• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. LANDASAN TEORI

C. Dinamika Psikologis

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa karyawan tetap dan karyawan kontrak memiliki beberapa perbedaan mendasar, yaitu dari aspek status karyawan jelas berbeda, yaitu yang satu karyawan tetap yang satu karyawan kontrak. Dari rasa aman dalam bekerja, karyawan tetap mempunyai rasa aman karena sudah menjadi karyawan tetap, sedangkan karyawan kontrak merasa tidak aman, karena sewaktu kontraknya habis maka ada kemungkinan ia tidak akan dipekerjakan lagi. Berdasarkan orientasi karir, maka karyawan tetap berorientasi pada peningkatan karier sedangkan karyawan kontrak berorientasi agar atasan menilai pekerjaannya baik sehingga akan tetap dipekerjakan lagi setelah kontraknya habis,. Dari aspek masa kerja, karyawan tetap dapat dikatakan mempunyai kontrak kerja selamanya hingga sampai

masa pensiunnya sedangkan masa kerja karyawan kontrak sangat terbatas yaitu tergantung pada kontrak kerjanya.

Adanya perbedaan-perbedaan tersebut diasumsikan akan berpengaruh terhadap komitmen organisasi karyawan pada karyawan tetap dan karyawan kontrak. Hal ini mengingat tujuan utama dari karyawan tetap adalah untuk mencapai jabatan struktural yang ada dalam pekerjaannya. Di lain pihak tujuan utama dari karyawan kontrak adalah untuk tetap dipekerjakan oleh perusahaan setelah kontraknya habis.

Secara umum komitmen organisasi memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan kelangsungan organisasi. Komitmen organisasi dalam pemunculannya bergantung pada kondisi internal dan eksternal individu dalam bekerja. Kondisi tersebut akan menggambarkan perbedaan status karyawan kontrak dan tetap, konsekuensi yang harus dihadapi dari status yang disandangnya, dan latar belakang motif yang sifatnya empirik dan pribadi Kenyataan ini dalam realitasnya menjadi titik tolak perbedaan tingkat komitmen organisasi antara karyawan tetap dan karyawan kontrak .

Komitmen organisasi yang tinggi akan bermanfaat bagi karyawan yang kemungkinan bisa dijadikan bekal sebagai titik tolak kelangsungan karyawan dalam organisasi. Komitmen organisasi yang tinggi pada karyawan dalam kajian psikologi tidak akan muncul dengan sendirinya tetapi perlu diupayakan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mencari atau mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi.

Faktor-faktor tersebut meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Tak dapat dipungkiri, bahwa implikasi komitmen organisasi yang tinggi dalam diri karyawan akan menunjang tercapainya tujuan organisasi. Oleh karena itu kemampuan kerja yang tinggi ini sangat diharapkan organisasi. Kebutuhan memiliki karyawan yang berkomitmen tinggi akan memudahkan pencapaian kelangsungan organisasi secara keseluruhan.

Komitmen organisasi membawa keberhasilan yang menunjang pada kinerja individu. Untuk itu, agar karyawan memiliki sikap yang positif terhadap organisasi, haruslah diciptakan dan dipelihara kondisi kerja yang bagus. Mewujudkan suatu keberhasilan organisasi tidak terlepas dari tantangan, baik tantangan untuk mengusahakan supaya karyawan bekerja sama secara efektif maupun tantangan untuk mendorong karyawan supaya mereka mau melaksanakan pekerjaan dengan semangat dan antusias. Menjawab tantangan tersebut, usaha yang dilakukan organisasi adalah memberikan kesempatan kepada karyawan agar dapat lebih optimal dan maksimal dalam bekerja.

Berangkat dari deskripsi di atas, bahwa perencaan sumber daya manusia harus ditangani secara tepat dan hati-hati. Sebab apabila sumber daya manusia tidak direncanakan secara tepat, maka akan berkembang menjadi persoalan yang dapat merugikan organisasi. Begitu juga dengan penetapan dan perencanaan manajemen personalia dengan menggunakan model karyawan kontrak dan karyawan tetap. Kedua jenis karyawan ini sama-sama memiliki peran dan bekerja untuk menghasilkan out-put yang memuaskan pada

perusahaan. Untuk itu dengan latar belakang status dan posisi sebagai karyawan yang berbeda dalam sebuah organisasi akankah berpengaruh terhadap tingkat komitmen organisasi mereka. Mengingat komitmen organisasi merupakan faktor yang sangat menentukan yang mendukung kelangsungan organisasi.

Dilihat dari jenis pekerjaan dan status antara karyawan tetap dan kontrak memang berbeda. Karyawan tetap bekerja lebih banyak pada bagian administrasi (bagian dalam), sedangkan karyawan kontrak tugasnya memberikan pelayanan pada nasabah atau lebih sering bertatap muka dengan para nasabah. Karyawan yang berprestasi akan lebih mudah dipromosikan dan bisa menjadi tenaga terpilih untuk mewakili organisasi pada kegiatan tertentu seperti pelatihan, penataran, seminar, dan sebagainya. Karyawan tetap lebih diberikan kemajuan atau kenaikan karirnya (ada jenjang karier yang ingin dicapai). Sedangkan karyawan kontrak bersifat transaksional, yaitu pihak bank akan memperpanjang masa kontrak jika peningkatan prestasinya dinilai baik, bahkan bisa saja mempertimbangkan karyawan tersebut menjadi karyawan tetap.

Deskripsi di atas semakin menegaskan asumsi dalam penelitian ini, bahwa komitmen organisasi karyawan tetap lebih tinggi daripada karyawan kontrak. Kondisi ini terjadi disebabkan tidak adanya ikatan kerja berdasarkan tempo atau jangka waktu karyawan bekerja yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Artinya karyawan tetap tidak khawatir dengan pertimbangan jangka waktu bekerja, sebab bagaimanapun bentuk kinerja yang

dimiliki karyawan tetap tidak akan berpengaruh terhadap batasan jangka waktu mereka bekerja diperusahaan, karena status kerja yang dimiliki, ia tetap sebagai karyawan tetap. Berbeda dengan karyawan kontrak, kontrak kerja karyawan kontrak sangat tergantung pada kinerja karyawan yang bersangkutan. Situasi yang demikian tentunya akan semakin memacu karyawan kontrak untuk meningkatkan komitmen organisasinya dalam bekerja, agar ia tetap diterima atau masa kerjanya di perusahaan yang bersangkutan dapat diperpanjang. Kekuatan harapan yang tinggi akan mendorong karyawan kontrak bekerja lebih optimal, agar dapat diterima kembali atau diperpanjang masa kontrak kerjanya di perusahaan yang bersangkutan. Perbedaan status ini akan sangat berpengaruh terhadap keikatan atau komitmen organisasi karyawan, yaitu karyawan tetap memiliki komitmen organisasi lebih tinggi jika dibandingkan dengan karyawan kontrak. Adanya perkiraan bahwa komitmen organisasi karyawan tetap akan lebih tinggi dibandingkan karyawan kontrak ini secara psikologis disebabkan oleh adanya posisi yang sangat menguntungkan dari karyawan tetap yang sewaktu-waktu tidak dapat diberhentikan dari pekerjaannya walaupun menunjukkan prestasi kerja yang rendah.

Mengingat komitmen organisasi menempati posisi yang sangat penting dalam memacu semangat bekerja karyawan dan kelangsungan organisasi, maka dalam penelitian ini akan dikaji sejauh mana perbedaan komitmen organisasi antara karyawan tetap dan karyawan kontrak untuk kemudian dari hasil penelitian ini akan dapat dicari cara-cara yang efektif untuk

meningkatkan komitmen organisasi, baik karyawan kontrak maupun karyawan tetap.

D. Hipotesis

Penulis mengajukan hipotesis awal dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Terdapat perbedaan tingkat komitmen organisasi antara pegawai tetap dan pegawai kontrak pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Cabang Klaten. Pegawai tetap mempunyai komitmen lebih tinggi dibandingkan dengan pegawai kontrak.

30

Dokumen terkait