• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dimensi Teks Teun A Van Dijk

BAB II. DESKRIPSI FILM ”PERTARUHAN”

Bagan 4. Dimensi Teks Teun A Van Dijk

Sumber: Eriyanto, 2009:227

Dimensi teks, menurut Van Dijk terdiri dari tiga struktur, yaitu (Erianto,2009:22-229):

1. Struktur Makro, merupakan makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari topik atau tema yang diangkat oleh suatu teks, bersifat tematik (tema/ topik yang dikedepankan dalam suatu teks) dan sintaksis (bagaimana kalimat [bentuk, susunan] yang dipilih).

commit to user

xcvii Topik utama yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah tentang wacana dari representasi keamanan kesehatan reproduksi dalam film Pertaruhan.

2. Superstruktur, merupakan kerangka suatu teks, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup, dan kesimpulan, bersifat skematik (bagaimana bagian dan urutan teks diskemakan dalam suatu teks secara utuh), dan stilistik (bagaimana pilihan kata yang dipakai dalam suatu teks). Namun karena subyek penelitian ini adalah film, maka super struktur tidak digunakan dalam penelitian ini.

3. Struktur mikro, merupakan makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat, dan gaya yang dii tepakai oleh suatu teks, bersifat semantik (makna yang ingin ditekankan dalam suatu teks), dan retoris (bagaimana dan dengan cara apa penekanan dilakukan). Struktur mikro dalam penelitian ini dengan melihat bagaimana pengetahuan perempuan, penggunaan peralatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi perempuan terkait keamanan kesehatan reprodksi.

Struktur analisis teks wacana Van Dijk pada dasarnya menganalisis bagaimana strategi wacana yang dipakai untuk menggambarkan seseorang atau peristiwa tertentu, bagaimana strategi tekstual yang dipakai untuk menyingkirkan atau memarjinalkan kelompok, gagasan, atau peristiwa tertentu dengan emnggunakan metode critical linguistics.

commit to user

xcviii Dalam meneliti film “Pertaruhan”, penulis menggunakan pendekatan elemen makrostruktur dan mikrostruktur. Makrostruktur akan diaplikasikan untuk melihat topik umum dari susunan kata sampai kalimat dalam film “Pertaruhan”. Peneliti akan melihat topik utama dari isi skrip dialog film, gambar visual film, dan tokoh yang masuk dalam film. Dalam penelitian ini tema umum yang akan diangkat adalah tentang wacana representasi keamanan kesehatan reproduksi perempuan dalam film Pertaruhan.

Sedangkan elemen mikrostruktur digunakan untuk melihat makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat, dan gaya yang dipakai oleh suatu teks. Makna lokal dalam penelitian ini akan mengungkap sub wacana dari tema utama, yaitu tentang bagaimana pengetahuan perempuan, peralatan yang digunakan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi perempuan terkait dengan keamanan kesehatan reproduksinya. Hal yang diamati dalam analisis pada teks film “Pertaruhan”adalah dialog ataupun monolog yang merupakan symbol verbal serta gambar-gambar di dalam film tersebut yang ada dalam film tersebut, untuk kemudian diungkap pesan dan makna apa yang secara eksplisit dan implisit muncul.

Dalam penelitian ini super struktur tidak digunakan karena penelitian ini merupakan penelitian yang subyek penelitiannya adalah teks film bukan teks berita. Dimana dalam pesan dalam film itu dimaknai secara keseluruhan tidak ada pemisahan antara kerangka suatu teks, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup, dan kesimpulan, bersifat skematik. Walaupun film memiliki alur

commit to user

xcix cerita, namun alur cerita tersebut merupakan suatu kesatuan teks, mengenai isi dari teks tersebutpun tergantung dari pemaknaan penonton. Jadi film bukanlah seperti berita yang bersifat skematik dengan suatu urutan tertentu.

6. Validitas Data

Keabsahan (validitas) merupakan bentuk batasan yang berkaitan dengan suatu kepastian bahwa yang berukur benar-benar merupakan variabel yang ingin diukur. Keabsahan ini juga dapat dicapai dengan proses pengumpulan data yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data. Menurut Patton dalam HB Sutopo, terdapat empat macam triangulasi sebagai tekni pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu (Sutopo, 2002:78-85):

a. Triangulasi data

Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda

b. Triangulasi pengamat

Adanya pengamat di luar peneliti sebagi pengamat (expert judgement) yang memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data dan turut memeriksa hasil pengumpulan data

c. Triangulasi teori

Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai

commit to user

c teori telah dijelaskan pada telaah pustaka untuk dipergunakan dalam menganalisis penelitian.

d. Triangulasi metode

Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan metode observasi.

Untuk menjamin validitas data yang diperoleh dalam penelitian ini, digunakan teknik triangulasi data. Triangulasi data dilakukan oleh penulis dengan menggunakan perspektif lebih dari satu data dalam membahas permasalahan yang dikaji karena suatu peristiwa yang terjadi dalam suatu masyarakat tidak hanya dikaji dari satu data saja, tetapi juga pandangan lain.

commit to user

ci

BAB II

DESKRIPSI FILM PERTARUHAN

A. Latar Belakang dibuatnya film “Pertaruhan”/ ”At Stake”

Film “Pertaruhan”/ “At Stake” ini dilatarbelakangi oleh kondisi perempuan yang saat ini masih sering menghadapi diskriminasi. Di Indonesia, kemiskinan menjadi faktor utama dari rentannya perempuan terhadap tindakan diskriminatif. Namun, kemapanan ekonomi juga tidak menjamin bahwa perempuan akan terbebaskan dari kondisi yang tidak adil ini. Tindakan diskriminatif terhadap perempuan sudah tertata dan mengakar, dari mulai tradisi lokal, pengaruh agama, sampai nilai-nilai ‘moral’ yang selalu didengungkan untuk melindungi posisi perempuan. Perempuan adalah manusia yang hak-hak mendasar dalam hidupnya belum dapat terpenuhi secara merata, dari mulai hak untuk mendapatkan pelayanan

commit to user

cii kesehatan sampai hak untuk memperoleh pekerjaan yang layak. Film dokumenter dirasa menjadi satu cara yang jitu untuk mengangkat kenyataan ini. Film dokumenter harus berpihak dan tidak perlu objektif. Banyak pembuat film dokumenter berbakat di Indonesia, namun belum tentu semua paham akan permasalahan perempuan. Belum tentu semua sadar dan memiliki keberpihakan kepada perempuan. Film ‘Pertaruhan’ berpihak kepada perempuan dan ini adalah upaya untuk dipahami bersama, agar perubahan bisa terlaksana (http://www.kalyanashira.com/pertaruhan/in/catatan- produser.php diunduh pada 22 April 2010).

Film dokumenter di Indonesia masih berada di ranah pinggiran. Meski dari segi jumlah bisa jadi film dokumenter Indonesia lebih banyak dari film cerita, berbeda dengan film cerita yang telah mulai mendapatkan spot light, film dokumenter masih jauh dari berbagai segi seperti jumlah penonton yang dapat dijangkau, tempat eksebisinya yang sangat terbatas, coverage media dan perhatian publik yang minim (http://www.kalyanashira.com/pertaruhan/in/press-rilis.php diunduh pada 22 April 2010).

Lewat workshop film dokumenter Project Change! 2008, 24 pembuat film dokumenter diberikan pelatihan yang mengedepankan isu perempuan dan mengangkatnya dengan cara bercerita yang menarik. Empat pembuat film dokumenter yang terpilih lewat proses pitching dari workshop yang menjadi kerjasama antara Kalyana Shira Foundation, Dewan Kesenian Jakarta, dan The Body

commit to user

ciii Shop itu kemudian difasilitasi untuk merealisasikan film mereka lewat bendera Kalyana Shira Films (http://www.kalyanashira.com/pertaruhan/in/press-rilis.php diunduh pada 22 April 2010).

“Pertaruhan” yang menjadi judul antologi dokumenter ini, bercerita tentang isu perempuan lewat wacana tubuh perempuan. Lima sutradara yang terpilih ini, lewat tema-tema soal mitos keperawanan, sunat perempuan, pekerja seks komersial dan diskriminasi dalam hak kesehatan reproduksi perempuan tidak menikah, dengan jeli membedah wacana soal tubuh perempuan dan diskriminasi terhadap perempuan lewat pendekatan dokumenter yang bercerita. “Ucu Agustin, Lucky Kuswandi, Iwan Setiawan, M. Ichsan dan Ani Ema Susanti adalah para pembuat dokumenter yang sudah sewajarnya mendapat kesempatan agar karya mereka bisa diakses lebih luas (http://www.kalyanashira.com/pertaruhan/in/press-rilis.php diunduh pada 22 April 2010).

Membawa “Pertaruhan” ke level yang berbeda adalah sebuah tantangan yang juga dijawab oleh The Body Shop Indonesia. The Body Shop Indonesia memiliki kepedulian terhadap masalah-masalah perempuan dan kami melihat semangat dan visi yang sama lewat film “Pertaruhan” ini. Itu sebabnya kami bekerjasama dengan Kalyana Shira Foundation mensponsori workshop Project Change! 2008 dan juga mendukung promosi film “Pertaruhan” ini sebagai bagian dari Think Act Change sebagai kegiatan nyata dari kepeduliannya. Antusiasme dan kerjasama berbagai pihak

commit to user

civ dalam project film dokumenter ini serta adanya jaringan bioskop yang mau memutarkan dokumenter ini menjadi bukti bahwa film dokumenter, dan khususnya kali ini dengan isu perempuan, memiliki kesempatan untuk bisa berkembang dengan baik (http://www.kalyanashira.com/pertaruhan/in/press-rilis.php diakses pada 22 April 2010).

”Pertaruhan” menjadi bagian dari ”Women Section” pada Jakarta International Festival (JiFFest) 2008. Film ini masuk dalam nominasi festival film perempuan “V Film Festival, 1st International Woman Film Festival” yang diselenggarakan pada 21-26 April 2009. Empat karya lima sutradara muda tersebut muncul sebagai sebuah karya kolektif dari Workshop Project Change 2008 yang diselenggarakan oleh Kalyana Shira Foundation bekerja sama dengan Hivos. ”Pertaruhan” juga terpilih sebagai film animasi dokumenter Indonesia pertama yang diputar pada ”Panorama Section” dalam Berlin International Film Festival 2009. Selain itu ”Pertaruhan” juga menjadi bagian dalam ajang Hongkong International Film Festival 2009 untuk ”Reality Bites Section” pada Maret 2009 lalu (http://www.kalyanashira.com/pertaruhan/in/press-rilis.php diunduh pada 22 April 2010).

B. Sinopsis

“Pertaruhan”, sebuah dokumenter kolektif yang berkisah tentang berbagai kontroversi seputar tubuh perempuan yang telah lama menjadi perdebatan di sekitar

commit to user

cv kita. Film ini merepresentasikan kehidupan perempuan Indonesia yang seringkali menjadi korban diskriminasi oleh lingkungan disekitar mereka yang terkadang tidak disadari. Dalam “Pertaruhan” terdapat empat film dokumenter yaitu “Mengusahakan Cinta”, “Untuk Apa?”, “Nona Nyona”, dan “Ragate Anak”.

1. “Mengusahakan Cinta”

Sutradara: Ani Ema Susanti.

Dalam mengusahakan cinta mengisahkan dua orang memilih menjadi buruh migran di Hongkong karena pendapatan yang lebih memadai daripada di Indonesia. Yang pertama yaitu Ruwati, dia mengidap penyakit tumor rahim yang harus diangkat melalui jalan operasi lewat vagina. Karena masalah tersebut Ruwati kerap gamang karena keperawanannya dipertanyakan oleh calon suami yang menunggunya Indonesia.

Yang kedua yaitu Riantini, seorang pembantu rumah tangga yang memilih menjadi lesbian karena merasa pernah dikhianati oleh mantan suaminya. Di Hongkong Rian mendapatkan kebebasan untuk mencintai sesama jenisnya yang juga sama-sama buruh asal Indonesia. Namun mereka

commit to user

cvi berkomitmen untuk tidak melanjutkan hubungan cintanya di Indonesia karena adat Indonesia yang berlaku.

2. “Untuk Apa?”

Sutradara: Iwan Setiawan dan Muhammad Ichsan

Di Indonesia, praktik sunat pada perempuan diterima secara luas oleh berbagai kalangan dengan alasan untuk “membersihkan” anak perempuan dari spirit setan yang akan mengarahkannya menjadi liar. Meski demikian, sampai sekarang masih banyak orang yang tidak sadar akan adanya praktek ini.seperti di Indramayu, praktik sunat perempuan dianggap sebagai kewajiban agama agar perempuan sah masuk Islam. Ada juga yang berpendapat jika tidak disunat maka perempuan akan menjadi liar. Padahal di sunia kesehatan telah melarang praktik sunat perempuan dan mengenakan sanksi pada rumah sakit atau tenaga medis yang menjalankannya. Banyak ulama dan tokoh masyarakat berbeda pendapat dalam masalah ini.

commit to user

cvii Sutradara: Lucky Kuswandi

Ada dua kisah dalam film ini, yang pertama adalah Kelly adalah adalah cerminan gadis remaja Indonesia yang kerap mengalami masalah kewanitaan. Namun, karena sulitnya mendapatkan informasi megenai kesehatan reproduksi karena masyarakat masih menganggap tabu tentang masalah tersebut, akhirnya ia mengabaikan apa yang ia alami.

Yang kedua kisah tentang perempuan-perempuan lajang yang mengalami kendala saat ingin memeriksakan masalah kewanitannya. Di Indonesia, persepsi perempuan lajang adalah mereka yang tidak berhubungan seksual. Status “tidak menikah” ini menjadi kendala ketika mereka berusaha memeriksakan kesehatan reproduksinya. Mereka kerap kali terbentur dengan persepsi moral yang dituduhkan oleh pihak obstetri dan ginekologi / SpOG (Kebidanan dan Kandungan).

4. “Ragat’e Anak”

Sutradara: Ucu Agustin

“Ragat’e Anak” menggambarkan betapa kerasnya perjuangan Ibu untuk membiayai anaknya. Sepanjang hari mereka bekerja keras namun pendapatan mereka tidak pernah mencukupi.

commit to user

cviii Nur dan Mira adalah pemecah batu yang malamnya menjadi pekerja seks di Gunung Bolo. Gunung Bolo adalah kompleks kuburan Cina berbentuk bukit yang terletak di Tulungaggung. Karena Orang Tionghoa percaya semakin tinggi tanah kuburan, mereka yang telah mati akan semakin dekat dengan nirwana. Namun, selepas senja, kompleks kuburan yang tenang dan sunyi ini berganti fungsi menjadi lokasi prostitusi liar. Untuk sekali melayani pelanggan, mereka hanya dibayar sepuluh ribu rupiah. Mereka kerap merasa kesakitan terhadap organ vitalnya, namun karena tuntutan kebutuhan merka hanya mengobatinya dengan antibiotik yang dijual dipasaran tanpa mengetahui dosisnya.

C. Catatan Produksi

¾ Tim Produksi

Film “Mengusahakan Cinta” – Hong Kong,Malang, 2008, 27’

Penulis dan Sutradara : Ani Ema Susanti

Produser Lapangan : Kresna Astraatmaja dan Ray Nayoan

Kamera : Goen Guy Gunawan

Film “Untuk Apa?” – Jakarta, Indramayu, 2008, 23’

Penulis dan Sutradara : Iwan Setiawan dan M. Ichsan Produser Lapangan : Nina Desilina

commit to user

cix

Film “Nona Nyonya?” – Jakarta, 2008, 26’

Penulis dan Sutradara : Lucky Kuswandi Produser Lapangan : Cinzia Puspita Rini

Kamera : Haka Boy

Film “Ragat’e Anak” – Tulungagung, 2008, 26’

Sutradara : Ucu Agustin

Penulis & Produser Lapangan : Ferry Ardiyan

Kamera : Rudolph Angelo Ratulangi

Produser : Nia Dinata

Co-Produser : Vivian Idris Produser Eksekutif : Constantin Papadimitriou Supervisi Produksi : M. Abduh Aziz

Supervisi Tema : Myra Diarsi

¾ Data Teknis

1. Format Shooting : Digital 2. Format Penayangan : Digital 3. Pra Produksi : Agustus 2008

4. Produksi : September – Oktober 2008 5. Paska Produksi : Oktober – November 2008 6. Durasi Final : 106 menit

commit to user

cx

D. Profil Produser dan Sutradara

1. Nia Dinata (Produser film “PERTARUHAN”)

Nia Dinata seorang produser, sutradara, dan penulis skenario film dari generasi yang membangkitkan kembali Industri perfilman Indonesia pada periode paska reformasi. Dua produksi Nia Dinata sebelumnya ‘Arisan’ dan ‘Berbagi Suami’ menghadirkan topik yang kontroversial dan menjadi bahan diskusi yang hangat tentang homoseksualitas dan poligami di Indonesia. Nia Dinata adalah juga pendiri Kalyana Shira Foundation yang merangkap produser film “Pertaruhan".

Nia Dinata lahir di Jakarta tanggal 4 Maret 1970. Ia lulusan Elizabethtown College, Pennsylvania, jurusan Komunikasi Massa dan mengambil program khusus produksi film di New York University. Setelah pulang dari Amerika tahun 1995, Nia Dinata mengerjakan berbagai proyek komersial untuk televisi. Pada tahun 1998, ia memenangi penghargaan Gambar Terbaik dan Drama Terbaik dalam Festival Sinetron Indonesia untuk drama lepas yang berjudul Mencari Pelangi. (http://www.gramedia.com/penulis-detail/35511/Nia-Dinata diakses pada 22 April 2010).

Filmografi: Ca Bau Kan (2003, sutradara), Arisan (2004, sutradara), Janji Joni (2005, produser), Berbagi Suami (2006, sutradara), Long Road to

commit to user

cxi Heaven (2006, produser), Quickie Express (2007, Produser), Perempuan Punya Cerita 2008 (Produser dan Sutradara), Pertaruhan 2008 (Produser) (http://118.98.213.22/kgi/smk/_wikipedia/articles/n/i/a/Nia_Dinata_da65.h tml diunduh pada 22 April 2010).

2. Ucu Agustin (Penulis dan Sutradara “RAGAT‘E ANAK”)

Ucu lahir di Sukabumi, 19 Agustus 1976. Menulis sejak masih kuliah dan menjadi kontributor serta anggota pada Serikat Penulis Berita PANTAU (Kajian Media dan Berita – bagian penerbitan ISAI/Institut Studi Arus Informasi) sejak tahun 2000. Pada tahun yang sama, bekerja sebagai wartawan di Kantor Berita Radio 68H dan pada 2002 menjadi penulis untuk Common Ground Indonesia—sebuah NGO yang bergerak di bidang transformasi konflik. Minatnya yang besar terhadap jurnalistik dan ketertarikannya kepada dokumenter membuatnya memutuskan belajar audio visual secara otodidak pada akhir tahun 2005. Pada Desember tahun yang sama, skrip film dokumenter pendeknya yang berjudul ”Death in Jakarta” memenangkan JIFFEST Script Development Competition (http://www.kalyanashira.com/pertaruhan/in/profile-sutradara.php diunduh pada 22 April 2010).

3. Lucky Kuswandi (Penulis dan Sutradara “NONA NYONYA?”)

Lulusan Art Center College of Design Pasadena California ini lahir pada 29 Agustus 1980. Art and film freak ini sangat fokus pada prioritasnya untuk menjadi pembuat film. Karya-karya film pendeknya yang lain yaitu “Still”

commit to user

cxii (2005), “Black Cherry” (2005), dan yang terakhir “A Letter Of Unprotected Memories” (2008) telah diputar di berbagai festival film internasional. Namun Lucky juga peduli terhadap pengembangan film-film minoritas, sehingga ia ikut terlibat merancang program dalam Q Film Festival 2008 (http://www.kalyanashira.com/pertaruhan/in/profile-sutradara.php diunduh pada 22 April 2010).

4. Iwan Setiawan & M. Ichsan (Penulis dan Sutradara “UNTUK APA?”)

Iwan yang sehari-hari bekerja di salah satu stasiun TV nasional ini lahir di Semarang pada Desember 1970. Latar belakang pendidikan tingginya di ilmu eksakta, namun berbagai pelatihan jurnalistik dalam dan luar negeri pernah diikuti Iwan yang sempat menjadi finalis IFJ (International Federation of Journalists) Journalism for Tolerance Prize for South East Asia 2003 dan Festival Film Indonesia 2004 lewat karya dokumenter “Illegal Logging di Hutan Konservasi Indonesia”. Sementara itu, Ichsan yang lahir pada 17 September 1971 ini mulanya lebih bersinggungan dengan dunia fotografi lewat gelar diploma yang diraihnya dari Institut Seni Fotografi dan Desain Bandung. Setelah menggondol gelar Sarjana Seni dari Desain Komunikasi Visual Universitas Trisakti, persinggungan dengan dunia film dimulai lewat pekerjaannya sebagai editor. Pada 2002 Ichsan pindah dari balik meja editing ke lapangan yang lebih terlibat pada produksi. Pernah menjadi art director dan asisten sutradara di film-film seperti “Garasi”, “Ungu Violet”, dan “GIE”, pada 2008 ia memutuskan untuk serius menjadi seorang sutradara

commit to user

cxiii (http://www.kalyanashira.com/pertaruhan/in/profile-sutradara.php diunduh pada 22 April 2010).

5. Ani Ema Susanti (Penulis dan Sutradara “MENGUSAHAKAN

CINTA”)

Kelahiran Jombang, 6 Agustus 1982 ini adalah sarjana lulusan Psikologi Universitas Surabaya. Setamat dari SMA, Ani yang berasal dari keluarga petani ini melakoni pekerjaan sebagai buruh migran di Hongkong selama empat tahun demi mengumpulkan uang untuk membiayai kuliahnya. Persinggungannya dengan dunia film dokumenter dimulai ketika ia membuat dokumenter “Helper Hongkong Ngampus” pada tahun 2007 dan berhasil menjadi salah satu finalis Eagle Awards, sebuah festival film dokumenter yang dibuat oleh Metro TV. Selain bergelut dalam bidang film dokumenter, dunia pendidikan khususnya mengajar adalah hal yang dicintainya (http://www.kalyanashira.com/pertaruhan/in/profile-sutradara.php diunduh pada 22 April 2010).

E. Kalyana Shira Film

Kalyana Shira Film merupakan rumah produksi dari film “Pertaruhan”/ “At Stake”. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 2000. berlokasi di Jakarta, kalyana shira film dikelola oleh Nia Dinata dan Constantin Papadimitriou. Perusahaan ini mempunyai anggapan bahwa masyarakat Indonesia masih haus akan film-film yang

commit to user

cxiv berkualitas, yang memberi masukan bagi kehidupan mereka, dan tak kalah penting, dapat terhibur dengan menonton film-film mereka. Selain film layar lebar, Kalyana Shira Films juga memproduksi film dokumenter, acara TV, iklan dan iklan layanan masyarakat. “Pertaruhan”/ “At Stake” bukan merupakan satu-satunya film yang telah mereka buat. Film-film yang telah mereka produksi antara lain: Gara-gara Bola!, Quicky Ekspress, Loang Road To Heaven, Berbagi Suami, Janji Joni, Arisan, Biola Tak Berdawai, Cau Bau Kan, dan Perempuan Punya Cerita.

F. Kalyana Shira Foundation

Kalyana Shira Foundation adalah sebuah organisasi nirlaba yang didirikan pada Oktober 2006 atas dasar keperdulian terhadap issue-issue perempuan, gender, anak-anak, dan kaum marginal lainnya. Didirikan oleh pekerja film aktif sejak masa paska reformasi dan telah berkontribusi lewat ‘Cabaukan’, ‘Arisan’ dan ‘Berbagi Suami’, Kalyana Shira Foundation memfokuskan aktifitasnya untuk memberikan informasi, menghidupkan media ekspresi bagi kaum perempuan, anak-anak, kelompok LGBTIQ yang masih belum mendapatkan tempat dalam film Indonesia secara umum (http://www.kalyanashira.com/pertaruhan/in/tentang-kalyana.php diunduh pada 22 April 2010).

Pada Q! Film Festival 2008 Kalyana Shira Foundation bersama Q-Munity mengadakan seksi pemutaran khusus film-film tentang HAM. Selain itu, Kalyana Shira Foundation juga bekerja sama dengan Komnas Perempuan dalam pemutaran

commit to user

cxv (http://www.kalyanashira.com/pertaruhan/in/tentang-kalyana.php diunduh pada 22 April 2010).

Kalyana Shira Foundation memfasilitasi pembuatan film antologi “Perempuan Punya Cerita” yang telah rilis di bioskop Indonesia pada 17 Januari 2008. Film yang digarap oleh empat sutradara perempuan ini berbicara mengenai isu-isu perempuan seperti aborsi, pendidikan seks, perdagangan manusia, dan HIV/AIDS. “Pertaruhan” adalah fillm kedua yang difasilitasi pembuatannya oleh Kalyana Shira Foundation. (http://www.kalyanashira.com/pertaruhan/in/tentang-kalyana.php diunduh pada 22 April 2010).

BAB III

ANALISIS WACANA TEKS FILM “PERTARUHAN”

Pada bab pendahuluan sudah dijelaskan jika film dokumenter adalah salah satu dari jenis media komunikasi yang berwujud media audio visual. Sebuah media komunikasi dimanfaatkan sebagai alat perantara fakta-fakta sosial dimana di dalamnya tidak dapat dilepaskan dari adanya konstruksi realitas atau konstruksi sosial. Kemudian konstruksi realitas atau konstruksi sosial sendiri tidak akan dapat dilepaskan dengan penggunaan simbol. Simbol bunyi bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap), yang bersifat arbiter (berubah-ubah) dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan

commit to user

Dokumen terkait