BAB II. LANDASAN TEORI
D. Dinamika Hubungan Antara Konflik Antar Orangtua dan
Masa remaja merupakan perkembangan transisi antara masa anak dan
masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, emosi, dan sosial
(Santrock, 2003). Perubahan biologis yang terjadi pada masa remaja adalah
perubahan baik dari internal maupun eksternal. Perubahan biologis secara
internal antara lain sistem sirkulasi, pencernaan, dan lain sebagainya,
sedangkan perubahan secara eksternal adalah berubahnya tinggi badan, berat
badan, bentuk badan, dan lain sebagainya. Perubahan kognitif yang dialami
pada masa remaja adalah pemikiran remaja yang sudah mulai berpikir kritis.
Remaja mengolah informasi yang didapat dengan tidak langsung begitu saja
diterima ke dalam skema kognitif mereka. Perubahan emosi juga sangat cepat
terjadi pada masa remaja. Peningkatan emosional ini merupakan hasil
perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Selain itu
adanya tekanan dan tuntutan dari luar yang dapat mempengaruhi perubahan
emosi remaja. Perubahan sosial yang dialami oleh remaja adalah pengaruhnya
lingkungan teman sebaya dan orangtua yang mempengaruhi sikap remaja.
memadai untuk menentukan tindakan sendiri, namun penentuan diri remaja
dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan dan pengaruh dari teman
sebaya dan orangtua.
Faktor dari keluarga memberi pengaruh pada perkembangan dan
perubahan remaja. Menurut Martono dan Joewana (2006), keluarga
merupakan lingkungan pendidikan yang utama dan pertama bagi anak. Jika
suasana keluarga kurang mendukung, dapat memungkinkan terjadi gangguan
perkembangan kejiwaan anak. Sumbernya, antara lain rumah tangga kacau,
orang tua yang berkonflik, orang tua sibuk dan kurang memperhatikan
kebutuhan kasih sayang bagi anak, orang tua terlalu memanjakan anak,
kurangnya perhatian terhadap pendidikan anak, perilaku orang tua yang tidak
dewasa dan menyimpang.
Tidak dapat dipungkiri bahwa hubungan setiap keluarga tidaklah
senantiasa sempurna, akan timbul konflik dari persoalan yang tidak dapat
dielakkan. Namun apabila konflik dapat diselesaikan dengan cara yang baik
dan dengan sikap yang lunak maka akan tercipta hubungan yang harmonis
dalam keluarga. Pengertian konflik menurut Gamble dan Gamble (2005)
adalah konflik seringkali terjadi ketika sejumlah perbedaan bertemu. Seperti
yang telah kita lihat bahwa konflik adalah sebuah benturan antara perbedaan
keyakinan, opini, nilai, keinginan, pendapat dan perbedaan tujuan.
Benturan-benturan tersebut muncul akibat kejujuran, perbedaan, adanya
kesalahpahaman, kemarahan, atau bahkan adanya harapan-harapan yang tidak
Konflik antara orangtua yang terjadi secara terus menerus akan
berakibat negatif pada anak mereka. Perilaku orangtua adalah suatu panutan
dalam perilaku anak. Hal ini dikarenakan anak biasanya mengamati dan
memodeling perilaku orangtuanya. Kepribadian seorang anak terbentuksalah
satunya dari apa yang dipelajari dari sikap orangtuanya. Pembentukan dari
apa yang dipelajari tersebut bukan hanya melalui apa yang dikatakan, tetapi
apa yang nampak dari perilaku orangtua di dalam rumah tangga. Apollo dan
Ancok (2003) menambahkan bahwa apabila konflik antara orang tua terjadi
secara terus menerus, maka akan membuat anak menjadi tumbuh dalam
situasi berkonflik, walaupun konflik tersebut bisa jadi tidak melibatkan anak
mereka ataupun anak ikut menjadi pelampiasan konflik. Situasi tersebut
menimbulkan frustrasi bagi anak mereka. Frustrasi tersebut muncul dari anak
yang seringkali merasa tertekan melihat pertengkaran yang terjadi diantara
kedua orangtuanya, misalnya baik itu karena kasihan melihat ibunya dimarahi
dan dipukuli oleh ayahnya maupun ia sendiri menjadi pelampiasan emosi
oleh salah satu orang tuanya. Selain itu orang tua juga seringkali menjadikan
anak sebagai pembawa pesan antar kedua orangtua, menyuruh anak
berbohong kepada salah satu orangtua, menyuruh anak untuk memihak pada
satu orangtua saja, jika si anak menyayangi kedua orangtuanya maka secara
tidak langsung menempatkan dirinya di tengah konflik dan akan membuatnya
bingung, cemas dan mengalami konflik kesetiaan. Walaupun remaja sudah
memiliki pemikiran secara kritis mengenai apa yang baik dan yang buruk,
frustrasi karena tekanan-tekanan dan perasaan kebimbangan akan situasi yang
ada ditengah-tengahnya memiliki pengaruh pada anak untuk berperilaku
agresif.
Dariberbagai pendapat para tokoh yang memaparkan pengertian
perilaku agresif, peneliti menyimpulkan bahwa perilaku agresif adalah
perilaku yang dilakukan dengan niat menimbulkan akibat negatif terhadap
targetnya dan sebaliknya menimbulkan harapan bahwa tindakan itu akan
menghasilkan sesuatu oleh individu atau pun kelompok dengan menggunakan
kekerasan fisik atau verbal. Agresivitas yang dilakukan oleh remaja puteri
lebih ditunjukan pada bentuk agresivitas verbal. Hal ini dikarenakan remaja
puteri pada masa kecil lebih memilih pada permainan yang mengutamakan
motorik halus. Selain itu, pada budaya Indonesia, remaja puteri diharapkan
dapat mengeluarkan emosi secara tepat dan tidak ngeekspresikan secara
berlebihan.
Menurut Kartono dan Kartini (2006), remaja puteri memiliki peran
penting pada masa depannya. Hal ini dikarenakan remaja puteri akan menjadi
seorang ibu. Seorang ibu akan memiliki tanggung jawab yang besar dalam
mendidik dan membesarkan anak-anak. Hal ini dikarenakan relasi seorang
ibu dengan anak sangatlah penting. Seorang ibu yang memiliki riwayat yang
agresivitasnya tinggi memungkinkan anak mereka juga akan bertumbuh
menjadi anak yang memiliki agresivitas yang tinggi. Maka sikap dan emosi
remaja puteri menjadi hal yang penting untuk menciptakan generasi masa
Bagan Kerangka Berpikir Orangtua mengalami berbagai benturan perbedaan Orangtua dapat menemukan jalan keluar Orangtua tidak dapat menemukan jalan keluar Tercipta hubungan harmonis Terjadi konflik antar orangtua Remaja puteri bertmbuh dalam situasi nyaman Terjadi kekerasan fisik Pelontaran verbal Sikap bertahan Menarik diri dari Konflik semakin tinggi Remaja puteri bertumbuh dalam situasi berkonflik dan remaja memodeling Remaja puteri mengalami frustasi Muncul perilaku agresif Remaja puteri mencapai perkembangan yang positif 40