• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan disiplin kerja guru terhadap kinerja guru : survei pada Guru-Guru di SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Se-Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan disiplin kerja guru terhadap kinerja guru : survei pada Guru-Guru di SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Se-Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta."

Copied!
235
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN DISIPLIN KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU

Survei pada Guru-Guru di SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Se-Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Theo Pegita

Universitas Sanata Dharma 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh positif kepemimpinan kepala sekolah dan disiplin kerja guru terhadap kinerja guru. Jenis penelitian ini adalah penelitian survei. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 5 Maret - 20 April 2015. Populasi penelitian ini adalah seluruh guru SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen se-Kota Yogyakarta yang berjumlah 353 guru. Sampel penelitian sebanyak 203 guru. Teknik penarikan sampel adalah Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data adalah kuesioner. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dan Chi Square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh positif kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru. Derajat asosiasi rendah (C=0,180; Cmax=0,816; r=0,22 berada pada rentang 0,20 < r ≤ 0,40); (2) ada

(2)

ABSTRACT

THE CONSEQUENCE OF THE PRINCIPAL LEADERSHIP AND TEACHER DISCIPLINE TOWARD TEACHER’S PERFORMANCE A Survey on Teachers in Vocational High School of Business and Management

Program inYogyakarta Special Region

Theo Pegita

Sanata Dharma University 2015

This research aims to know the positive consequenceof principal leadership and teacher discipline toward teacher’s performance. The type of this research isa survey research. This research was carried outfrom 5 March to 20 April 2015. The population of this research were 353 teachers of Vocational High Schools Business and Management program in Yogyakarta. The research samples were 203 teachers. The techniqueof taking samples was Purposive Sampling. Data collection technique was questionnaires. Data were analyzed by using descriptive analysis and Chi Square.

The result of the researchindicates that: (1) there is a positive consequence of principal leadership toward teacher’s performance. Have a low degree of association(C=0,180; Cmax=0,816; r=0,22 was in the range of 0,20 < r ≤ 0,40); (2)

(3)

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN

DISIPLIN KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU

Survei pada Guru-Guru di SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Se-Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh : Theo Pegita NIM: 111334024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN

DISIPLIN KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU

Survei pada Guru-Guru di SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Se-Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh : Theo Pegita NIM: 111334024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

Dengan penuh kasih dan sukacita kupersembahkan

karya sederhanaku ini untuk:

Tuhan Yesus Kristus,

Kedua Orang Tuaku dan Adikku,

Fransisca Mega Pratiwi,

Keluargaku, Temanku, Sahabatku, dan

(8)

MOTTO

Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan

air mata,

akan menuai dengan bersorak-sorai

(Mazmur 126:5)

Jangan menyerah dengan keadaan, tapi

buatlah keadaan menyerah denganmu

(penulis)

If you born poor it’s not your mistake,

But if you die poor it’s your mistake

(9)
(10)
(11)

ABSTRAK

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN DISIPLIN KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU

Survei pada Guru-Guru di SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Se-Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Theo Pegita

Universitas Sanata Dharma 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh positif kepemimpinan kepala sekolah dan disiplin kerja guru terhadap kinerja guru. Jenis penelitian ini adalah penelitian survei. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 5 Maret - 20 April 2015. Populasi penelitian ini adalah seluruh guru SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen se-Kota Yogyakarta yang berjumlah 353 guru. Sampel penelitian sebanyak 203 guru. Teknik penarikan sampel adalah Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data adalah kuesioner. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dan Chi Square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh positif kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru. Derajat asosiasi rendah (C=0,180; Cmax=0,816; r=0,22 berada pada rentang 0,20 < r ≤ 0,40); (2) ada

(12)

ABSTRACT

THE CONSEQUENCE OF THE PRINCIPAL LEADERSHIP AND TEACHER DISCIPLINE TOWARD TEACHER’S PERFORMANCE A Survey on Teachers in Vocational High School of Business and Management

Program inYogyakarta Special Region

Theo Pegita

Sanata Dharma University 2015

This research aims to know the positive consequenceof principal leadership and teacher discipline toward teacher’s performance. The type of this research isa survey research. This research was carried outfrom 5 March to 20 April 2015. The population of this research were 353 teachers of Vocational High Schools Business and Management program in Yogyakarta. The research samples were 203 teachers. The techniqueof taking samples was Purposive Sampling. Data collection technique was questionnaires. Data were analyzed by using descriptive analysis and Chi Square.

The result of the researchindicates that: (1) there is a positive consequence of principal leadership toward teacher’s performance. Have a low degree of association(C=0,180; Cmax=0,816; r=0,22 was in the range of 0,20 < r ≤ 0,40); (2)

(13)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala

berkat dan kasih-Nya sehingga skripsi ini telah selesai dengan baik. Banyak hal

yang harus dihadapi penulis dalam penyusunan skripsi ini, namun dengan campur

tangan Tuhan penulis dapat melewatinya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk

memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi

Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi. Penulis menyadari bahwa

skripsi ini dapat terselesaikan tidak lepas dari bantuan, dukungan, dan dorongan

dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan FKIP, Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Kaprodi Pendidikan Ekonomi

BKK Pendidikan Akuntansi

4. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd, selaku dosen

pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dengan sabar,

memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini

5. Orangtuaku Sidik Widagdo dan Tri Susilowati serta adikku Jose Memo

Novendro yang selalu memberikan dukungan, doa, dan semangat

6. Yang terkasih Fransisca Mega Pratiwi yang selalu menemani dalam

melaksanakan penelitian, mendengarkan segala keluh kesah, mendoakan,

(14)

7. Teman-teman PAK 2011: Rego, Unggul, Hery, Andrew, Radit, Alfon, Vivi,

Endah, Arum dan teman-teman yang lain yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu.

8. Teman-teman perantauan: Yogie Kempleng, Anjar Ganja, Danu Sokle, Yoga

Sipek yang selalu membuat hiburan dengan canda tawa semua

9. Seluruh dosen Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan pengetahuan

dan ilmu yang sangat berguna bagi kehidupanku

10. Dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya ucapkan terima

kasih.

(15)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA IMLIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xxi

DAFTAR LAMPIRAN ... xxii

BAB I. PENDAHULUAN... ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

(16)

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II. LANDASAN TEORI ... 9

A. Kinerja Guru... 9

1. Pengertian Kinerja ... 9

2. Kinerja Guru ... 10

3. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kinerja Guru ... 14

B. Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 17

1. Pengertian Kepemimpinan ... 17

2. Sifat-sifat Kepemimpinan ... 18

3. Fungsi Kepala Sekolah ... 19

4. Tugas-tugas Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 25

5. Standar Kompetensi Kepala Sekolah ... 27

C. Disiplin Kerja ... 30

1. Pengertian Disiplin ... 30

2. Jenis Disiplin Kerja ... 30

3. Syarat-Syarat Disiplin Kerja ... 32

4. Pendekatan Disiplin Kerja ... 34

5. Teknik-Teknik Pelaksanaan Disiplin Kerja ... 36

D. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ... 38

(17)

F. Paradigma Berpikir ... 42

BAB III. METODE PENELITIAN ... 43

A. Jenis Penelitian ... 43

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 43

1. Tempat Penelitian ... 43

2. Waktu Penelitian ... 43

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 44

1. Subyek Penelitian ... 44

2. Obyek Penelitian ... 44

D. Populasi, Sampel, dan Penarikan Sampel ... 44

1. Populasi Penelitian ... 44

2. Sampel Penelitian ... 45

3. Teknik Penarikan Sampel... 46

E. Variabel dan Pengukurannya ... 49

1. Variabel Penelitian ... 49

2. Teknik Pengukuran Variabel Penelitian ... 51

F. Teknik Pengumpulan Data ... 52

G. Operasionalisasi Variabel... 53

H. Teknik Pengujian Instrumen ... 55

1. Uji Validitas ... 55

2. Uji Reliabilitas... 60

I. Teknik Analisis Data ... 63

(18)

2. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Disiplin Kerja

Guru terhadap Kinerja Guru ... 76

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 79

I. Deskripsi Data ... 79

1. Kinerja Guru ... 80

2. Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 84

3. Disiplin Kerja Guru ... 91

J. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Disiplin Kerja Guru terhadap Kinerja Guru ... 96

1. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru ... 96

a. Mencari nilai Chi-Square ... 98

b. Derajat hubungan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru ... 99

2. Pengaruh Disiplin Kerja Guru terhadap Kinerja Guru ... 100

a. Mencari nilai Chi-Square ... 102

b. Derajat hubungan disiplin kerja guru terhadapkinerja guru ... 103

3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 103

a. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru ... 104

(19)

BAB V PENUTUP ... 112

A. Kesimpulan ... 112

B. Keterbatasan Penelitian ... 113

C. Saran ... 114

DAFTAR PUSTAKA ... 116

(20)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Data SMK Program Bisnis dan Manajemen se-Kota

Yogyakarta ... 45

Tabel 3.2 Data SMK Program Bisnis dan Manajemen sebagai Sampel ... 48

Tabel 3.3 Perhitugan Sampel Guru SMK Program Bisnis dan Manajemen se- Kota Yogyakarta ... 49

Tabel 3.4 Skala Pengukuran ... 51

Tabel 3.5 Operasionalisasi Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 53

Tabel 3.6 Operasionalisasi Variabel Disiplin Kerja Guru ... 54

Tabel 3.7 Operasionalisasi Variabel Kinerja Guru ... 54

Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Pengujian Validitas Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 57

Tabel 3.9 Hasil Perhitungan Kembali Pengujian Validitas Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 58

Tabel 3.10 Hasil Perhitungan Pengujian Validitas Variabel Disiplin Kerja Guru ... 59

Tabel 3.11 Hasil Perhitungan Pengujian Validitas Variabel Kinerja Guru ... 60

Tabel 3.12 Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas ... 62

Tabel 3.13 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Penelitian ... 63

Tabel 3.14 Nilai Persentil PAP Tipe II ... 64

(21)

Tabel 3.16 Rentang Dimensi Pedagogik ... 66

Tabel 3.17 Rentang Dimensi Kepribadian ... 67

Tabel 3.18 Rentang Dimensi Profesional ... 67

Tabel 3.19 Rentang Dimensi Sosial ... 68

Tabel 3.20 Rentang Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 69

Tabel 3.21 Rentang Dimensi Kepribadian ... 70

Tabel 3.22 Rentang Dimensi Manajerial ... 70

Tabel 3.23 Rentang Dimensi Kewirausahaan ... 71

Tabel 3.24 Rentang Dimensi Supervisi ... 72

Tabel 3.25 Rentang Dimensi Sosial ... 72

Tabel 3.26 Rentang Disiplin Kerja Guru ... 73

Tabel 3.27 Rentang Dimensi Ketepatan Waktu ... 74

Tabel 3.28 Rentang Dimensi Penggunaan Peralatan Kantor ... 74

Tabel 3.29 Rentang Dimensi Tanggung Jawab yang Tinggi ... 75

Tabel 3.30 Rentang Dimensi Ketaatan ... 76

Tabel 3.31 Kriteria Nilai r ... 78

Tabel 4.1 Deskripsi Kinerja Guru ... 80

Tabel 4.2 DeskripsiKinerja Guru pada Kompetensi Pedagogik... 81

Tabel 4.3 Deskripsi Kinerja Guru pada Kompetensi Kepribadian ... 82

Tabel 4.4 Deskripsi Kinerja Guru pada Kompetensi Profesional ... 83

Tabel 4.5 Deskripsi Kinerja Guru pada Kompetensi Sosial ... 84

Tabel 4.6 Deskripsi Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 85

(22)

Kepribadian ... 86

Tabel 4.8 Deskripsi Kepemimpinan Kepala Sekolah pada Kompetensi

Manajerial ... 87

Tabel 4.9 Deskripsi Kepemimpinan Kepala Sekolah pada Kompetensi

Kewirausahaan ... 88

Tabel 4.10 Deskripsi Kepemimpinan Kepala Sekolah pada Kompetensi

Supervisi ... 89

Tabel 4.11 Deskripsi Kepemimpinan Kepala Sekolah pada Kompetensi

Sosial ... 90

Tabel 4.12 Deskripsi Disiplin Kerja Guru ... 91

Tabel 4.13 Deskripsi Disiplin Kerja Guru pada Dimensi Ketepatan

Waktu ... 92

Tabel 4.14 Deskripsi Disiplin Kerja Guru pada Dimensi Penggunaan

Peralatan Kantor ... 93

Tabel 4.15 Deskripsi Disiplin Kerja Guru pada Dimensi Tanggung Jawab

yang Tinggi ... 94

Tabel 4.16 Deskripsi Disiplin Kerja Guru pada Dimensi Ketaatan ... 95

Tabel 4.17 Tabel Kontingensi dan Frekuensi Harapan Pengaruh

KepemimpinanKepala Sekolah terhadap Kinerja Guru ... 97

Tabel 4.18 Hasil Analisis Chi-Square Pengaruh Kepemimpinan Kepala

Sekolah terhadap Kinerja Guru ... 98

Tabel 4.19 Hasil Analisis Koefisien Kontingensi Pengaruh Kepemimpinan

(23)

Tabel 4.20 Tabel Kontingensi dan Frekuensi Harapan Disiplin Kerja Guru

terhadap Kinerja Guru ... 101

Tabel 4.21 Hasil Analisis Chi-Square Pengaruh Disiplin Kerja Guru terhadap Kinerja Guru ... 102

Tabel 4.22 Hasil Analisis Koefisien Kontingensi Pengaruh Disiplin Kerja

(24)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(25)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Instrumen Penelitian... 119

Lampiran 2. Data Induk Penelitian ... 131

Lampiran 3. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 159

Lampiran 4. PAP II dan Deskripsi Data ... 168

Lampiran 5. Analisis Chi-Square ... 188 Lampiran 6. Tabel Statistik ... 194

(26)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses kehidupan manusia yang sangat berperan

penting dalam meningkatkan kualitas hidupnya. UU RI Nomor 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam pasal 1 ayat 1 dinyatakan bahwa

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan yang

berkualitas akan mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas akan menentukan keberhasilan

suatu negara dalam melaksanakan pembangunan nasional. Rendahnya Sumber

Daya Manusia (SDM) akan menghambat pembangunan nasional dan menjadi

batu sandungan di era globalisasi seperti sekarang ini. Berapapun besarnya

Sumber Daya Alam (SDA), sarana prasarana yang tersedia, jika diolah oleh

Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas maka akan memperoleh hasil

yang optimal. Untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

berkualitas tersebut, maka aspek yang paling mendasar adalah meningkatkan

kualitas pendidikan yang ada. Pendidikan diharapkan dapat menjadi sarana

(27)

Berbagai upaya telah dilaksanakan oleh pemerintah dalam

meningkatkan mutu pendidikan nasional. Fenomena dalam dunia pendidikan

yang akhir-akhir ini terjadi adalah perubahan kurikulum dari kurikulum 2013

kembali ke kurikulum 2006 (KTSP). Pada awalnya kurikulum 2013 diharapkan

dapat membentuk generasi masa depan yang tidak hanya cerdas dalam

intelektualnya saja melainkan cerdas dalam berbagai aspek seperti emosi,

sosial, dan spiritual. Tetapi pada implementasi kurikulum 2013 masih terdapat

banyak kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik maupun tenaga pendidiknya

antara lain kurangnya persiapan pada penerapan kurikulum 2013 yang secara

nyata dapat dilihat dari buku pelajaran yang belum dapat diterima di ribuan

sekolah yang terdapat di seluruh indonesia, selain itu guru juga dianggap belum

siap dalam menerapkan kurikulum 2013 karena banyak metode-metode yang

sulit diterapkan baik dalam penilaian siswa maupun pada proses pembelajaran.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

memutuskan bahwa kurikulum 2013 tidak digunakan lagi dan dilaksanakan

evalusi terhadap kurikulum 2013 tersebut. Bersamaan dengan hal tersebut,

maka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberlakukan kembali

kurikulum 2006 (KTSP) yang dulu pernah di jalankan.

Sekolah adalah lembaga formal yang memegang peranan penting dalam

meningkatkan kualitas hidup seseorang melalui berbagai jenis pendidikan dan

pembelajaran yang ada di dalamnya. Sekolah merupakan salah satu alternatif

digunakan sebagai sarana dalam pendidikan. Setiap sekolah pasti memiliki visi,

(28)

membutuhkan tenaga pendidik yang profesional, organisasi sekolah yang baik,

dan dukungan baik berupa finansial maupun non-finansial.

Guru adalah komponen utama dalam melaksanakan pendidikan yang

ada di sekolah. Guru berperan penting dalam pencapaian visi, misi dan fungsi

sekolah. Guru berperan penting dalam menciptakan Sumber Daya Manusia

(SDM) yang berkualitas. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 1, ayat (1) menjelaskan bahwa:

“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utamanya mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Keprofesionalan guru atau

tenaga pendidik akan memberikan manfaat yang besar bagi siswanya. Faktor

guru yang memberikan pengaruh yang sangat besar adalah kinerja guru.

Gibson yang dikutip oleh Supardi (2013:19) mengemukakan bahwa kinerja

guru dipengaruhi oleh tiga kelompok variabel, yaitu “pertama variabel

individu, kedua variabel organisasi dan ketiga variabel psikologis individu”.

Dalam kaitan dengan penelitian ini variabel individu meliputi: kemampuan dan

keterampilan fisik: mental fisik (dalam hal ini kemampuan dalam memahami

kurikulum), latar belakang (keluarga, tingkat sosial, pengalaman), demografis

(umur, etnis, jenis kelamin). Variabel organisasi meliputi: sumber daya,

kepemimpinan (dalam hal ini pemberian layanan supervisi), imbalan, struktur,

(29)

iklim kerja). Variabel psikologis meliputi: persepsi, sikap, kepribadian, belajar,

motivasi, kepuasan kerja, iklim kerja.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia (Permendiknas) Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kompetensi

Guru dinyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

Keempat aspek tersebut harus ada pada kinerja guru. Jika keempat aspek

tersebut telah diaplikasikan oleh tenaga pendidik atau guru maka akan tercipta

guru yang profesional.

Keberhasilan pendidikan di sekolah ditentukan oleh kinerja kepala

sekolah dalam mengatur dan mengelola tenaga kependidik yang ada di sekolah.

Kepala sekolah berperan penting dalam keberhasilan sekolah dalam mencapai

visi, misi dan menjalankan fungsi sekolah. Jika kepala sekolah dapat mengelola

tenaga pendidik dengan baik, maka kualitas sekolah tersebut juga akan

semakin baik. Kebijaksaan dan kecakapan kepala sekolah akan menentukan

seperti apa mutu dan kualitas pendidikan tersebut. Kriteria keberhasilan

sekolah diperlukan kepemimpinan kepala sekolah yang berkualitas. Kepala

sekolah bertugas mengatur semua organisasi yang ada disekolah dan bekerja

sama dengan guru-guru dalam mendidik peserta didik.

Kepala sekolah merupakan pimpinan tertinggi yang sangat berpengaruh

dalam menentukan kemajuan sekolah harus memiliki kemampuan administrasi,

memiliki komitmen tinggi, dan cakap dalam melaksanakan tugasnya. Kepala

(30)

pembinaan kemampuan tenaga kependidikan. Oleh karena itu, kepala sekolah

harus memiliki kepribadian, kemampuan, dan keterampilan untuk memimpin

sebuah lembaga pendidikan. Kepala sekolah dalam hal ini merupakan salah

satu komponen dalam meningkatkan kinerja guru.

Kinerja guru tidak semata-mata dipengaruhi oleh kepala sekolah saja,

tetapi kinerja guru juga dipengaruhi oleh faktor lain, salah satunya adalah

disiplin kerja guru. Disiplin pada hakekatnya adalah kemampuan untuk

mengendalikan diri dalam bentuk tidak melakukan sesuatu tindakan yang tidak

bertentangan dengan sesuatu yang telah ditetapkan dan melakukan sesuatu

yang mendukung dan melindungi sesuatu yang telah ditetapkan. Disiplin kerja

merupakan kemampuan seseorang untuk secara teratur, tekun secara terus–

menerus dan bekerja sesuai dengan atuaran–aturan yang berlaku dengan tidak

melanggar aturan–aturan yang sudah ditetapkan. Jika guru memiliki disiplin

kerja yang baik, maka guru akan bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang

diberikan kepadanya. Disiplin kerja yang baik dapat digunakan sebagai

indikator dalam mengukur kinerja guru.

Untuk memujudkan pendidikan yang berkualitas pasti terjadi berbagai

kesulitan atau kendala. Salah satu kesulitan atau kendala yang terjadi ada di

dalam sekolah itu sendiri. Salah satu kendalanya adalah kinerja guru itu

sendiri. Pada saat melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di

sekolah, dari pengamatan penulis menemukan ada beberapa masalah yang

berkaitan dengan kinerja guru yang kurang baik yaitu : (a) guru keluar masuk

(31)

belum menerapkan RPP sebagai dasar dalam mengajar di kelas, (c) guru yang

terlambat masuk kelas dan mengakhiri pada saat pelajaran belum selesai, (d)

masih ada kendala dalam menjalin hubungan antara guru dan komponen

sekolah yang lainnya dengan baik.

Faktor kepemimpinan kepala sekolah dan disiplin kerja guru dipandang

memiliki peranan yang penting bagi kinerja guru. Maka, penulis memiliki

keinginan untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh

Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Disiplin Kerja Guru terhadap

Kinerja Guru” Survei pada Guru-Guru di SMK Bidang Keahlian Bisnis dan

Manajemen se-Kota Yogyakarta.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas ada beberapa masalah yang

berkaitan dengan kinerja guru yang kurang baik. Masalah tersebut antara lain :

1. Guru keluar masuk kelas pada saat pelajaran masih berlangsung.

2. Masih ada beberapa guru yang belum menerapkan RPP sebagai dasar

dalam mengajar di kelas.

3. Guru yang terlambat masuk kelas dan mengakhiri pelajaran pada saat

pelajaran belum selesai.

4. Masih ada kendala dalam menjalin hubungan antara guru dan komponen

(32)

C. Batasan Masalah

Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak terlalu luas dan dapat lebih

fokus kepada masalah yang akan diteliti, maka penulis membatasi penelitian

ini hanya pada kepemimpinan kepala sekolah dan disiplin kerja guru dengan

kinerja guru.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan diteliti

dalam penelitian ini adalah:

1. Adakah pengaruh positif kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja

guru?

2. Adakah pengaruh positif disiplin kerja guru terhadap kinerja guru?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini antara lain:

1. Untuk mengetahui adakah pengaruh positif kepemimpinan kepala sekolah

terhadap kinerja guru.

2. Untuk mengetahui adakah pengaruh positif disiplin kerja guru terhadap

(33)

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini yaitu:

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat menambah ilmu pengetahuan sebagai hasil dari pengamatan

langsung serta dapat memahami penerapan disiplin ilmu yang telah

diperoleh selain studi di perguruan tinggi.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan

bagi pembaca dan pihak-pihak yang berkepentingan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Hasil penelitian ini di harapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan

untuk peningkatan kinerja guru.

b. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam

pembinaan dan pengembangan guru sehingga dapat tercapainya tujuan

pendidikan.

c. Bagi peneliti lain dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk penelitian

(34)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kinerja Guru

1. Pengertian Kinerja

Menurut Supardi (2013:45) menjelaskan bahwa kinerja

merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan,

menyelesaikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan harapan dan

tujuan yang telah ditetapkan. Dilihat dari arti awal kinerja berasal dari

kata performance. Kata performance memberikan tiga arti, yaitu: (1) “prestasi” seperti pada dalam konteks atau kalimat “high performance car”, atau “ mobil yang sangat cepat”, (2) “pertunjukan“ seperti dalam konteks atau kalimat “folk dance performance” atau “pertunjukan tari-tarian rakyat”, (3) “ pelaksaan tugas” seperti dalam konteks atau kalimat

in performing his/her duties” Ruky yang dikutip oleh Supardi (2013:45). Menurut Robbins yang dikutip dari Lijan (2012:5)

menyatakan bahwa kinerja merupakan kemampuan individu dalam

melakukan sesuatu dengan keahlian tertentu. Menurut Prawirosentono

yang dikutip dari Lijan (2012:5) menyatakan bahwa kinerja adalah hasil

kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam

organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab

masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan

(35)

Menurut Supardi (2013:41) kinerja merupakan kemampuan dalam

melaksanakan aktivitas secara menyeluruh terhadap pekerjaan yang

merupakan tanggung jawab seseorang dan lebih dari kinerja juga

bermakna sebagai kerja yang menggambarkan produktivitas dan kualitas

kerja seseorang dalam suatu organisasi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah kemampuan

seseorang dalam melakukan, bertanggung jawab untuk menyelesaikan

tugasnya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Kinerja Guru

Supardi (2013:54) mendefinisikan kinerja guru sebagai suatu

kondisi yang menunjukan kemampuan seorang guru dalam menjalankan

tugasnya di sekolah serta menggambarkan adanya suatu perbuatan yang

ditampilkan guru dalam atau selama melakukan aktivitas pembelajaran.

Kinerja guru dapat ditunjukkan dari seberapa besar

kompetensi-kompetensi yang dipersayaratkan dipenuhi. “kompetensi-kompetensi-kompetensi-kompetensi

tersebut meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial dan kompetensi profesional” (undang-undang No. 14

tahun 2005 tentang guru dan dosen).

Selain UU tersebut yang membahas tentang

kompetensi-kompetensi itu adalah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia (Permendiknas) Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar

(36)

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan

kompetensi profesional.

a. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan yang harus dimiliki

guru berkenaan dengan karakteristik siswa dilihat dari berbagai aspek

seperti moral, emosional, dan intelektual. Kemampuan yang harus

dimiliki guru berkenaan dengan aspek – aspek yang diamati, yaitu:

1) Penguasaan terhadap karakteristik peserta didik dari aspek fisik,

moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

2) Penguasaan terhadap teori belajar dan prinsip – prinsip

pembelajaran yang mendidik.

3) Mampu mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang

pengembangan yang diampu.

4) Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.

5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

kepentingan penyelenggaran kegiatan pengembangan yang

mendidik.

6) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

7) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta

(37)

8) Melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar,

memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan

pembelajaran.

9) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas

pembelajaran.

b. Kompetensi kepribadian

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan yang berkaitan

dengan kemantapan dan integritas kepribadian seorang guru.

Kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan aspek – aspek

yang diamati, yaitu:

1) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan

kebudayaan nasional Indonesia.

2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan

teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

3) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif,

dan berwibawa.

4) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga

menjadi guru, dan rasa percaya diri.

5) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

c. Kompetensi sosial

Kompetensi sosial adalah kemampuan guru dalam berkomunikasi,

bekerja sama, bergaul simpatik, dan mempunyai jiwa yang

(38)

1) Bertindak obyektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan

jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan

status sosial ekonomi.

2) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama

pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

3) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Repubik

Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.

4) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain

secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

d. Kompetensi profesional

Kompetensi profesional adalah kemampuan yang harus dimiliki

guru dalam perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran.

Kemampuan yang harus dimiliki guru dalam proses pembelajaran dapat

diamati dari aspek – aspek:

1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang

mendukung mata pelajaran yang diampu.

2) Menguasai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata

pelajaran / bidang pengembangan yang diampu.

3) Mengembangkan materi pelajaran yan diampu secara kreatif.

4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan

melakukan tindakan reflektif.

5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

(39)

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru

Menurut Locke dan Latham yang dikutip oleh Supardi (2013:48)

mengungkapkan bahwa secara individual, kinerja seseorang ditentukan

oleh beberapa bidang sebagai berikut :

a) Kemampuan, b) Komitmen, c) Umpan balik, d) Kompleksitas tugas, e)

Kondisi yang menghambat, f) Tantangan, g) Tujuan, h) Fasilitas,

keakuratan dirinya, i) Arah, usaha, j) Daya tahan/ketekunan, k) Strategi

khusus dalam mengahadapi tugas.

Menurut Supardi (2013:49) mengatakan bahwa standar kinerja

guru merupakan suatu bentuk kualitas atau patokan yang menunjukkan

adanya jumlah dan mutu kerja yang harus dihasilkan guru meliputi:

pengetahuan, keterampilan, sistem penempatan dan unit variasi

pengalaman, kemampuan praktis, kualifikasi, hasil pekerjaan dan

pengembangan. Selain adanya indikator kinerja terdapat juga faktor yang

memengaruhi kinerja. Seperti yang telah dijelaskan oleh Tempe yang

dikutip oleh Supardi (2013:50) menyatakan bahwa “faktor yang

memengaruhi prestasi kerja atau kinerja seseorang antara lain adalah

lingkungan, perilaku manajemen, desain jabatan, penilaian kinerja,

umpan balik dan administrasi pengupahan”. Sedangkan menurut

Kopelman yang dikutip oleh Supardi (2013:50) menyatakan bahwa

kinerja organisasi ditentukan oleh empat faktor antara lain yaitu: (1)

lingkungan, (2) karakteristik individu, (3) karakteristik organisasi dan (4)

(40)

Menurut Mulyasa (2007:16) mengemukakan faktor-faktor yang

memengaruhi kinerja adalah sebagai berikut:

a. Sikap mental (motivasi kerja, disiplin kerja, etika kerja)

b. Pendidikan

Pada umumnya orang yang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan

memiliki wawasan yang lebih luas. tingginya kesadaran akan

pentingnya kinerja akan mendorong guru untuk bertindak produktif.

c. Keterampilan

Semakin terampil seorang guru maka akan lebih dapat menggunakan

fasilitas dengan baik

d. Manajemen kepemimpinan

Manajemen kepemimpinan yang tepat akan menimbulkan semangat

yang lebih tinggi sehingga akan mendorong guru untuk bertindak

produktif.

e. Hubungan industrial, dapat:

1) Menciptakan ketenangan kerja dan memberikan motivasi kerja

secara produktif sehingga produktifitas dapat meningkat.

2) Menciptakan hubungan kerja yang serasi dan dinamis sehingga

menumbuhkan partisipasi aktif dalam usaha meningkatkan

produktifitas.

3) Meningkatkan harkat dan martabat tenaga kependidikan

sehingga mendorong diwujudkannya jiwa yang berdedikasi

(41)

f. Tingkat penghasilan

Tingkat penghasilan yang memadai dapat menimbulkan konsentrasi

kerja dan kemampuan yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk

meningkatkan kinerja.

g. Gizi dan kesehatan

Gizi dan kesehatan akan meningkatkan semangat kerja dan

mewujudkan kinerja yang tinggi.

h. Jaminan sosial

Jaminan sosial yang mencukupi akan membuat guru lebih giat dalam

bekerja dan mendorong pemanfaatan seluruh kemampuan untuk

meningkatkan kinerja.

i. Lingkungan hidup dan suasana kerja

Lingkungan dan suasana kerja yang baik akan memberikan semangat

bagi guru dalam bekerja dan meningkatkan tanggung jawab yang

lebih dalam melaksanakan pekerjaannya.

j. Sarana prasarana

Sarana pembelajaran yang tidak baik akan mengakibatkan

pemborosan.

k. Teknologi

Teknologi yang dipakai secara tepat akan mempercepat penyelesaian

proses pendidikan, menghasilkan jumlah lulusan yang berkualitas

(42)

l. Kesempatan berprestasi

Kesempatan berprestasi dapat menimbulkan dorongan psikologis

untuk meningkatkan dedikasi serta pemanfaatan potensi yang

dimiliki dalam meningkatkan kinerja.

Dengan demikian, dapat diartikan bahwa kinerja pegawai sangat

dipengaruhi oleh karakteristik individu yang terdiri atas, pengetahuan,

keterampilan, kemampuan, motivasi, kepercayaan, nilai-nilai, serta sikap.

Karakteristik individu sangat dipengaruhi oleh karakteristik organisasi

dan karakteristik pekerjaan.

B. Kepemimpinan Kepala Sekolah

1. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan diterjemahkan ke dalam istilah sifat-sifat,

perilaku individu, pengaruh terhadap orang lain, pola-pola interaksi,

hubungan kerja sama antar peran, kedudukan dari suatu jabatan

administratif, dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh

(Wahjosumidjo,2007:17). Tannembaum, weshler & Massarik yang

(43)

Menurut Wahjosumidjo (2007:17), dalam berbagai definisi yang

berbeda-beda tersebut mengandung kesamaan asumsi yang bersifat

umum, seperti :

a. Di dalam suatu fenomena kelompok melibatkan interaksi antara dua

orang atau lebih,

b. Di dalam melibatkan proses mempengaruhi, dimana pengaruh yang

sengaja digunakan pemimpin terhadap para bawahan.

Dengan demikian dapat disimpulkan kepemimpinan adalah

kemampuan seseorang untuk membimbing dan mempengaruhi orang lain

agar dapat bekerja dengan baik dan tercapainya tujuan bersama.

Kepemimpinan kepala sekolah dapat diartikan sebagai kemampuan

seorang guru untuk memimpin sekolah dalam membimbing dan

memengaruhi bawahannya agar dapat bekerja bersama dengan baik

dalam pencapaian tujuan sekolah yaitu meningkatkan kualitas

pendidikan.

2. Sifat-sifat Kepemimpinan

Pemimpin pastilah mempunyai sifat-sifat yang menunjukkan

bahwa dirinya memiliki kualitas dan mutu dalam berperilaku yang baik.

terdapat beberapa teori kesifatan atau yang dikemukakan oleh beberapa

ahli. Ghiselli dalam Sari (2010:20) menjelaskan terdapat 6 (enam) sifat

kepemimpinan yaitu :

(44)

b. Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan, mencakup pencarian akan

tanggung jawab dan keinginan sukses.

c. Kecerdasan, mencakup kebijaksanaan, pemikiran kreatif, dan daya

pikir.

d. Ketegasan atau kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan

dan memecahkan masalah-masalah dengan cakap dan tepat

e. Kepercayaan diri atau pandangan pada diri sehingga mampu

menghadapi masalah

f. Inisiatif atau kemampuan untuk bertindak tidak tergantung,

mengembangkan serangkaian kegiatan dan menemukan cara-cara

baru atau inovasi

3. Fungsi Kepala Sekolah

Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin seharusnya dalam

praktik sehari-hari selalu berusaha memperhatikan dan mempraktikan

delapan fungsi kepemimpinan di dalam kehidupan sekolah, antara lain

(Wahjosumidjo, 2007:118-119):

a. Bertanggung jawab agar para guru, staf dan siswa menyadari akan

tujuan sekolah yang telah ditetapkan, dengan kesadaran tersebut para

guru, staf dan siswa dengan penuh semangat, keyakinan

melaksanakan tugas masing-masing dalam mencapai tujuan sekolah.

b. Agar guru, staf dan siswa melaksanakan tugas-tugas dengan penuh

(45)

menyediakan segala dukungan, peralatan, fasilitas, berbagai

peraturan dan suasana yang mendukung kegiatan.

c. Kepala sekolah harus pula memahami motivasi setiap guru, staf dan

siswa, mengapa mereka bersikap dan berperilaku baik yang bersifat

positif maupun reaksi yang tidak mendukung.

d. Kepala sekolah harus selalu tampak sebagai sosok yang selalu

tampak sebagai sosok yang selalu dihargai, terpercaya, diteladani,

dituruti segala perintahnya, sehingga kepala sekolah sebagai seorang

pemimpin betul betul berfungsi sebagai sumber inspirasi bawahan.

e. Kepala sekolah harus selalu dapat menjaga memelihara

keseimbangan antara guru, staf, dan siswa di satu pihak dan

kepentingan sekolah serta kepentingan masyarakat dipihak lain.

Sehingga tercipta suasana keseimbangan, keserasian antara

kehidupan sekolah dengan masyarakat.

f. Tiap kepala sekolah harus menyadari bahwa esensi kepemimpinan

adalah kepengikutan. Artinya kepemimpinan tidak akan terjadi

apabila tidak didukung pengikut atau bawahan. Bawahan dalam hal

ini adalah para guru, staf, dan siswa.

g. Memberikan bimbingan, mengadakan koordinasi kegiatan,

mengadakan pengendalian/pengawasan dan mengadakan pembinaan

agar masing-masing anggota/bawahan memperoleh tugas yang wajar

(46)

h. Untuk mengatasi permasalahan mengenai pengelolaan kepala

sekolah yang sebenarnya sangat menentukan terciptanya kepala

sekolah profesional.

Teori kesifatan menurut Tead dan Terry dalam Sari (2010:21) yaitu

sebagai berikut :

a. Teori kesifatan menurut Tead:

1) Energi jasmaniah dan mental

Mempunyai daya tahan, keuletan, kekuatan baik jasmani maupun

mental untuk mengatasi semua permasalahan.

2) Kesadaran akan tujuan dan arah

Mengetahui arah dan tujuan organisasi, serta yakin akan

manfaatnya.

3) Antusiasme

Pekerjaan mempunyai tujuan yang bernilai, menyenangkan,

memberikan sukses, dan dapat membangkitkan antusiasme bagi

pemimpin maupun bawahan.

4) Keramahan dan kecintaan

Dedikasi pemimpin bisa memotivasi bawahan untuk melakukan

perbuatan yang menyenangkan semua pihak, sehingga dapat

(47)

5) Integritas

Pemimpim harus bersikap terbuka, merasa utuh bersatu, sejiwa dan

seperasaan dengan anak buah sehingga bawahan menjadi lebih

percaya dan hormat.

6) Penguasaan teknis

Setiap pemimpin harus menguasai satu atau beberapa kemahiran

teknis agar ia mempunyai kewibawaan dan kekuasaan untuk

memimpin.

7) Ketegasan dalam mengambil keputusan

Pemimpin yang berhasil pasti dapat mengambil keputusan secara

cepat, tegas dan tepat sebagai hasil dari kearifan dan

pengalamannya.

8) Kecerdasan

Orang yang cerdas akan mampu mengatasi masalah dalam waktu

yang lebih cepat dan cara yang lebih efektif.

9) Keterampilan mengajar

Pemimpin yang baik adalah yang mampu menuntun, mendidik,

mengarahkan, mendorong, dan menggerakkan anak buahnya untuk

berbuat sesuatu.

10)Kepercayaan

Keberhasilan pemimpin didukung oleh kepercayaan dari anak

buahnya, yaitu percaya bahwa pemimpin dengan anggota berjuang

(48)

b. Teori kesifatan menurut Terry:

1) Kekuatan

Kekuatan badaniah dan rohaniah merupakan syarat yang pokok

bagi pemimpin agar mempunyai daya tahan untuk menghadapi

berbagai rintangan

2) Stabilitas emosi

Pemimpin dengan emosi yang stabil akan menunjang

pencapaian lingkungan sosial yang rukun, damai, dan humoris

3) Pengetahuan tentang relasi insani

Pemimpin memiliki pengetahuan tentang sikap, watak, dan

perilaku bawahan agar bisa menilai kelebihan dan kelemahan

bawahan sesuai dengan tugas yang diberikan.

4) Kejujuran

Pemimpin yang baik harus mempunyai kejujuran baik kepada

diri sendiri maupun kepada bawahan.

5) Obyektif

Pemimpin harus obyektif, mencari bukti-bukti yang nyata dan

sebab dari suatu kejadian dan memberikan alasan yang rasional

atas penolakannya.

6) Dorongan pribadi

Keinginan dan kesediaan untuk menjadi pemimpin harus

muncul dari dalam hati agar ikhlas memberikan pelayanan dan

(49)

7) Keterampilan berkomunikasi

Pemimpin diharapkan mahir dalam menulis dan berbicara,

mudah menangkap maksud orang lain, mahir mengintegrasikan

berbagai opini serta aliran yang berbeda-beda untuk mencapai

kerukunan dan keseimbangan.

8) Kemampuan mengajar

Pemimpin diharapkan juga mampu menjadi guru yang baik,

yang membawa orang belajar pada sasaran tertentu untuk

menambah pengetahuan, keterampilan agar bawahannya bisa

mandiri, mau memberikan loyalitas dan partisipasinya.

9) Keterampilan sosial

Pemimpin yang baik mempunyai sikap yang ramah, terbuka,

mau menghargai pendapat orang lain sehingga dapat memupuk

kerjasama yang baik.

10)Kecakapan teknis atau kecakapan manajerial

Pemimpin diharapkan mempunyai kecakapan teknis agar dapat

tercapai efektifitas kerja dan kesejahteraan

Berdasarkan teori tentang kesifatan dan sifat-sifat pemimpin di

atas, dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat yang harus dimiliki oleh kepala

sekolah yaitu memiliki kemampuan sebagai pengawas, sehat jawmaniah

dan mental, memiliki tujuan dan arah, berintegritas, memiliki kecerdasan,

(50)

membimbing, dan memiliki keterampilan sosial yang berhubungan

dengan sesama.

4. Tugas-Tugas Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan

yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk

itu kepala sekolah harus mengetahui tugas-tugas yang harus ia

laksanakan. Wahjosumidjo (2007:42) mengemukakan tugas penting

seorang pemimpin adalah:

a. Mendefinisikan misi dan peranan organisasi

Misi dan peranan organisasi dapat dirumuskan dengan baik apabila

seorang pemimpin lebih dulu memahami asumsi struktural sebuah

organisasi.

b. Pemimpin merupakan pengejawantahan tujuan organisasi

Dalam tugas ini pemimpin harus menciptakan kebijaksanaan ke

dalam tatanan atau keputusan terhadap sarana untuk mencapai

tujuan yang direncanakan.

c. Mempertahankan keutuhan organisasi

Pemimpin bertugas untuk mempertahankan keutuhan organisasi

dengan melakukan koordinasi dan kontrol melalui dua cara, yaitu

melalui otoritas, peraturan, literally, melalui pertemuan, dan koordinasi khusus terhadap berbagai peraturan.

(51)

Di lain pihak, tugas kepala sekolah adalah:

a. Dalam perannya sebagai pendidik, kepala sekolah bertugas:

membimbing guru, karyawan, siswa, mengembangkan staf,

mengikuti perkembangan iptek dan menjadi contoh dalam proses

pembelajaran.

b. Dalam perannya sebagai manajer, kepala sekolah bertugas:

menyusun program, menyusun pengorganisasian sekolah,

menggerakkan staf, mengoptimalkan sumber daya sekolah, dan

mengendalikan kegiatan.

c. Sebagai administrator kepala sekolah bertugas: mengelola

administrasi, KBM dan BK, kesiswaan, ketenagaan, keuangan,

sarana dan prasarana, persuratan dan urusan rumah tangga sekolah.

d. Sebagai supervisor kepala sekolah bertugas menyusun program

supervisi pendidikan, memanfaatkan hasil supervisi.

e. Sebagai pemimpin kepala sekolah bertugas menyusun dan

mensosialisasikan visi dan misi suatu program sekolah, mengambil

keputusan, dan melakukan komunikasi.

f. Sebagai pembaharu kepala sekolah bertugas mencari dan

melakukan pembaharuan dalam berbagai aspek, mendorong guru,

staf dan orangtua untuk memahami dan memberikan dukungan

terhadap pembaharuan yang ditawarkan.

g. Sebagai pembangkit minat (motivator) kepala sekolah bertugas

(52)

penghargaan dan hukuman (reward and punishment) yang sistemik.

5. Standar Kompetensi Kepala Sekolah

Di dalam Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar

Kepala Sekolah/Madrasah terdapat lima kompetensi yang mencakup

kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan

sosial. Sehingga peneliti menggunakan lima kompetensi ini sebagai

pengukur kepemimpinan kepala sekolah. Lima kompetensi didalam

Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala

Sekolah/Madrasah yaitu:

a. Kompetensi kepribadian

1) Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak

mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di

sekolah/madrasah.

2) Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.

3) Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai

kepala sekolah/madrasah.

4) Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.

5) Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam

pekerjaan sebagai kepala sekolah/madrasah.

6) Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin

(53)

b. Kompetensi manajerial

1) Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai

tingkatan perencanaan.

2) Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan

kebutuhan.

3) Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan

sumber daya sekolah/madrasah secara optimal.

4) Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah

menuju organisasi pembelajar yang efektif.

5) Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif

dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik.

6) Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber

daya manusia secara optimal.

7) Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka

pendayagunaan secara optimal.

8) Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam

rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan

sekolah/madrasah.

9) Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik

baru, dan penempatan dan pengembangan kapasitas peserta

didik.

10) Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran

(54)

11) Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip

pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien.

12) Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung

pencapaian tujuan sekolah/madrasah.

13) Mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam

mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di

sekolah/madrasah.

14) Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam

mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan.

15) Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan

pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah.

16) Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

program kegiatan sekolah/madrasah dengan prosedur yang tepat,

serta merencanakan tindak lanjutnya.

c. Kompetensi kewirausahaan

1) Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan

sekolah/madrasah.

2) Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah

sebagai organisasi pembelajar yang efektif.

3) Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan

tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah.

4) Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam

(55)

5) Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan

produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta

didik.

d. Kompetensi supervisi

1) Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka

peningkatan profesionalisme guru.

2) Melaksanakan supervisi akademik dengan menggunakan

pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.

3) Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam

rangka peningkatan mutu profesionalisme guru.

e. Kompetensi sosial

1) Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan

sekolah/madrasah.

2) Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.

3) Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.

C. Disiplin Kerja

1. Pengertian Disiplin

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyatakan

bahwa disiplin adalah 1) tata tertib (disekolah, dikantor, kemiliteran, dan

sebagainya), 2) ketaatan (kepatuhan) pada peraturan tata tertib, dan

sebagainya, 3) bidang studi yang memiliki obyek sistem dan metode

(56)

Saydam (2005:284) menyebutkan bahwa displin adalah pelatihan,

khusunya pelatihan pikiran dan sikap untuk menghasilkan pengendalian

diri, kebiasaan-kebiasaan untuk mentaati peraturan yang berlaku.

Handoko dalam Lijan (2012:238) menyatakan bahwa disiplin adalah

kesediaan seseorang yang timbul dengan kesadaran sendiri untuk

mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku dalam organisasi.

Dari beberapa definis tersebut, dapat disimpulkan bahwa disiplin

adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk memenuhi dan

mentaati segala norma-norma peraturan yang berlaku disekitarnya dan

bersedia menerima sanksi apabila melakukan kesalahan. Disiplin kerja

guru dapat diartikan sikap kesediaan dan kerelaan seorang guru untuk

memenuhi dan mentaati segala norma-norma peraturan yang berlaku di

sekolah dan bersedia menerima sanksi apabila melanggar peraturan

tersebut.

2. Jenis Disiplin Kerja

Pendisiplinan pegawai atau disiplin kerja adalah suatu bentuk

pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan,

sikap dan perilaku karyawan sehingga para karyawan tersebut sukarela

berusaha bekerja secara kooperatif dengan para karyawan yang lain serta

meningkatkan prestasi kerjanya (Siagian,2009:305)

(57)

a. Pendisiplinan Preventif

Pendisiplinan yang bersifat preventif adalah tindakan yang

mendorong para karyawan untuk taat kepada berbagai ketentuan

yang berlaku dan memenuhi standar yang telah ditetapkan.

b. Pendisiplinan Korektif

Jika ada karyawan yang nyata-nyata telah melakukan pelanggaran

atas ketentuan-ketentuan yang berlaku atau gagal memenuhi standar

yang telah diterapkan, kepadanya dikenakan sanksi displiner.

3. Syarat-syarat Disiplin Kerja

Soejono dalam Sari (2011:37), syarat disiplin kerja dikatakan baik

yang sekaligus sebagai indikator disiplin kerja yaitu:

a. Ketepatan waktu

Para pegawai datang ke kantor tepat waktu, tertib, teratur dan

menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Ketepatan waktu dalam

menyelesaikan pekerjaan sangat penting bagi guru. Untuk menjadi

guru teladan maka yang harus dilakukan adalah guru diharapkan

dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu sebelum batas waktu

yang ditentukan berakhir.

b. Menggunakan peralatan kantor dengan baik

Sikap hati-hati dalam menggunakan peralatan kantor dapat

menunjukkan bahwa seseorang memiliki disiplin kerja yang baik,

(58)

c. Tanggung jawab yang tinggi

Pegawai yang senantiasa menyelesaikan tugas yang dibebankan

kepadanya sesuai denga prosedur dan bertanggung jawab atas hasil

kerja dapat pula dikatakan memiliki disiplin kerja yang baik.

d. Ketaatan terhadap aturan kantor

Ketaatan memiliki arti selalu melaksanakan segala peraturan yang

telah ditetapkan. Ketaatan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh

maka akan mewujudkan ketertiban dalam suatu organisasi. Ketaatan

terhadap aturan dapat dilihat dari pegawai memakai seragam kantor,

menggunakan kartu tanda pengenal/identitas, membuat izin apabila

tidak masuk kantor juga merupakan cerminan dari disiplin yang

tinggi.

Saydam (2005:286) bentuk disiplin kerja yang baik akan tergambar

pada suasana:

a. Tingginya rasa kepedulian karyawan terhadap pencapaian tujuan

perusahaan.

b. Tingginya semangat dan gairah kerja dan inisiatif para karyawan

dalam melakukan pekerjaan.

c. Besarnya rasa tanggung jawab para karyawan untuk melaksanakan

tugas dengan sebaik-bainya.

d. Berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi di

kalangan karyawan.

(59)

Menurut Singodimedjo yang dikutip oleh Sutrisno (2010:94),

peraturan-peraturan yang berkaitan dengan disiplin itu antara lain:

a. Peraturan jam masuk, pulang, dan jam istirahat

b. Peraturan dasar tentang berpakaian, bertingkah laku dalam

pekerjaan.

c. Peraturan cara-cara melakukan pekerjaan dan berhubungan dengan

unit kerja lain.

d. Peraturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh

dilakukan oleh para pegawai selama dalam organisasi dan

sebagainya.

4. Pendekatan Disiplin Kerja

Mangkunegaran dalam Sari (2011:39) mengemukakan ada tiga

pendekatan disiplin, yaitu sebagai berikut :

a. Pendekatan disiplin modern

Pendekatan disiplin modern yaitu mempertemukan sejumlah

keperluan atau kebutuhan baru di luar hukuman. Pendekatan ini

berasumsi:

1) Disiplin modern merupakan suatu cara menghindarkan bentuk

hukuman fisik.

2) Melindungi tuduhan yang benar untuk diteruskan pada proses

(60)

3) Keputusan-keputusan semuanya terhadap kesalahan atau

prasangka harus diperbaiki dengan mengadakan proses

penyuluhan dengan mendapatkan fakta-faktanya.

4) Melakukan proses terhadap keputusan yang berat sebelah pihak

terhadap kasus disiplin.

b. Pendekatan disiplin dengan tradisi

Pendekatan dengan tradisi yaitu pendekatan disiplin dengan cara

memberi hukuman, pendekatan ini berasumsi sebagai berikut:

1) Disiplin dilakukan oleh atasan kepada bawahan, dan tidak

pernah ada peninjauan kembali bila telah diputuskan.

2) Disiplin adalah hukuman untuk pelanggaran, pelaksanaannya

harus disesuaikan dengan tingkat pelanggarannya.

3) Pengaruh hukuman untuk memeberikan pelajaran kepada

pelanggar maupun kepada pegawai lainnya.

4) Peningkatan perbuatan pelanggaran diperlukan hukuman yang

lebih keras.

5) Pemberian hukuman terhadap pegawai yang melanggar kedua

kalinya harus diberi hukuman yang lebih berat.

c. Pendekatan disiplin bertujuan

Pendekatan disiplin bertujuan berasumsi sebagai berikut:

1) Disiplin kerja harus dapat diterima dan dipahami oleh semua

(61)

2) Disiplin bukanlah suatu hukuman, tetapi merupakan

pembentukan perilaku

3) Disiplin ditujukan untuk perubahan perilaku yang lebih baik

4) Disiplin pegawai bertujuan agar pegawai bertanggung jawab

terhadap perbuatannya.

5. Teknik-Teknik Palaksanaan Disiplin Kerja

Mangkunegaran dalam Sari (2011:40) mengungkapkan terdapat

beberapa teknik dalam melaksanakan disiplin kerja yaitu :

a. Teknik disiplin pertimbangan sedini mungkin

Tindakan perbaikan sedini mungkin dari pihak menajer mengurangi

perlunya tindakan disipliner di masa mendatang. Jelaslah bahwa jika

keadaan yang tidak baik dibiarkan memburuk, semakin sulitlah

untuk mendapat pekerjaan yang baik dari bawahan yang tidak efektif

atau tidak berkemauan penuh.

b. Teknik disiplin pencegahan yang efektif

Salah satu cara terbaik untuk membantu bawahan menyadari

perlunya disiplin diri adalah dengan memberi mereka teladan yang

baik. Teknik lain yang dapat digunakan misalnya dengan

mengadakan hubungan kerja yang erat dengan setiap bawahan,

pimpinan dapat memberikan pujian tentang pekerjaan yang

(62)

c. Teknik disiplin dengan mendisiplinkan diri

Disiplin diri adalah usaha seseorang untuk mengendalikan reaksi

mereka terhadap keadaan yang tidak mereka senangi, dan usaha

seseorang untuk mengatasi ketidaksenangan itu. Cara yang dapat

dilakukan untuk mendisiplinkan diri adalah belajar menerima orang

yang tidak disukai dan mengerjakan yang tidak disukai.

d. Teknik disiplin inventori penyelia

Inventori penyelia terhadap disiplin memberikan pengetahuan pada

penyelia lain tentang bidang-bidang kritis dalam disiplin, seperti

sebab-sebab terjadinya masalah dalam kedisiplinan, komunikasi,

prinsip, dan konsepsi tentang disiplin, proses penentuan hukum,

pembuatan kaidah, dan pengambilan keputusan tindakan

kedisiplinan. Setelah seorang manajer melengkapi dengan informasi

itu, ia dapat memberikan latihan tambahan dan penyuluhan di tempat

kerja pada bawahannya.

e. Teknik disiplin menegur pegawai “primadona”

Teknik yang dapat digunakan adalah dengan mencari sebab-sebab

mengapa seorang bawahan menunjukkan perilaku demikian,

kemudian pimpinan harus dengan tegas menegur.

f. Teknik disiplin menimbulkan kesadaran diri

Teknik yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan teguran

(63)

pernyataan tertentu pada bawahan yang jawabannya merupakan

teguran otomatis bagi dirinya sendiri.

g. Teknik “Sandwich

Teknik ini terdiri dari teguran lisan secara langsung, diikuti oleh

ucapan syukur, dan diakhiri dengan peringatan yang lunak,

sebenarnya manajer menyelipkan (seperti sandwich) ucapan syukur dan persetujuannya di antara dua teguran yang semuanya dilakukan

pada saat itu juga.

D. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

1. Adi Wahyudi, Partono Thomas, Rediana Setiyani

Sebagai acuan penelitian terdahulu adalah Adi Wahyudi, Partono

Thomas, Rediana Setiyani yang menguji “Pengaruh Disiplin Kerja,

Motivasi Kerja, dan Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru”.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh disiplin kerja, motivasi

kerja, dan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru sebesar 65,4 %.

Terdapat pengaruh parsial disiplin kerja sebesar 17.56%, motivasi kerja

sebesar 27.77%, dan supervisi kepala sekolah sebesar 15.21% terhadap

kinerja guru. Dengan adanya disiplin kerja, motivasi kerja, dan supervisi

kepala sekolah dapat meningkatkan kinerja guru.

2. Roslena Septiana, Ngadiman, Elvia Ivada

Penelitian yang dilakukan oleh Roslena Septiana, Ngadiman, Elvia

(64)

dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SMP Negeri Wonosari”. Hasil

penelitian yaitu kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja secara

bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru,

kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh signifikan terhadap kinerja

guru, motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru SMP

Negeri Wonosari.

3. Intan Purnama Sari

Penelitian yang dilakukan oleh Intan Purnama Sari tentang

”Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Disiplin Kerja Guru

terhadap Kinerja Guru Akuntansi di SMK Program Bisnis dan Manajemen

se-Kabupaten Wonogiri.

Skripsi ini di latar belakangi dari observasi peneliti di SMK

Program Bisnis dan Manajemen, peneliti mengetahui bahwa kinerja guru

belum optimal. Dugaan ini muncul karena ada indikasi-indikasi yang bisa

menurunkan kinerja guru, diantaranya penggunaan metode serta metode

pembelajaran yang masih tradisional dan kurang inovatif sehingga dalam

menyampaikan materi masih ada siswa yang tidak memperhatikan,

kreativitas guru dalam menyusun RPP sangat kurang dan masih ada guru

yang tidak menyusun RPP sendiri melainkan menyalin RPP yang sudah

ada. Dalam hal kedisiplinan, keberangkatan dan kepulangan guru tidak

sesuai dengan jam kerja yang sudah ditentukan, ada sebagian guru yang

(65)

berakhir. Selain itu kepemimpinan kepala sekolah dianggap berpengaruh

terhadap kinerja guru.

Penelitian ini melibatkan populasi sebanyak 47 guru Akuntansi

yang tersebar di kabupaten Wonogiri. Metode pengumpulan data

menggunakan kuesioner atau angket. Variabel bebasnya adalah

kepemimpinan kepala sekolah dan disiplin kerja guru, dan variabel

terikatnya adalah kinerja guru. Karena lebih dari dua variabel maka untuk

pengujian hipotesis digunakan analisis regresi berganda.

Hasil analisis deskriptif menunjukkan rata-rata kinerja guru

akuntansi dalam kategori cukup, kepemimpinan kepala sekolah dalam

kategori baik dan disiplin kerja guru dalam kategori cukup. Hasil analisis

regresi dengan SPSS 17.0 menunjukkan terdapat pengaruh antara

kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru akuntansi sebesar

21,16%, terdapat pengaruh secara antara disiplin kerja guru terhadap

kinerja guru akuntansi sebesar 25,20%, dan terdapat pengaruh secara

simultan antara kepemimpinan kepala sekolah dan disiplin kerja guru

terhadap kinerja guru akuntansi sebesar 44,30%. Kesimpulan dari

penelitian ini adalah kepemimpinan kepala sekolah dan disiplin kerja guru

berpengaruh terhadap kinerja guru Akuntansi SMK se-Kabupaten

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2 Data SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen sebagai
Tabel 3.3 Perhitungan Sampel Guru SMK Bidang Keahlian Bisnis dan
Tabel 3.4 Skala Pengukuran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja terhadap motivasi kerja guru, pengaruh persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah terhadap

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya kepemimpinan partisipatif kepala sekolah dengan kinerja guru TK Se Kecamatan Medan Perjuangan.. Penelitian ini

Hipotesis dalam penelitian ini a dalah “Ada hubungan positif antara Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru.” Dimana semakin baik kepemimpinan kepala sekolah

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui adakah pengaruh komunikasi kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru SMAN 1 Sungguminasa Gowa 2) Mengetahui

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru, 2) Pengaruh fasilitas mengajar guru terhadap kinerja guru, 3)

Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada hubungan positif antara Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru.” Dimana semakin baik kepemimpinan kepala sekolah

Hasil penelitian menunjukan bahwa: terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja guru dan kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru di

Abstrak.Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru BK se-Kota Medan, populasi dalam penelitian ini adalah