• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. LANDASAN TEORI

C. Disiplin Kerja

1. Pengertian Disiplin

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyatakan

bahwa disiplin adalah 1) tata tertib (disekolah, dikantor, kemiliteran, dan

sebagainya), 2) ketaatan (kepatuhan) pada peraturan tata tertib, dan

sebagainya, 3) bidang studi yang memiliki obyek sistem dan metode

Saydam (2005:284) menyebutkan bahwa displin adalah pelatihan,

khusunya pelatihan pikiran dan sikap untuk menghasilkan pengendalian

diri, kebiasaan-kebiasaan untuk mentaati peraturan yang berlaku.

Handoko dalam Lijan (2012:238) menyatakan bahwa disiplin adalah

kesediaan seseorang yang timbul dengan kesadaran sendiri untuk

mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku dalam organisasi.

Dari beberapa definis tersebut, dapat disimpulkan bahwa disiplin

adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk memenuhi dan

mentaati segala norma-norma peraturan yang berlaku disekitarnya dan

bersedia menerima sanksi apabila melakukan kesalahan. Disiplin kerja

guru dapat diartikan sikap kesediaan dan kerelaan seorang guru untuk

memenuhi dan mentaati segala norma-norma peraturan yang berlaku di

sekolah dan bersedia menerima sanksi apabila melanggar peraturan

tersebut.

2. Jenis Disiplin Kerja

Pendisiplinan pegawai atau disiplin kerja adalah suatu bentuk

pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan,

sikap dan perilaku karyawan sehingga para karyawan tersebut sukarela

berusaha bekerja secara kooperatif dengan para karyawan yang lain serta

meningkatkan prestasi kerjanya (Siagian,2009:305)

a. Pendisiplinan Preventif

Pendisiplinan yang bersifat preventif adalah tindakan yang

mendorong para karyawan untuk taat kepada berbagai ketentuan

yang berlaku dan memenuhi standar yang telah ditetapkan.

b. Pendisiplinan Korektif

Jika ada karyawan yang nyata-nyata telah melakukan pelanggaran

atas ketentuan-ketentuan yang berlaku atau gagal memenuhi standar

yang telah diterapkan, kepadanya dikenakan sanksi displiner.

3. Syarat-syarat Disiplin Kerja

Soejono dalam Sari (2011:37), syarat disiplin kerja dikatakan baik

yang sekaligus sebagai indikator disiplin kerja yaitu:

a. Ketepatan waktu

Para pegawai datang ke kantor tepat waktu, tertib, teratur dan

menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Ketepatan waktu dalam

menyelesaikan pekerjaan sangat penting bagi guru. Untuk menjadi

guru teladan maka yang harus dilakukan adalah guru diharapkan

dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu sebelum batas waktu

yang ditentukan berakhir.

b. Menggunakan peralatan kantor dengan baik

Sikap hati-hati dalam menggunakan peralatan kantor dapat

menunjukkan bahwa seseorang memiliki disiplin kerja yang baik,

c. Tanggung jawab yang tinggi

Pegawai yang senantiasa menyelesaikan tugas yang dibebankan

kepadanya sesuai denga prosedur dan bertanggung jawab atas hasil

kerja dapat pula dikatakan memiliki disiplin kerja yang baik.

d. Ketaatan terhadap aturan kantor

Ketaatan memiliki arti selalu melaksanakan segala peraturan yang

telah ditetapkan. Ketaatan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh

maka akan mewujudkan ketertiban dalam suatu organisasi. Ketaatan

terhadap aturan dapat dilihat dari pegawai memakai seragam kantor,

menggunakan kartu tanda pengenal/identitas, membuat izin apabila

tidak masuk kantor juga merupakan cerminan dari disiplin yang

tinggi.

Saydam (2005:286) bentuk disiplin kerja yang baik akan tergambar

pada suasana:

a. Tingginya rasa kepedulian karyawan terhadap pencapaian tujuan

perusahaan.

b. Tingginya semangat dan gairah kerja dan inisiatif para karyawan

dalam melakukan pekerjaan.

c. Besarnya rasa tanggung jawab para karyawan untuk melaksanakan

tugas dengan sebaik-bainya.

d. Berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi di

kalangan karyawan.

Menurut Singodimedjo yang dikutip oleh Sutrisno (2010:94),

peraturan-peraturan yang berkaitan dengan disiplin itu antara lain:

a. Peraturan jam masuk, pulang, dan jam istirahat

b. Peraturan dasar tentang berpakaian, bertingkah laku dalam

pekerjaan.

c. Peraturan cara-cara melakukan pekerjaan dan berhubungan dengan

unit kerja lain.

d. Peraturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh

dilakukan oleh para pegawai selama dalam organisasi dan

sebagainya.

4. Pendekatan Disiplin Kerja

Mangkunegaran dalam Sari (2011:39) mengemukakan ada tiga

pendekatan disiplin, yaitu sebagai berikut :

a. Pendekatan disiplin modern

Pendekatan disiplin modern yaitu mempertemukan sejumlah

keperluan atau kebutuhan baru di luar hukuman. Pendekatan ini

berasumsi:

1) Disiplin modern merupakan suatu cara menghindarkan bentuk

hukuman fisik.

2) Melindungi tuduhan yang benar untuk diteruskan pada proses

3) Keputusan-keputusan semuanya terhadap kesalahan atau

prasangka harus diperbaiki dengan mengadakan proses

penyuluhan dengan mendapatkan fakta-faktanya.

4) Melakukan proses terhadap keputusan yang berat sebelah pihak

terhadap kasus disiplin.

b. Pendekatan disiplin dengan tradisi

Pendekatan dengan tradisi yaitu pendekatan disiplin dengan cara

memberi hukuman, pendekatan ini berasumsi sebagai berikut:

1) Disiplin dilakukan oleh atasan kepada bawahan, dan tidak

pernah ada peninjauan kembali bila telah diputuskan.

2) Disiplin adalah hukuman untuk pelanggaran, pelaksanaannya

harus disesuaikan dengan tingkat pelanggarannya.

3) Pengaruh hukuman untuk memeberikan pelajaran kepada

pelanggar maupun kepada pegawai lainnya.

4) Peningkatan perbuatan pelanggaran diperlukan hukuman yang

lebih keras.

5) Pemberian hukuman terhadap pegawai yang melanggar kedua

kalinya harus diberi hukuman yang lebih berat.

c. Pendekatan disiplin bertujuan

Pendekatan disiplin bertujuan berasumsi sebagai berikut:

1) Disiplin kerja harus dapat diterima dan dipahami oleh semua

2) Disiplin bukanlah suatu hukuman, tetapi merupakan

pembentukan perilaku

3) Disiplin ditujukan untuk perubahan perilaku yang lebih baik

4) Disiplin pegawai bertujuan agar pegawai bertanggung jawab

terhadap perbuatannya.

5. Teknik-Teknik Palaksanaan Disiplin Kerja

Mangkunegaran dalam Sari (2011:40) mengungkapkan terdapat

beberapa teknik dalam melaksanakan disiplin kerja yaitu :

a. Teknik disiplin pertimbangan sedini mungkin

Tindakan perbaikan sedini mungkin dari pihak menajer mengurangi

perlunya tindakan disipliner di masa mendatang. Jelaslah bahwa jika

keadaan yang tidak baik dibiarkan memburuk, semakin sulitlah

untuk mendapat pekerjaan yang baik dari bawahan yang tidak efektif

atau tidak berkemauan penuh.

b. Teknik disiplin pencegahan yang efektif

Salah satu cara terbaik untuk membantu bawahan menyadari

perlunya disiplin diri adalah dengan memberi mereka teladan yang

baik. Teknik lain yang dapat digunakan misalnya dengan

mengadakan hubungan kerja yang erat dengan setiap bawahan,

pimpinan dapat memberikan pujian tentang pekerjaan yang

c. Teknik disiplin dengan mendisiplinkan diri

Disiplin diri adalah usaha seseorang untuk mengendalikan reaksi

mereka terhadap keadaan yang tidak mereka senangi, dan usaha

seseorang untuk mengatasi ketidaksenangan itu. Cara yang dapat

dilakukan untuk mendisiplinkan diri adalah belajar menerima orang

yang tidak disukai dan mengerjakan yang tidak disukai.

d. Teknik disiplin inventori penyelia

Inventori penyelia terhadap disiplin memberikan pengetahuan pada

penyelia lain tentang bidang-bidang kritis dalam disiplin, seperti

sebab-sebab terjadinya masalah dalam kedisiplinan, komunikasi,

prinsip, dan konsepsi tentang disiplin, proses penentuan hukum,

pembuatan kaidah, dan pengambilan keputusan tindakan

kedisiplinan. Setelah seorang manajer melengkapi dengan informasi

itu, ia dapat memberikan latihan tambahan dan penyuluhan di tempat

kerja pada bawahannya.

e. Teknik disiplin menegur pegawai “primadona”

Teknik yang dapat digunakan adalah dengan mencari sebab-sebab

mengapa seorang bawahan menunjukkan perilaku demikian,

kemudian pimpinan harus dengan tegas menegur.

f. Teknik disiplin menimbulkan kesadaran diri

Teknik yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan teguran

pernyataan tertentu pada bawahan yang jawabannya merupakan

teguran otomatis bagi dirinya sendiri.

g. Teknik “Sandwich

Teknik ini terdiri dari teguran lisan secara langsung, diikuti oleh

ucapan syukur, dan diakhiri dengan peringatan yang lunak,

sebenarnya manajer menyelipkan (seperti sandwich) ucapan syukur dan persetujuannya di antara dua teguran yang semuanya dilakukan

pada saat itu juga.

Dokumen terkait