah
rendah-sedang
berat sangat berat
Bahaya banjir (fh)
Genangan F0 - F1 >F2
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%) < 5 5 - 15 15 - 40 > 40
Singkapan batuan (%) < 5 5 - 15 15 - 25 > 24
Sumber: Balai Penelitian Tanah, 2003.
Lampiran 3. Produksi optimal tanaman kakao (Theobroma cacao L.) berdasarkan kelas kesesuaian lahan
Kelas Klasifikasi kelas kesesuaian lahan
Produksi
optimal (%) Input manajemen
S1 Sangat sesuai > 80 Tanpa input
S2 Agak sesuai 60 – 80 Input praktis dan ekonomis S3 Sesuai marginal 40 – 60 Input praktis dan harus
ekonomis N Tidak sesuai < 40 Input tidak menambah
produksi
Lampiran 4. Kriteria penilaian sifat kimia tanah
Sifat tanah Sangat
rendah Rendah Sedang Tinggi
Sangat tinggi C (%) <1,00 1,00-2,00 2,01-3,00 3,01-5,00 >5,00 N (%) <0,10 0,10-0,20 0,21-0,50 0,51-0,75 >0,75 C/N rasio <5 5-10 11-15 16-25 >25 P2O5 HCl (mg/100g) <10 10-20 21-40 41-60 >60 P2O5 Bray I (ppm) <10 10-15 16-25 26-35 >35 P2O5 Olsen (ppm) <10 10-25 26-45 46-60 >60 K2O5 HCl (mg/100g) <10 10-20 21-40 41-60 >60 KTK (cmol(+)/kg) <5 5-16 17-24 25-40 >40 Susunan kation K (cmol(+)/kg) <0,1 0,1-0,2 0,3-0,5 0,6-0,1 >1,0 Na (cmol(+)/kg) <0,1 0,1-0,3 0,4-0,7 0,8-1,0 >1,0 Mg (cmol(+)/kg) <0,1 0,4-1,0 1,1-2,0 2,1-8,0 >8,0 Ca (cmol(+)/kg) <2 2-5 6-10 11-20 >20 Kejenuhan Basa (%) <20 20-36 36-50 51-70 >70 Kejenuhan Al (%) <10 10-20 21-30 31-60 >60 pH
Sangat masam Masam Agak
masam Netral Agak netral Alkalis pH H2O <4,5 4,5-5,5 5,6-6,5 6,6-7,5 7,6-8,5 >8,5 Sumber: Puslittanak (2000)
Lampiran 5. Produktivitas hasil kakao (kg ha
-1tahun
-1) berdasarkan umur tanaman
dan kelas kesesuaian lahan
Kesesuaian lahan Tahun ke- S1 S2 S3 Asumsi yang digunakan 3 600 500 450 500 4 750 650 600 700 5 1.050 900 850 900 6 1.300 1.100 1000 1.050 7 1.450 1.250 1.150 1.200 8 1.600 1.350 1.250 1.300 9 1.750 1.500 1.400 1.450 10 1.800 1.550 1.450 1.500 11 1.800 1.550 1.450 1.500 12 1.900 1.650 1.500 1.600 13 1.900 1.650 1.500 1.600 14 1.900 1.650 1.500 1.600 15 1.900 1.650 1.500 1.600 16 1.900 1.650 1.500 1.600 17 1.900 1.650 1.500 1.600 18 1.900 1.650 1.500 1.600 19 1.900 1.550 1.500 1.550 20 1.800 1.350 1.450 1.500 21 1.600 1.300 1.250 1.300 22 1.500 1.250 1.200 1.200 23 1.450 1.250 1.150 1.150 24 1.450 1.250 1.150 1.150 Sumber: BI (2009) http://www.bi.go.id/sipuk/id/?id=4&no=20216&idrb=41701
Lampiran 6: Deskripsi profil tanah di Pulau Sebatik
1. Aji Kuning, Sebatik Barat
Kode Profil : P1
Klasifikasi USDA : Typic Halpudults Bentuk Wilayah : Datar (agak miring)
Drainase : Baik
Bahan Induk : Batu liat Penggunaan Lahan : Kakao, pisang
Lokasi : Desa Aji kuning, Sebatik Barat, Nunukan
Tiga lapis horison (Ap, BW, BC): 0-15,15-50, 50-70 cm
Lapisan Horison Uraian
I Ap 0-15 cm; coklat tua (10 YR4/4); liat berdebu; cukup halus; gumpal bersudut; agak lekat dan agak plastis (basah); pori mikro banyak; meso sedikit; perakaran kasar sedang; meso sedang dan halus agak banyak; batas horison jelas rata; pH 6,5.
II Bw 15-50 cm; coklat tua (10 YR 5/6) liat, halus; gumpal bersudut; lekat agak plastis (basah); pori mikro banyak, meso sedikit, makro sedikit; perakaran halus banyak, meso dan kasar sedikit; batas lapisan
berangsur rata; pH 5,5.
III BC 50-70 cm; coklat tua (7,5 YR 5/6), 10 YR 6/4, 2,5 YR 5/8; batuan induk; pH 4,5.
Remark of side description:
Kebun kakao rakyat campuran dengan tanaman pisang dan kelapa, pertumbuhan kakao cukup baik, produksi sedang, ada penyakit busuk buah.
Lampiran 6: Deskripsi profil tanah di Pulau Sebatik (lanjutan)
2. Sungai Lebo, Sebatik Barat
Kode Profil : P2
Klasifikasi USDA : Typic Hapludults Bentuk Wilayah : Datar-berombak
Drainase : Baik
Bahan Induk : Batu liat Penggunaan Lahan : Kakao, pisang
Lokasi : Desa Sungai lebo, Sebatik Barat, Nunukan
Empat lapis horizon (Ap, Bw1, BW2, C): 0-15, 15-28, 28-52, 52-70 cm
Lapisan Horison Uraian
I Ap 0-15 cm; coklat tua (10 YR3/4); liat berdebu; cukup halus; gumpal bersudut; agak lekat agak plastis (basah); pori mikro banyak; meso sedikit; perakaran kasar sedang; meso sedang dan halus agak banyak; batas horison jelas rata; pH 6,0.
II Bw1 10-30 cm; coklat tua kekuningan (7,5 YR 5/6) liat, halus; gumpal bersudut; lekat agak plastis (basah); pori mikro banyak, meso sedikit, makro sedikit; perakaran halus banyak, meso dan kasar sedikit; batas lapisan berangsur rata; pH 5,0. Terdapat fragmen batu pasir sedikit ø 0.5-2 cm dan lebih padat dari lapisan atas dan bawahnya.
III Bw2 28-52 cm; coklat kekuningan (5 YR 5/6) liat; kuat; halus sampai sedang; gumpal agak bersudut; lekat plastis (basah); pori mikro banyak, meso sedikit; batas horison berangsur rata; pH 4,5.
IV C 52-70 cm; coklat kekuningan (5 YR 5/6), 10 YR 4/8, 2.5 YR 6/6); liat; kuat; halus; gumpal agak bersudut; lekat; plastis (basah); pori mikro banyak, meso sedikit, akar halus sedikit; batas horison berangsur rata; pH 4,5.
Remark of side description:
Perkebunan kakao rakyat, tanaman pisang, produktivitas hasil di bagian atas relatif rendah dibandingkan hasil di bagian bawah.
Lampiran 6: Deskripsi profil tanah di Pulau Sebatik (lanjutan)
3. Aji Kuning, Sebatik Barat
Kode Profil : P3
Klasifikasi USDA : Typic Hapludults Bentuk Wilayah : Datar-berombak
Drainase : Baik
Bahan Induk : Batu liat Penggunaan Lahan : Kakao
Lokasi : Aji Kuning, Sebatik Barat, Nunukan
Lima lapis horizon (AB, Bt1, Bt2, BC,C): 0-14, 14-39, 39-75, 75-103, 103-120 cm
Lapisan Horison Uraian
I AB 0-14 cm; coklat tua (10 YR3/4); liat berdebu; cukup halus; gumpal bersudut; agak lekat agak plastis (basah); pori mikro banyak; meso sedikit; perakaran kasar sedang; meso sedang dan halus agak banyak; batas horison jelas rata; pH 5,5.
II Bt1 14-39 cm; coklat tua kekuningan (10 YR 5/4) liat berpasir, halus; gumpal bersudut; lekat agak plastis (basah); pori mikro banyak, meso sedikit, makro sedikit; perakaran halus banyak, meso dan kasar sedikit; btas lapisan berangsur rata; pH 5,0. III Bt2 39-75 cm; coklat tua kekuningan (10 YR 6/6) liat;
kuat; halus sampai sedang; gumpal agak bersudut; lekat plastis (basah); pori mikro banyak, meso sedikit; batas horison berangsur rata; pH 5,0.
IV BC 90-105 cm; coklat kekuningan (10YR 5/6/ dan 10 YR 6/4) batuan induk; coklat kekuningan dan merah tua, masif. Terdapat hablur Mn sedikit
Lampiran 6: Deskripsi profil tanah di Pulau Sebatik (lanjutan)
4. Pancang, Sebatik Barat
Kode Profil : P4
Klasifikasi USDA : Typic Hapludults Bentuk Wilayah : Datar-berombak
Drainase : Baik
Bahan Induk : Batu liat
Penggunaan Lahan : Kakao dan pisang sedikit
Lokasi : Pancang, Sebatik Barat, Nunukan
Empat lapis horizon (AB, Bt, BC, C): 0-18, 18-39, 39-85, 85-130 cm
Lapisan Horison Uraian
I AB 0-18 cm; coklat tua (10 YR4/3), konkresi: (10 YR 4/4), (10 YR 5/4); liat berdebu; cukup halus; gumpal
bersudut; agak lekat agak plastis (basah); pori mikro banyak; meso sedikit; perakaran kasar sedang; meso sedang dan halus agak banyak; batas horison jelas rata; pH 5,5.
II Bt 18-39 cm; coklat tua kekuningan (10 YR 4/6), konkresi (10 YR 4/6); liat berpasir, halus; gumpal bersudut; lekat agak plastis (basah); pori mikro banyak, meso sedikit, makro sedikit; perakaran halus banyak, meso dan kasar sedikit; batas lapisan berangsur rata; pH 5,0.
III BC 39-85 cm; coklat tua kekuningan (10 YR 5/6), (2.5YR 5/3), (10 YR 6/3) liat; kuat; halus sampai sedang; gumpal agak bersudut; lekat plastis (basah); pori mikro banyak, meso sedikit; batas horison berangsur rata; pH 5,5.
V C 85-130 cm; coklat tua kekuningan (10 YR 4/2), konkresi (10 YR 6/6); pH 7,0.
Lampiran 6: Deskripsi profil tanah di Pulau Sebatik (lanjutan)
5. Tanjung Aru, Sebatik
Kode Profil : P5
Klasifikasi USDA : Typic Hapludults Bentuk Wilayah : Datar-berombak
Drainase : Baik
Bahan Induk : Batu liat Penggunaan Lahan : Kakao rakyat
Lokasi : Tanjung Aru, Sebatik, Nunukan
Tiga lapis horizon (Ap, Bt, BC): 0-8, 8-50, 50-110 cm
Lapisan Horison Uraian
I Ap 0-8 cm; coklat tua (10 YR4/4); liat; cukup halus; gumpal bersudut; agak lekat agak plastis (basah); pori mikro banyak; meso sedikit; perakaran kasar sedang; meso sedang dan halus agak banyak; batas horison jelas rata; pH 7,0.
II Bt 8-50 cm; coklat tua kekuningan (10 YR 4/6), (7,5 YR 5/6); liat, halus; gumpal bersudut; lekat agak plastis (basah); pori mikro banyak, meso sedikit, makro sedikit; perakaran halus banyak, meso dan kasar sedikit; batas lapisan berangsur rata; pH 5,0; ada kerikil besi φ 0,5-1 cm.
III BC 50-110 cm; coklat tua kekuningan (10 YR 5/6), (2,5YR 5/4), (10 YR 6/3); liat; kuat; halus sampai sedang; gumpal agak bersudut; lekat plastis (basah); pori mikro banyak, meso sedikit; batas horison berangsur rata; pH 5,5.
Lampiran 6: Deskripsi profil tanah di Pulau Sebatik (lanjutan)
6. Tanjung Aru, Sebatik
Kode Profil : P6
Klasifikasi USDA : Typic Hapludults Bentuk Wilayah : Datar agak-berombak
Drainase : Baik
Bahan Induk : Batu liat
Penggunaan Lahan : Kakao rakyat, pisang sedikit. Lokasi : Tanjung Aru, Sebatik, Nunukan
Empat lapis horizon (AB, Bt1, Bt2, BC): 0-15, 15-30, 30-80, 80-120 cm
Lapisan Horison Uraian
I AB 0-15 cm; coklat tua (10 YR3/4); liat berdebu; cukup halus; gumpal bersudut; agak lekat agak plastis (basah); pori mikro banyak; meso sedikit; perakaran kasar sedang; meso sedang dan halus agak banyak; batas horison jelas rata; pH 5,5.
II Bt1 15-30 cm; coklat tua kekuningan (10 YR 5/4); liat berpasir, halus; gumpal bersudut; lekat agak plastis (basah); pori mikro banyak, meso sedikit, makro sedikit; perakaran halus banyak, meso dan kasar sedikit; batas lapisan berangsur rata; pH 5,0.
III Bt2 30-80 cm; coklat tua kekuningan (10 YR 5/6) liat; kuat; halus sampai sedang; gumpal agak bersudut; lekat plastis (basah); pori mikro banyak, meso sedikit; batas horison berangsur rata; pH 5,0.
IV BC 80-120 cm; coklat kekuningan (10YR 5/6), (10 YR 6/4) dan (10 YR 4/6); batuan induk; coklat kekuningan dan merah tua; massif; pH 4,5.
Lampiran 6: Deskripsi profil tanah di Pulau Sebatik (lanjutan)
7. Tanjung Aru, Sebatik
Kode Profil : P7
Klasifikasi USDA : Typic Hapludults Bentuk Wilayah : Datar
Drainase : Baik
Bahan Induk : Batu liat
Penggunaan Lahan : Kakao dan ada pisang sedikit Lokasi : Tanjung Aru, Sebatik, Nunukan
Lima lapis horizon (Ap, Bw1, Bw2, Bw3,BC):0-15,15-36, 36-58, 58-80, 80-125cm
Lapisan Horison Uraian
I Ap 0-15 cm; coklat tua (10 YR 4/4), konkresi: (10 YR 4/4), (10 YR 4/6); liat berdebu; cukup halus; gumpal bersudut; agak lekat agak plastis (basah); pori mikro banyak; meso sedikit; perakaran kasar sedang; meso sedang dan halus agak banyak; batas horison jelas rata; pH 5,0.
II Bw1 15-36 cm; coklat tua kekuningan (10 YR 5/6) ; liat berpasir, halus; gumpal bersudut; lekat agak plastis (basah); pori mikro banyak, meso sedikit, makro sedikit; perakaran halus banyak, meso dan kasar sedikit; batas lapisan berangsur rata; pH 4,5. III Bw2 39-58 cm; coklat kekuningan (7,5 YR 5/6), (10 YR
6/6); liat; kuat; halus sampai sedang; gumpal agak bersudut; lekat plastis (basah); pori mikro banyak, meso sedikit; batas horison berangsur rata; pH 4,5. IV Bw3 58-80 cm; coklat kekuningan (7,5 YR 5/8); liat; kuat;
halus sampai sedang; gumpal agak bersudut; lekat plastis (basah); pori mikro banyak, meso sedikit; batas horison berangsur rata; pH 4,5.
V BC 80-125 cm; coklat kekuningan (5 YR 5/6), (10 YR 6/6); batuan induk; coklat kekuningan dan merah tua, massif; pH 4,5.
Remark of side description:
Lampiran 6: Deskripsi profil tanah di Pulau Sebatik (lanjutan)
8. Kampung Lordes-Desa Berjoko, Aji Kuning, Sebatik Barat
Kode Profil : P8
Klasifikasi USDA : Typic Hapludults Bentuk Wilayah : Datar
Drainase : Baik
Bahan Induk : Batu liat
Penggunaan Lahan : Kakao dan ada pisang sedikit
Lokasi : Lordes-Berjoko, Aji Kuning, Sebatik Barat, Nunukan
Lima lapis horizon (Ap, Bt1, Bt2, BC, C): 0-17, 17-32, 32-58, 58-90, 90-120 cm
Lapisan Horison Uraian
I Ap 0-17 cm; coklat tua (10 YR 3/3), konkresi: (10 YR 5/6); liat; cukup halus; gumpal bersudut; agak lekat agak plastis (basah); pori mikro banyak; meso sedikit; perakaran kasar sedang; meso sedang dan halus agak banyak; batas horison jelas rata; pH 5,0; kerikil φ 0,5-3 cm sekitar 10%.
II Bt1 15-36 cm; coklat tua kekuningan (10 YR 5/8) ; liat, halus; gumpal bersudut; lekat agak plastis (basah); pori mikro banyak, meso sedikit, makro sedikit; perakaran halus banyak, meso dan kasar sedikit; btas lapisan berangsur rata; pH 4,5.
III Bt2 39-58 cm; coklat kekuningan (10 YR 6/3), (10 YR 5/8); liat; kuat; halus sampai sedang; gumpal agak bersudut; lekat plastis (basah); pori mikro banyak, meso sedikit; batas horison berangsur rata; pH 4,5; kerikil φ1-3 cm sekitar 5%.
V BC 58-90 cm; coklat tua (10 YR 5/8), konkresi (10 YR 6/6) dan (10 YR 4/4); batuan induk; coklat
kekuningan dan merah tua, masif. pH 4,5; kerikil besi
φ 1-4 cm sekitar 20%.
V C 90-120 cm; coklat tua kekuningan (10 YR 4/6), konkresi (10 YR 6/2) dan 5 YR 4/6; pH 4,5.
Remark of side description:
Kebun kakao, terdapat kerikil di lapisan I, kerikil mudah dihancurkan, produksi hasil kakao relatif lebih rendah dibandingkan daerah lain.
Lampiran 1:
Dimensi dan Atribut Skor Keberlanjutan
Peningkatan Produktivitas Lahan Berkelanjutan Untuk Perkebunan Kakao Rakyat
di Kawasan Perbatasan Kalimantan Timur-Malaysia
(Studi kasus di Pulau Sebatik, Kab. Nunukan)
No Dimensi dan
Atribut Skor
Buruk (bad)
Baik
(good) Kriteria Hasil
A Dimensi Ekologi
1. Kesesuaian lahan
dan agroklimat untuk tnm kakao
0,1,2,3 0 3 (0) tidak sesuai; (1) sesuai
marginal; (2) cukup sesuai; (3) sangat sesuai
2. Luas lahan tanaman
kakao yang dikelola
0,1,2,3 0 3 (0) <0,5 ha; (1) 0,5-2 ha;
(2) 2-5 ha; (3) >5 ha.
3. Tingkat pemenfaatan
lahan
0,1,2,3 0 3 (0) sangat rendah; (1) rendah;
(2) sedang; (3) tinggi. 4. Rata-rata umur tanaman kakao 0,1,2,3 0 3 (0) >15 th; (1) <3 th; (2) 3-6th; (3) 6-15 th. 5. Penggunaan benih/ bibit kakao
0,1.5,3 0 3 (0) hampir semua benih/bibit
tidak dapat ditelusuri asal-usulnya; (1.5) sebagian
benih/bibit dapat ditelusuri asal usulnya; (3) menggunakan benih/bibit unggul dan dapat ditelusuri asal usulnya.
6. Tingkat serangan
hama PBK (penggerek buah kakao)
0,1,2,3 0 3 (0) puso>10%; (1) ada serangan
sedang-berat <10%; (2) serangan berat> 10% dan puso <10%; (3) tidak ada serangan.
7. Tingkat serangan
penyakit busuk buah
0,1,2,3 0 3 (0) puso>10%; (1) ada serangan
sedang-berat <10%; (2) serangan berat> 10% dan puso <10%; (3) tidak ada serangan.
8. Tingkat serangan
hama dan penyakit selain PBK dan busuk buah
0,1,2,3 0 3 (0) serangan berat dan gagal
>10%; (1) ada serangan sedang-berat dan gagal <10%; (2) serangan sedang dan gagal <10%; (3) tidak ada serangan.
9. Produktivitas hasil
kakao
0,1,2,3 0 3 (0) Sangat rendah; (1) rendah;
(2) sedang; (3) tinggi.
0) sangat rendah: produktivitas 0-25% dari produktivitas kakao rata-rata nasional; (1) rendah: 26-50% dari produktivitas kakao nasional, (2) sedang : 51-75% produktivitas kakao nasional; (3) tinggi: >75%
No Dimensi dan
Atribut Skor
Buruk (bad)
Baik
(good) Kriteria Hasil
10. Jarak kebun kakao dengan rumah/ tempat tingggal
0,1,2,3 0 3 (0) >1 km dan akses sulit; (1) <
1 km dan akses sulit; (2) > 1 km dan akses mudah; (3) 0-1 km dan akses mudah.
11. Tindakan konservasi lahan
0,1,2,3 0 3 (0) tidak dilakukan; (1) sebagian
ditanami rumput atau dibuat teras atau guludan atau rorak; (2) ditanami rumput dan dibuat teras, atau rumput dan guludan, atau teras dan guludan, atau teras dan rorak; (3) ditanami rumput, dibuat teras, guludan, rorak dan saluran drainase
12. Pemanfaatan limbah untuk pupuk organik
0,1,2,3 0 3 (0) sangat rendah; (1) rendah;
(2) sedang; (3) tinggi. 13. Pengelolaan lahan
dan lingkungan
0,1,2,3 0 3 (0) tidak melakukan dan tidak
paham; (1) tidak mengerjakan dan sedikit paham; (2)
mengerjakan dan cukup paham; (3) mengerjakan dan sangat paham
B. Dimensi Ekonomi
1. Keuntungan
usahatani kakao
0,1,2,3 0 3 (0) rugi; (1) kembali modal; (2)
untung sedikit/ kurang dari 2 kali; (3) untung besar/ lebih dari 2 kali.
2. Hasil usahatani
selain selain kakao
0,1,2,3 0 3 (0) merugikan; (1) tidak
mendukung; (2) sedikit mendukung; (3) banyak mendukung
3. Cara menjual hasil
panen kakao
0,1,2,3 0 3 (0) sistem ijon; (1) dijual ke
pedagang pengumpul/
tengkulak; (2) dijual sendiri; (3) dijual melalui koperasi
4. Tempat menjual/
memasakan kakao
0,1.5,3 0 3 (0) pasar lokal; (1.5) pasar di
luar pulau; (3) pasar luar negeri
5. Daya saing kakao
dari P. Sebatik (ditentukan oleh kualitas biji kakao)
0,1,2,3 0 3 (0) sangat rendah; (1) rendah;
(2) sedang; (3) tinggi.
6. Tingkat ketersediaan
akses jalan usahatani
0,1,2,3 0 3 (0) tidak ada; (1) kurang
memadai; (2) cukup memadai; (3) sangat memadai
7. Akses pasar 0,1,2,3 0 3 (0) tidak memadai;(1) kurang
memadai (2) memadai; (3) sangat memadai
No Dimensi dan Atribut Skor Buruk (bad) Baik (good) Kriteria Hasil 8. Tingkat ketergantungan terhadap pasar luar negeri (Malaysia)
0,1,2,3 0 3 (0) sangat tinggi; (1) tinggi; (2)
sedang; (3) rendah 9. Kontribusi kakao terhadap pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
0,1,2,3 0 3 (0) tidak ada; (1) rendah; (2)
sedang; (3) tinggi. C. Dimensi Sosial Budaya 1. Tingkat pendidikan formal masyarakat 0,1,2,3 0 3 (0) tidak sekolah; (1) SD; (2) SLTP; (3) tamat SLTP atau SLTA. 2. Status kepemilikan lahan usahatani kakao 0,1,2,3 0 3 (0) buruh; (1) penggarap/ sewa; (2) bagi hasil; (3) pemilik dan penggarap. 3. Status lahan
usahatani kakao
0,3 0 3 (0) tanah adat; (3) tanah bersertifikat. 4. Rata-rata umur petani 0,1,2,3 0 3 (0) <20 thn; (1) >54 thn; (2) 40-54 thn; (3) 20-40 thn. 5. Alokasi waktu untuk usahatani kakao 0,1.5,3 0 3 (0) sambilan; (1.5) sesuai kebutuhan; (3) penuh 6. Akses masyarakat dalam kegiatan pertanian
0,1,2,3 0 3 (0) tidak ada; (1) rendah, (2) sedang; (3) tinggi.
7. Pandangan masyarakat terhadap usahatani kakao
0,1.5,3 0 3 (0) tidak tertarik; (1.5) cukup tertarik; (3) sangat tertarik.
8. Partisipasi keluarga dalam usahatani kakao
(usia kerja 16-54 th)
0,1,2,3 0 3 (0) tidak ada; (1) rendah, (2) sedang; (3) tinggi.
9. Tingkat
penyerapan tenaga kerja (dari
usahatani kakao)
0,1,2,3 0 3 (0) tidak ada, (1) rendah, (2) sedang; (3) tinggi.
10. Pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan pertanian
0,1,2,3 0 3 (0) tidak ada, (1) rendah, (2) sedang; (3) tinggi.
11. Peran masyarakat adat dalam
kegiatan pertanian
0,1,2,3 0 3 (0) tidak ada; (1) rendah, (2) sedang; (3) tinggi.